BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan disain cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor independen terhadap faktor
dependen dengan menggunakan model observasi sekaligus pada suatu saat Murti 1997. Pada disain penelitian ini informasi mengenai maloklusi diperoleh secara bersamaan
dengan kualitas hidup. 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian.
3.2.1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SMU Kota Medan. Alasan untuk memilih daerah ini
adalah karena remaja Kota Medan merupakan kelompok referensi reference group bagi para remaja Sumatera Utara.
3.2.2. Waktu penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelusuran pustaka dilanjutkan dengan penelitian untuk mengumpulkan data, pengolahan data, analisis data, penyusunan laporan
penelitian, penulisan tesis, seminar hasil penelitian dan ujian komprehensif yang dimulai dari bulan Januari 2006 sampai Desember 2007.
Oktavia Dewi: Analisis Hubungan Maloklusi Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007, 2008. USU e-Repository © 2008
3.3. Populasi dan sampel.
3.3.1.Populasi Populasi adalah remaja yang berstatus pelajar siswa SMU Kota Medan yang
berjumlah 116.038 orang dari 18 SMU Negeri dan 138 SMU Swasta yang ada di Kota Medan berdasarkan data pada Dinas Pendidikan Sumatera Utara tahun 2006. Alasan
dipilihnya anak SMU untuk mewakili remaja adalah karena usia anak SMU yang berkisar antara 15 sampai 18 tahun merupakan remaja tahap akhir yang mulai mengembangkan
pemikiran bagaimana pandangan orang terhadap penampilan dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Mereka menghabiskan waktu sekitar tujuh jam sehari bahkan lebih di
sekolah. Ini berarti bahwa hampir separuh waktunya setiap hari dilewatkan di sekolah. 3.3.2. Sampel.
3.3.2.1. Besar sampel. Karena terbatasnya biaya, tenaga dan waktu maka dilakukan pengambilan sampel. Besar sampel ditentukan dengan rumus beda proporsi pada populasi
Lameshow, 2001 : n = [ Z
1 – 2
√ 2.P 1-P + Z
1 – 2
√ P
1
1 -P
1
+ P
2
1-P
2
]
2
P
1
- P
2 2
n
= Jumlah sampel yang dibutuhkan Z
1 – 2
= nilai baku normal berdasarkan error type I =0,05 yang ditentukan =1, 96 .
Z
1 – 2
= nilai baku normal berdasarkan error type II =0,2 yang ditentukan
=0,84 Power of Study = 80
P
1
= Proporsi tertinggi pada keluhan terhadap kualitas hidup yaitu makanan sangkut = 66 Situmorang, 2004
P
2 =
Proporsi yang diharapkan tidak lebih dari 15 dari P
1
= 81 P = Proporsi rata – rata p
1
dan p
2
.
Berdasarkan penghitungan lampiran 1 dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh besar sampel minimal 134 sampel. Oleh karena metode sampel pada penelitian
ini adalah Stratified Cluster 2 tingkat respondennya dikelompokan atas 2 kelompok maka
Oktavia Dewi: Analisis Hubungan Maloklusi Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007, 2008. USU e-Repository © 2008
jumlah sampel minimal dikalikan 2 menjadi 268. Karena yang diklaster adalah kelas maka semua murid yang hadir pada kelas terpilih pada hari penelitian di jadikan sebagai
sampel sehingga besar sampel pada penelitian ini menjadi 413 orang. 3.3.2.2. Metode sampling menggunakan stratifikasi–kluster 2 tingkat. Satuan klaster
pada penelitian ini adalah kelas X, XI, dan XII pada tiap sekolah dan strata adalah klasifikasi SMU negeriswasta berdasarkan pembagian kecamatan Kota Medan. Secara
administratif Kota Medan terbagi atas 21 kecamatan yang digolongkan menjadi 2 kategori yaitu lingkar dalam dan lingkar luar. Lingkar dalam terdiri dari 10 kecamatan
yaitu Kecamatan Medan Baru, Medan Petisah, Medan Barat, Helvetia, Polonia, Medan Area, Medan Kota, Medan Maimun, Medan Timur dan Medan Deli. Lingkar luar terdiri
dari 11 kecamatan yaitu Kecamatan Medan Tuntungan, Selayang, Sunggal, Johor, Denai, Perjuangan, Amplas, Tembung, Marelan, Labuhan dan Belawan.
Kota Medan terdiri dari 156 SMU negeri swasta yang dapat dikelompokkan atas 104 SMU negeriswasta yang berada dilingkar dalam dan 52 SMU negeriswasta yang
berada di lingkar luar Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, 2006. Pengelompokan ini berdasarkan perbedaan jenis informasi dan status sosial remaja SMU
Kota Medan yang nantinya akan berpengaruh terhadap pengukuran kualitas hidup. Pengambilan sampel dilakukan dengan 2 tahap. Tahap pertama, dari semua SMU
negeri dan swasta dipilih 2 SMU negeriswasta dari lingkar luar dan 2 SMU negeriswasta dari lingkar dalam secara acak. SMU yang terpilih untuk lingkar dalam
adalah SMUN 4 di Kecamatan Medan Petisah, SMU swasta Harapan di Kecamatan Medan baru. Untuk lingkar luar SMU yang terpilih adalah SMUN 3 di Kecamatan Medan
labuhan dan SMU swasta Panca Budi di Kecamatan Sunggal.
Oktavia Dewi: Analisis Hubungan Maloklusi Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007, 2008. USU e-Repository © 2008
Tahap kedua adalah memilih kelas pada SMU terpilih secara acak kelas X, XI dan XII, karena tiap tingkatan kelas terdiri dari kelas paralel maka dilakukan pemilihan kelas
yaitu untuk SMU yang berada di lingkar dalam yaitu SMUN 4 terpilih kelas X
7
, XI
IPA3
dan XII
IPS2
serta SMU Swasta Harapan yaitu kelas X
3,
XI
IPS3
dan XII
IPA3
. Untuk SMU yang berada dilingkar luar terpilih SMUN 3 Medan dengan kelas X
1
, XI
IPS1
dan XII
IPS1
serta SMU Swasta Panca Budi Medan dengan kelas X
2,
XI
IPA1
dan XII
IPA3
. Agar diperoleh data yang akurat tentang keluhan yang dirasakan oleh karena adanya maloklusi, maka
siswa yang terpilih sebagai sampel adalah siswa yang sehat secara fisik dengan arti tidak menderita cacat jasmani.
3.4. Metode dan Pengumpulan Data