kebetulan ketentuan yang dipakai oleh masyarakat selama ini khusus mengenai imbangan pembagian hasil sejalan dengan Undang-undang No. 2 Tahun 1960.
4. Berakhirnya Perjanjian Bagi Hasil
Perjanjian bagi hasil di Kecamatan Payung Kabupaten Karo berakhir setelah selesai panen dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan kedua belah pihak yakni antara
pemilik dan penggarap tanah. Perjanjian bagi hasil yang dilakukan masyarakat di desa sampel umumnya dibuat tanpa memakai jangka waktu, sehingga perjanjian dapat
berakhir untuk setiap kali selesai panen.
Tabel 16 Alasan Pemutusan Perjanjian Bagi Hasil
Di Kecamatan Payung Kabupaten Karo n = 50
No Keterangan Jumlah
1 Penggarap tidak mau lagi mengerjakan tanah lahan
pertanian 33 66
2 Penggarap tidak patuh lagi kepada pemilik tanah
12 24
3 Pemilik ingin mengolah sendiri
1 2
4 Adanya pengaruh pihak ketiga
2 4
5 Atas persetujuan kedua belah pihak
2 4
Jumlah 50
100 Sumber : Data Primer 2006
Ada beberapa alasan mengapa terjadi pemutusan perjanjian bagi hasil antara pemilik dan penggarap, 33 responden 66 beralasan bahwa penggarap tidak mau lagi
mengerjakan tanahlahan pertanian dan 12 responden 24 mengemukakan alasan bahwa penggarap tidak patuh lagi kepada pemilik tanah, artinya lahan tidak lagi
Malem Ginting : Pelaksanaan Undang-Undang No. 2 Tahun 1960 Tentang Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian..., 2006 USU e-Repository © 2008
dikerjakan diolah secara baik, sehingga hasilnya tidak memuaskan. Di samping itu 1 responden 2 berpendapat bahwa pemilik ingin mengolah sendiri lahannya, dilain
pihak ada pula yang beralasan karena adanya pengaruh pihak ketiga, supaya lahan tersebut ditinggalkan, mungkin iri atau karena hal yang lain. Kemudian tidak tertutup
kemungkinan alasan pemutusan perjanjian bagi hasil karena ada kesepakatan di antara kedua belah pihak, 2 responden 4.
5. Penyelesaian Sengketa Dalam Perjanjian Bagi Hasil
Perjanjian bagi hasil yang terdapat di masyarakat pedesaan khususnya di Kecamatan Payung Kabupaten Karo terkadang timbul sengketa antara pemilik dan
penggarap tanah. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa jumlah sengketa yang timbul di desa sampel dalam perjanjian bagi hasil.
Tabel 17 Sengketa Antara Pemilik dan Penggarap Dalam Perjanjian Bagi Hasil
Di Kecamatan Payung Kabupaten Karo n = 50
No Keterangan Jumlah
1 Pernah 8 16
2 Tidak pernah
42 84 Jumlah
50 100
Sumber : Data Primer 2006 Dari data kuantitatif pada tabel di atas, dapat disebutkan bahwa dari 50
responden yang dijadikan sampel, ada 8 responden 16 yang pernah mengalami sengketa. Masalah yang disengketakan adalah tentang besarnya imbangan pembagian
hasil yang diterima oleh masing-masing pihak dan mengenai jangka waktu perjanjian, selebihnya 42 responden 84 tidak pernah bersengketa.
Malem Ginting : Pelaksanaan Undang-Undang No. 2 Tahun 1960 Tentang Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian..., 2006 USU e-Repository © 2008
Sengketa yang terjadi dalam perjanjian bagi hasil, umumnya terjadi karena perjanjian tidak dibuat secara tertulis lisan, terkadang para pihak lupa, berapa biaya
yang telah dikeluarkan oleh pemilik maupun penggarap untuk pengolahan tanahlahan seperti biaya membajak, bibit, upah aron, pupuk, obat-obatan dan lain-lain, sehingga
timbul sengketa mengenai jumlah biaya yang harus dipotongdikurangi dari hasil panen sebelum dibagi kepada masing-masing pihak.
Tabel 18 Penyelesaian Sengketa antara Pemilik dan Penggarap
Di Kecamatan Payung Kabupaten Karo n = 50
No Keterangan Jumlah
1 Dimusyawarahkan bersama
6 12 2
Dimusyawarahkan melalui keluarga 2
4 3
Diselesaikan lewat pengadilan 4
Belum pernah terjadi sengketa 42
84 Jumlah
50 100
Sumber : Data Primer 2006 Dari data tabel di atas, diketahui bahwa bila ada sengketa antara pemilik dan
penggarap baik mengenai biaya pengolahan tanah maupun tentang jangka waktu berakhirnya perjanjian bagi hasil, maka menurut 6 responden 12 diselesaikan melalui
musyawarah antara pemilik dan penggarap saja, dan 2 responden 4 dimusyawarahkan melalui keluarga kedua belah pihak, sedangkan selebihnya 42
responden 84 belum pernah mengalami sengketa dalam perjanjian bagi hasil, baik karena imbangan pembagian hasil maupun tentang berakhirnya jangka waktu perjanjian.
Dan dari kenyataan di lapangan bahwa para responden belum pernah menyelesaikan sengketa melalui pengadilan, karena kalaupun ada sengketa biasanya hanya menyangkut
Malem Ginting : Pelaksanaan Undang-Undang No. 2 Tahun 1960 Tentang Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian..., 2006 USU e-Repository © 2008
hal-hal yang kecil saja, sehingga dapat diselesaikan melalui musyawarah antara kedua belah pihak, kadangkala diikutsertakan keluarga untuk menyelesaikannya.
D. Hambatan-hambatan Yang Timbul Dalam Pelaksanaan Undang-Undang No. 2
Tahun 1960 di Kecamatan Payung Kabupaten Karo
Ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan UU No. 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil, sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini, walaupun tidak
tertutup kemungkinan akan ada hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya. Dari pertanyaan yang diajukan kepada responden, bertitik dari ketentuan yang
diatur dalam UU No. 2 Tahun 1960 mengenai syarat formal dari suatu perjanjian tentang bagi hasil, maka berdasarkan temuan di lapangan diketahui bahwa perjanjian bagi hasil
yang dilakukan masyarakat adalah dengan cara lisan, tanpa ada saksi 100, dan juga tidak dibuat dihadapan Kepala Desa disertai pengesahan dari Camat. Hal ini turut
dikuatkan oleh keterangan beberapa tokoh masyarakat dan Kepala Desa yang diwawancarai di Kecamatan Payung Kabupaten Karo,
70
yang menyatakan bahwa diadakannya perjanjian bagi hasil tidak pernah dilakukan dalam bentuk tertulis.
Kalaupun ada yang dibuat secara tertulis hanya terhadap perjanjian bagi hasil yang objeknya tanaman keras seperti jeruk, kopi atau coklat. Masyarakat di desa sampel
menyatakan bahwa perjanjian dibuat dengan dasar suka sama suka, tanpa ada paksaan. Dan hal itu sudah merupakan ciri khas tersendiri, dimana kesepakatan yang dibuat para
70
Wawancara dengan tokoh masyarakat, 3 Kepala Desa di Kecamatan Payung Kabupaten Karo pada tanggal 16 Juli 2006.
Malem Ginting : Pelaksanaan Undang-Undang No. 2 Tahun 1960 Tentang Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian..., 2006 USU e-Repository © 2008