commit to user
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Balanced Scorecard
Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana suatu organisasi mampu
memenuhi kriteria yang ditetapkan serta pencapaian tujuan yang telah ditetapkan Supriyanto, 1996 dalam Hendriastuti dan Aryani, 2002. Secara
tradisional, pengukuran dengan indikator keuangan telah banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen. Namun, ukuran finansial hanya
menjelaskan berbagai peristiwa masa lalu, yang cocok untuk perusahaan abad industri di mana investasi dalam kapabilitas jangka panjang dan hubungan
dengan pelanggan bukanlah faktor penting dalam mencapai keberhasilan. Berbagai ukuran finansial tersebut tidak memadai untuk menuntun dan
mengevaluasi perjalanan yang harus dilalui perusahaan abad informasi dalam menciptakan nilai masa depan melalui investasi yang ditanamkan pada
pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi, dan inovasi Kaplan dan Norton, 1996. Hendriastuti dan Aryani 2002 juga menyampaikan kritik
mengenai penggunaan sistem pengukuran kinerja dari segi finansial, yaitu adanya ketidakcukupan dalam pendokumentasian sistem pengukuran kinerja,
dianggap berfokus pada masa lalu, serta ketidakmampuannya dalam
merefleksikan nilai-nilai yang diciptakan dari tindakan di masa lalu.
commit to user Balanced scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton
1996 merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yang
mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Balanced scorecard menyediakan para manajer suatu instrumen yang
dibutuhkan untuk mengendalikan perusahaan menuju kepada keberhasilan masa depan. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi
perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis Kaplan dan
Norton, 1996.
Scorecard harus menjelaskan strategi perusahaan, dimulai dengan tujuan finansial jangka panjang, dan kemudian mengaitkannya dengan
berbagai urutan tindakan yang harus diambil berkenaan dengan proses finansial, pelanggan, proses internal dan para pekerja serta sistem untuk
menghasilkan kinerja ekonomis jangka panjang yang diinginkan perusahaan.
Empat perspektif dalam balanced scorecard adalah sebagai berikut.
1. Perspektif Keuangan. Tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran dalam semua
perspektif lainnya. Setiap ukuran terpilih harus merupakan hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja
keuangan. Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi
commit to user perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi
atau tidak dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Tujuan keuangan biasanya berhubungan dengan profitabilitas, yang diukur misalnya dari
laba operasi, return on capital employed ROCE, atau nilai tambah ekonomis. Tujuan finansial lain adalah pertumbuhan penjualan yang
cepat atau untuk penambahan arus kas. Tujuan dan ukuran keuangan harus memainkan peran ganda, menentukan kinerja keuangan yang
diharapkan dari strategi, dan menjadi sasaran akhir tujuan dan ukuran perspektif scorecard lainnya Kaplan dan Norton, 1996. Kaplan dan
Norton 1996 mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu sebagai berikut.
a. Bertumbuh growth Perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada tahap
awal siklus hidup perusahaan. Perusahaan menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan. Untuk memanfaatkan
potensi ini, perusahaan harus melibatkan sumber daya yang cukup banyak untuk mengembangkan dan meningkatkan berbagai produk
dan jasa baru, membangun dan memperluas fasilitas produksi, membangun kemampuan operasi, menanamkan investasi dalam
sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung terciptanya
hubungan global,
dan memelihara
serta mengembangkan
hubungan yang
erat dengan
pelanggan. Perusahaan dalam tahap pertumbuhan dimungkinkan akan
commit to user beroperasi dengan arus kas yang negatif dan pengembalian modal
investasi yang rendah. Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat
pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan.
b. Bertahan Sustain Perusahaan yang berada pada tahap bertahan akan
memilki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang
cukup tinggi. Unit bisnis seperti ini diharapkan mampu mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki dan secara betahap
tumbuh tahun demi tahun. Kebanyakan unit bisnis dalam tahap bertahan akan menetapkan tujuan keuangan yang terkait dengan
profitabilitas. c. Menuai Harvest
Tahap ini merupakan tahap kedewasaan, yaitu suatu tahap di mana perusahaan melakukan panen terhadap investasi yang
dibuat pada dua tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk pemeliharaan
peralatan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansimembangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam
commit to user tahapan ini adalah memaksimumkan kas yang masuk ke
perusahaan. 2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif ini perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Perspektif ini biasanya
terdiri atas beberapa ukuran utama atau ukuran generik keberhasilan perusahaan dari strategi yang dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik.
Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa
pasar di segmen sasaran. Perspektif pelanggan memungkinkan para manajer unit bisnis untuk mengartikulasikan strategi yang berorientasi
kepada pelanggan dan pasar yang akan memberikan keuntungan finansial masadepan yang lebih besar.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal Pada perspektif ini, para manajer melakukan identifikasi
berbagai proses yang sangat penting yang harus dikuasai perusahaan. Proses ini memungkinkan unit bisnis untuk memberikan proporsi nilai
yang akan menarik perhatian dan mempertahankan pelanggan dalam segmen pasar sasaran dan memenuhi harapan keuntungan finansial yang
tinggi para pemegang saham. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan yang
commit to user ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis
internal mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang istimewa. Tujuan di dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan yang ambisius dalam ketiga perspektif lainnya
dapat terwujud.
2.2. Manajer