PENGARUH KARAKTERISTIK BALANCED SCORECARD DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP KEPUASAN KERJA MANAJER (Studi Kasus pada Bank Syariah di Surakarta)

(1)

commit to user i

PENGARUH KARAKTERISTIK

BALANCED SCORECARD

DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP

KEPUASAN KERJA MANAJER

(Studi Kasus pada Bank Syariah di Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh:

DEWI LISTIANI

F 0307037

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul

PENGARUH KARAKTERISTIK

BALANCED SCORECARD

DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP

KEPUASAN KERJA MANAJER

(Studi Kasus pada Bank Syariah di Surakarta)

Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing untuk diajukan kepada tim penguji skripsi.

Surakarta, Maret 2011 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing

Drs. Yacob Suparno, MSi, Ak NIP 19521011 198003 1 002


(3)

commit to user iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.

Surakarta, Maret 2011

1. Drs. Yacob Suparno, M.Si, Ak (... ) NIP : 19521011 198003 1 002

2. Sri Suranta, SE., M.Si, Ak (... ) NIP :19720305 199702 1 001

3. Lulus Kurniasih, SE., M.Si, Ak (... ) NIP : 19800530 200501 2 016


(4)

commit to user iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya kecil ini untuk

Keluarga tercinta yang tiada pernah putus mengasihi.

Bapak Sumadi dan Ibu Sri Hastutie yang telah mendidik dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang hingga saat ini.

Mbak Ana dan Adek kecilku Helmi yang setia mendukung dan menyayangi.


(5)

commit to user v

HALAMAN MOTTO

“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain”

(HR. Ad-Daruquthni dan Ath-Thabarani)

“Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

(QS Ar-Rahman: 13)

Wahai orang- orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan

kedudukanmu” (QS Muhammad: 7)


(6)

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini yang merupakan tugas akhir dalam persyaratan untuk menyelesaikan program S1 pada Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ada beberapa hambatan yang dihadapi, namun berkat dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si, Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs. Yacob Suparno, M.Si.,Ak., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran di sela kesibukan yang padat, sehingga membantu penulis untuk mendapatkan hasil yang terbaik.


(7)

commit to user vii

4. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si.,Ak., selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendampingi penulis selama menempuh pendidikan sarjana di fakultas ekonomi.

5. Bapak Sri Suranta, SE.,M.Si.,Ak dan Ibu Lulus SE.,M.Si.,Ak selaku penguji skripsi. Terima kasih atas masukan yang berharga bagi tulisan ini.

6. Orang tua tercinta Bapak Sumadi dan Ibu Sri Hastutie. Terima kasih atas kasih sayang yang tiada pernah putus, motivasi, dukungan, semangat, dan terlebih doanya sehingga bisa membawa saya seperti sekarang. Aku akan menjadi yang terbaik untuk Bapak dan Ibu. Insya Allah..

7. Mbak ku tersayang Mbak Ana dan Adek kecilku Helmi, semoga kita semua sukses dan bisa menjadi yang terbaik untuk Bapak dan Ibu kita.

8. Segenap dosen Fakultas Ekonomi FE UNS. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu ajarkan kepada saya.

9. Sahabat-sahabatku akuntansi yang (ceritanya) tergabung dalam ”lotez”: Dela, Novi, Anis, Tia. Terima kasih atas semua bantuan, dukungan, dan semangat selama menjalani kuliah ini, dan yang paling penting persahabatan yang indah ini, saat suka dan duka, dan menjadi tempat berbagi. Semoga kita semua sukses!

10.Sahabat-sahabatku ”kelompok belajar HHC”: Riesa, Retna, Dewi Utari, Lisa, Novi, Fia, Hafid, Lestyo, Rizal, Adhi, Mbak Ayum, Mbak Vita. Terima kasih atas kerjasama selama masih menjadi pengurus, suka duka, tangis tawa, nasihat, hingga akhirnya kita menjadi sahabat. Terima kasih juga atas


(8)

commit to user viii

motivasi, dukungan dan semangat pada saat menjelang ujian kompre dan skripsi. Aku ingin menjadi sahabat kalian selamanya, dunia dan akhirat.

11.Teman-teman akuntansi 2007 ”AGEN 007” yang selalu semangat: Irla (makasih udah banyak membantu), Hermin (teman seperjuangan skripsi), Dedi, Peka, Fatania, Dewo, Ratih, Mbak Sri, Ria, Rudi, Adikur, Peka, Bimo, Fariz, Suci, Endah, Irma, Tri, Dina, Mia dan lain-lain.

12.Teman-teman KEI FE UNS pejuang ekonomi Islam, Sista2ku tersayang: Ami, Sandra, Cuwil, Isna, Tika, Sari, Yeni, Lely, Maya, Retnia, Tina, Novita, Dilla, Ulfa, Rena, Shinta, Mbak Inung, Jihan, Amel. Dan juga Arif, Rahman, Adhib, Anggel, Adnan, Bayu, Dino, Jo, Greget, Veri. Terima kasih atas kerjasama, persahabatan, ukhuwah, dan pelajaran hidup yang tak ternilai. Tetap semangat membumikan ekonomi Islam di muka bumi. Ekonomi Islam? Subhanallah... 13.Para tetua2 KEI Mbak Tanti, Mbak Anis, Mbak Dewi Nur, Mbak Fitri, Mbak

Maya, Mas Angga, Mas Andy, Mas Rahmat, Mas Taufik dll. Terima kasih atas semangat dan ukhuwah yang kalian ajakan.

14.Tipah, Nita. Terima kasih atas persahabatan dan semangat yang selalu kalian tularkan.

