Pengaruh Penggunaan Hp'ermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Ekskresi

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Aida Fitriyah

NIM: 1110016100006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Siswa pada Konsep Sistem Ekskresi disusun oleh

Aida

Fitriyah, NIM.

1110016100006, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakartq 28 Februari 2015

Yang Mengesahkan:

Pembimbing

Il

N,

Nenssih Juanenssih. M.Pd NIP: 19790510 200604 2 001


(3)

Faliultas mu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalarn Ujian Munaqasah pada tanggal 20 Maret 2015 di hadapan dervan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta 23 Maret 2015

Panitia Uiian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA) Baiq Hana Susanti. M.Sc

NrP. r9700209 200003 2 001

I'engLrji I

Baiq Hana Susanti. M.Sc NrP. 19700209 200003 2 001

Penguji

ll

Env S. Rosvidatun. MA

NrP. I9750924 2006042 001

Tanggal

021.91.-.29ti

2L(4

-

zots-Zfl^t

Q;.,t ...1.'.1...


(4)

Nama

NIM

Jurusan Alamat

Nama Pembimbing

I

NIP

Nama Pembimbing

II

NIP

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Hp'ermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Ekskresi adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Aida Fitriyah

1110016100006

Pendidikan IPA/ Pendidikan Biologi

Jl. Sunan Bonang, Gumantuk, Maduran, Lamongan, Jawa Timur

Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd 196s011s t98703 r 020 Nengsih Juanengsih, M.Pd

19790s10 2006042001

Demikian surat pemyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala kosekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Iakaia,23 Maret 20i 5


(5)

i ABSTRAK

AIDA FITRIYAH, 1110016100006. “Pengaruh Penggunaan Hypermedia terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Ekskresi” (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 47 Jakarta), Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

hypermedia terhadap hasil belajar siswa terhadap konsep sistem ekskresi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 47 Jakarta tahun pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain pretest–posttest control group design. Sampel penelitian ini berjumlah 34 siswa kelas XI MIA 4 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan media pembelajaran

hypermedia dan 34 siswa kelas XI MIA 3 sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan menggunakan media yang biasanya digunakan oleh guru yaitu media presentasi powerpoint. Kedua kelas tersebut menggunakan tahapan proses belajar dengan pendekatan saintifik. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar berupa tes objektif pilihan ganda yang telah diuji keabsahannya. Pengujian statistik dari kedua kelas tersebut menggunakan uji-t, diperoleh hasil thitung sebesar 2.12 dan ttabel sebesar 1.67. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2.12 > 1.67) sehingga H0 ditolak pada taraf signifikan α = 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi.


(6)

ii

Program, Department of Educational Sciences, Faculty of Tarbiya’ and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

This research aims to determine the effect of the use of hypermedia to the learning outcomes of students to the concept of the excretory system. This research was conducted at SMA 47 Jakarta 2014/2015 academic year. The method used was a quasi-experimental design with pretest-posttest control group design. Sample size was 34 students of class XI MIA 4 as an experimental class treated using hypermedia learning media and 34 students of class XI MIA 3 as grade control treated using media that is typically used by teachers, media powerpoint presentation. Both of classes are using scientific approach in this research. The research instrument used was the achievement test in the form of multiple choice objective test that has tested its validity. Statistical testing of these two classes using t-test, obtained results tcount 2.12 and ttable 1.67. This suggests that tcount > ttable

(2.12> 1.67) so H0 is rejected at alfa significance scale α = 0.05. The results of this

research indicate that there is a hypermedia influence on student learning outcomes in the concept of the excretory system.


(7)

iii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis. Shalawat serta salam semoga selalu Allah curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarga juga para sahabat-sahabat beliau dan mudah-mudahan termasuk pula kita selaku umat-Nya. Sehingga dengan Ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi.

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Program S-1 pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini bukan semata-mata atas usaha sendiri, melainkan bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Zulfiani, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran.

5. Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran.


(8)

iv

6. Yanti Herlanti, M.Pd, selaku Pakar Media yang telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan media

7. Hj. Umairoh, S.Pd, MM, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 47 Jakarta dan Dwi Suwartini, S.Pd, selaku guru bidang Biologi yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian skripsi.

8. Seluruh keluarga besar SMA Negeri 47 Jakarta khususnya kepada siswa kelas XI MIA 3 dan XI MIA 4 yang telah bersedia bekerjasama selama penelitian. 9. Teristimewa kepada orang tua penulis ayahanda H. Ahmad Ali Shofan (alm)

dan Ibunda Hj. Arafah tercinta serta kakakku Ahmad Nur Khozin dan adikku Nova Tsamrotul Aini tercinta yang telah memberikan banyak motivasi, kasih

sayang dan curahan perhatian baik berupa moril maupun materil serta do’a

yang selalu teriring setiap saat untuk penulis dalam menghadapi segala hal. 10.Teman-teman di Program Studi Pendidikan Biologi 2010 yang tidak saya

sebutkan namanya satu-persatu. Terima kasih atas dukungan dan kasih sayangnya.

11.Sahabat-sahabat tercinta Ferry Septian, Ella Nurlela, Ditya Ambarwati, Tuti Khoiriah, Tio Lutfi, Alvian Yadi, Bayu Purnomo, Kurnia Dewi yang selama ini bersama-sama memperjuangkan skripsi kita dan selalu bersama baik susah maupun senang serta memberikan dukungan selama penulis menyusun skripsi. 12.Giri Widyan, S.TI, selaku ahli teknologi yang membantu membuat

hypermedia.

13.Semua pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari pihak-pihak yang telah membantu di dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Jakarta, Februari 2015


(9)

v

Halaman

ABSTRAK ...………i

ABSTRACT ...………ii

KATA PENGANTAR ……….……iii

DAFTAR ISI .………...…v

DAFTAR TABEL ………viii

DAFTAR LAMPIRAN ….……….…..ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 5 C. Pembatasan Masalah 5 D. Perumusan Masalah 5 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 6 BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran 7

a. Pengertian Media Pembelajaran 7

b. Ciri-ciri Media Pembelajajaran 8

c. Fungsi Media Pembelajaran 9 d. Manfaat Media 11

e. Klasifikasi Media 12 2. Multimedia 16

3. Hypermedia 18

4. Hasil Belajar 21

5. Sistem Ekskresi 28


(10)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu 35

B. Metode dan Desain 35

C. Populasi dan Sampel 36

D. Teknik Pengumpulan Data 36

E. Instrumen Penelitian 36

1. Tes 36

2. Lembar Observasi 38

F. Kalibrasi Instrumen 40

1. Analisis Validitas Butir Soal 40

2. Reliabilitas Instrumen 40

3. Tingkat Kesukaran 41

4. Daya Pembeda 42

G. Teknik Analisi Data 43

1. Penilaian Lembar Kerja Siswa 43

2. Uji N-Gain 44

3. Uji Prasyarat 44

a. Uji Normalitas 44

b. Uji Homogenitas 45

4. Uji Hipotesis 46

5. Hipotesis Statistik 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian 48

1. Deskrpisi Data Hasil Pretest 48

2. Deskrpisi Data Hasil Posttest 49


(11)

vii

a. Uji Normalitas Data Pretest 51

b. Uji Normalitas Data Posttest 51

4. Uji Homogenitas 52

5. Uji Hipotesis 52

C.Pembahasan Hasil Penelitian 54

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan 60

B.Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61


(12)

viii

Tabel 3.1 Desain Pnenlitian 35

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 37

Tabel 3.3 Lembar Observasi Proses Belajar Siswa 38 Tabel 3.4 Lembar Observasi Proses Belajar Guru 39

