Pengertian Belajar Aktivitas Belajar Siswa

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan af-idah hatidaya nalar agar kamu bersyukur” An-Nahl : 78. 27 Untuk menjelaskan pengertian belajar, terdapat banyak definisi, oleh karena itu penulis akan menyebutkan beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Menegaskan, bahwa “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. 28 Wasty Soemanto dalam Psikologi Pendidikan, menurut James O. Wittaker, “Belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”. 29 Margaret E. Bell Greadler dalam bukunya Belajar dan Membelajarkan, bahwa “Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap”. 30 E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja dalam bukunya Pengantar Psikologi mengemukakan, bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman- pengalaman”. 31 Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, dalam bukunya Psikologi Pendidikan , mendefinisikan, bahwa “Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, 27 R.H.A. Soenarjo, Dkk., Al- Qur’an dan Terjemah,… h. 413 28 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru ,… h. 87 29 Wasty Soemanto, psikologi pendidikan…, h. 104 30 Margaret E. Bell Greadler, Belajar dan Membelajarkan Terjemahan, Jakarta: PT. RajaGrafinda Persada, 1994, Cet. II, h. 1 31 E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Jakarta: PT. Angkasa Bandung, 1989, h. 103 mencangkup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya”. 32 Oemar Hamalik, dalam bukunya Proses Belajar Mengajar, menyatakan “Belajar adalah suatu proses, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan”. 33 Hoeni Nasution, dalam bukunya Psikologi Pendidikan, menyatakan bahwa “Belajar adalah merupakan aktivitas yang menghasilan perubahan dan kemampuan baru pada diri individu yang belajar baik yang aktual maupun potensial dalam waktu yang relatif lama ”. 34 Fadilah Suralaga, Dkk, dalam bukunya Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, mendefinisikan “Belajar adalah merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan di lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. 35 Bersandar dari definisi-definisi di atas, belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perbuatan-perbuatan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah dari belajar. Kita pun hidup dan bekerja serta melakukan suatu perbuatan menurut apa yang kita telah pelajari dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kogntif. Akan tetapi belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil, maka belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggara jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan 32 Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1997, h.34 33 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2011, Cet. XI, h. 29 34 Hoeni Nasution, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 1997, h. 13 35 Fadilah Suralaga, Dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam ,… h. 63 rumah atau keluarganya sendiri. Karena itulah belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

