Faktor-faktor Kemampuan Membaca Membaca

dengan indra peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh waktu belajar ”. 24 Pada umumnya, pembelajaran di sekolah terdapat pemisahan antara tubuh dan pikiran, sehingga yang sering terjadi adalah „duduk manis, jangan bergerak, dan tutup mulut’, karena menurutnya belajar hanya melibatkan otak saja. Kini, pemisahan tubuh dan pikiran dalam belajar mengalami tantangan serius, karena peneli tian neurologi menemukan bahwa „pikiran tersebar di seluruh tubuh’ atau pada intinya, tubuh adalah pikiran, dan pikiran adalah tubuh. 25 Jadi, dengan menghalangi pembelajar somatis menggunakan tubuh sepenuhnya dalam belajar, berarti menghalangi fungsi pikiran sepenuhnya. Para pelajar somatis atau kinestetik suka belajar melalui gerakan dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta. Banyak pelajar somatis menjauhkan diri dari bangku, mereka lebih suka duduk di lantai dan menyebarkan pekerjaan sekeliling mereka. Siswa ingin menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, bukan penerima pasif atas segala informasi. Salah satu cara merangsang somatis siswa adalah dengan gerakan Brain Gym. Brain Gym adalah serangkaian gerakan sederhana yang menyenangkan dan digunakan oleh para siswa di educational kinesiology Edu-K untuk meningkatkan belajar siswa dengan menggunakan keseluruhan otak. Bila diberi kesempatan untuk bergerak dengan cara mereka sendiri, anak-anak mampu menyelesaikan proses belajarnya. Dengan dukungan dan izin untuk bergerak secara positif di dalam kelas, siswa dapat mengembangkan kemampuan intelegensinya 24 Ibid, h. 92 25 Ibid, h. 93 yang unik dan lengkap dengan cara alami dan tidak akan terlambat lagi, melainkan merasa bebas untuk belajar. Ciri-ciri tipe somatis adalah sebagai berikut berbicara dengan perlahan; menanggapi perhatian fisik; menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka; berdiri dekat ketika berbicara dengan orang; selalu berorientasi pada disik dan banyak bergerak; mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar; belajar melalui memanipulasi dan praktik; menghafal dengan cara berjalan dan melihat; menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca; banyak menggunakan isyarat tubuh; tidak dapat duduk diam untuk waktu lama; tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang sudah pernah berada di tempat itu; menggunakan kata- kata yang mengandung aksi; menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot; mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca; kemungkinan tulisannya jelek; ingin melakukan segala sesuatu; menyukai permainan yang menyibukkan. 26 2. Belajar Auditori Bobbi Deporter menyatakan bahwa , “belajar auditori adalah cara belajar dengan menggunakan pendengaran ”. Belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat sejak adanya manusia. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang disadari. Telinga kita terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa disadari. Dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara. Beberapa area penting di otak menjadi aktif. 27 Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam pikiran pembelajaran, dapat dilakukan dengan cara mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari. Guru dapat menyuruh siswa menerjemahkan pengalaman mereka dengan suara, membaca dengan keras atau secara dramatis jika mereka mau, ajak mereka berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna- 26 Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, Quantum Learning Terjemahan Bandung: kaifa, 2005, h. 118-120 27 Dave Meier. Op. Cit, h. 95

Dokumen yang terkait

Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat Tahun Pelajaran 2015/2016

1 10 101

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Pada Siswa Kelas V Di MIN 6 Jagakarsa, Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2012/2013

0 5 186

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI SMA Insan Kamil Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014

1 7 105

Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sd Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran 2013/2014

1 6 140

Pengaruh Metode Membaca Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat

3 23 148

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Pengaruh Teknik Membaca Total Gaya SAVI Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Kelas III MIN 15 Bintaro Tahun Pelajaran 2014/2015

1 29 168

Pengaruh Metode Pembelajaran Learning Starts With A Question (LSQ) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di MIN 15 Bintaro

4 49 215

Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan Iklan Audio Visual di Kelas III MIN 15 Bintaro

0 15 0

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa melalui Metode Membaca Kritis pada Siswa Kelas V SD Negeri 18 Kampung Pansur Kecamatan Koto Xi Tarusan Tahun Pelajaran 2014/2015

1 1 8