Tabel 3.5 Kategori Indeks Reliabilitas 41

Tabel 3.6 Kategori Indeks Kesukaran 42

Tabel 3.7 Kategori Indeks Daya Beda 43

Tabel 3.8 Konversi Nilai 44

Tabel 3.9 Kriteria N-Gain 44

Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol 48 Tabel 4.2 Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 49 Tabel 4.3 Hasil Analisi Lembar Observasi Proses Belajar 49

Tabel 4.4 Hasil Nilai Lembar Kerja Siswa 50

Tabel 4.5 Nilai N-Gain Hasil Belajar 50

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol 51 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 51 Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol 52 Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 52 Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol 53 Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol 53


(13)

ix

Lampiran 2 Indikator Instrumen Penelitian 89

Lampiran 3 Analisis Butir Soal 91

Lampiran 4 Instrumen Penelitian 93

Lampiran 5 RPP Kelas Eksperimen 101

Lapmiran 6 RPP Kelas Kontrol 129

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Kelas 156

Lampiran 8 Rubrik Penilaian LKS 167

Lampiran 9 Rekapitulasi Nilai LKS Eksperimen 174

Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai LKS Kontrol 175

Lampiran 11 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 176 Lampiran 12 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol 177 Lampiran 13 Hasil Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen 178 Lampiran 14 Hasil Normal Gain (N-Gain) Kelas Kontrol 180 Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 182 Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol 187 Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen 192 Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol 197 Lampiran 19 Perhitungan Uji Homogenitas Pretetst 202 Lampiran 20 Perhitungan Uji Homogenitas Posttest 204

Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis 206

Lampiran 22 Hasil Lembar Observasi Proses Belajar 210 Lampiran 23 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru 222

Lampiran 24 Dokumentasi Foto Penelitian 234

Lampiran 25 Tampilan Desain Hypermedia 236

Lampiran 26 Lembar Validasi Kelayakan Hypermedia 238

Lampiran 27 Uji Referensi 246


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pendidikan menuntut guru menjadi semakin lebih baik, salah satunya dengan menjalankan tugas-tugasnya sebagai guru. Menurut E. Mulyasa yang dikutip Sofan Amri menyatakan bahwa tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang memberikan kemudahan belajar (facilitate for learning) kepada seluruh peserta didik agar mampu menyiapkan proses pembelajarannya.1 Guru sebagai fasilitator yang berupaya optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Pembelajaran yang ada di sekolah sebagian besar masih beranggapan bahwa pengetahuan adalah seperangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Terlihat pada proses pembelajaran yang masih terfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan (teacher centered) dan metode pembelajaran konvensional masih menjadi pilihan utama. Hal tersebut terjadi karena metode pembelajaran yang dapat membuat siswa cenderung pasif dan hanya sebagai pendengar ceramah guru tanpa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.2 Pembelajaran yang berlangsung dengan ceramah bersifat teacher center, karena hampir seluruh informasi tentang bahan ajar berasal dari penjelasan guru.3

Pendapat Marjan dkk. Menyatakan bahwa “pembelajaran konvensional sudah tidak begitu efektif untuk digunakan dalam pembelajaran sekarang, terlihat dari sebagian siswa tidak memahami materi sehingga tujuan yang diinginkan sekolah

1 Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013), h. 19.

2 Agus G. Widiantara, I Wayan Lasmawan, dan Ni Ketut Suarni, “Determinasi Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial terhadap Sikap Sosial dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Singaraja”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar, Vol. 3, 2013, h. 2.

3 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 97.


(15)

tidak tercapai”.4 Menurut Djamarah dan Aswan seperti yang dikutip Titin dkk. bahwa model konvensional memiliki kelemahan karena dapat menyebabkan siswa menjadi pasif, membuat siswa menjadi bosan, akibatnya guru kesulitan untuk menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, bagi yang mendengarkan lebih besar menerimanya daripada yang hanya melihat, dan dapat menjadi salah tafsir.5

Rendahnya kualitas pendidikan yang diungkapkan oleh Azal yang dikutip Nur Efendi bahwa khususnya dalam mata pelajaran biologi merupakan indikator bahwa perlu adanya pembelajaran biologi yang baik, artinya pembelajaran tidak hanya cenderung berorientasi pada buku teks dan berpusat pada guru, tetapi pembelajaran harus memberikan kesempatan peserta didik terlibat dalam proses untuk mengembangkan keterampilan mereka.6 Sedangkan menurut Sukmadinata yang dikutip Dyah dkk. bahwa mata pelajaran biologi juga cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang disukai oleh sebagian siswa, karena pelajaran biologi lebih banyak menghafal sehingga butuh ketekunan dan kemampuan menghafal yang cukup tinggi.7

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan guru SMA Negeri 47 Jakarta diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada konsep sistem ekskresi masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan dengan daftar nilai siswa kelas XI pada tahun 2013/2014.8 Menurut Hanifah yang dikutip Achmad dkk. bahwa materi sistem ekskresi pada manusia merupakan materi yang bersifat konkret tetapi untuk prosesnya tidak dapat diinderai, karena kajiannya yang mencakup poses

4 Johari Marjan, I. B. Putu Arnyana, dan I. G. A Nyoman Setiawan “Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Ketrampilan Proses Sains Siswa MA Mu’alimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Nusa Tengara Barat”, e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4, 2014, h. 4.

5 Titin, Elli Yanti dan Ruqiah Ganda Putri Panjaitan, ”Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Model Problem Based Learning (PBI) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pernapasan Manusia”, Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura, Vol 21, 2011, h. 2.

6 Nur Efendi, ”Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA”, Jurnal Pedagogia, Vol. 2, 2013, h. 85.

7 Dyah Erlina Sulistyoningrum, Slamet Santosa, dan Joko Ariyanto, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Guided Note Taking (GNT) dengan Mengoptimalkan Pengguna Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri Kebakramat”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 4, 2012, h. 69.


(16)

fisiologi yang terjadi didalam tubuh manusia. Sistem ekskresi merupakan salah satu konsep yang cukup sulit karena banyak unsur hafalan, terlalu banyak istilah, dan beberapa faktor lainnya.9

Usaha yang dilakukan oleh seorang guru untuk menyikapi permasalahan dan problematika di atas, guru mampu merangsang dan memotivasi siswa agar mampu membangun dan mengkonstruksi pengetahuan dalam pikirannya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan membangun jaringan-jaringan komunikasi dan interaksi belajar melalui pemberian informasi yang sangat bermakna dan relevan dengan kebutuhan siswa.10 Guru juga harus dapat mengintegrasikan kemampuannya dalam mengelolah pembelajaran di kelas, salah satunya bagaimana penggunaan media untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran oleh siswa. Penggunaan media dalam proses pembelajaran bertujuan untuk mengadakan variasi dalam menyajikan pelajaran dan untuk memberi lebih banyak realita, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu penggunaan media akan membuat komunikasi antara guru dan siswa menjadi lebih baik dan efisien.11 Media pembelajaran ini akan sangat membantu jika guru dapat menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan konsep yang tepat. Guru biologi memiliki peran yang sangat penting dalam pemanfaatan media. Kreativitas sangat dituntut bagi guru biologi agar mereka dapat menciptakan media pembelajaran biologi yang menarik agar mempermudah penyampaian isi materi pelajaran.

Media itu perlu dalam pembelajaran. Guru patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan membuat sendiri media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi. Perkembangan media juga tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan teknologi yaitu komputer sebagai media komunikasi dalam pembelajaran. Melalui media

9Achmad Ibrahim, Sariwulan Diana, dan Ana Ratna Wulan, “Penerapan Learning Class untuk Mendiagnostik Kesulitan Belajar Siswa SMA pada Materi Sistem Ekskresi Manusia”, Fomica Education Online, Vol. 1, 2014, h. 2.

