Metil Ester Dr. Halimatuddahliana, ST, M.Sc 5. Ir. Renita Manurung, MT

Pada tahap pertama konversi trigliserida menjadi digliserida, kemudian digliserida terkonversi menjadi monogliserida yang pada akhirnya akan terkonversi menjadi gliserol. Konversi metil ester adalah bentuk molekul dari masing-masing tahapan di atas Freedman et al., 1986, Noureddini and Zhu 1997. Tiga tahapan reaksi transesterifikasi, yaitu : Trigliserida TG + R’OH ↔ Digliserida DG + R’COOR 1 Digliserida DG + R’OH ↔ Monogliserida MG + R’COOR 2 Monogliserida MG + R’OH ↔ Gliserol GL + R’COOR 3

2.4 Metil Ester

Metil ester diperoleh melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi dimana gliserin dipisahkan dari minyak nabati. Proses ini menghasilkan dua produk yaitu metil ester biodieselmono-alkyl esters dan gliserin yang merupakan produk samping. Bahan baku utama untuk pembuatan metil ester antara lain minyak nabati, lemak hewani, lemak bekaslemak daur ulang Rahayu, 2005. Minyak nabati yang digunakan dapat dalam bentuk minyak. Produk metil ester tergantung pada minyak nabati yang digunakan sebagai bahan baku serta pengolahan pendahuluan dari bahan baku tersebut. Alkohol yang digunakan sebagai pereaksi untuk minyak nabati adalah metanol, namun dapat pula digunakan etanol, isopropanol atau butyl, tetapi perlu diperhatikan juga kandungan air dalam alkohol tersebut. Bila kandungan air tinggi akan mempengaruhi hasil biodiesel. Disamping itu Hendar Harahap : Optimasi Transesterifikasi Refinery Bleached Deodorized palm Oil Menjadi Metil Estes Menggunakan Katalis Lithium Hidroksida, 2008. USU e-Repository © 2008 hasil metil ester juga dipengaruhi oleh tingginya suhu operasi proses produksi, lamanya waktu pencampuran atau kecepatan pencampuran alkohol Rahayu, 2005. Kriteria dasar untuk metil ester dapat dipergunakan sebagai bahan bakar biodiesel mengacu pada standar yang dikeluarkan oleh American Standard for Testing Material ASTM, pada umumnya kualitas biodiesel mengacu pada beberapa faktor, diantaranya : 1. Kualitas bahan baku. 2. Komposisi asam lemak dari minyak tumbuhan ataupun hewan. 3. Proses produksi dan bahan yang digunakan pada proses tersebut. 4. Tempat produksi. Tabel 2.4 memberikan nilai dari berbagai parameter untuk metil ester dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel atau biodiesel. Tabel 2.4 ASTM D 6751-02 Spesifikasi biodiesel Parameter Metode Batas Terendah Satuan Titik nyala D 93 130 min °C Kadar air endapan D 2709 0,05 mak Volume Viskositas kinematik, 40 °C D 445 1,9 – 6,0 mm 2 s Kadar abu D 874 0,02 mak wt. Kadar sulfur total D 5453 0,05 mak wt. Copper Strip Corotion D 130 No. 3 mak - Angka setana D 613 47 min - Titik kabut D 2500 - °C Residu karbon D 4530 0,05 mak Wt. Bilangan asam D 664 0,8 mak mg KOHg Gliserol bebas D 6584 0,02 wt. Gliserol total D 6584 0,24 wt. Kandungan phospor D 4951 10 ppm Sumber : ASTM International, 2002 Hendar Harahap : Optimasi Transesterifikasi Refinery Bleached Deodorized palm Oil Menjadi Metil Estes Menggunakan Katalis Lithium Hidroksida, 2008. USU e-Repository © 2008 Secara umum, biodiesel memiliki angka cetane yang lebih tinggi dibandingkan dengan solar. Biodiesel pada umumnya memiliki rentang angka cetane dari 46 - 70, sedangkan bahan bakar diesel memiliki angka cetane 47 - 55 Bozbas, 2005. Panjangnya rantai hidrokarbon yang terdapat pada ester fatty acid alkyl ester, misalnya menyebabkan tingginya angka setana biodiesel dibandingkan dengan solar Knothe, 2005. Tingginya harga viskositas SVO straight vegetable oil atau refined fatty oil yang mendasari perlu dilakukannya proses kimia yaitu transesterifikasi, untuk menurunkan harga viskositas minyak tumbuhan sehingga mendekati viskositas bahan bakar solar. Perbedaan viskositas antara minyak mentahrefined fatty oil dengan biodiesel juga bisa digunakan sebagai salah satu indikator dalam proses produksi biodiesel Knothe, 2005. Tabel 2.5 Karakteristik biodiesel dan petroleum diesel Sifat FisikaKimia Biodiesel Petroleum Diesel Densitas, grml 0,8624 0,8750 Viskositas, cSt 5,55 4,0 Titik nyala, °C 172 98 Angka setana 62,4 53 Kadar air, 0,1 0,3 Sumber : Darnoko and Cheryan, 2000 Hendar Harahap : Optimasi Transesterifikasi Refinery Bleached Deodorized palm Oil Menjadi Metil Estes Menggunakan Katalis Lithium Hidroksida, 2008. USU e-Repository © 2008 Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, tidak beracun dan dibuat dari minyak nabati atau minyak goreng bekas. Secara kimia biodiesel termasuk dalam golongan mono-alkil ester dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 20 yang mengandung oksigen. Hal ini yang membedakannya dengan petroleum diesel yang komponen utamanya hanya terdiri dari hidrokarbon tanpa oksigen Darnoko dan Cheryan, 2000. Hendar Harahap : Optimasi Transesterifikasi Refinery Bleached Deodorized palm Oil Menjadi Metil Estes Menggunakan Katalis Lithium Hidroksida, 2008. USU e-Repository © 2008 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian