Latar Belakang Dr. Halimatuddahliana, ST, M.Sc 5. Ir. Renita Manurung, MT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang memberikan kontribusi penting pada pembangunan ekonomi di Indonesia, khususnya pada pengembangan agroindustri yang memiliki daya saing tinggi. Hal ini disebabkan kelapa sawit memiliki beberapa keunggulan sehingga mampu bersaing dalam perdagangan nasional dan internasional. Produk-produk yang dihasilkan dari minyak sawit sangat luas. Produk utama kelapa sawit yaitu minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil CPO dan minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil PKO. Dari kedua produk ini dapat dibuat berbagai jenis produk pangan maupun produk oleokimia, salah satunya yang sangat ramai diperbincangkan dewasa ini adalah metil ester atau disebut juga biodiesel sebagai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Keberadaan minyak kelapa sawit sebagai salah satu sumber minyak nabati relatif cepat diterima oleh pasar domestik dan pasar dunia. Indonesia sekarang merupakan negara penghasil CPO peringkat pertama di dunia dengan total produksi 17 juta tontahun dengan areal produksi mencapai 5,5 juta Ha Pakpahan, 2007. Hendar Harahap : Optimasi Transesterifikasi Refinery Bleached Deodorized palm Oil Menjadi Metil Estes Menggunakan Katalis Lithium Hidroksida, 2008. USU e-Repository © 2008 Produk olahan CPO yang merupakan non pangan diantaranya adalah oleokimia. Salah satu produk turunan oleokimia adalah ester, contohnya adalah metil ester. Asam lemak metil ester mempunyai peranan utama dalam industri oleokimia. Metil ester digunakan sebagai senyawa intermediate untuk sejumlah oleokimia yaitu seperti fatty alcohol, alkanolamida, α-sulfonat, gliserol monostearat, surfaktan gliserin dan asam lemak lainnya. Selain itu metil ester saat ini telah digunakan sebagai bahan bakar alternatif mesin diesel Hariyadi, 2004. Crude Palm Oil CPO di pasaran biasanya mengandung sekitar 5 Free Fatty Acid FFA yang akan mengganggu reaksi utama pembentukan biodiesel, karena itu FFA ini harus dihilangkan atau dikonversi dengan menggunakan katalis asam melalui reaksi esterifikasi Prakoso, 2005. Dalam rangka mengantisipasi melimpahnya produksi CPO, maka diperlukan usaha untuk mengolah CPO menjadi produk hilir seperti Refined Bleached and Deodorized Palm Oil RBDPO yang memberikan nilai tambah yang tinggi. Produk olahan dari RBDPO dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu produk pangan dan non pangan. Produk pangan dari RBDPO terutama minyak goreng dan margarin. Produk non pangan yaitu oleokimia yaitu ester, asam lemak, surfaktan, gliserin dan turunan- turunannya. Transesterifikasi merupakan metode yang saat ini paling umum digunakan untuk memproduksi biodiesel dari refined fatty oil. Metode ini bisa menghasilkan biodiesel FAME hingga 98 dari bahan baku minyak tumbuhan Bouaid et al., Hendar Harahap : Optimasi Transesterifikasi Refinery Bleached Deodorized palm Oil Menjadi Metil Estes Menggunakan Katalis Lithium Hidroksida, 2008. USU e-Repository © 2008 2005. Transesterifikasi minyak kedelai dengan metanol juga dilakukan dengan rentang temperatur reaksi 30-70 °C dengan rasio molar 1:6 dan konsentrasi katalis 0,2 ww pada putaran 150, 300 dan 600 rpm, dengan waktu reaksi 90 menit, dimana pengambilan sampel dilakukan pada waktu 1-2 menit untuk interval 10-15 menit waktu transesterifikasi dengan volume sampel 2 ml, kemudian disimpan pada lemari pendingin bertemperatur dibawah 5 °C Noureddini and Zhu, 1997. Transesterifikasi menggunakan katalis heterogen juga dilakukan dengan metode dan jenis katalis yang berbeda, seperti penggunaan Al 2 O 3 sebagai katalis heterogen dengan waktu reaksi selama 12 jam pada temperatur reaksi 550°C. Hak- Joo Kim et al., 2004. Katalis barium dapat mengkonversi metil ester hingga 100 dengan waktu reaksi 15 menit dengan konsentrasi katalis 1,5 dari berat bahan baku yaitu trigliserida Mazzocchia, 2004. Penggunaan katalis heterogen memberikan alternatif proses transesterifikasi untuk memperoleh metil ester, diantaranya katalis Zirconium Zr, Zirconia Sand dan Titanium Ti pada temperatur reaksi 60°C selama 180 menit Khan, 2002. Penggunaan katalis lithium hidroksida dapat digunakan kembali reuse pada transesterifikasi. Penggunaan katalis tersebut juga dimaksudkan untuk mengetahui konversi metil ester yang dihasilkan dibandingkan dengan katalis lainnya seperti barium hidroksida, kalsium hidroksida, magnesium hidroksida dan lain-lainnya. Hendar Harahap : Optimasi Transesterifikasi Refinery Bleached Deodorized palm Oil Menjadi Metil Estes Menggunakan Katalis Lithium Hidroksida, 2008. USU e-Repository © 2008

1.2 Perumusan Masalah