15.Teman-teman HMJ Akuntansi: Mbak Hani, Mbak Fela, Mbak Puput, Mbak Finik, Mas Fijri, Mbak Tryas, Mas Yoga, Mas Loggar, Ndok, Anes, Eja, Abe, Cui, Anang, Ayuz, Basri, Yandi, Eva, Lina, Putri dan lain-lain.

16.Teman-teman kos Pondok Sukses: Nanik, Mbak Tanti, Dina, Ajeng, Mbak Vina, Mbak Dyah, Dina & Dian, Wilis, Wia, Maria, Irla, Dian, Sofi, Tika. Terima


(9)

commit to user ix

kasih telah menghadirkan rumah kedua yang nyaman di Solo. Semoga kalian semua sukses.

17.Karyawan bank Syariah se-Solo: Mbak Lina, Pak Sigit, Mbak Ika, Mbak Ana, Mbak Vita, Pak Dani, dan Mbak Rina. Terima kasih atas kesediaannya mendistribusikan kuesioner kepada karyawan di kantor. Tanpa saudara sekalian, skripsi ini tidak mungkin jadi. Semoga Allah membalas kebaikan saudara sekalian.

18.Pak Timin, terima kasih atas kesabaran dan keringanannya dalam pengumpulan naskah ini. Maaf telah mengganggu tugas Bapak. hehe..

19.Semua pihak yang telah membantu yang tidak penulis sebutkan satu per satu. 20.Pembaca skripsi yang budiman J

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dari skripsi ini.

Terakhir, semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 28 Februari 2011


(10)

commit to user x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Sistimatika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balanced Scorecard... 9

2.2 Manajer ... 14


(11)

commit to user xi

2.4 Bank ... 19

2.5 Kelembagaan Islami ... 24

2.6 Manajemen Syariah ... 29

2.7 ... Komunikasi Strategi ... 30

2.8 Penelitian Terdahulu ... 32

2.9 Perumusan Hipotesis... 35

2.10 Kerangka Teoritis ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 40

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 42

3.4. Variabel dan Pengukuran ... 43

2.11 Metode Analisis Data... 45

1. ... Uji Instrumen Penelitian ... 45

2. ... Uji Asumsi Klasik ... 47

3. ... Uji Hipotesis... 50

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data ... 51


(12)

commit to user xii

4.3 Uji Instrumen Penelitian... 70

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 73

4.5 Uji Hipotesis ... 80

4.6 Pembahasan... 84

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89

B. Keterbatasan……….. ... ….. 90

C. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN


(13)

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional. ... 24

Tabel IV. 1 Sampel dan pengembalian kuesioner ... 52

Tabel IV.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 53

Tabel IV.3 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 53

Tabel IV.4 Karakteristik responden berdasarkan jabatan ... 54

Tabel IV.5 Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja ... 55

Tabel IV.6 Pendapat responden mengenai kepuasan kerja ... 56

Tabel IV.7 Pendapat responden mengenai pertimbangan atas kepuasan pelanggan dalam pembuatan keputusan ... 58

Tabel IV.8 Pendapat responden mengenai pertimbangan atas proses bisnis internal dalam pembuatan keputusan ... 60

Tabel IV.9 Pendapat responden mengenai pertimbangan atas pembelajaran dan pertumbuhan dalam pengambilan keputusan... 62

Tabel IV.10 Pendapat responden mengenai komunikasi strategi ... 64

Tabel IV.11 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 71

Tabel IV.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel ... 73


(14)

commit to user xiv

Tabel IV.14 Hasil uji multikolinearitas ... 76

Tabel IV.15 Hasil Uji Autokorelasi ... 77

Tabel IV.16 Uji Glejser ... 79

Tabel IV.17 Uji Koefisien Determinasi ... 81

Tabel IV.18 Tabel Uji Signifikansi Simultan ... 82


(15)

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Penelitian. ... 39

Gambar IV.1 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 74

Gambar IV.2 Grafik Scatterplots Uji Normalitas... 74


(16)

commit to user

PENGARUH KARAKTERISTIK BALANCED SCORECARD

DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP KEPUASAN KERJA MANAJER

(STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH DI SURAKARTA)

DEWI LISTIANI F0307037

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh perhatian manajer terhadap karakteristik balanced scorecard dan komnikasi terhadap kepuasan kerja manajer. Untuk tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan data primer. Data diambil dari kuesioner yang diberikan kepada manajer tingkat menengah bank syariah se Surakarta. Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik balanced scorecard

nonkeuangan meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran serta komunikasi strategi yang merupakan hubungan antara strategi perusahaan dengan pengukuran kinerja.

Pengujian data dilakukan meliputi uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa data tersebut telah bebas dari asumsi klasik. Dalam pengujian dengan analisis regresi, uji statistik F menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer. Uji statistik t menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer.

Penelitian ini dilakukan dengan keterbatasan yang dimungkinkan dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan asumsi bahwa sampel yang diambil adalah bank syariah yang telah sepenuhnya mengadopsi balanced scorecard. Selain itu, penelitian ini tidak mengukur pengukuran kinerja dalam persektif Islami.


(17)

commit to user

THE IMPACT BALANCED SCORECARD CHARACTERISTICS AND STRATEGY LINK ON MANAGER’S JOB SATISFACTION

(CASE STUDY IN ISLAMIC BANK SURAKARTA)

DEWI LISTIANI F0307037

ABSTRACT

The aim of this study is to obtain empirical evidence related to the impact manager’s emphasis on balanced scorecard characteristic and link strategy on manager’s job satisfaction. According to this purpose, this research used primary data. The data was taken from questionnaires given to middle managers on Islamic Bank in Surakarta. Independent variables used in this research are nonfinancial characteristic balanced scorecard include customer, internal process business, learning and growing perspective and strategy link that the link between firm strategy and performance measurement.