10 Widiantara, A.G, Lasmawan I Wayan, dan Suarni, op. cit., h. 3.

11 Gusnedi dan Pakhrur Razi, “Pembelajaran Fisika Menggunakan Bahan Ajar Elektronik Hypermedia pada SMUN Kota Padang”, Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Padang, 2007, h. 8, tidak dipublikasikan.


(17)

pembelajaran berbasis mikroprosesor salah satunya hypermedia, perluasan dari

hypertext yang menggabungkan media lain ke dalam teks.12 Fasilitas hyperlink dan fasilitas pencarian kembali (retrivial) membuat software ini menjadi menarik. Dengan fasilitas tersebut seorang pengguna dapat meloncat dari satu bagian kebagian lain.13

Penggunaan sistem hypermedia, guru dapat membuat suatu rancangan dan desain materi pembelajaran yang didalamnya menggunakan unsur multimedia yang meliputi teks, grafik, grafik/gambar animasi, suara dan video.14 Hypermedia merupakan pembelajaran berbasis web dengan pengaksesan informasi dalam internet. Sistem hypermedia ini dibangun dalam bentuk offline, sehingga materi dapat langsung disampaikan di dalam kelas tanpa harus terhubung dengan koneksi internet. Media tersebut sangat membantu guru dalam menyampaikan isi materi pembelajaran, sehingga proses belajar akan sangat menyenangkan.

Kehadiran media pembelajaran hypermedia offline ini memberikan variasi baru dalam penyajian materi. Proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik. Penggunaan

hypermedia ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya siswa tidak hanya terus membaca tetapi dapat memilih sedikit membaca dan memungkinkan belajar secara non-linier yang menuntut lebih banyak informasi.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti media pembelajaran dengan

mengambil sebuah judul yaitu “Pengaruh Penggunaan Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Ekskresi”.

12 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 35. 13 Gusnedi dan Pakhrur Razi, op. cit., h. 13.

14 AlanPritchard, Effective Teaching with Internet Technology, (London: Paul Chapman Publishing, 2007), h. 14.


(18)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Masih banyaknya guru yang menjadi sumber pengetahuan (teacher centered)

serta menggunakan metode pembelajaran konvensional yang menyebabkan siswa pasif dan bosan.

2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi masih belum maksimal.

3. Pelajaran biologi yang umumnya bersifat menghafal. Terutama pada konsep sistem ekskresi yang bersifat konkret tetapi prosesnya tidak dapat diinderai. C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikiasi masalah di atas, untuk memudahkan dalam penyusunan penelitian ini dan tidak luas jangkauannya, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Media pembelajaran yang digunakan adalah media teknologi berbasis mikroprosesor hypermedia secara offline. Hypermedia secara offline ini dibuat oleh ahli teknologi, dengan seluruh isi dan desain dibuat oleh peneliti. 2. Hasil belajar siswa pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom pada jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), dan C5 (mengevaluasi).

3. Materi yang diteliti pada mata pelajaran biologi yaitu pada konsep sistem ekskresi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana pengaruh penggunaan Hypermedia


(19)

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka pelaksanaan penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan hypermedia

terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi. 2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi sekolah, dengan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran biologi di sekolah.

b. Bagi guru, hasil penelitian memberikan manfaat untuk mengetahui media pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan

melakukan penelitian tentang media pembelajaran menggunakan


(20)

7 BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. 1 Pesan yang dimaksud adalah pesan yang dibuat oleh guru yang mengajar dan siswa yang diajarkan adalah sebagai penerima pesan. Media dalam bahasa Arab disebut ‘wasail’ bentuk ‘jama’ dari ‘wasilah’ yakni sinonim al-wasthyang artinya juga ‘tengah’. Kata ‘tengah’ itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut juga sebagai ‘perantara’ (wasilah) atau mengantarai kedua sisi tersebut.2 Dimana guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan meyusun kembali informasi visual atau verbal.

Menurut Anderson dalam Sukiman, media pembelajaran diartikan sebagai sarana media yang dapat mewujudkan hubungan langsung atau interaksi langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa yang sedang belajar.3

AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.4 Serupa dengan itu, Heinich juga mengatakan bahwa media adalah perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.5 Kemudian Fleming menyebut media

1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 3. 2 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h. 6.

3 Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Pedagogja, 2012), h. 28. 4 Cepi Riyana, “Media Pembelajaran”, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012), h. 10.


(21)

dengan istilah mediator yang diartikan sebagai alat yang turut campur tangan mendamaikan dua pihak. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam peroses belajar-peserta didik dan isi pelajaran. Mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap guru dengan menggunakan peralatan paling canggih, dapat disebut media.6

Medium menurut American Heritage Elctronic Dictionary dalam M. Iksan dkk. Adalah alat dan cara untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi.7Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan

kata “teknologi” yang berasal dari kata tekne (bahasa Inggris art) dan logos

(bahasa Indonesia “ilmu”).8 Dan bila dihubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran, maka teknologi menurut Achsin dalam Arsyad, mempunyai pengertian sebagai:

“Perluasan konsep tentang media, dimana teknologi bukan sekadar

benda, alat, bahan atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan,

organisasi dan manajemen yang berhubungan dengan peneranan ilmu”.9 Berbagai pendapat mengenai pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah alat atau perantara yang mendukung dan membantu terlaksananya penyampaian pesan atau informasi dari pengajar terhadap siswa yang diajarkan dalam proses belajar mengajar.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan memiliki iri-ciri umum sebagai berikut:10

1. Media pendidikan dapat berupa bentuk fisik hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.

6Ibid. h. 3.

7M. Iksan Ansori, Budiyono dan Nunuk Suryani, “Efektivitas Pembelajaran Hypermedia dan Slide Powerpoint terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Kemampuan Visuopasial”, Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 1, 2013, h. 324.

8 Arsyad, op. cit., h. 5. 9Ibid.


(22)

2. Media pendidikan dapat berupa juga nonfisik software (perangkat lunak), yang berisi pesan dalam perangkat keras yang bisa disampaikan secara langsung kepada siswa.

3. Media pendidikan terdapat audio visual

4. Media pendidikan sebagai alat bantu baik di dalam kelas atau di luar kelas.

5. Media pendidikan digunakan sebagai alat interaksi langsung antara guru dan siswa yang melakukan proses pembelajaran.

6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal.

Media pembelajaran menurut Gerlach & Ely dalam Arsyad mengemukakan ciri-ciri sebagai berikut: 11

1) Fixative Property (Ciri Fiksatif)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau obyek.

2) Manifulative Property (Ciri manipulatif)

Dengan media, suatu kejadian dapat ditransformasikan. Kejadian yang berlangsung lama, dapat diubah menjadi informasi yang lebih singkat untuk disajikan.

3) Distributive Property (Ciri Distributif)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Media pendidikan menurut Levie & Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu :12

1) Fungsi atensi media visual berfungsi untuk menarik perhatian siswa agar dapat konsentrasi terhadap teks materi dan visualisasi dari pelajaran yang disajikan

11Ibid., h.12. 12Ibid., h. 16-17.


(23)

2) Fungsi Afektif media visual dapat terlihat ketika siswa menyukai pembelajaran dengan teks yang bergambar

3) Fungsi Kognitif media visual mengungkapkan bahwa visualisasi materi dapat meningkatkan pemahaman dan memudahkan mengingat kembali informasi atau pesan yang terdapat dalam gambar tersebut.

4) Fungsi Kompensatoris media visual yang memberikan konteks dalam memahami materi dapat membantu siswa yang dikategorikan lemah untuk membaca dan mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Sedangkan Yudhi menjelaskan bahwa media pembelajaran mempunyai lima fungsi yaitu: 13

1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar.

