Metode Penerjemahan Teori Terjemah

47 kesalahan yang mungkin terjadi pada penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan susunan kalimatnya. 7 Pembicaraan discussion Sebelum menyelesaikan langkah langkah penerjemahan, alangkah baiknya apabila penerjemah berdikusi kepada ahli Tsu dan penerjemah senior terkait hasil terjemahannya, baik menyangkut isi maupun menyangkut bahasa. Namun, menurut Mc Arthur, 1992:1052. Dia memandang bahwa langkah penerjemahan dapat dibagi menjadi tiga. 34 1 Receptive phase = merujuk pada berusaha menegngkap ide atau pikiran dalam bahasa awal. 2 Code-switching = mencari padanan dalam bahasa sasaran. 3 Productive phase = hasil penyalinan ide tersebut diungkapkan sesuai norma atau aturan dalam bahasa sasaran.

3. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan adalah teknik yang dipergunakan oleh seorang penerjemah saat hendak memutuskan menerjemahkan suatu Tsu. Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli. Namun, di antara metode yang ada, metode yang ditawarkan Newmark 1988 yang dianggap paling lengkap dan memadai 35 Metode terjemahan yang dimaksudkan di atas, mengacu pada diagram V. 36 34 M uh. Arif Rokhm an, Penerjemahan Teks Inggris: Teori dan Lat ihan, h. 10. 35 Hidayatullah M och.Syarif, Tarjim Al-An Dikara:2010, h. 31. 36 Newm ark, Peter. “ A Textbook of Translat ion” . 1988, h. 45 48 Diagram V Bsu Bsa Kata demi kata Adaptasi Harfiah Bebas Setia Idiomatik Semantik Komunikatif Newmark membagi metode penerjemahan kedalam dua sisi, yang pertama, yaitu mementingkan keterjagaan Bsu bahasa sumber dan yang kedua, mementingkan pembacaan dalam Bsa bahasa sasaran. Di dalam sisi yang mementingkan keterjagaan Bsu, Newmark membaginya kedalam empat metode, yaitu: Metode pertama, yaitu kata demi kata. Kata demi kata adalah metode penerjemahan yang mempertahankan susunan kata Bsu dan kata-kata diterjemahkan satu per satu dengan makna yang paling umum, di luar koteks. Kemudian kata-kata kultural atau kebudayaan diterjemahkan secara harfiah. Metode kedua, yaitu harfiah. Harfiah adalah metode penerjemahan yang mengkonversikan konstruksi gramatikal Bsu ke padanan Bsa yang paling dekat tetapi 49 kata-kata leksikal masih diterjemahkan kata per kata. Menurut Catford seorang penerjemah hendaknya mencari padanan yang sedekat mungkin dengan teks aslinya dalam Bsu, padanan itu harus sesuai dengan bahasa sasaran. Sebab jika tidak, yang terjadi bukanlah terjemahan melainkan pemindahan transference. 37 Metode ini mempermudah penerjemah melihat masalah yang harus diatasi. Metode ketiga, yaitu setia. Setia adalah metode penerjemahan yang berupaya menghasilkan kembali makna konstektual Bsu yang tepat. Dengan menggunakan metode penerjemahan ini, penerjemah mentransfer kata-kata kultural dan mempertahankan tingkat ketidakwajaran gramatikal dan leksikal penyimpangan dari norma-norma Bsu dalam penerjemahan. Metode keempat, yaitu semantik. Perbedaan antara penerjemahan setia dan semantik adalah bahwa metode penerjemahan setia lebih kaku dan tidak berkompromi dengan kaidah, sedangkan metode penerjemahan semantik lebih luwes. Di samping empat macam metode penerjemahan yang penekanannya pada Bsu, terdapat juga empat macam metode yang penekanannya pada Bsa, sebagaimana dipaparkan berikut ini yang penomorannya melanjutkan metode-metode sebelumnya. Metode kelima, yaitu adaptasi. Metode ini merupakan bentuk penerjemahan paling bebas. Pada umumnya jenis ini dipakai dalam penerjemahan drama atau puisi dimana tema, plot, dan karakter dipertahankan. Metode keenam, yaitu bebas. Metode ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk teks Bsu. Biasanya metode ini berbentuk parafrase yang dapat lebih pendek atau lebih panjang dari teks aslinya dan biasa dipakai di kalangan media massa. 37 Hanafi Nurrachm an, Teori Dan Seni M enerjemahkan Nusa Indah, h. 26 50 Metode ketujuh, yaitu idiomatis. Metode ini bertujuan meproduksi pesan dalam teks Bsu, tetapi sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatis yang tidak didapati pada versi aslinya. Dengan demikian, banyak terjadi distorasi nuansa makna. Metode kedelapan, yaitu komunikatif. Metode ini merupakan metode yang sangat sempurna dalam penerjemahan, sebab metode ini berupaya memberikan makna konstektual Bsu yang tepat sedemikian rupa sehingga isi dan bahasanya dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca. Menurut Machali, metode ini sesuai dengan namanya, memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan. Menurut Newmark hanya metode semantik dan komunikatiflah yang dapat memenuhi tujuan utama penerjemahan, yaitu keakuratan dan keekonomisan. Menurutnya penerjemahan semantik ditulis pada tingkat linguistik penulis dan digunakan untuk teks- teks ekspresif, sedangkan penerjemahan komunikatif pada linguistik pembaca dan digunakan untuk teks-teks vokatif dan informatif.

4. Menilai Kualitas Terjemahan