The data testing are included classical assumption testing covering data normality, multicollinier, autocorrelation, and heteroscedasticity. The result of classical assumption testing showed that the data has been already liberated from the classical assumption. In the regression testing, statistic F testing showed independent variables have positive significant impact on manager’s job satisfaction. Statistic t testing, showed that each of independent variables have positive significant impact on manager’s job satisfaction.

This research was conducted with various lacks that may affect the research result. This research used assumption of which the samples were the Islamic bank completely adopted balanced scorecard. Other, this research didn’t measure the performance measurement on Islamic perspectives.


(18)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan bisnis yang semakin ketat saat ini memberikan tantangan bagi perusahaan baik yang berorientasi laba maupun tidak untuk lebih meningkatkan efisiensi dan kinerjanya. Hal tersebut diperlukan sehingga muncul tuntutan bagi perusahaan agar lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya. Terlebih lagi, Indonesia telah memasuki pasar bebas yang semakin meningkatkan iklim persaingan antar perusahaan baik dalam dan luar negeri. Untuk menghadapi hal itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.

Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah penerapan sistem pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Secara tradisional, pengukuran dengan indikator keuangan telah banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen. Namun, pada tahun 1990an, para manajer dan peneliti akademis mengeluarkan teguran terhadap sistem pengukuran kinerja tradisional. Mereka berpendapat bahwa walaupun pengukuran kinerja keuangan bekerja secara baik dalam era industri, mereka tidak bekerja secara baik dalam lingkungan ekonomi saat ini (Kang, 2008). Pengukuran kinerja tradisional seringkali menghilangkan sudut pandang lain yang tidak kalah pentingnya (Budiharjda dan Venusita, 2001). Pengukuran kinerja dengan


(19)

commit to user

menggunakan aspek keuangan hanya berfokus pada jangka pendek (Mulyadi, 2007). Model akuntansi keuangan ini seharusnya dikembangkan dengan mengikutsertakan penilaian atas aktiva intelektual dan tak berwujud perusahaan, seperti produk dan jasa yang bermutu tinggi, para pekerja yang memiliki motivasi dan kemampuan tinggi, proses internal yang responsif dan dapat diprediksi, dan pelanggan yang puas dan loyal (Kaplan dan Norton, 1996). Oleh karena itu, pengukuran kinerja hendaknya melibatkan aspek keuangan dan nonkeuangan.

Sistem pengukuran kinerja yang di dalamnya terkandung pengukuran keuangan dan nonkeuangan pertama kali dikembangkan oleh Robert Kaplan dan David Norton pada awal tahun 1990an. Kaplan dan Norton mengembangkan sebuah manajemen dan alat pengukuran yang disebut balanced scorecard (Lipe dan Salterio, 2002). Sistem pengukuran kinerja balanced scorecard adalah suatu sistem yang mengukur kinerja perusahaan dari aspek keuangan dan nonkeuangan. Menurut sistem pengukuran ini, sebuah perusahaan dapat diukur kinerjanya dengan menggunakan empat indikator yaitu keuangan, pelanggan, bisnis internal, serta inovasi dan pembelajaran. Balanced scorecard dapat melakukan pengukuran secara berimbang baik aspek keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, serta internal dan eksternal. Balanced scorecard bukan suatu sistem yang mampu untuk membuat sebuah strategi melainkan sistem yang mampu menterjemahkan strategi yang ada untuk diukur dengan menggunakan indikator-indikator tersebut. Dengan menerapkan metode balanced scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan


(20)

commit to user

kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Balanced scorecard merupakan

suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif yang dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang kinerjabisnis (Andranik, 2008).

Manajer dalam suatu perusahaan bertindak sebagai agent yang bertindak sebagai pembuat keputusan bagi perusahaan, sehingga tindakan seorang manajer seringkali diawasi oleh principal sebagai pemegang kepentingan. Oleh karena itu, perusahaan hendaknya mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya mengevaluasi kinerja, namun juga membantu meluruskan tindakan manajer agar sesuai dengan tujuan perusahaan (Burney dan Swanson, 2010). Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama sistem pengukuran kinerja adalah untuk mencapai goal congruence dan mempengaruhi sikap manajer (Otley, 1999 dalam Burney dan Swanson, 2010). Dalam hal ini diperlukan suatu pemahaman bahwa sistem pengukuran kinerja akan memberikan dampak bagi sikap manajer demi mencapai keselarasan tujuan. Untuk itu, diperlukan penelitian tentang dampak sistem pengukuran kinerja menggunakan balanced scorecard tarhadap sikap manajer dalam mencapai keselarasan tujuan.

Penelitian mengenai balanced scorecard saat ini mulai banyak dilakukan, hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang menyadari pentingnya pengukuran kinerja yang melibatkan aspek keuangan dan nonkeuangan. Andranik

(2008) melakukan penelitian mengenai kemungkinan penerapan balanced

scorecard pada rumah sakit di kota Metro Lampung. Hasil penelitian deskriptif ini menunjukkan bahwa instrumen kinerja yang ada pada balanced scorecard dapat


(21)

commit to user

diterpkan di rumah sakit khususnya rumah sakit pemerintah. Burney dan Swanson (2010) melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara karakteristik balanced scorecard dengan kepuasan kerja manajer. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan persepsi manajer dalam kekuatan hubungan antara pengukuran kinerja dan strategi organisasi. Penelitian ini juga menemukan bahwa indikator-indikator kinerja nonfinansial yang terkandung dalam balanced scorecard mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja manajer. Lestari (2008) melakukan

penelitian untuk menguji pengaruh penerapan balanced scorecard terhadap

kinerja manajer. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara balanced scorecard dengan kinerja manajer.

