2.3. Perilaku kesehatan.
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai makna yang sangat luas antara lain mencakup berjalan, berbicara,
bereaksi, berfikir tanggap dan emosi. Perilaku juga berarti aktifitas organisme, baik yang
diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Benyamin Bloom cit. Notoatmojo 2003, perilaku terdiri atas pengetahuan, sikap dan tindakan.
a. Pengetahuan. Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang diketahui manusia
tentang objek tertentu. Pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang melalui proses pengingatan atau pengenalan suatu informasi, ide atau fenomena yang diperoleh
sebelumnya. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. b. Sikap
Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, tetapi merupakan suatu predisposisi untuk terjadinya suatu
perilaku. Alport menguraikan sikap menjadi tiga komponen yaitu; 1 Komponen kognisi, yang berhubungan dengan keyakinan, ide dan konsep, 2 Komponen afeksi, yang
menyangkut kehidupan emosional seseorang dan komponen konasi, yang merupakan kecendrungan bertingkah laku.
Oktavia Dewi: Analisis Hubungan Maloklusi Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007, 2008. USU e-Repository © 2008
c. Praktek atau Tindakan practice
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan antara lain fasilitas.
2.4. Kebutuhan dan perilaku pencarian pengobatan
2.4.1. Kebutuhan Dalam konsep tentang kebutuhan, ada empat jenis kebutuhan yaitu:
a. Kebutuhan Normatif, merupakan kebutuhan yang ditetapkan oleh seseorang ahli
atau profesional sesuai dengan tolak ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas yang ditetapkan berdasarkan standar sehingga menunjukkan kebutuhan itu ada. Kebutuhan
normatif ini dapat berbeda, sesuai dengan penelitian yang dipakai antara satu orang dengan yang lainnya.
b. Kebutuhan yang dirasakan, merupakan kebutuhan yang diidentifikasikan orang-
orang sebagai apa yang mereka inginkan. Kebutuhan jenis ini dapat terbatas banyaknya tergantung pada kesadaran dan pengetahuan orang tentang apa yang tersedia.
c. Kebutuhan yang dinyatakan, merupakan kebutuhan yang dirasakan dan telah diubah
menjadi permintaan yang terungkap demand. Kebutuhan yang diungkapkan dapat bertentangan dengan kebutuhan normatif oleh profesional.
d. Kebutuhan komparatif, jenis kebutuhan ini dapat dengan membandingkan kelompok–kelompok individu yang sama, contohnya ada kelompok yang sudah
mendapat promosi kesehatan dan ada yang belum mendapatkan promosi kesehatan kemudian ditetapkan sebagai kelompok yang memiliki kebutuhan.
Oktavia Dewi: Analisis Hubungan Maloklusi Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007, 2008. USU e-Repository © 2008
Penilaian kebutuhan akan perawatan keadaan maloklusi memerlukan suatu pengertian bahwa tanpa perawatan, maloklusi tersebut akan berakibat negatif, dan
keadaan negatif tadi tidak akan terjadi jika kondisi tersebut dirawat. Tuntutan akan kebutuhan perawatan maloklusi ditentukan oleh gabungan dua faktor utama yaitu
kebutuhan yang timbul dari masyarakat dan profesional dan sumber ekonomi yang tersedia untuk membiayai perawatan tersebut Emilia, 2000.
2.4.2. Perilaku pencarian pengobatan Perilaku pencarian pengobatan merupakan tindakan yang dilakukan seseorang saat
mengalami gejala sakit, yang selanjutnya mengambil keputusan apakah akan mencari pengobatan profesional atau tidak. Perilaku pencarian pengobatan dapat dibedakan atas :
a. Tidak bertindak apa – apa Tidak bertindak apa-apa kemungkinan karena individu merasa penyakitnya bisa
sembuh dengan sendirinya, atau menganggap tugas–tugas lain lebih penting daripada pergi mencari pengobatan. Alasan lain kemungkinan karena individu mengganggap
penyakitnya adalah merupakan bagian dari hidupnya yang harus dijalani atau memang karena tidak dapat berbuat sesuatu untuk mengubah situasi.
b. Bertindak mengobati
sendiri. Bertindak mengobati sendiri kemungkinan karena individu merasa bahwa
berdasarkan pengalaman-pengalaman lalu pengobatan sendiri sudah dapat menyembuhkan penyakitnya.
c. Pengobatan tradisional.
Oktavia Dewi: Analisis Hubungan Maloklusi Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007, 2008. USU e-Repository © 2008
Pengobatan tradisional antara lain pengobatan yang dilakukan oleh dukun. d.
Mencari pengobatan modern yang diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta. Mencari pengobatan modern dilakukan pada puskesmas, rumah sakit, dokter praktek dan
balai pengobatan Notoatmojo, 2003. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah konsep perilaku pencarian pengobatan
profesional akibat adanya kebutuhan yang dirasakan dan telah berubah menjadi permintaan yang terungkap demand. Seseorang mencari pengobatan tergantung dari
tingkat keparahan keadaan maloklusi yang dirasakannya. Apabila maloklusi dirasakan sudah mengganggu aktifitas dan kehidupan sosial maka seseorang akan mencari
pengobatan sebaliknya jika tidak mengganggu kehidupannya maka dia tidak melakukan tindakan apa–apa.
Anderson mengkategorikan faktor determinan dalam penggunaan pelayanan kesehatan dalam tiga kategori utama yaitu :
a. Karakteristik predisposisi, ciri–ciri individu yang digolongkan dalam ciri-ciri
demografi umur, jenis kelamin, struktur sosial pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal dan kepercayaan kesehatan Health belief
b. Karakteristik pendukung Enabling, yaitu pendapatan, asuransi kesehatan, fasilitas
pelayanan kesehatan. c. Karakteristik kebutuhan Need yaitu kebutuhan yang dirasakan atau preceived
subject assessment dan evaluasi atau diagnosa klinis. Model Anderson dapat diilustrasikan pada gambar dibawah ini.
Predisposing Enabling Need Health Services Use
Oktavia Dewi: Analisis Hubungan Maloklusi Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007, 2008. USU e-Repository © 2008
Demography Family resource Perceived
Social structure Communiy resources
Evaluated
Health belief Gambar 1. Model Penggunaan Pelayanan Kesehatan Menurut Anderson
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Notoatmodjo , 2003.
2.5. Pendidikan Orang Tua