3. Teori-teori Belajar

Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Untuk lebih memperjelas pengertian tentang pentingnya belajar, prinsip-prinsip belajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa teori belajar. Di antara sekian banyak teori yang berdasarkan eksperimen ada tida macam yang sangat menonjol, yakni: 1 Teori Behaviorisme Teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan pada prilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Koneksionisme, merupakan teori yang pertama dari rumpun behaviorisme. Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak lain dari suatu hubungan antara perangsang-jawaban atau stimulus-respons. Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus-respons sebanyak-banyaknya. Siapa yang menguasai hubungan stimulus-respons sebanyak- banyaknya ialah orang pandai atau berhasil dalam belajar. Pembentukan hubungan stimulus-respons dilakukan melalui ulangan-ulangan. 36 Dengan kata lain mereka berpendapat, bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau penguatan dari lingkungan. Dengan demikian, tingkah laku belajar terdapat jalinan yang kuat dan erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulusinya. Oleh 36 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. V, h. 168 karena itu guru-guru yang menganut pandangan ini berpendapat, bahwa tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan sekarang, dan bahwa setiap tingkah laku adalah merupakan hasil belajar. Tokoh yang sangat terkenal dari teori ini adalah Thorndike. Teori belajar Thorndike disebut “connectionism” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering pula disebut trial-and error learning individu yang belajar melakukan kegiatan melalui proses trial-and- error dalam rangka memilih respons yang tepat bagi stimulus tertentu. Thorndike mengemukakan tiga prinsip atau hukum dalam belajar. Pertama, law of readinees, belajar akan berhasil jika reaksi terhadap stimulis didukung oleh kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut. Kedua, law of exercise, belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan dipraktekan. Praktek perlu disertai dengan reward. Ketiga, law of effect, belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik dan sebaliknya apabila mendapatkan sesuatau yang mengganggu maka kekuatan hubungan menjadi berkurang. 37 Kemudian teori pengkondisian “conditioning” merupakan perkembangan lebih lanjut dari koneksionisme. Teori ini dilatarbelakangi oleh percobaan Pavlov dengan keluarnya air liur. Air liur akan keluar apabila anjing melihat atau mencium bau makanan. Dalam percobaannya Pavlov membunyikan bel sebelum memperlihatkan makanan pada anjing. Setelah diulang berkali-kali ternyata air liur tetap keluar apabila bel berbunyi meskipun makanannya tidak ada. Penelitian ini menyimpulkan bahwa prilaku individu dapat dikondisikan. Belajar merupakan suatu upaya untuk 37 Wasty Soemanto, psikologi pendidikan…, h. 123-124 mengkondisikan pembentukan suatu prilaku atau respons terhadap sesuatu. Pengembangan lebih lanjut dari teori koneksionisme, ialah teori penguatan “reinforcement”. Kalau pada pengkondisian yang diberi kondisi adalah perangsangnya, maka pada teori penguatan yang dikuatkan adalah responsnya. Seorang siswa belajar dengan giat dan dia dapat menjawab semua pertanyaan dalam ujian. Guru memberikan penghargaan pada siswa tersebut dengan nilai tinggi, pujian atau hadiah. Dengan pemberian hadian itu maka siswa tersebut akan lebih rajin lagi untuk belajar. Jadi suatu respons diperkuat dengan penghargaan atau hadiah. Teori penguatan disebut juga “operant conditioning” dan tokoh utama dari teori ini adalah Skiner. 38 Dalam pengajaran operant conditioning menjamin respons- respons terhadap stimuli. Apabila murid tidak menunjukan reaksi- reaksi terhadap stimuli, guru tidak mungkin dapat membimbing tingkah lakunya ke arah tujuan behavior. Guru berperan penting di dalam kelas untuk mengontrol dan mengarahkan kegiatan belajar ke arah tercapainya tujuan yang telah dirumuskan. 2 Teori Kognitif Para ahli aliran kognitif, mereka berpendapat bahwa tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh “insight” untuk pemecahan masalah. Jadi teori ini berpendapat bahwa tingkah laku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam suatu situasi. Teori ini mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar “Gestalt”. Dan peletak dasar teori Gestalt adalah Max Wertheimer 38 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan ,… h. 168-169 yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Kaum Gestalt berpendapat bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Orang yang belajar, mengamati stimulus dalam keseluruhan yang terorganisir, bukan dalam bagian pisah. Suatu konsep yang penting dalam teori ini adalah tentang insight yaitu pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian di dalam suatu situasi permasalahan. 39 Bertolak dari teori Gestalt, Kurt Lewis mengembangkan suatu teori belajar “congnitive field” dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologis sosial. Lewis memandang masing-masing individu sebagai berada di dalam suatu medan kekuatan yang bersifat psikologis. Medan kekuatan psikologis di mana individu beraksi disebut life space. Menurut Lewis belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dari struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu dari struktur medan kognisi itu sendiri, yang lainya dari kebutuhan dan motivasi internal individu. Oleh karena itu Lewin memberikan peranan yang lebih penting pada motivasi dari reward. 40 Kemudian Jerome Bruner dengan “discovery learning” merupakan salah satu instruksional kognitif yang sangat berpengaruh. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk memecahkan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna Dahar, 1988: 125. 41 39 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, … h. 128 40 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, … h. 129 41 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, Cet. III, h. 38

Dokumen yang terkait

Improving student's pronunciation by using minimal pair drill ( a classroom action research at grade VII.3 SMPN 66 Jakarta)

1 6 104

Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Pengaruh Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 241 Jakarta

0 8 111

Peranan pendidikan agama islam dalam pembentukan kepribadian siswa di SMP Negeri 66 Kebayoran Lama Jakarta Selatan

1 19 57

Pengaruh Penggunaan Hp'ermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Ekskresi

3 31 273

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 RANTAU SELATAN.

0 2 32

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA SISWA Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Nege

0 2 16

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA SISWA Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Nege

0 1 11

Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Aktivitas Penjualan (Studi Korelasi tentang Pengaruh Penggunaan HP Bagi Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Aktivitas Penjualan di Kalngan Ibu Rumah TanggaReseller Fashion Hijab Surakarta Tahun 2016).

0 0 15

Pengaruh penggunaan alat komunikasi handphone terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih peserta didik MTs Sunan Ampel Sidoraharjo.

1 7 115

PENGARUH PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP P

0 0 17