Komunikasi Massa Landasan Teoritis

commit to user Lebih lanjut, Laswell juga menyebutkan beberapa fungsi dari komunikasi: 1. The surveillance of the environment. Pengawasan terhadap lingkungan 2. The correlation of the parts of society in responding to the environment.Penghubung bagian-bagian dari masyarakat kepada lingkungan 3. The transmission of the social herritage from one generation to the next. Menurunkan warisan sosial dari satu generasi kepada generasi setelahnya. Onong U. Effendy, 1994: 13 Fungsi “surveillance” yang dimaksudkan oleh Laswell disini merupakan kegiatan mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan, dapat dikatakan sebagai penggarapan berita. Fungsi kedua yaitu “correlation” adalah semua kegiatan yang mencakup berbagai interpretasi terhadap informasi pada lingkungannya. Fungsi terakhir, “transmission of culture yang menyatakan sebuah komunikasi dapat digunakan sebagai sebuah media untuk memberikan warisan saosial dan budaya dari generasi tua kepada generasi yang lebih muda.

2. Komunikasi Massa

Karya Shannon dan Weaver, Mathematical Theory of Communication 1949;Weaver,1949b, diterima secara luas sebagai salah satu benih yang keluar dari studi komunikasi yang telah tumbuh. Teori ini merupakan suatu contoh yang commit to user gamblang dari mahzab proses, yang melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. John Fiske, 1990: 13 Receive Tujuan Sumber informasi Transmite Pesan Sinyal yang sinyal diterima Sumber gangguan Gambar 2: Model komunikasi Shannon dan Weaver John Fiske, 1990: 13 Dari gambar 2 dapat kita simpulkan bahwa Shannon dan Weaver mengidentifikasi tiga level masalah dalam studi komunikasi. Hal itu adalah: • Level A masalah teknis merupakan sebuah permasalahan yang berjibaku dengan cara bagaimana simbol-simbol komunikasi dapat ditransmisikan secara akurat. • Level B masalah semantik adalah masalah mengenai bagaimana simbol-simbol yang ditranmisikan secara persis menyampaikan makna yang diharapkan. • Level C masalah keefektifan yang merupakan permasalahan terakhir yang bergumul dengan semua permasalahan bagaimana makna yang diterima secara efektif mempengaruhi tingkah laku dengan cara yang diharapkan. John Fiske, 1990: 46 commit to user Masalah teknis di level A adalah yang paling sederhana untuk dipahami dan ini adalah salah satu masalah yang semual dikembangkan model tersebut untuk dijelaskan. Masalah semantik sekali lagi mudah untuk diidentifikasikan, namun jauh lebih sulit untuk dipecahkan, dan mulai dari makna kata hingga makna bahwa sebuah gambar film warta berita sebuah negara mungkin memiliki makna bagi seorang warga negara lain. Shannon dan Weaver memandang bahwa makna terkandung dalam pesan: maka memperbaiki encoding akan meningkatkan akurasi semantik. Namun, terdapat juga faktor-faktor budaya yang bekerja disini yang modelnya tidak menentukan: makna setidaknya sama banyaknya di dalam budaya sebagaimana di dalam pesan Masalah keefektifan sekilas mungkin tampak untuk menyatakan secara tidak langsung bahwa Shannon dan Weaver memandang komunikasi sebagai manipulasi dan propaganda: bahwa A telah berkomunikasi secara efektif dengan B jika merespons dengan cara yang A harapkan. Mereka menempatkan diri mereka sendiri terbuka terhadap kritik ini, dan hampir tidak menangkisnya, dengan mengklaim bahwa respons estetik atau emosional terhadap suatu karya seni adalah suatu efek komunikasi Selanjutnya, sebagaimana yang sudah disinggung diatas, Laswell memberi kita model lain yang menegaskan bahwa untuk memahami proses komunikasi massa kita perlu mempelajari setiap tahapan dalam modelnya:Who, Says what, In which channel, To whom, With what effect. Ini merupakan versi verbal model yang berasal dari Shannon dan Weaver. Model ini melihat komunikasi sebagai tranmisi pesan. Model ini mengungkapkan isu “efek” dan bukannya “makna.” commit to user “Efek” secara tak langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima yang disebabkan oleh unsur-unsur yang bisa diidentifikasikan dalam prosesnya. Perubahan pada salah satu unsur tersebut akan merubah efek. John Fiske, 1990: 46 Dari beberapa pendapat tentang komunikasi massa, pendapat Bitner 1980 merupakan definisi tentang komunikasi massa yang paling sederhana. “Mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people”.Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Ardianto dan Erdinaya, 2007:3 Komunikasi massa merupakan komunikasi yang harus menggunakan media massa Ardianto dan Erdinaya, 2007:3. Televisi, radio, surat kabar, film, buku, pita merupakan bentuk dari komunikasi massa Effendy, 1990:20. Definisi dari Bitner yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya merupakan sebuah definisi komunikasi massa yang memprioritaskan pada channel dan jumlah komunikan pada sebuah proses komunikasi massa. Adapun Effendy 1990 memperjelas berbagai channel yang dapat digunakan oleh sebuah proses komunikasi massa untuk mentransmisikan sebuah pesan. McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, menjelaskan bahwa komunikasi massa hanya merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya. McQuail,1996:7 commit to user Masih menurut McQuail, ciri-ciri utama komunikasi massa adalah sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan satu organisasi formal, dan “sang pengirim”-nya seringkali merupakan komunikator profesional. Pesannya tidak unik dan beranekaragam, serta dapat diperkirakan. Di samping itu, seringkali pesan tersebut ”diproses”, distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Pesan itu juga merupakan suatu produk dan komoditi yang memiliki nilai tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan.” Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan tersebut juga bersifat impersonal, bahkan mungkin sekali bersifat non-moral dan kalkulatif dalam artian bahwa sang pengirim tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang diperjualbelikan dengan uang atau ditukar dengan perhatian tertentu. Charles Wright, seorang ahli komunikasi mencoba merumuskan mengenai ciri-ciri komunikasi massa: 1. Diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim 2. Pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas 3. Komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisansi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. Mursito BM,1999:18 Nurudin 2007, dalam bukunya Komunikasi Massa, merumuskan dalam tujuh ciri sebuah komunikasi yang dapat disebut sebagai komunikasi massa. a. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga commit to user Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, melainkan kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan berkerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga disini menyerupai sebuah sistem. Dalam komunikasi massa, komunikator adalah lembaga media massa itu sendiri. b. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Audience sebuah media massa memiliki keragaman umur, jenis kelamin dan status sosial ekonomi. Karakter komunikan atau audience menurut Herber Blumer adalah: - Audience dalam komunikasi massa bersifat heterogen, berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. - Berisi individu-individu yang tidak saling kenal dan tidak saling berinteraksi secara langsung. - Tidak memiliki kepemimpinan atau organisasi sosial. c. Pesannya Bersifat Umum Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa bersifat umum dan ditujukan untuk khalayak yang jamak, bukan pada orang atau golongan tertentu. d. Komunikasi Berlangsung Satu Arah Dalam bentuk komunikasi ini, komunikan tidak bisa langsung memberi tanggapan terhadap pesan yang disampaikan komunikator. e. Komunikasi massa Menimbulkan Keserempakan commit to user Dalam komunikasi massa penyampaian pesan dilakukan secara serempak atau hampir bersamaan, walaupun pada audience media cetak komunikan belum tentu menerima pesan secara bersamaan. f. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa sebagai sarana utama dalam penyampaian pesan kepada khalayak sangat membutuhkan sebagai peralatan teknis seperti komputer, mesin cetak, kamera dan lain-lain. g. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper berfungsi untuk memilih informasi yang layak disebarkan dan menyederhanakan penyampaiannya agar mudah dipahami oleh khalayak. Nurudin,2007:54-55 Komunikasi massa menurut Mursito BM dalam bukunya Memahami Institusi Media, menjelaskan bahwa kata “komunikasi massa” diadopsi dari istilah bahasa inggris “mass communication” atau komunikasi media massa mass media communication, yang berarti komunikasi dengan menggunakan media massa atau “mass mediated”, komunikator tak dapat bertatap langsung dengan khalayak. Misalnya; penyiar radio atau televisi yang sedang siaran, tidak dapat menatap audiens dalam perbincangannya, sedangkan istilah “mass media” atau “media massa” adalah dari “media of mass communication” – media yang digunakan dalam komunikasi massa. Istilah lain yang paling banyak digunakan adalah pers. Mursito BM, 2006:2 commit to user Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, untuk meneliti perbandingan halaman muka majalah Tempo periode I dan Periode II dibutuhkan pengetahuan mengenai sistem politik yang digunakan pada masing-masing periode. Pengetahuan mengenai sistem politik yang mempengaruhi komunikasi dalam hal ini media massa demikian juga sebaliknya disebuat sebagai pendekatan lingkungan. Dalam bukunya, Komunikasi Politik: Media Massa dan Kampanye Pemiilihan, Pawito menjelaskan bahwa pendekatan lingkungan bertolak dari asumsi bahwa antara sistem politik dan komunikasi terdapat hubungan timbal- balik: sistem politik mempengaruhi komunikasi dan sebaliknya komunikasi mempengaruhi sistem politik. Bertolak dari asumsi ini, maka mencermati lingkungan, terutama lingkungan sosial-politik, pada saat komunikasi berlangusng menjadi sangat penting. Lingkungan sosial-politik secara sederhana dapat dipahami sebagai kondisi sosial-politik yang secara umum dirasakan luas oleh masyarakat berkaitan dengan kinerja sistem politik. Pawito, 2009: 35 Dapat ditarik kesimpulan dari pernyataannya, Pawito menyadari bahwa pendekatan lingkungan ini mengasumsikan bahwa lingkungan sosial-politik, sampai tingkat tertentu, berpengaruh terhadap komunikasi. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi dalam sistem politik cenderung diikuti oleh perubahan kondisi komunikasi politik termasuk kondisi media. Perubahan ini nantinya akan dapat dilihat dari perbandingan halaman muka majalah Tempo periode I dan periode II yang notabene memiliki karakteristik pengaruh sistem politik terhadap media massa yang berbeda. commit to user