Media sebagai sumber belajar dapat berarti suatu alat, bahan, cara yang berada di luar diri seorang pendidik yang dapat memudahkan proses penyampaian materi kepada paar peserta didik.

2) Fungsi semantik

Guru dapat menggunakan media untuk menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang memiliki makna dalam penyampaian materi pelajaran. Misalnya dengan: dramatisasi, simulasi, cerita bergambar dan lain-lain.

3) Fungsi manipulatif

Media dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu untuk menyampaikan materi pelajaran. Misalnya: Media dapat menghadirkan objek yang abstrak menjadi dapat dipelajari dengan mudah.

4) Fungsi psikologis

Media dapat meningkatkan perhatian siswa, menggali perasaan dan emosi, merepresentasi dan mewakili objek-objek yang akan dipelajari, meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa, dan mendorong siswa melakukan kegiatan pembelajaran.


(24)

5) Fungsi sosiokultural

Media dapat mengatasi keberagaman karakteristik siswa dengan memberikan pengalaman yang sama, rangsangan yang sama sehingga menimpulkan persepsi yang sama pada setiap siswa.

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.14 Sehinggga, jika pendidik menggunakan media tidak didasarkan pada pemikiran logis dan ilmiah, melainkan lebih memilih mengikuti perkembangan majunya teknologi dan tidak didasarkan pada kesesuaian tujuan, materi, karakterisitik siswanya.15 Semua ini akan berpengaruh menghambat perjalanan penyampaian pesan. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep mampu mengubah kemampuan siswa dalam hal positif.

Menurut Soeparno, ada lima alasan memilih media dalam proses pembelajaran yakni: 16

1. Ada berbagai macam media yang mempunyai kemungkinan dapat kita pakai di dalam proses pembelajaran.

2. Ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi tertentu.

3. Ada perbedaan karakteristik setiap media. 4. Ada perbedaan pemakai media tersebut.

5. Ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media dipergunakan. d. Manfaat Media

Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

14 Arsyad, op. cit., h. 15. 15 Munadi, op. cit., h. 186.

16 Rusman, Deni Kurniwan dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 105.


(25)

1) Motivasi belajar siswa akan tumbuh karena pengajaran yang lebih menarik menggunakan media;

2) Siswa akan menguasai dan mencapai tujuan pengajaran karena bahan pegajaran menjadi lebih bermakna;

3) Siswa tidak bosan karena metode belajar yang bervariasi;

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Manfaat media pembelajaran lainnya menurut Kemp dan Dayton dalam Cepi Riyana yaitu:

1) Pesan pembelajaran mempunyai standar untuk disampaikan 2) Pembelajaran lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 3) Kualitas pembelajaran meningkat

4) Peran guru akan lebih positif dalam penyampaian materi

5) Dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran.17

e. Klasifikasi Media

Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikroprosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan berbagai kegiatan interaktif (Seels & Richey). Berdasarkan perkembangannya, media teknologi dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu, (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.18

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber berbasis komputer dengan yang dihasilkan oleh teknologi berbasis mikro-prosesor. Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan

17 Riyana, op.cit., h. 14. 18 Arsyad, op. cit., h. 29.


(26)

teknologi oleh Sells & Glasgsow, dibagi kedalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.19

1. Pilihan media tradisional

a. Visual diam yang diproyeksikan

1) Proyeksi opaque (tak-tembus pandang) adalah media yang diproyeksikan bukan bahan transparan tetapi bahan-bahan yang tidak tembus pandang (opaque). Kelebihan media ini sebagai media pembelajaran adalah bahwa bahan cetak pada buku, majalah, foto, grafis, bagan atau diagram dapat diproyeksikan secara langsung tanpa dipindahkan ke permukaan transparansi terlebih dahulu.

2) Proyeksi overhead adalah visual baik berupa huruf, gambar atau gabungannya pada lembaran bahan tembus pandang yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau sebuah proyektor.

3) Slides (film bingkai) adalah suatu film transparasi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci.

4) Filmstrips yang merupakan gambar visual yang didukung oleh rekaman pesan verbal.

b. Visual yang tak diproyeksikan

1) Gambar, poster yang termasuk foto, lukisan/ gambar dan sketsa (gambar garis).

2) Foto seperti halnya bentuk visual lainnyadapat ditemukan dari berbagai sumber, seperti surat kabar, majalah untuk digunakan secara efektif sebagai media pembelajaran.

3) Charts, grafik, diagram yang menyajikan gambaran/ kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka. 4) Pameran, papan info, papan-bulu

c. Audio

1) Rekaman piringan


(27)

2) Pita keset, reel atau yang dikenal cartridge

d. Penyajian multimedia

1) Slide plus suara (tape) yang merupakan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat yang diinginkan.

2) Multi-image merupakan bagian dari multimedia yang terdiri dari kumpulan gambar.

e. Visual dinamis yang diproyeksikan

1) Film atau sering yang disebut dengan gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame

diproyeksikan melalui proyektor sehingga terlihat gambar hidup. 2) Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar

diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. 3) Video adalah suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara

alamiah atau suara yang sesuai. f. Cetak

1) Buku teks atau juga yang disebut buku ajar.

2) Modul, teks terprogam adalah satu jenis media cetakan yang banyak digunakan dan disajikan secara terkendali.

3) Workbook merupakan buku latihan untuk mengasah kemampuan siswa.

4) Majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala. 5) Lembaran lepas atau yang dikenal dengan hand-out.

g. Permainan

1) Teka-teki adalah permainan yang cara mainnya dengan mengisi ruang-ruang kosong yang terbentuk kotak dengan huruf-huruf sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai.

2) Simulasi pada komputeryang memberikan kesempatan belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan.


(28)

h. Realia

1) Model adalah modifikasi dari bentuk media realia yang dibuat seperti benda aslinya.

2) Specimen (contoh) adalah benda asli tanpa dikurangi sedikitpun yang dipakai sebagai contoh untuk mewakili karakter dari sebuah benda dalam jenis atau kelompok tertentu.

3) Manipulatif seperti halnya peta dan boneka. 2. Pilihan media teknologi mutakhir

1. Media berbasis telekomunikasi

1) Telekonferen adalah suatu teknik komunikasi di mana kelompok-kelompok yang berada di lokasi geografis berbeda menggunakan mikrofon dan ampliefer khusus yang dihubungkan satu dengan lainnya sehingga setiap orang dapat berpartisipasi dengan aktif dalam suatu pertemuan besar dan diskusi.

2) Kuliah jarak jauh (telelecture) adalah suatu teknik pengajaran di mana seseorang ahli dalam suatu bidang ilmu tertentu menghadapi sekelompok pendengar yang mendengarkan melalui amplifier. 2. Media berbasis mikroprosesor

1) Computer-asisted instruction adalah salah satu media pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya program Computer Assisted Learning (CAL), konferensi komputer, surat elektronik atau electronic mail (e-mail), dan komputer multimedia yang kemudian disebut multimedia pembelajaran interaktif. Pembelajaran melalui CAI ini bersifat offline sehingga dalam penggunaannya tidak tergantung pada akses internet.20.

20 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran; Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 137.


(29)

2) Permainan komputer adalah suatu sistem penyampainan materi dengan memanfaatkan perancangan permainan pada komputer untuk lebih menarik dan dapat memotivasi siswa.

3) Sistem tutorial intelijen adalah pengajaran dengan bantuan komputer yang memiliki kemampuan untuk berdialog dengan siswa dan melalui dialog itu siswa dapat mengarahkan jalannya pelajaran. 4) Interaktif video adalah suatu sistem penyampain pengajaran di mana

materi video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada siswa.