Penelitian mengenai dampak karakteristik balanced scorecard terhadap kepuasan kerja manajer masih jarang dilakukan di Indonesia. Hal tersebut dimungkinkan karena masih terbatasnya pengetahuan manajer tentang sistem pengukuran kinerja yang melibatkan aspek nonkeuangan seperti pada balanced scorecard. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Burney dan Swanson (2010) yang melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara karakteristik balanced scorecard dan kepuasan kerja manajer. Sampel penelitian yang dilakukan oleh Burney dan Swanson (2010) adalah akuntan manajer yang menjadi anggota Institute of Management

Accountants (IMA) pada tahun 2009.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Burney

dan Swanson (2010) tersebut antara lain terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan persepsi manajer dalam kekuatan hubungan


(22)

commit to user

antara pengukuran kinerja dan strategi organisasi. Penelitian ini juga menemukan bahwa indikator-indikator kinerja nonfinansial yang terkandung dalam Balanced Scorecard mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja manajer. Perbedaan penelitian ini dengan peneltian sebelumnya adalah penulis memperluas cakupan manajer tidak hanya terbatas pada akuntan manajer tetapi juga semua posisi manajer pada perusahaan terpilih yang mana mereka bertindak sebagai pengambil keputusan dan penerima pertanggungjawaban. Perbedaan lainnya adalah penulis mengambil sampel manajer pada perusahaan perbankan yang bergerak berlandaskan manajemen Islami. Sektor perbankan dipilih karena industri perbankan adalah sebuah perusahaan profit oriented yang berpegang pada regulasi yang berlaku dalam suatu negara. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengukuran kinerja yang berimbang seperti balanced scorecard. Sementara itu, penulis mempersempit cakupan penelitian hanya pada sektor perbankan syariah karena industri ini dijalankan dengan manajemen Islami yang mana sektor ini mengalami kemajuan yang cukup baik pada lima tahun terakhir. Bahkan, tingkat profitabilitas bank syariah di Indonesia merupakan yang terbaik di dunia diukur dari rasio laba terhadap aset (ROA) (Karya dan Rakhman, 2006). Hal tersebut memberikan motivasi kepada penulis untuk melakukan penelitian pada manajer perusahaan perbankan yang beroperasi berdasarkan manajemen Islam di

Surakarta dengan judul ”PENGARUH KARAKTERISTIK BALANCED

SCORECARD DAN KOMUNIKASI STRATEGI TERHADAP KEPUASAN


(23)

commit to user 1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah indikator-indikator kinerja nonfinansial dalam perspektif

Balanced Scorecard berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer?

2. Apakah kekuatan komunikasi strategi perusahaan berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer?

1.3. Tujuan penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh indikator-indikator kinerja nonfinansial dalam perspektif Balanced Scorecard terhadap kepuasan kerja manajer. 2. Untuk mengetahui pengaruh kekuatan komunikasi strategi perusahaan

terhadap kepuasan kerja manajer.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi praktisi perusahaan, penelitian ini diharapkan memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang memperhatikan sumber daya manusia perusahaan.

2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan akan memahami sistem


(24)

commit to user

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan bagi perkembangan konsep balanced

scorecard.

1.5. Sistimatika Penulisan

Penelitian ini memiliki sistematika pembahasan terdiri dari lima bab. Masing-masing secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, model penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah penelitian.

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Uraian yang disajikan meliputi: sampel penelitian, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, pengukuran variabel serta metode statistik yang dilakukan untuk menganalisis data.

Bab IV: Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang analisis deskripsi statistik mengenai sampel penelitian, identitas responden, dan variabel-variabel penelitian.


(25)

commit to user Bab V : Penutup

Pada bab ini menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengolahan data, keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, serta saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis di masa yang akan datang.


(26)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Balanced Scorecard

Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana suatu organisasi mampu memenuhi kriteria yang ditetapkan serta pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Supriyanto, 1996 dalam Hendriastuti dan Aryani, 2002). Secara tradisional, pengukuran dengan indikator keuangan telah banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen. Namun, ukuran finansial hanya menjelaskan berbagai peristiwa masa lalu, yang cocok untuk perusahaan abad industri di mana investasi dalam kapabilitas jangka panjang dan hubungan dengan pelanggan bukanlah faktor penting dalam mencapai keberhasilan. Berbagai ukuran finansial tersebut tidak memadai untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan yang harus dilalui perusahaan abad informasi dalam menciptakan nilai masa depan melalui investasi yang ditanamkan pada pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi, dan inovasi (Kaplan dan Norton, 1996). Hendriastuti dan Aryani (2002) juga menyampaikan kritik mengenai penggunaan sistem pengukuran kinerja dari segi finansial, yaitu adanya ketidakcukupan dalam pendokumentasian sistem pengukuran kinerja, dianggap berfokus pada masa lalu, serta ketidakmampuannya dalam merefleksikan nilai-nilai yang diciptakan dari tindakan di masa lalu.


(27)

commit to user

Balanced scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1996) merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan. Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yang

mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Balanced scorecard menyediakan para manajer suatu instrumen yang dibutuhkan untuk mengendalikan perusahaan menuju kepada keberhasilan

masa depan. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi

perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis (Kaplan dan Norton, 1996).

