Aqidah Syari’ah Ciri-Ciri Sikap Keagamaan
mengandung dua unsur-unsur watak naluri dan unsure usaha lewat kebiasaan dan latihan.
Sedangkan menurut al-Farabi, sebagaimana yang telah dikutip oleh Muhamad Ardani, ia menjelaskan bahwa akhlak itu bertujuan untuk
memperoleh kebahagian yang merupakan tujuan tertinggi yang dirindui dan diusahakan oleh setiap orang.
23
Jadi, pada hakikatnya khuluk budi pekerti atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian
hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.
24
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya yang selalu ada
padanya, sifat itu dapat terlahir berupa perbuatan baik disebut akhlak yang mulia atau perbuatan buruk yang disebut akhlak yang tercela sesuai dengan
pembinaannya. Ruang lingkup akhlak mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pola hubungan dengan Allah, seperti mentauhidkan Allah dan
menghindari syirik, bertaqwa kepada-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya dan lain-lain
b. Pola hubungan manusia dengan Rasullah, yaitu menegakkan sunah
rasul, menziarahi makamnya di madinah dan membacakan shalawat.
c. Pola hubungan manusia dengan dirinya, seperti menjaga kesucian
diri dari sifat rakus dan mengumbar nafsu, mengembangkan keberanian dalam menyampaikan yang hak dan membrantas
kedzaliman. Pola hubungan dengan masyarakat, dalam konteks kepemimpinan,
seperti menegakkan keadalian, berbuat ihsan, menjungjung tinggi
23
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf..., h. 29
24
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. II, h.1
musyawarah, memandang kesederajatan manusia dan membela orang-orang yang lemah, mentaati pemimpin, dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan
kepemimpinan.
25
Asal kata Agama menurut bahasa Arab, agama berasal dari kata Ad- Din bahasa Belanda adalah religie, dalam bahasa Inggris religion, yang
mempunyai arti “hubungan antara manusia dengan suatu kekuasaan luar yang lain dan lebih daripada
apa yang dilami oleh manusia”. Menurut Quraish Shihab agama adalah “sebagai hubungan antara
makhluk dengan khaliqnya. Hubungan ini terwujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap
kesehariannya.
26
Prof Muzayyin Arifin dalam bukunya “Pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan Agama”, mengatakan:
”Dari aspek subjektif pribadi manusia, agama mengandung pengertian tentang tingkah laku manusia yang dijiwa oleh nilai-nilai
keagamaan yang berupa getaran batin yang dapat mengatur dan mengarahkan tingakah laku tersebut kepada pola hubungan antara
manusia dengan Tuhan-Nya dan pola hubungan antara manusia dengan
masyarakat sserta alam sekitar”.
27
Dari beberapa definisi agama yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar agama adalah tuntunan Tuhan untuk
diikuti,dipatuhi dan diamalkan oleh manusia untuk memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Sedangkan kata agamis itu
sendiri maksudnya adalah “sifat- sifat yang terdapat dalam agama, dapat juga dikatakan segala sesuatu
mengenai agama. Jadi yang dimaksud dengan membina sikap keagamaan adalah suatu
keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai kadar ketaatannya terhadap agama supaya lebih baik. Sikap keagamaan
25
Muslim Nurdin dkk.., Moral Dan Kognisi Islam, Bandung: CV ALVABETA, 1993, h. 205
26
M. Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur’an, Bandung: Mizan, 1994, Cet. 17, h. 210
27
Muzayyin arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1991, Cet. II, h. 1.