17
Terlihat bahwa pembagian disiplin menurut A.S. Moenir agak berbeda dengan apa yang disampaikan oleh A.A. Anwar Prabu
Mangkunegara. Pada pembagian yang pertama, disiplin kerja yang dimaksud adalah sikap ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau
tata tertib yang berlaku sedangkan pada pembagian yang kedua, disiplin kerja yang dimaksud lebih ditekankan pada peneguhan atau penegakan
aturan-aturan dalam organisasi, sehingga ada yang preventif untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan ada yang korektif untuk
memperbaiki pelanggaran yang sudah terjadi.
3. Fungsi Disiplin Kerja Guru
Fungsi disiplin kerja guru sebagaimana dikemukakan oleh A. Tabrani Rusyan, dkk dalam bukunya Upaya Meningkatkan Kinerja Guru
di Sekolah Dasar, Sebagai Berikut: a.
Disiplin membawa proseskinerja kearah produktifitas yang tinggi. b.
Disiplin mempengaruhi kegiatan guru dalam proses kinerja. c.
Disiplin memperteguh guru untuk memperoleh hasilkerja yang memuaskan.
d. Disiplin member kemudahan bagi guru dalam memperoleh hasilkerja
yang memuaskan. e.
Disiplin memberikan kesiapan bagi guru dalam melaksanakan proses kinerja.
f. Disiplin akan menunjang hal-hal yang positif dalam melakukan
berbagai kegiatan dan proses kinerja.
25
Dengan demikian betapapentingnya disiplin kerja guru. Telah dipaparkan bahwa produktifitas ditentukan oleh disiplin kerja. Itulah guru
yang dapat diharapkan mampu meningkatkan produktifitas kerja. Dari uraian diatas jelaslah bahwa antara disiplin dan kerja terdapat
hubungan yang sangat erat sehingga satu sama lain sangat mempengaruhi, disiplin yang tinggi akan menimbulkan semangat yang tinggi sebaliknya
semangat kerja yang tinggi menghasilkan disiplin yang tinggi pula.
25
A. Tabrani Rusyan, dkk. Upaya meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar, Jakarta : Inti Media Cipta Nusantara, 2001, cet. Ke-2, h.56
18
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru
Malayu S.P. Hasibuan menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja guru, diantaranya: tujuan dan kemampuan,
teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, waskat, sanksi atau hukuman, ketegasan, hubungan kemanusiaan.
26
Adapun penjelasan setiap aspek tersebut secara singkat diuraikan pada pemaparan berikut.
Aspek tujuan yang ingin dicapai dan kemampuan guru ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan guru. Tujuan yang akan dicapai
harus jelas sehingga guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam mengajar. Kemampuan tersebut sebaliknya harus sesuai dengan
bidangnya guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Akan tetapi jika kegiatan mengajar berada di luar kemampuan guru atau
jauh di bawah kemampuannya dan tidak ada tujuan yang jelas maka kesungguhan dan tingkat disiplin guru menjadi rendah.
Aspek keteladanan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan guru. Pimpinan , dalam hal ini kepala sekolah dijadikan
teladan dan panutan oleh para guru. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, disiplin, jujur, adil, serta harus disesuaikan antara kata dan
perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, penerapan disiplin kerja guru pun akan ikut baik. Dengan demikian bila ingin menegakkan
kedisiplinan pada guru maka hendaknya diusahakan agar kepala sekolah harus lebih dulu menegakkan disiplin.
Aspek balas jasa di sini lebih ditekankan pada aspek gaji dan tunjangan kesejahteraan. Gaji dan tunjangan kesejahteraan ikut
mempengaruhi kedisiplinan guru karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan guru terhadap pekerjaannya.
Aspek keadilan ikut mendorong terwujudnya tingkat kedisiplinan guru. Hal ini disebabkan oleh sifat manusia yang selalu merasa dirinya
26
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, …, h. 195-196
19
penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Kepala sekolah yang baik akan selalu berusaha bersikap adil terhadap tenaga
pengajar dan staf sekolah, tidak membeda-bedakan anatara guru yang satu dengan yang lain. Dengan demikian maka diharapkan semua guru
tidak ada rasa cemburu dengan yang lain karena diperlakukan tidak adil sehingga semangat kerjanya menjadi lebih baik. Dengan begitu diharapkan
guru dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan penuh semangat dan disiplin.