Scorecard harus menjelaskan strategi perusahaan, dimulai dengan tujuan finansial jangka panjang, dan kemudian mengaitkannya dengan berbagai urutan tindakan yang harus diambil berkenaan dengan proses finansial, pelanggan, proses internal dan para pekerja serta sistem untuk menghasilkan kinerja ekonomis jangka panjang yang diinginkan perusahaan. Empat perspektif dalam balanced scorecard adalah sebagai berikut.

1. Perspektif Keuangan.

Tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran dalam semua perspektif lainnya. Setiap ukuran terpilih harus merupakan hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan. Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi


(28)

commit to user

perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Tujuan keuangan biasanya berhubungan dengan profitabilitas, yang diukur misalnya dari laba operasi, return on capital employed (ROCE), atau nilai tambah ekonomis. Tujuan finansial lain adalah pertumbuhan penjualan yang cepat atau untuk penambahan arus kas. Tujuan dan ukuran keuangan harus memainkan peran ganda, menentukan kinerja keuangan yang diharapkan dari strategi, dan menjadi sasaran akhir tujuan dan ukuran perspektif scorecard lainnya (Kaplan dan Norton, 1996). Kaplan dan Norton (1996) mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu sebagai berikut.

a. Bertumbuh (growth)

Perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada tahap awal siklus hidup perusahaan. Perusahaan menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan. Untuk memanfaatkan potensi ini, perusahaan harus melibatkan sumber daya yang cukup banyak untuk mengembangkan dan meningkatkan berbagai produk dan jasa baru, membangun dan memperluas fasilitas produksi, membangun kemampuan operasi, menanamkan investasi dalam sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung

terciptanya hubungan global, dan memelihara serta

mengembangkan hubungan yang erat dengan pelanggan.


(29)

commit to user

beroperasi dengan arus kas yang negatif dan pengembalian modal investasi yang rendah. Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan.

b. Bertahan (Sustain)

Perusahaan yang berada pada tahap bertahan akan memilki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Unit bisnis seperti ini diharapkan mampu mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki dan secara betahap tumbuh tahun demi tahun. Kebanyakan unit bisnis dalam tahap bertahan akan menetapkan tujuan keuangan yang terkait dengan profitabilitas.

c. Menuai (Harvest)

Tahap ini merupakan tahap kedewasaan, yaitu suatu tahap di mana perusahaan melakukan panen terhadap investasi yang dibuat pada dua tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk pemeliharaan peralatan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansi/membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam


(30)

commit to user

tahapan ini adalah memaksimumkan kas yang masuk ke perusahaan.

2. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif ini perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Perspektif ini biasanya terdiri atas beberapa ukuran utama atau ukuran generik keberhasilan perusahaan dari strategi yang dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik. Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran. Perspektif pelanggan memungkinkan para manajer unit bisnis untuk mengartikulasikan strategi yang berorientasi kepada pelanggan dan pasar yang akan memberikan keuntungan finansial masadepan yang lebih besar.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Pada perspektif ini, para manajer melakukan identifikasi berbagai proses yang sangat penting yang harus dikuasai perusahaan. Proses ini memungkinkan unit bisnis untuk memberikan proporsi nilai yang akan menarik perhatian dan mempertahankan pelanggan dalam segmen pasar sasaran dan memenuhi harapan keuntungan finansial yang tinggi para pemegang saham.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan yang


(31)

commit to user

ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang istimewa. Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan yang ambisius dalam ketiga perspektif lainnya dapat terwujud.

2.2. Manajer

Robbins dan Coulter (1999) mendefinisikan manajer adalah seorang anggota organisasi yang memadukan dan mengkoordinasikan pekerjaan orang lain. Menurut Dessler (2001) manajer adalah orang yang merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan organisasi agar organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya.

Manajer dalam sebuah organisasi mempunyai beberapa tingkatan, berikut adalah tingkatan manajer menurut Robbins dan Coulter (1999).

1. Manajer lini pertama

Manajer lini pertama adalah manajemen yang tingkatannya paling rendah. Contohnya dalam sebuah pabrik, manajer lini pertama adalah mandor.

2. Manajer menengah

Manajer menengah adalah mencakup semua tingkat manajemen antara tingkat penyelia dan tingkat puncak pada organisasi tersebut. Contohnya adalah kepala bagian, kepala biro, pimpinan proyek, manajer pabrik, kepala unit atau manajer divisi.


(32)

commit to user

3. Manajer puncak

Manajer puncak adalah orang yang bertangungjawab atas pengambilan keputusan seluruh organisasi dan menetapkan kebijakan dan strategi yang mencakup seluruh organisasi itu. Contohnya adalah presiden, Chief Executive Officer (CEO), atau presiden komisaris.

Menurut Mintzberg dalam Robbins dan Coulter (1999), manajer mempunyai peran-peran sebagai berikut.

1. Peran-peran antar pribadi.

Semua manajer dituntut untuk menjalankan tugas-tugas yang melibatkan orang-orang dan tugas-tugas lain yang sifatnya upacara dan simbolis. 2. Peran-peran informasi.

Peran yang meliputi menerima, mengumpulkan, dan menyebarkan informasi.

3. Peran-peran memutuskan.

Peran-peran yang meliputi kewirausahaan, penanganan gangguan, pengalokasi sumber daya, dan perunding.

Robbins dan Coulter (1999) mendefinisikan fungsi-fungsi manajer sebagai berikut.

1. Merencanakan.

Fungsi manajer yang menetapkan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat strategi, dan membuat subrencana untuk menkoordinasikan kegiatan.


(33)

commit to user

Fungsi manajer yang menentukan tugas mana yang akan dikerjakan, cara pelaksanaannya, dan siapa yang melaksanakan.

3. Memimpin.

Fungsi manajer yang mengarahkan dan memotivasi semua pihak yang terlibat dan memecahkan pertentangan.