5) Hypermedia adalah perluasan dari hypertext yang menggabungkan media lain ke dalam teks, dengan kombinasi materi yang meliputi teks, grafik, gambar, animasi, bunyi, video, musik dan lain-lainnya. 6) Compact (video) disc adalah sistem penyimpanan dan rekaman

video dimana signal audio-visual direkam pada disket plastik, bukan pada pita magnetik.

Pada dasaranya teknologi berbasis komputer ini menggunakan berbagai jenis aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan penyampaian informasi kepada siswa. Aplikasi tersebut jika dilihat dari cara penyampain dan tujuan yang sesuai meliputi tutorial yaitu penyajian materi secara bertahap yaitu latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya, permainan (games) dan simulasi yaitu latihan mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang baru dipelajari.21

2. Multimedia

Istilah multimedia yang sering digunakan dapat diartikan dari sudut pandang orang yang berbeda. Secara umum, multimedia berhubungan dengan penggunaan lebih dari satu macam media atau integrasi dari berbagai macam

21 Erlin Montu, Widha Sunarno dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil ditinjau Gaya Belajar dan Kemampuan Awal, Jurnal Inkuiri,Vol. 1, 2012, h. 11.


(30)

media untuk menyajikan informasi. Contohnya, video musik adalah bentuk multimedia karena informasi menggunakan audio/suara dan video.

Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari bahasa Latin, yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam-macam. Sedangkan kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu.22 Multimedia juga bisa dartikan sebagai media yang melibatkan berbagai indera dalam dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung dapat melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman terlibat. Contoh yang termasuk pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan teater.23

Seiring dengan pengembangan TI, pemahaman multimedia dapat diartikan sebagai pengintegrasian sistem dan jaringan serta prosedur komunikasi dalam sebuah perangkat khusus.24 Sehingga multimedia ini adalah sebagai alat komunikasi yang sangat inovatif dan berkembang yang bertujuan untuk mempermudah siswa memahami konteks mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Penggunaan multimedia (teks, video, audio, animasi, dan interaktivitas) dalam pembelajaran sangat disukai peserta didik karena konteks dalam pelajaran semakin lengkap dan sangat membantu dalam memahami materi. Tetapi elemen multimedia yang paling sering dipakai adalah teks daripada menggunakan video, audio, animasi atau interaktivitas. Saat multimedia dilihat secara keseluruhan (kesatuan tiap-tiap elemen), multimedia sangat disukai jika digunakan sebagai media pembelajaran.25 Maka dari banyak pengertian diatas, multimedia bisa dikatakan kumpulan dari beberapa media

22 Munir, Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 2.

23Munadi, op. cit., h. 57.

24 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 32.


(31)

(teks, video, suara, film, gambar, animasi) yang terintegrasi menjadi suatu kesatuan dan bersifat menyenangkan.

3. Hypermedia

Hypermedia adalah perluasan dari konsep hypertext, menggunakan informasi dengan link, kumpulan termasuk teks, audio, video, gambar, atau kombinasi yang berhubungan dengan panca indera lainnya.26 Istilah hypertext pertama kali ditulis oleh Vannevar Bush dan Theodor Nelson dalam

Multimedia for Learning. Mereka menginginkan cara desain baru dan kumpulan informasi, informasi teks asli, dapat diatur, dapat digunakan, dan fleksible. Hypertext adalah teks dengan link, atau petunjuk, memperlihatkan hubungan diantara bagian dari informasi. Hypermedia digunakan untuk menggambarkan lingkungan interaktif atau semua sistem dimana pengguna dan mengeksplor software yang fleksibel dan cara yang non-linier.27

Hypermedia ini mengandung susunan dari beberapa media, yang berisi teks, gambar, suara dan video. Bagian-bagian tersendiri berhubungan dengan

hyperlink yang berhubungan dengan halaman satu ke yang lainnya, dan memperkenankan pindah dengan cepat dari satu internet ke lokasi lainnya.28 Sistem hypermedia termasuk link informasi non-linier dari sistem hypertext

dan berlanjut serta mempunyai ciri tersindiri dari sistem multimedia. Contohnya, link non-linier terdiri dari teks, dan data video, dan ini yang disebut sistem hypermedia, multimedia dan hypertext.29

26 Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, Multimedia for Learning: Methods and Develompent ( Massachusets: Allyn & Bacon, 2001), h. 138.

27 Richard I Arends, Nancy E. Winintzky and Margaret D. Tannenbaum, Exploring Teaching: An Introduction to Education, (New York: McGraw Hill, 2001), h. 323.

28

AlanPritchard, Effective Teaching with Internet Technology, (London: Paul Chapman Publishing, 2007), h. 14.

29

Ralf Steinmetz and Klara Nahrstedit, Multimedia: Computing, Communications, and Applications, (New Jersey: Prentice Hall PTR, 1995), h. 490-491.


(32)

Saat ini hypermedia sudah tidak diragukan lagi, media ini memiliki keunggulan dalam mendukung kemajuan teknologi pendidikan dengan alasan sebagai berikut: 30

1. Hypermedia memungkinkan akses non-linier lebih banyak informasi. 2. Pengguna dapat menjelajah informasi yang menuntut mendalam. 3. Berinteraksi dengan materi pelajaran yang dapat melangkah sendiri. 4. Hypermedia bisa mengambil perhatian atau menarik bagi pengguna. 5. Hypermedia dapat menyajikan gambaran yang bersifat alami (hampir

sama seperti bentuk aslinya) dan mudah diterima oleh otak.31

Dokumen hypermedia berisi teks hiperlink, grafik, video, atau hiperlink suara yang dapat menghubungkan ke dokumen lainnya. Hypertext dan

hypermedia memperkenankan siswa belajar secara non-linier. Membaca buku dari halaman ke halaman adalah salah satu contoh pembelajaran linier.32 Dimana pengguna tidak hanya terus membaca, tetapi pengguna juga dapat memilih sedikit membaca. Pengguna dapat memulai dengan menggunakan kamus dari gagasan hypertext, kemudian lanjut terus kereferensi terakhir sampai mendapatkan informasi yang memiliki link sesungguhnya.33

World Wide Web (WWW) adalah contoh dari sistem hypermedia.34 WWW ini dikenal dengan sistem informasi dalam internet atau lebih dikenal dengan istilah web. Web menggunakan protocol yang disebut HTTP (HyperText Transfer Protocol) yang berjalan pada TCP/IP. Dokumen web ditulis dalam format HTML (HyperText Markup Language). Dokumen web ini diletakkan dalam web dan diakses oleh pengakses informasi melalui perangkat lunak yang disebut web browser. Penggunaan hypertext pada web

30 Mujibul Hasan Siddiqui, Encyclopaedia of Educational Technology, (New Delhi: S. B Nangia, 2004), h. 147.

31Ibid.

32 Gary B. Shelly, Glenda A. Gunter, Randolph E. Gunter, Teachers Discovering Computers: Integrating Technology and Digital Media in the Classroom, (Boston: Course Technology, 2010), h. 79.