3. Jurnalistik Sebagai Bentuk Komunikasi Massa

Dokumen yang terkait

ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH TEMPO ( Studi Analisis Isi Tema-Tema Laporan Utama Majalah Tempo Periode Januari 2011 – Juni 2011 ).

0 2 71

ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH TEMPO (Studi Analisis Isi Tema - Tema Laporan Utama Majalah Tempo Periode Juli 2010 – Desember 2010).

0 2 91

Pemaknaan karikatur “Artalyta Suryani” Pada Cover Majalah Tempo (Studi semiotik Terhadap Cover Majalah Tempo Edisi Januari 2010). SKRIPSI.

2 9 79

REPRESENTASI SIKAP NEGATIF JAKSA AGUNG HENDARMAN PADA ILUSTRASI COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Terhadap Representasi Sikap Negatif Jaksa Agung Pada Ilustrasi Cover Majalah Tempo edisi 2-8 Agustus 2010).

2 6 88

Pemaknaan Cover Majalah TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 – 15 Agustus 2010).

2 4 79

ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH TEMPO ( Studi Analisis Isi Tema-Tema Laporan Utama Majalah Tempo Periode Januari 2011 – Juni 2011 )

0 0 17

Pemaknaan Cover Majalah TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 – 15 Agustus 2010).

0 1 19

REPRESENTASI SIKAP NEGATIF JAKSA AGUNG HENDARMAN PADA ILUSTRASI COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Terhadap Representasi Sikap Negatif Jaksa Agung Pada Ilustrasi Cover Majalah Tempo edisi 2-8 Agustus 2010)

0 0 21

KATA PENGANTAR - Pemaknaan karikatur “Artalyta Suryani” Pada Cover Majalah Tempo (Studi semiotik Terhadap Cover Majalah Tempo Edisi Januari 2010). SKRIPSI

0 0 17

ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH TEMPO (Studi Analisis Isi Tema - Tema Laporan Utama Majalah Tempo Periode Juli 2010 – Desember 2010)

0 0 25