4. Mengawasi.

Fungsi manajer yang memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan diselesaikan seperti yang direncanakan.

2.3. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas suatu organisasi secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung (Muhaimin, 2004). Kepuasan kerja menurut Gibson (1991) dalam Puspaningsih (2004) merupakan sikap seseorang terhadap kerja. Beberapa ahli memberikan definisi mengenai kepuasan kerja. Devis dan Newstrom (1985:109) dalam Muhaimin (2004) mengemukakan:

Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with which employees view their work.” (Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang pekerja terhadap pekerjaannya).

Definisi lain tentang kepuasan kerja dikemukakan oleh Wexley dan Yukl (1977:98) dalam Muhaimin (2004), yang mengatakan:

“Is the way an employee feel about his or her job, it is a generalized attitude toward the job based on evaluation of different aspect of the job. A person’s attitude toward his job reflect plesant and unpleasant experiences in the job and his expectation about future experiences.” (Kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.


(34)

commit to user

Kepuasan kerja secara umum merupakan sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda bagi pekerja. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut mengambarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan-harapan mengenai pengalaman mendatang).

Sementara itu, Kreitner dan Kinicki (2005) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan.

Faktor Penyebab Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki (2005) dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut.

1. Pemenuhan kebutuhan.

Model-model ini menjelaskan bahwa kepuasan ditentukan oleh karakteristik dari sebuah pekerjaan memungkinkan seorang individu untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Ketidakcocokan.

Model-model ini menjelaskan bahwa kepuasan adalah hasil dari harapan yang terpenuhi. Harapan yang terpenuhi mewakili perbedaan antara apa yang diharapkan oleh seorang individu dari sebuah pekerjaan, seperti upah dan kesempatan promosi yang baik, dan apa yang pada kenyataannya diterimanya.


(35)

commit to user

3. Pencapaian nilai.

Gagasan yang melandasi pencapaian nilai adalah bahwa kepuasan berasal dari persepsi bahwa suatu pekerjaan memungkinkan untuk pemenuhan nilai-nilai kerja yang penting dari seorang individu.

4. Persamaan.

Kepuasan kerja dalam model ini adalah suatu fungsi bagaimana seorang individu diperlakukan secara adil di tempat kerja. Kepuasan berasal dari persepsi seseorang bahwa output pekerjaan relatif sama dengan inputnya, perbandingan yang mendukung output/input lain yang signifikan.

5. Komponen Watak/Genetik

Model watak/genetik didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja merupakan sebagian fungsi dari sifat pribadi maupun faktor genetik. Oleh karenanya, model ini menunjukkan bahwa perbedaan individu yang stabil adalah sama pentingnya adalam menjelaskan kepuasan kerja dengan karakteristik lingkungan kerja.

Paryoto dan Wahyudin (2005) menyimpulkan faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka peningkatan kinerjanya adalah: (a) faktor psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; (b) faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungandengan interaksi sosial baik sesama karyawan,


(36)

commit to user

dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya; (c) faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya; (d) faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya.

2.4. Bank

Bank menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 Tahun 1998 adalah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Bank Menurut Jenisnya 1. Bank Umum


(37)

commit to user

Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu.

Usaha Bank Umum meliputi :

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

b. memberikan kredit;

c. menerbitkan surat pengakuan hutang;

d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

1) surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

2) surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

3) kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; 4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ;

5) obligasi;

6) surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 7) instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai


(38)

commit to user

e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;

f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;

g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;

h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak;

j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;

k. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;

l. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain

berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

m. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud di atas, Bank Umum dapat pula :


(39)

commit to user

a. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan

lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi

akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali

penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan

d. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku

2. Bank Perkreditan Rakyat.

Usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi:

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;


(40)

commit to user

c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip

Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

Untuk selanjutnya, bank umum tersebut disebut dengan bank umum konvensional dan bank perkreditan konvensional. Bank umum konvensional adalah bank konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Syariah

Bank Syariah menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Tabel II.1

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional.

Element Bank Syariah Bank Konvensional

Dasar Operasi · Berbasis hukum Islam

· Uang semata sebagai alat tukar

· Menggunakan sistem

bagi hasil berbasis

transaksi riil

· Bebas dari unsur haram

(spekulasi, penipuan,

suap dan riba)

· Berbasis materialism

· Uang digunakan sebagai

komoditas

· Berdasarkan bunga

· Berdasarkan hukum

Positif


(41)

commit to user

Peran dan Fungsi · Intermediary

· Agen investasi

· Hubungan Kemitraan

· Intermediary

· Lending-borrowing

denganbunga

· Hubungan debitur

kreditur

Risiko Bisnis · Berbagi risiko antara

bank dan mitra/nasabah

berdasarkan keadilan,

kejujuran, & keterbukaan

· Terhindar dari negative

spread

· Risiko bank tidak

berhubungan langsung

dengan nasabah dan

sebaliknya

· Dapat terjadi negative

spread Sumber: Febrian, 2009.

2.5. Kelembagaan Islami

Kelembagaan menurut North (1900) dalam Nawawi (2009) adalah aturan formal dan konvensional informal, serta tata perilaku (codes of behavior), yang mengatur larangan (prohibition) dan persyaratan (conditional mission). Secara operasional ekonomi kelembagaan syariah menurut Nawawi (2009) mencakup kondisi yang harus dipenuhi atau kewajiban dan kondisi yang harus ditinggalkan atau larangan dalam sistem ekonomi.

