Pajak Penerangan Jalan Tinjauan Teoritis 1. Otonomi Daerah dan Desentralisasi

41 berlakunya pada reklame yang dipasang; mengupayakan dan menjaga reklamenya agar tidak menganggu keindahan dan ketertiban umum, keamanan, kesusilaan dan kesehatan. Ijin reklame dapat dicabut apabila: pemegang ijin tidak memenuhi kewajiban-kewajiban mengenai tempat pemasangan reklame yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah setelah pemegang ijin reklame atau kuasanya diberi peringatan; pemasangan reklame mengubah bentuk reklame yang dipasang sehingga perubahan tersebut tidak sesuai dengan data pada permohonan ijin reklame yang diajukan; reklame yang dipasang tidak sesuai dengan keindahan dan ketertiban umum,keamanan, kesusilaan dan kesehatan.

2. Pajak Penerangan Jalan

a. Pengertian Pajak Penerangan Jalan Pajak Penerangan Jalan, yaitu pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. b. Dasar Pengenaan Tarif Dasar pengenaan tarif pajak penerangan jalan serta subyek pajak penerangan jalan adalah: 1. Dasar pengenaan pajak adalah nilai jual tenaga listrik. 42 2. Nilai jual tenaga listrik adalah dalam hal tenaga listrik dari PLN dengan pembayar, nilai jual tenaga listrik adalah tagihan biaya beban ditambah dengan biaya pemakaian kwh yang ditetapkan dalam rekening listrik. Sedangkan dalam hal tenaga listrik bukan dari PLN dengan tidak dipungut bayaran, nilai jual tenaga listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, penggunaan tenaga listrik atau taksiran penggunaan listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan. 3. Khusus untuk kegiatan industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, nilai jual tenaga listrik ditetapkan sebesar 30 tiga puluh persen. 4. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN bukan untuk industri sebesar 9 sembilan persen. 5. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN untuk tenaga industri sebesar 9 sembilan persen. 6. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN untuk industri sebesar 9 sembilan persen. 7. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN untuk industrisebesar 5 lima persen. 43 c. Subjek, Wajib serta Tarif Pajak Penerangan Jalan Subyek pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik yang menjadi pungutan daerah atas penggunaan tersebut dan diatur sesuai perundang-undangan. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik dan atau pengguna tenaga listrik dengan dasar pengenaan pajak adalah nilai jual tenaga listrik yang tarifnya ditetapkan paling tinggi sebesar 20. d. Objek Pajak Penerangan Jalan Adalah penggunaan tenaga listrik di wilayah daerah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah, dikecualikan dari objek pajak penerangan jalan yang dimaksud jika: 1. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah pusat dan daerah, penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh kedutaan, konsulat perwakilan asing dan lembaga-lembaga international dengan asas timbal balik. 2. Penggunaan tenaga listrik berasal dari bukan PLN dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dan instansi terkait. 44 3. Penggunaan tenaga listrik lainya diatur dengan peraturan daerah. e. Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pemungutan pajak penerangan jalan sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, menggunakan with holding system yaitu sistem pengenaan pajak yang dipungut oleh pemungut pajak pada sumbernya, dan pejabat atau badan yang ditunjuk atas tugas tersebut adalah Perusahaan Listrik Negara PLN.

5. Pendapatan Asli Daerah PAD