commit to user
Fenomena semacam ini mempunyai kemiripan dengan apa yang terjadi di Indonesia, dan bahkan mungkin Indonesia terinspirasi oleh karenanya.
Perbedaannya mungkin hanya terdapat pada sifat otoritarian dikuasai oleh individu tertentu yang kental pada masa sebelum reformasi menggantikan
totalitarian yang terjadi di Uni Soviet pada masa itu. Berangkat dari penelitian yang dilakukan oleh jurnal Schillinger dan Porter tersebut, penelitian mengenai
halaman muka majalah Tempo ini memilih dua periode yang memiliki karakteristik sistem politik yang berbeda pula. Masa periode I merupakan periode
yang dikuasai pemerintahan orde baru sedangkan pada masa periode II, merupakan masa dimana pemerintahan telah mengalami sebuah proses perubahan
menyeluruh disegala bidang atau yang sering disebut sebagai reformasi.
6. Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai objek penelitian. Unit analisis merupakan bagian terpenting dalam analisis isi. Unit
analisis dari penelitian ini adalah frekuensi, yang dimaksud frekuensi disini adalah intensitas sebuah persoalan menjadi sorotan utama majalah Tempo. Pemilahan ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimana majalah Tempo memilih dan menyajikan persoalan-persoalan penting.
commit to user
7. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis isi. Kemudian data yang telah dikoding, diproses untuk mendapatkan
frekuensi, prosentasi dan tabulasi. Kemudian dilakukan interpretasi atas data dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = F x 100 N
Dimana:
P = angka prosentase F = frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = Number of cases jumlah frekuensi atau banyak sumber informasi
8. Reliabilitas dan Validitas
Untuk mengetahui dan menjamin keakuratan serta validitas dari data yang telah dikoding dan diinterpretasikan, digunakan rumus reliabilitas. Uji reliabilitas
penelitian ini menggunakan rumus Holsti Holsti, 1963 : 49-50:
R = 2 C
1,2
. C
1
+C
2
Dimana:
R = koefisien reliabilitas
C
1,2
= jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua orang pengkoding C
1
+ C
2
= jumlah pernyataan yang diberikan kode oleh pengkoding
commit to user
Selanjutnya, untuk membuktikan valid tidaknya perhitungan penelitian terhadap populasi penelitian, peneliti menggunakan sampel penelitian yang
dikerjakan orang lain pengkoding I: Lukman Nusa dan pengkoding II: Rian Erpatriatmoko dimana keduanya adalah sama-sama mahasiswa komunikasi
angkatan 2006 yang juga mengetahui tentang pengkodingan. Dari hasil pengkodingan I kemudian dilakukan uji reliabilitas terhadap
pengkodingan sampel yang dilakukan pengkoding II. Uji reliabilitas dalam statistik digunakan untuk mengetahui kesalahan dalam pengukuran. Tujuan
digunakannya pengkoding I dan pengkoding II adalah untuk memperoleh kesepakatan atau tujuan bersama sehingga diharapkan input reliabilitasnya tinggi.
Tentang patokan tingkat persetujuan bersama dikatakan Lasswell sebagai pemberi angka yang menunjukkan kesamaan sebanyak 70 sampai 80 antara atau di
antara pelaksana koding atau analisis adalah dapat diterima sebagai kendala yang dapat memadai Fluorney, 1989: 33.
Karena rumus reliability tidak memperhitungkan tingkat persetujuan antar pengkoding interkoder akibat peluangnya yang terjadi, maka selanjutnya
digunakan rumus Scott:
Pi= Persetujuan yang nyata –Persetujuan yang diharapkan 1- Persetujuan yang diharapkan
Dimana:
Pi adalah Probability of Index persetujuan intercoder persetujuan yang nyata = nilai R
persetujuan yang diharapkan = jumlah kuadrat tiap prosentase kategori
commit to user
BAB II DESKRIPSI LOKASI
Majalah merupakan jenis media massa yang paling unik diantara media lainnya. Rhenald Kasali 1992:112-113 berpendapat bahwa media cetak memiliki
kekuatan dibanding dengan media lainnya, yakni kemampuannya menjangkau segmentasi pasar tertentu yang terspesialisasi sehingga majalah memiliki
komunitas sendiri. Majalah juga memilki sifat long life span, dimana usia edar majalah lebih panjang dari seluruh media yang ada dan pada umunya majalah juga
dapat disimpan hingga bertahun-tahun sebagai referensi Selanjutnya Kurniawan Junaedhi 1996: xiii memberikan tiga batasan
definisi majalah. Batasan pertama adalah media cetak yang terbit secara berkala, tetapi bukan yang terbit setiap hari, kedua media cetak itu bersampul, setidaknya
punya wajah, dan dirancang secara khusus, dan yang terakhir media cetak itu dijilid atau setidaknya memiliki sejumlah halaman tertentu.
Majalah seperti media cetak lainnya, pada dasarnya merupakan alat komunikasi massa yang tugasnya menyampaikan pesan dari sumber, dalam hal ini
redaksi kepada pembacanya dengan menggunakan lambang-lambang yang dicetak. Lambang-lambang ini dapat berwujud huruf-huruf cetak maupun gambar.
Tetapi yang menjadi permasalahan disini adalah bagaimana mengemas lambang- lambang ini menjadi menarik bagi khalayak. Dalam bab ini akan dijelaskan hal-
hal terkait majalah Tempo.