33 Ralf Steinmetz and Klara Nahrstedit, op. cit., h. 488.

34 Nigel Chapman, and Jenny Chapman, Digital Multimedia, (London: Succession Picasso, 2009), h. 9.


(33)

juga telah dikembangkan dengan menggunakan pendekatan hypermedia, sehingga tidak hanya teks yang dapat dikaitkan, melainkan juga gambar (visual), suara (audio), bahkan video.35

Hypermedia menjadi metodologi umum untuk mengirim dalam Web, dalam CD-ROM, dan media digital lainnya. Hypermedia menggambarkan penggabungan, perluasan, kemajuan dari buku dan media lainnya (termasuk gambar, video, dan rekaman suara) didalam domain elektronik. Hypermedia

didalam CD-ROM dan Web berisi pengetahuan dari seluruh buku teks, ensiklopedia, dan mengolah daftar bacaan, dan ditambah didalamnya terdapat video, animasi, dan banyak informasi yang menggunakan gambar.36

Hypermedia juga berisi program berupa informasi materi (database),

seperti teks, gambar, audio, video) dengan banyak cara untuk meloncat dari satu bagian ke bagian yang lainnya dengan menggunakan sistem hyperlink, kata atau gambar yang ditunjuk ke informasi lainnya, ketika dipilih, akan segera mentransfer pengguna untuk ke informasi baru. Hyperlink ini ditandai dengan fitur yang terlihat berbeda, diantaranya warna, garis bawah, garis kotak, lambang dan ukuran huruf yang berbeda. Program lain yang termasuk dalam program hypermedia adalah terdapatnya menu, tombol, peta konsep, indeks, timeline, dan pencarian kata.37

Pemanfaatan hypermedia sangatlah membantu dalam menyajikan informasi pembelajaran, akan tetapi pembuatan hypermedia ini memerlukan banyak biaya dan ahli teknologi. Namun Azvedo dalam Schunk, mengungkapkan meskipun masalah yang melibatkan banyak biaya dan keahlian teknologi yang dibutuhkan dalam pembuatan multimedia dan

hypermedia tampaknya bermanfaat untuk belajar siswa, dan banyak penelitian menunjukkan bahwa teknologi ini dapat membantu siswa

35 Munir, op. cit., h. 196

36 Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, op. cit., h. 140. 37Ibid., h. 142.


(34)

mengembangkan pembelajaran pengaturan dalam diri siswa sehingga pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.38

Hypermedia dapat dikembangkan dengan beberapa cara. Setiap alat pemrograman dapat digunakan untuk menulis program yang menghubungkan data dari variabel internal dan node untuk file data eksternal. Hypermedia ini dapat dikembangkan dengan software seperti Adobe Flash dan Macromedia Dreamweaver dengan didukung oleh aplikasi XAMPP. Aplikasi tersebut digunakan untuk membangun website dinamis di localhost atau yang belum terkoneksi dengan internet. Nama XAMPP merupakan singkatan X-Apache, MySQL, PHP dan Perl.

Melalui hypermedia yang berbasis web ini biasanya memanfaatkan sistem pengaksesan informasi dalam internet yang secara online, akan tetapi untuk proses pembelajaran yang berlangsung didalam kelas dengan memanfaatkan agar guru bisa bertatap langsung dengan siswa dapat digunakan media pembelajaran secara offline. Menurut Roblyer dalam Schunk menyatakan bahwa multimedia dan hypermedia memiliki implikasi penting untuk pembelajaran, karena multimedia dan hypermedia memberikan kemungkinan menanamkan teknologi kedalam pelajaran.39

Sehingga dapat disimpulkan hypermedia adalah kumpulan dari beberapa media, yang berisis teks, gambar, suara dan video yang dihubungkan dengan

hyperlink sehingga semuanya membentuk kesatuan. 4. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Suyono dan Hariyanto mengemukakan, bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam

38 Dale H. Schunk, Learning Theories: An Educational Prespective, (Boston: Pearson Education, 2012), p. 327.


(35)

diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan, (knowledge), atau a body knowledge. Jadi, proses pengetahuan terjadi melalui pengalaman yang dialami manusia tersebut.40

Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan kepada diri seseorang atau siswa. Antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan, ketrampilan, maupun menyangkut nilai sikap.41 Menurut Walker dalam Yatim Riyanto, belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-faktor samar-samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar.42

Sedangkan menurut Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan pada tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan pengalaman yang pernah dialami berulang-ulang dalam situasi tersebut.43

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:

1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar 2. Respons di pembelajar

40 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9.

41 Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar, (Jakarta: Universitas Negeri Padang, 2001), h. 82.

42

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 5.

43 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 84.


(36)

3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons di pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.44 Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.45

Proses pembelajaran yang ada di dalam kelas melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan maupun kecakapan.46

Terdapat empat unsur utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan-bahan-metode-dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar-mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.47

44 Dimyati. dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 9. 45Ibid., h. 10

46 Eko PutroWidoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 25.

47

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22.


(37)

b. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunujuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods).48 Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibandung sebelumnya. Menurut Winkel, belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.49

Hasil belajar sebagai sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan instruksional. Hal ini adalah karena isi rumusan tujuan instruksional menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya.50 Menurut Djemari Mardapi kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilainnya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik.51

Sistem pendidikan nasional memiliki rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.52

48 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 44. 49Ibid., h. 45.

50 Sudjana, op. cit., h. 33. 51 Widyoko, op. cit., h. 29. 52 Sudjana, op. cit., h. 22.


(38)

1. Ranah Kognitif

Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah.53 Bloom membagi dan menyusun secara hirarkis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkat itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6).54 Bloom juga memperbaruinya dalam edisi revisi Taksonomi pendidikan Bloom. Enam kategori pada dimensi proses kognitif-proses kognitif terkait adalah mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).55

a. Mengingat (knowledge)

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini.

b. Memahami

Siswa dikatakan memahami bila mereka adapat mengkontruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan maupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar computer.

c. Mengaplikasikan

Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif,

53 Purwanto. op cit., h. 50. 54Ibid.

55 Addison Longman Wesley, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) h. 44.


(39)

yaitu mengeksekusi, ketika tugasnya hanya soal latihan (yang familier), dan mengeimplementasikan, ketika tugasnya merupakan masalah (yang tidak familier).

d. Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian-bagian dan anatara setiap bagain dan struktur keseluruhannya.

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.

f. Mencipta

Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya.

2. Ranah Afektif (affective domain)

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, dan sikap seseorang dapar diramalkan perubahannya apabila ia telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar dll.56

3. Ranah Psikomotorik (psychomotoric domain)

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang meneriman


(40)

pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (kecenderungan untuk berperilaku).57

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar akan memberikan hasil belajar yang sesuai, dimana didalamnya tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor itern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri inividu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.58 Faktor intern meliputi tiga faktor yaitu:

1. Faktor jasmaniah, yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh 2. Faktor psikologis, yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, dan kesiapan. 3. Faktor kelelahan

Faktor- faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:

1. Faktor keluarga yang meliputi, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, danlatar belakang kebudayaan.

2. Faktor sekolah yang meliputi, metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakat yang meliputi, kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.59

57Ibid., h. 30.

58 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 54-72.


(41)

5. Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi adalah pengeluaran zat-zat sisa hasil atau membuang limbah metabolisme bersama urine melalui ginjal dan merespons terhadap ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan. Melalui fungsi termoregulasi pada tubuh yang dikeluarkan melalui keringat oleh kulit, fungsi respirasi yang mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru, dan fungsi hati yang menghasilkan empedu.

Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme yang terjadi di dalam tubuh. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), keringat, urea dan zat warna empedu. Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit. Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari: Ginjal yang mengekskresikan urine, paru-paru yang mengekskresikan karbondioksida, hati yang mengekskresikan empedu dan kulit yang mengeksresikan keringat.

Ginjal manusia jumlahnya satu pasang, berbentuk seperti kacang merah dengan warna merah tua keungu-unguan, panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm, sampai terletak dalam rongga perut sebelah kiri dan sebelah kanan ruas-ruas tulang pinggang. Ginjal kanan berada sedikit lebih rendah. Pembentukan urine dimulai dari glomerulus. Proses filtrasi adalah proses penyaringan plasma bebas protein melalui kapiler roses filtrasi (penyaringan) yang terjadi di glomerulus ke dalam kapsul bowman. Hasil penyaringan tersebut berupa urine primer (filtrat glomerulus). Filtrasi bersifat nonselektif terhadap molekul kecil, zat yang cukup kecil dapat dipaksa melewati dinding kapiler

Zat yang dikeluarkan oleh ginjal berupa urine, dimana proses pembentukan urine adalah filtrasi yaitu penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori, tekanan dan


(42)

permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan (filtrasi). Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali (reabsorpsi) di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea atau disebut reabsorpsi. Selanjutnya penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal (augmentasi). Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal.

Paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan sisa metabolisme berupa karbondioksida. Pada organ hati berfungsi mengeluarkan empedu, zat sisa perombakan dari sel darah merah. Fungsi lain organ hati adalah sebagai penawar zat racun, dimana racun tersebut akan masuk ke dalam tubuh dan akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu. Organ yang terakhir adalah kulit yang berfungsi sebagai alat ekskresi keringat, dimana pengeluaran keringat ini bertujuan menjaga suhu tubuh. Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita, yang tersusun dari beberapa jaringan dan memiliki fungsi spesifik. Pada mamalia kulit ditumbuhi oleh rambut. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi, yaitu untuk mengeluarkan keringat. Berdasarkan strukturnya, kulit dibedakan menjadi dua lapisan, yaitu epidermis, dermis dan hipodermis

6. Hypermedia dalam Pembelajaran Konsep Sistem Ekskresi

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor, salah satunya adalah hypermedia. Proses pembelajaran akan sangat berbeda karena hypermedia memilki fasilitas yang lebih lengkap,


(43)

baik itu berupa teks, gambar, suara, video dan lainnya.60 Termasuk

hyperlink yang mempermudah siswa untuk berpindah dari satu bagian ke bagian selanjutnya atau bagian sebelumnya.61 Hyperlink tersebut dapat membantu siswa yang belum paham atau lupa dengan materi sebelumnya, sehingga mudah untuk langsung berpindah ke bagian lainnya.

Karakteristik materi sistem ekskresi menurut Hanifah dalam Ahmad Ibrahim dkk. Juga dijelaskan bahwa konsep sistem ekskresi pada manusia merupakan materi yang bersifat konkret tetapi untuk prosesnya tidak dapat diinderai, karena kajiannya yang mencakup poses fisiologi yang terjadi didalam tubuh manusia. Sistem ekskresi merupakan salah satu konsep yang cukup sulit karena banyak unsur hafalan, terlalu banyak istilah, dan beberapa faktor lainnya.62 Sehingga untuk mempelajarinya perlu media yang cukup membantu siswa untuk memahami materi tersebut.

Sejumlah aplikasi dalam hypermedia akan disajikan secara lengkap dan menarik, sehingga siswa merasa senang dalam mengikuti proses belajar di dalam kelas. Fitur-fitur yang perlu ada dalam hypermedia adalah:63

a. Informasi materi pokok mengenai sistem ekskresi

b. Kumpulan navigasi, termasuk hyperlink yang mempermudah siswa untuk meloncat dari satu bagian ke bagian selanjutnya atau bagian sebelumnya

c. Kumpulan dari beberapa media (teks, gambar, video, suara) untuk menyajikan informasi mengenai penjelasan lebih lanjut dan menambah wawasan siswa yang tidak didapat di buku teks.

60Gusnedi dan Pakhrur Razi, “Pembelajaran Fisika Menggunakan Bahan Ajar Elektronik Hypermediapada SMUN Kota Padang”, Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Padang, 2007, h. 13, tidak dipublikasikan.

61 Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, op, cit, h. 138.

62Achmad Ibrahim, Sariwulan Diana, dan Ana Ratna Wulan, “Penerapan Learning Class untuk Mendiagnostik Kesulitan Belajar Siswa SMA pada Materi Sistem Ekskresi Manusia”, Fomica Education Online, Vol. 1, 2014, h. 2.


(44)

d. Fitur-fitur yang ditambahkan berupa beranda utama, peta konsep, referensi, games interaktif dan glosarium yang mempermudah siswa mencari arti istilah-istilah sulit.

Hypermedia merupakan variasi dari media pembelajaran yang dapat membantu proses ketercapaian tujuan pembelajaran pada konsep sistem ekskresi. Media memiliki banyak kontribusi dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.64 Media yang tepat akan berdampak dengan hasil belajar siswa yang baik.

B. Hasil Kajian Penelitian yang Relevan

Zahide Yidirim dengan judul “Hypermedia as a Cognitive Tool: Student Teacher’s Experience in Learning by Doing”, 2005. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas siswa lebih senang belajar dengan

hypermedia sebagai alat kognitif dan efektif untuk membangun pemahaman siswa.65

Muthu Kumar dengan judul “Integrating Hypermedia Technology For Interactive Learning: A Case Study”, 2008. Hasil penelitian menyatakan bahwa sistem hypermedia/multimedia dapat dijadikan sebagai pembelajaran yang interaktif untuk lingkungan belajar siswa dan merupakan salah satu contoh pembelajaran internet yang inovatif.66

Amy M. Shapiro dengan judul “Hypermedia Design as Learner Scaffolding”, 2008. Hasil penelitian menyatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan desain hypermedia adalah desain pembelajaran yang terpusat pada pengguna hypermedia itu sendiri. Desain hypermedia sangat

64 Arsyad, op. cit., h. 26.

65 Zahide Yildirim, Hypermedia as a Cognitive Tool: Students Teachers Experiences in Learning by Doing, Educational Technology & Society, Vol. 8, 2005, h. 107.

66 Muthu Kumar, Integrating Hypermedia Technology For Interactive Learning: A Case Study, Instructional Media, Vol. 35, 2008, h. 182.


(45)

membantu untuk pengajar mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran

hypermedia sangat membantu dalam tahap awal pembelajaran peserta didik dalam upaya membangun pengetahuan dan pemahaman, desain pembelajaran hypermedia ini juga sangat membantu untuk peserta didik yang memiliki pengetahuan rendah.67

Rishi Ruttun dengan judul ”The Effects of Visual Elements and Cognitive Styles on Student’s Learning in Hypermedia Environment”, 2009. Hasil penelitian menyatakan bahwa peserta didik tidak mendapatkan gangguan oleh teknik penyaranan yang diberikan, sejauh ini mereka disediakan dengan fitur pilihan seperti unsur visual dari alat index, alat pencarian, tag indeks, link tertanam, yang memungkinkan mereka untuk menikmati kebebasan navigasi di sistem pembelajaram hypermedia.68

Erlin Montu, Widha Sunarno dan Suparmi dengan judul “Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil ditinjau Gaya Belajar dan Kemampuan Awal”, 2012. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan hypermedia dan media riil, siswa yang menggunakan hypermedia memberikan rataan prestasi belajar ranah kognitif yang lebih baik daripada media riil.69

M. Iksan Ansori, Budiyono dan Nunuk Suryani dengan judul

Efektivitas Pembelajaran Hypermedia dan Slide Powerpoint terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Kemampuan Visuopasial”, 2013. Hasil penelitian menyatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan

hypermedia menghasilkan prestasi belajar lebih baik dari pembelajaran yang menggunakan slide powerpoint baik untuk siswa dengan kemampuan visuopasial tinggi, sedang maupun rendah.70

67 Amy M. Shapiro, Hypermedia Design as Learner Scaffolding, Education Tech Research, Vol. 56, 2008, h. 29.

68 Rishi Ruttun, The Effects of Visual Elements and Cognitive Styles on Student’s Learning in Hypermedia Environment, International Journal of Human and Social Sciences, Vol. 4, 2009, h. 901.

69 Erlin Montu, Widha Sunarno dan Suparmi, op cit., h. 10. 70 M. Iksan Ansori, Budiyono dan Nunuk Suryani, op. cit., h. 321.


