Metode dan Pengumpulan Data Variabel dan Defenisi Operasional

Tahap kedua adalah memilih kelas pada SMU terpilih secara acak kelas X, XI dan XII, karena tiap tingkatan kelas terdiri dari kelas paralel maka dilakukan pemilihan kelas yaitu untuk SMU yang berada di lingkar dalam yaitu SMUN 4 terpilih kelas X 7 , XI IPA3 dan XII IPS2 serta SMU Swasta Harapan yaitu kelas X 3, XI IPS3 dan XII IPA3 . Untuk SMU yang berada dilingkar luar terpilih SMUN 3 Medan dengan kelas X 1 , XI IPS1 dan XII IPS1 serta SMU Swasta Panca Budi Medan dengan kelas X 2, XI IPA1 dan XII IPA3 . Agar diperoleh data yang akurat tentang keluhan yang dirasakan oleh karena adanya maloklusi, maka siswa yang terpilih sebagai sampel adalah siswa yang sehat secara fisik dengan arti tidak menderita cacat jasmani.

3.4. Metode dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di sekolah responden dengan metode wawancara dan pemeriksaan status maloklusi. Wawancara menggunakan kuesioner terstruktur berisi pertanyaan mengenai status sosiodemografi, karakteristik perilaku kesehatan gigi dan penilaian responden tentang kualitas hidup. Pengumpulan data dilapangan dilakukan oleh peneliti dibantu enam orang mahasiswa Kedokteran Gigi USU yang sedang menjalani kepaniteraan klinik dibagian Kesehatan Gigi Masyarakat. Agar tidak terjadinya kesalahan pengukuran maka kepada pengumpul data dilakukan pelatihan dan kalibrasi sehingga diperoleh persepsi dan interpretasi yang sama dan konsisten. Setelah data dikumpul maka dilakukan editing, dibuat struktur data, file data, data entry dan dianalisis dengan bantuan perangkat lunak pogram komputer.

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional

Oktavia Dewi: Analisis Hubungan Maloklusi Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007, 2008. USU e-Repository © 2008 Berdasarkan variabel penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa defenisi operasional penelitian sebagai berikut : a. Jenis kelamin adalah pria atau wanita yang dapat mempengaruhi persepsi pada remaja SMU terhadap keadaan maloklusi yang berdampak pada perbedaan tingkatan kualitas hidupnya. b. Pendidikan ibu adalah pendidikan terakhir ibu yang diambil melalui jalur sekolah secara formal terdiri atas: tidak sekolahtidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMU, tamat perguruan tinggiakademi. c. Pekerjaan orang tua, terutama pekerjaan ayah, jika ayahnya sudah tidak ada maka diambil pekerjaan ibu, dan apabila ayah dan ibu juga sudah tidak ada maka diambil pekerjaan wali yang menanggung hidup responden. Terdiri atas lima klasifikasi berdasarkan tingkat pendidikan yaitu : 1. Kelas 1 : pekerjaan yang membutuhkan pendidikan tingkat tinggi seperti dokter, jaksa, hakim, direktur bank, arsitektur, pengacara, direktur perusahaan, akuntan, notaris, manager perusahaan dan pekerjaan yang setara. 2. Kelas 2 : pekerjaan keahlian yang membutuhkan pendidikan menengah seperti guru, perawat, bidan, apoteker, pemilik toko, pemilik salon, PNS, pegawai swasta, teknisi, polisi, tentara, pramugari dan pekerjaan yang setara. 3. Kelas 3 : pekerjaan yang mempunyai pendidikan dasar seperti supir, tukang jahit, pengrajin, montir, pelukis, penulis, pelayan toko, pelayan restoran, pelayan hotel, penjaga kasir, penjual sayur, satpam, tukang parkir dan pekerjaan setara. Oktavia Dewi: Analisis Hubungan Maloklusi Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007, 2008. USU e-Repository © 2008 4. Kelas 4 : pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan dasar seperti buruh, pembersih jalan, pembantu rumah tangga, tukang cuci, pesuruh, buruh tani dan pekerjaan yang setara. 5. Kelas 5 : tidak bekerja. d. Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui remaja tentang maloklusi yaitu berupa : macam kelainan gigi, arti kelainan susunan gigi, ciri ciri maloklusi, dan adanya perawatan maloklusi. e. Sikap adalah keyakinan responden terhadap masalah, akibat dan keinginan untuk merawat maloklusinya. f. Perilaku perawatan adalah tindakan responden untuk melakukan perawatan maloklusi ke dokter gigi selama satu tahun terakhir. g. Maloklusi adalah kelainan susunan gigi dari bentuk oklusi yang dianggap menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk normal. Maloklusi pada penelitian ini adalah maloklusi yang membutuhkan perawatan berdasarkan kriteria HMA indeks. h. Kualitas hidup adalah respons terhadap gejala yang dialami remaja SMU akibat maloklusi dalam kehidupan sehari–harinya selama satu tahun terakhir terhadap keterbatasan fungsi fisik, rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, ketidakmampuan fisik, ketidakmampuan psikis, ketidakmampuan sosial dan hambatan

3.5. Metode Pengukuran