Gambaran Persediaan Produk Akhir Perhitungan

perusahaan untuk memperhatikan lebih dalam mengenai elemen logistik khususnya hal persediaan yang merupakan pemborosan utama yang terjadi.

5.3. Implementasi Praktik Eliminasi Pemborosan

Implementasi untuk eliminasi pemborosan ini difokuskan terhadap persediaan yang termasuk dalam elemen logistik. Kemudian akan diikuti dengan elemen metrik untuk melihat seberapa besar pengaruh yang terjadi apabila implementasi tersebut dilakukan, melalui perhitungan inventory turnover .

5.3.1. Elemen Logistik

Logistik merupakan salah satu elemen utama dalam Lean manufacturing yang membahas tentang aturan operasi dan mekanisme untuk perencanaan dan pengendalian aliran material, seperti persediaan.

5.3.1.1. Gambaran Persediaan Produk Akhir

Data yang diperlukan pada penelitian ini antara lain data jumlah produksi, permintaan dan persediaan setiap bulannya selama setahun satuan ton. Tabel 5.1. Data Jumlah Produksi, Permintaan dan Persediaan Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri Universitas Sumatera Utara Hal yang pertama kali dibuat untuk memudahkan proses penelitian adalah dengan membuat profil data persediaan sekarang atau saat ini existing inventory profile selama setahun yang diperoleh dari data histori perusahaan. Pada Gambar 5.1. dapat dilihat profil persediaan tersebut. Gambar 5.1. Profil Persediaan Sekarang Existing Inventory Profile

5.3.1.2. Perhitungan

Safety Stock Setelah membuat profil persediaan sesuai data yang ada, lalu dihitung safety stock yang sesuai dengan data permintaan dan data produksi yang ada. Tabel 5.2. menunjukkan data permintaan selama setahun beserta jumlah, rata-rata, dan standar deviasinya. Tabel 5.2. Data Permintaan Periode Mei 2014 – April 2015 Rata-rata 300,08 Universitas Sumatera Utara Rata-rata per hari 0,73 S tandar Deviasi σ 35,51 Tabel 5.3. menunjukkan data produksipengadaan produk jadi beserta jumlah, rata-rata, dan standar deviasinya. Tabel 5.3. Data Produksi Periode Mei 2014 – April 2015 Rata-rata 284,5 Rata-rata per hari 0,66 Standar Deviasi σ 39,64 Langkah pertama untuk dapat menghitung safety stock adalah menghitung terlebih dahulu jumlah produksi yang sebaiknya dihasilkan untuk meminimalkan biaya carrying cost dan biaya pemesanan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini dapat diperoleh melalui rumus: Dimana: EOQ = Economic Order Quantity C o = Ongkos pesan Ci = Carrying cost per tahun D = jumlah permintaan per tahun U = Biaya produksi Universitas Sumatera Utara Maka dihitunglah EOQ ton ≈ 281 ton Kemudian dihitung standar deviasi kombinasi dari data permintaan dan data pengadaanproduksi. Dimana: = standar deviasi dari kombinasi probabilitas T = waktu siklus pengadaan rata-rata asumsi 1 tahun = 350 hari kerja = standar deviasi siklus pengadaan D = permintaan harian rata-rata asumsi 1 tahun = 350 hari kerja = standar deviasi permintaan Perhitungannya adalah sebagai berikut: 40, 86 ton Kemudian dihitung nilai fk untuk dapat menghitung kebutuhan safety stock dengan rumus: Universitas Sumatera Utara Dimana: fk = fungsi dari kurva normal yang menunjukkan area sebelah kanan dari distribusi normal SL = tingkat ketersediaan produk asumsi = 99 = Standar deviasi kombinasi antara ketidakpastian permintaan dan siklus pengadaan. Q = kuantitas pengadaan diperoleh dari rumus EOQ Perhitungannya adalah sebagai berikut: k = 1,1 dilihat dari tabel loss integral untuk distribusi normal Kemudian dilanjutakan dengan rumus safety stock yaitu: Safety Stock = k × σ c Dimana: SS = safety stock K = faktor yang berkorespondensi dengan fk = Standar deviasi kombinasi Perhitungannya adalah sebagai berikut: Safety Stock = 1,1 × 40,68 = 44,95 ton ≈ 45 ton Universitas Sumatera Utara

5.3.1.3. Gambaran Usulan Persediaan berdasarkan