Konsep Dasar Ekonomi Kelembagaan Syariah

Keberhasilan sebuah aktivitas ditentukan oleh kekuatan, dan kekuatan itu terbangun dari kebersamaan, kebersamaan itu ada bila saling menghargai peran dan profesi masing-masing orang, dan orang yang saling menghargai itu berpedoman dengan aturan. Aturan main kelembagaan yang tersedia dalam kegiatan ekonomi akan menentkan seberapa efisien hasil ekonomi yang didapatkan sekaligus akan menentukan seberapa besar distribusi ekonomi yang akan diperoleh oleh masing-masing partisipan. Sementara itu dalam jangka waktu tertentu, pencapaian ekonomi yang diperoleh partisipannya akan


(42)

commit to user

menentukan pandangan terhadap aturan main yang digunakan saat ini. Aturan main berinteraksi dalam perekonomian yang mendasari dari ekonomi

kelembagaan syariah adalah bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadish dan Ijma’

para ulama.

Kondisi yang Harus Dilaksanakan dalam Kelembagaan Islam

Dalam perekonomian kelembagaan syariah beberapa hal yan harus dipenuhi atau kewajiban yang harus ditaati oleh pelakunya dijelaskan oleh Nawawi (2009) di bawah ini.

1. Kebebasan dalam berekonomi.

Kebebasan dalam berekonomi dibedakan menjadi dua hal, yaitu (1) kebebasan eksistensial yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menentukan tindakan sendiri yang terfokus pada penentuan untuk apa bukan dari apa. Kebebasan ini berwujud yang positif dan disengaja, (2) Kebebasan sosial yang menekankan kebebasan dari apa atau siapa. Kebebasan berwujud negatif karena seseorang disebut bebas apabila kemungkinan-kemungkinannya bertindak tidak dibatasi oleh orang lain.

Kebebasan dalam ekonomi Islam dapat dibedakan dalam beberapa kategori, yaitu kebebasan dalam berinteraksi, kebebasan dalam berproduksi,kebebasan dalam berbelanja, memiliki dan mengkonsumsi, kebebasan dalam memilih, melanjutkan atau membatalkan dalam transaksi dan kebebasan dalam menentukan harga barang. Walaupun Islam memberikan kebebasan dalam ekonomi, tapi ada sarana kontrolnya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.


(43)

commit to user

2. Keseimbangan hak individu dan kolektif

Konsep keseimbangan merupakan karakteristik dasar ekonomi Islam. Salah satu wujud keseimbangan kepemilikan manusia adalah adanya kepemilikan publik sebagai penyeimbang kepemilikan individu. Kepemilikan publik merupakan kepemilikan yang secara asal telah ditentukan oleh syari’i. Asas dan pijakan kepemilikan publik dalam kemaslahatan bersama.

3. Berorientasi pada kemaslahatan dan manfaat

Kemaslahatan dan kemanfaat bagi individu dan masyarakat merupakan hal terpenting dalam kehidupan ekonomi. Kemasalahatan individu tidak boleh dikorbankan demi kemasalahatan bersama dan sebaliknya. Untuk mengatur dan menjaga kemaslahatan dan kemanfaatan masyarakat, diperlukan sebuah instansi yang mendukung.

4. Etika ekonomi dan bisnis

Berkaitan dengan etika ekonomi dan bisnis, Al Ghazali,Qardawi (1997), (Chapra, 2001) dalam Nawawi (2009) mengemukakan mengenai etika ekonomi pada umumnya. Prinsip etika antara lain:

a. Prinsip otonomi, yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak

berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggap baik untuk dilaksanakan dengan baik.

b. Prinsip kejujuran. Kejujuran dalam ekonomi Islam terwujud dalam berbagai aspek:


(44)

commit to user

2) dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu yang baik, dan 3) menyangkut hubungan kerja.

c. Prinsip tidak berbuat jahat dan prinsip berbuat baik.

d. Prinsip hormat pada diri sendiri, yaitu tidak etis jika seseorang membiarkan dirinya diperlakukan secara tidak adil, tidak jujur, ditindas dan sebagainya.

5. Keadilan berbisnis.

Adil pada hakikatnya adalah bahwa seseorang memberikan kepada diri dan orang lain apa yang menjadi haknya. Wujud keadilan dalam ekonomi setidaknya terkait dengan empat hal, yaitu keadilan tukar-menukar, keadilan distributif, keadilan sosial dan keadilan hukum.

Beberapa kondisi yang ditinggalkan

Dalam kegiatan ekonomi bisnis dan investasi Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan petunjuk dan rambu-rambu pokok yang harus ditnggalkan oleh setiap muslim yang beriman. Diantaranya menurut Satrio (2005) dalam Nawawi (2009) adalah sebagai berikut:

1. Terbebas dari unsur riba.

Riba merupakan kelebihan yang tidak ada padanan pengganti yang tidak dibenarkan syariah yang disyaratkan oleh salah satu dari dua orang yang berakad.


(45)

commit to user

Gharar merupakan sesuatu yang bersifat tidak pasti. Jual beli gharar berarti sebuah jual beli yang mengandung unsur ketidaktahuan atau ketidakpastian antara dua pihak yang bertransaksi.

3. Terhindar dari unsur judi.

Judi merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu karena seseorang yang seharusnya menempuh jalan yang susah payah akan tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki, walaupun jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai syariah.

4. Terhindar dari unsur haram

Dalam kaidah ushul fiqh haram didefinisikan sebagai sesuatu yang disediakan hukuman bagi yang melakukan dan disediakan pahala bagi yang meninggalkan karena diniatkan untuk menjalankan syariatnya. 5. Terhindar dari unsur syubhat .

Dari terminologi syariah syubhat diartikan suatu perkara yang tercampur (antara halal dan haram), akan tetapi tidak diketahui secara pasti apakah sesuatu yang halal atau haram dan apakah hak ataukah batil.