Aspek waskat pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan guru dalam pekerjaannya.
Dengan waskat berarti kepala sekolah harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja guru.
Aspek sanksi atau hukuman berperan penting dalam memelihara tingkat disiplin kerja guru. Adanya sanksi atau hukuman bagi yang
melanggar akan membuat guru menjadi ragu untuk melakukan kesalahan atau kekeliruan. Mereka akan mempertimbangkan sanksi yang akan
diterima jika melanggar peraturan atau tata tertib yang ada. Dengan begitu maka kedisiplinan guru dalam bekerja dapat tetap terjaga.
Aspek ketegasan pimpinan dalam bertindak akan mempengaruhi tingkat kedisiplinan guru. Seorang kepala sekolah harus
mampu mengatasi para guru yang bermasalah dalam pekerjaannya dengan beranitegas. Berani bertindak untuk menghukum setiap guru
yang tidak disiplin dalam pekerjaannya. Dengan begitu, guru akan semakin menjaga diri agar tetap patuh dan taat disiplin pada aturan yang
berlaku. Aspek hubungan kemanusiaan yang harmonis antara kepala
sekolah, para guru dan staf, ikut menciptakan tingkat kedisiplinan yang baik. Kepala sekolah harus berusaha menciptakan suasana hubungan
kemanusiaan yang serasi serta mengikat, baik hubungan vertikal maupun horizontal. Dengan demikian tingkat kedisiplinan para guru dan
staf akan meningkat.
20
IG Wursanto menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan merosotnya disiplin kerja yaitu : 1. Faktor Kepemimpinan, 2. Faktor
Kebutuhan, 3. Faktor Pengawasan. a. Faktor Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi tingkah laku orang lain. Dalam mencapai tujuan yang
efektif, kepala sekolah sebagai pemimpin harus berusaha dengan segala potensi yang dimilikinya untuk menggerakkan dan mempenagaruhi guru-
gurunya agar dapat bekerja dengan disiplin yang tinggi. b. Faktor Kebutuhan
Pegawai tidak hanya menuntut terpenuhnya kebutuhan ekonomis, tetapi kebutuhan sosial dan psikologis perlu diperhatikan pula.
Pada umunya yang diiinginkan para pegawai ialah sebagai berikut : a.
Pemimpin yang baik mampu memberikan bimbingan dan pengarahan.
b. Lingkungan kerja yang menyenagkan.
c. Kondisi kerja yang menyenagkan.
d. Gaji yang layak
e. Hubungan kerja yang harmonis
c. Faktor Pengawasan. Faktor pengawasan atu controling sangat penting dalam usaha
untuk meningkatkan disiplin yang tinggi. Pengawasan hendaknya dilaksanakan secara efektif, jujur dan objektif.
27
Sedangkan menurut Saroso mengemukakan Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
guru antara lain : Morilsemangat kerja pegawai, kesejahteraan pegawai, dan suasana kerja yang harmonis.
a. Morilsemangat kerja pegawai Seseorang pegawai akan patuh terhadap disiplin kerja yang
telah disepakati apabila morilsemangat kerja mereka tinggi. Sebaliknya apabila seorang pegawai mempunyai moril yang
27
IG Wursanto, Dasar-dasar Manajemen Personalia, Jakarta : Pustaka Dian,1988, cet. Ke-2, h.151
21
rendah maka ia akan berbuat tidak sesuai dengan peraturan yang telah disepakati.
b. Kesejahteraan pegawai
Kesejahteraan merupakan keinginan tetap setiap manusia, kesejahteraan selalu dikaitkan dengan terpenuhinya segala
kebutuhan, untuk kesejahteraan pegawai pemimpin wajib intensif finansial sebagai imbalan jasa yang telah mereka berikan kepada
perusahaan. c. Suasana kerja yang harmonis
Suasana kerja yang harmonis ditandai dengan komunikasi yang lancar, pentilasi yang cukup, letak peralatan yang teratur,
yang dapat membantu pegawai berbuat disiplin.
28
5. Tugas Guru dan Tanggung Jawab Guru