44
1. Definisi Penerjemahan
Penerjemahan memiliki banyak definisi dari setiap tokoh. Berikut definisi penerjemahan dari beberapa tokoh:
a Newmark Menurut newmark penerjemahan yaitu menerjemahkan makna suatu teks
kedalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksud pengarang.
29
b Nida dan Taber “translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural
equivalent of the source message, first in terms of meaning and secondly in terms of style” menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam
bahasa penerima barang yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam Bsu, pertama-tama mengungkapkan makna dan yang kedua
mengungkapkan gaya.
30
c Moeliono Moeliono berpandangan bahwa pada hakikatnya penerjemahan itu merupakan
kegiatan mereproduksi amanat atau pesan bahsa sumber dengan padanan yang paling dekat dan wajar di dalam bahasa penerima, baik dilihat dari segi arti
maupun gaya.
31
d Pinhhuck “Translation is a process of finding a TL equivalent for an SL untterance”.
Dalam Bahasa Indonesia dikatakan bahwa “penerjemahan adalah proses penemuan padanan ujaran bahasa sumber di dalam bahasa sumber.
32
29
Rochayah M achali, Pedoman Bagi Penerjemah Grasindo, 2000 h. 5.
30
A. Widyam art aya, Seni M enerjemahkan Yoyakart a: Kanisius, 1994 cet ke-4, h. 11.
31
Syihabuddin, Penerjemah Arab-Indonesia, h. 10.
32
Suryawinat a dan Hariyant o, Translat ion, h.13.
45
Dari keempat tokoh tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa penerjemahan merupakan pengalihan bahasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran tanpa mengubah
pesan yang ingin disampaikan kepada pembacanya dengan menggunakan padanan yang tepat dan selaras dalam menerjemahkannya.
2. Langkah-langkah Penerjemahan
untuk mendapatkan pemahaman, implikatur, dan pemadanan yang tepat, penerjemah harus mengikuti langkah-langkah penerjemahan.
Dr. Ronald H. Bathgate, dalam karangannya yang berjudul “a survey of translation theory” mengemukakakn tuh langkah dalam penerjemahan:
1 Penjajagan tuning Pada tahap awal ini penerjemah menyelaraskan antara bahasa sumber dengan
bahasa sasaran. Maksudnya, penerjemah mengetahui bahasa siapa yang diterjemahkan, bahasa seorang pujanggakah, seorang noveliskah, seorang penulis
iklankah, dan sebagainya. Selain itu, cara menjajagi bahan yang akan diterjemahkan penerjemah harus membaca bahan secara berula-ulang, sesuai kebutuhan.
33
Pada tahap ini penerjemah harus dapat menentukan sikap dan mental yang tepat, harus
dapat membayangkan susunan kata atau susunan frase kalimat yang selaras. 2 Penguraian analysis
Tiap-tiap kalimat dalam bahasa sumber diuraikan ke dalam satuan-satuan berupa kata-kata atau frase. Kemudian penerjemah menentukan hubungan sintaksis anatara
berbagai unsur kalimat itu. Langkah ini mengacu pada leksikal, morfologi, dan sintaksis suatu kalimat. Pada langkah ini, penerjemah sudah bisa melihat hubungan
antara unsur-unsur dalam bagian teks yang akan diterjemahkan dan mulai berpikir untuk menciptakan konsistensi dalam terjemahannya
33
Hidayatullah M och.Syarif, Tarjim Al-An Dikara:2010, h. 15.
46
3 Pemahamanunderstanding
Pada bagian ini penrjemah harus dapat menangkap gagasan utama tiap paragraf, ide-ide pendukung dan pengembangannya. Ia harus dapat menangkap hubungan
gagasan satu sama lain dalam tiap paragraf dan antar paragraf. Langkah ini ada dalam ruang lingkup semantik dan pragmatik sesuai konteks. Dalam hal ini penerjemah
hendaknya satu bidang ilmu dengan pengarang, sehingga penerjemah mengetahui konteks naskah yang akan diterjemahkan. Namun, janganlah seorang penerjemah
menjadi seorang pengarang sendiri yang mengabaikan pesan yang ditujukan pengarang kepada pembaca.
4 Peristilahan Terminology Setelah pemahaman isi dan bentuk bahasa sumber, penerjemah kemudian
berpikir tentang pengungkapannya ke dalam bahasa sasaran. Berusaha terus dalam mencari istilah-istilah, ungkapan-ungkapan dalam bahasa sasaran yang tepat dan
selaras. Kata-kata, ungkapan-ungkapan atau istilah yang digunakan jangan sampai menyesatkan pembaca. Oleh karena itu, sesuai pernyataan yang penulis nyatakan di
atas, penerjemah diusahakan sebidang ilmunya dengan pengarang. Apabila masih terjadi kesulitan atau tidak satu bidang ilmunya, penerjemah dapat berkonsultasi
kepada ahlinya. 5
Perakitan restructuring Pada langkah ini penerjemah mengolah dan menyusun komponen-komponen
maknayang selaras dengan norma-norma dalam bahasa sasaran. 6
Pengecekan checking Untuk menghasilkan sebuah terjemahan yang baik dan efektif, penerjemah harus
melakukan peninjauan atau penegecekan kembali dengan memeriksa kesalahan-
47
kesalahan yang mungkin terjadi pada penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan susunan kalimatnya.
7 Pembicaraan discussion
Sebelum menyelesaikan langkah langkah penerjemahan, alangkah baiknya apabila penerjemah berdikusi kepada ahli Tsu dan penerjemah senior terkait hasil
terjemahannya, baik menyangkut isi maupun menyangkut bahasa. Namun, menurut Mc Arthur, 1992:1052. Dia memandang bahwa langkah
penerjemahan dapat dibagi menjadi tiga.
34
1 Receptive phase = merujuk pada berusaha menegngkap ide atau pikiran dalam bahasa awal.
2 Code-switching = mencari padanan dalam bahasa sasaran. 3 Productive phase = hasil penyalinan ide tersebut diungkapkan sesuai norma atau
aturan dalam bahasa sasaran.
3. Metode Penerjemahan