(46)

C. Kerangka Berpikir

Pada proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, peran guru di sini sangat penting terhadap perubahan yang akan dibawa oleh siswa atau yang sering disebut juga dengan hasil belajar. Kebiasaan atau pola pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered), serta model pembelajaran yang konvensional dapat membuat siswa tidak dapat membangun pengetahuannya sendiri dan selalu menunggu informasi dari guru. Guru patut mengembangkan bahan ajar dan media yang tepat untuk melibatkan siswa membangun pengetahuannya sendiri. Penggunaan

hypermedia adalah salah satu cara alternatif untuk membantu ketercapaian tujuan belajar.

Media juga berperan dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran. Media yang digunakan akan membantu pengajar dalam meyampaikan materi, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajaran. Media juga dapat mengatasi keterbatasan waktu, tempat dan memahami hal-hal yang abstrak.

Siswa yang mengikuti proses pembelajaran akan berdampak juga dengan hasil belajar yang diperoleh. Hasil belajar inilah yang menjadi objek penilaian dalam penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan pembelajaran. Seseorang dikatakan belajar jika seseorang itu mengalami perubahan pada tingkah laku dalam dirinya, perubahan tersebut dapat menyangkut perubahan yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik.

Metode mengajar yang memanfaatkan media pembelajaran yang menggunakan desain hypermedia berbasis offline dengan pendekatan saintifik. Sehingga pembelajaran biologi lebih menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan. Terkait pada materi sistem ekskresi yang cakupannya adalah proses fisiologi dalam tubuh manusia, dengan sistem

hypermedia, guru dapat membuat suatu rancangan materi pembelajaran yang didalamnya menggunakan unsur multimedia. Sehingga membantu memberi gambaran yang konkret terhadap materi yang abstrak pada sistem


(47)

ekskresi, dimana siswa sulit untuk mengamati langsung karena kurang terkait dalam kehidupan sehari-hari.

Proses belajar mengajar akan sangat menyenangkan dan bermakna jika guru mampu menggunakan media pembelajaran hypermedia dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kurikulum yaitu pendekatan saintifik, dan sangat diharapkan dapat memberi pangaruh terhadap motivasi belajar siswa yang nantinya akan berdampak pada hasil belajar siswa yang lebih baik.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Terdapat pengaruh

penggunaan hypermedia terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem


(48)

35 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 47 Jakarta yang bertempat di Jalan Delman Utama 1, Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Sekolah ini dipilih karena semua siswa sudah memiliki fasilitias laptop yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Penelitian dilaksanakan di kelas XI pada semester genap 2014-2015 pada tanggal 12 sampai dengan 29 Januari 2015.

B. Metode dan Desain

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian quasi eksperimen. Metode ini akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu eksperimen dan kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest–posttest control group design dengan satu macam perlakuan. Sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi pretest, selanjutnya kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest.1 Desain penelitian pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

KE T1 XA T2

KK T1 XB T2

Keterangan:

KE : Kelas eksperimen KK : Kelas kontrol

XA : Perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperimen yang menggunakan hypermedia.

XB : Perlakuan yang dilakukan pada kelompok kontrol yang menggunakan powerpoint.

T1 : Pretest

1 Suharsimi Arikanto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 11, h. 210.


(1)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN JAKARTA

FITK

Jl. t. H. JuaNa l,lo 95 Ciputat 1a,412 tndohesia

FORM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-066

Tgl.

Terbit

04 Janua 2Ol3

No.

Revisi:

O1

Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI

1sg

Nomor :

Un.0l/Ft./KM.01.3/

/2014

Lamp.

:

-Hal

: Observasi Kepada

Kepala SMAN 47 Jakarta

di-Tempat

Assalamu' alaikum w r.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Jakafta, 28 Agustus 2014

Aida Fitriyah I I10016100006 Pendidikan IPA

Pengaruh

Pengggunaan Hypermedia

terhadap Hasil

Belajar

Nama

NIM

Jurusan Judul skripsi

Siswa pada Konsep Sistem Ekskresi

adalah benar mahasiswi Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri

Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan observasi

di

sekolah yang Bapak/lbu pimpin. Oleh karena itu, kami rnohon kesediaan untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuan.

Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.

Ll/as s a lamu' alai kum wr.w b.

Tata Usaha

Tembusan:


(2)

KEMENTERIAN

AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl k- H. Ju€^la No 95 ciputal 15412 lhdonona

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-082

Tgl.

Terbit :

lMarel

2010

No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN

IZIN

PENELITIAN

Nomor :

Un.0llF.

1/KM.0 1.3 l.?fr1./2014

Lamp.

:

Hal

:

Permohonan

Izin

Penelitian

Kepada

Yth.

Kepala

SMAN

4'1 Jokarta

di

Tempat

Assalamu'alaikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Jakarta, 06 November 2014

Aida

Fitriyah

1 1 10016100006

Pendidikan IPA"/ Pendidikan

Biologi

Pengaruh

Penggunaan.Elypermedia

terhadap

Hasil Belajar

Sisrva

pada

Konsep Sistem

Ekskresi

Adalah benar mahasiswa;i Fakultas

Ilrnu

Tarbiyah cian Keguruan

UIN

Jakarta yang

sedang me:lyusun

skripsi,

dan akan

rnengadakarr

penelitian

(riset)

di

instansi/sekolalr,Madrasah

vang

Bapak/Ibu

pimpin.

Untuk

itu

kami

mohon

Bapak/lbu

dapat

mengizirrkan mahasiswa

tersebut

melaksanakan

penelitian

dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

lI/ass alamu' alaikum wr.w b.

cP/

2

001

Nama

NIM

JurusanlProdi Judul Skripsi

Tembusan:

I

.

Dekan

FITK

2.

Pembantu Dekan Bidang

Akademik


(3)

KEMENTERIAN

AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

.t n H Juant)a r'lo 95 ctputat 15412 lndonesia

KETERANGAN

FORM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-063

Nomor

: Un.O1/F.1/PP.00.9/301201 5

Ketua

Prodi

Pendidikan

Biologi

Fakultas

Ilmu

Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta menyatakan bahwa:

:

Dwi

Suwartini, S.Pd

:

196901191998022001

: SMA Negeri 47

Jakuta

Telah menjadi

Validator

Media

Pembelajaran

dan Observer

Pembelajaran

dalam penelitian mahasiswi Pendidikan Biologi:

Nama

NIP

Nama Sekolah

Nama

NIM

Judul

Skripsi

Demikian agar dapat ciipergunakan sebagaimana nrestinya. :

Aida

Fitriyah

:

111001610000ti

: Pengaruh Penggunaan Hypermedia terhadap Hasil Belajar

Siswa pada Konsep Sistem Ekskresi

Jakarta, 30 Januari 2015

dikan

Biologi

ani,

M

d

19760309 00501 2 002

(##

'/-SY*o'

slr

fi


(4)

(5)

(6)

BIODATA PENULIS

AIDA FITRIYAH.

Anak pertama dari dua bersaudara, pasangan

H. Ali Shofan (

alm

)

dan Hj. Siti Arafah. Lahir di Lamongan pada

tanggal 25 Mei 1992 dan bertempat tinggal di Jalan Sunan

Bonang RT 04/02, Kelurahan Gumantuk, Kecamatan Maduran,

Kabupaten Lamongan.

Riwayat Pendidikan

. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya TK

Al-Itihad Gumantuk lulus pada tahun 1999, MI Miftahul Ulum lulus pada tahun 2005, SMP Negeri

1 Maduran lulus pada tahun 2008, SMA Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan lulus pada tahun

2010. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program

Studi Biologi pada tahun 2010 melalui jalur PMDK.