Implementasi Ekonomi Kelembagaan Syariah

Implementasi ekonomi kelembagaan syariah selalu menciptakan keseimbangan sistem ekonomi yang mengedepankan masalah jasmani dan rohani atau kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.


(46)

commit to user

2.6. Manajemen Syariah

Menurut Didin dan Hendri (2003) dalam Fauzan (2009) manajemen bisa dikatakan telah memenuhi syariah bila: pertama, manajemen ini mementingkan perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Kedua, manajemen syariah pun mementingkan adanya struktur organisasi. Ini menjelaskan bahwa dalam mengatur dunia, peranan manusia tidak akan sama. Ketiga, manajemen syariah membahas soal sistem. Sistem ini disusun agar perilaku pelaku di dalamnya berjalan dengan baik. Sistem pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, misalnya, adalah salah satu yang terbaik. Sistem ini berkaitan dengan perencanaan, organisasi dan kontrol, Islam pun telah mengajarkan jauh sebelum adanya konsep itu lahir, yang dipelajari sebagai manajemen ala Barat.

Menurut Karebet dan Yusanto (2002) dalam Fauzan (2009), syari’ah memandang manajemen dari dua sisi, yaitu manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai aktivitas. Sebagai ilmu, manajemen dipandang sebagai salah satu dari ilmu umum yang lahir berdasarkan fakta empiris yang tidak berkaitan dengan nilai, peradaban (hadharah) manapun. Namun sebagai aktivitas, maka manajemen dipandang sebagai sebuah amal yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT, sehingga ia harus terikat pada aturan syara’, nilai dan hadharah Islam. Manajemen Islami (syariah) berpijak pada aqidah Islam, karena aqidah Islam merupakan dasar ilmu pengetahuan.


(47)

commit to user

2.7. Komunikasi Strategi

Tujuan dari setiap pengukuran kinerja adalah memotivasi semua manajer dan pekerja agar melaksanakan strategi unit bisnis dengan berhasil. Perusahaan yang dapat menerjemahkan strategi ke dalam sistem pengukuran akan jauh lebih mampu melaksanakan strategi karena dapat mengomunikasikan tujuan dan sasarannya. Komunikasi ini memfokuskan manajer dan pekerja kepada berbagai faktor pendorong penting, yang memungkinkan keselarasan investasi, inisiatif, dan tindakan dengan pencapaian strategis. Oleh karena itu, balanced scorecard yang berhasil adalah balanced scorecard yang berhasil mengomunikasikan strategi melalui sekelompok ukuran finansial dan nonfinansial yang terpadu (Kaplan dan Norton, 1996). Kaplan dan Norton

(1996) memperkenalkan tiga prinsip yang memungkinkan balanced scorecard

dikaitkan dengan strategi perusahaan. 1) Hubungan sebab akibat.

Sistem pengukuran kinerja harus mengidentifikasi dan membuat eksplisist ukuran hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara ukuran hasil dengan faktor pendorong kinerjanya. Setiap ukuran yang dipilih untuk balanced scorecard harus menjadi unsur suatu rantai hubungan sebab akibat yang mengomunikasikan arti strategi unti bisnis kepada seluruh perusahaan.

2) Faktor pendorong kinerja.

Faktor pendorong kinerja adalah faktor-faktor khusus yang terdapat pada unit bisnis tertentu. Faktor pendorong kinerja mencerminkan keunikan dari


(48)

commit to user

strategi unit bisnis, misalnya faktor pendorong finansial dari profitabilitas, segmen pasar yang dipilih unit bisnis, serta tujuan proses internal, pembelajaran dan pertumbuhan tertentu yang akan memberi nilai pelanggan dan segmen pasar sasaran.

3) Keterkaitan dengan masalah finansial.

Sebuah balanced scorecard harus tetap menitikberatkan kepada hasil, terutama yang bersifat finansial seperti return on capital employed atau nilai tambah ekonomis. Hubungan sebab akibat semua ukuran dalam sebuah scorecard harus terkait dengan setiap tujuan finansial perusahaan.

2.8. Penelitian Terdahulu

Burney dan Swanson (2010) melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara karakteristik balanced scorecard dan kepuasan kerja manajer. Penelitian ini dilakukan terhadap 763 akuntan manajer yang terdafar sebagai anggota Institute Management Accountant pada tahun 2009. Karakteristik masing-masing balanced scorecard diwakili oleh perspektif yang berbeda. Perspektif keuangan diwakili oleh dampak keuangan, Perspektif konsumen diwakili oleh dampak konsumen, proses bisnis internal diwakili oleh dampak kualitas produk, dampak kinerja operasional, dan proses inovasi, sedangkan perspektif pembelajran dan pertumbuhan diwakili oleh dampak karyawan, dampak kemampuan sistem informasi, dan dampak prosedur organisasi. Hasil peneltian yang dilakukan oleh Burney dan Swanson (2010) tersebut antara lain terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan


(49)

commit to user

persepsi manajer dalam kekuatan hubungan antara pengukuran kinerja dan strategi organisasi. Penelitian ini juga menemukan bahwa indikator-indikator kinerja nonfinansial yang terkandung dalam balanced scorecard mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja manajer.

Lau (2008) melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara ukuran-ukuran kinerja nonfinansial dan kejelasan peran, keadilan prosedural serta kinerja manajerial. Penelitian ini dilakukan terhadap 149 manajer di Inggris pada tahun 2008. Ukuran kinerja nonfinansial berdasarkan pada tiga perspektif dalam balanced scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1996), yaitu perspektif konsumen, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil penelitian ini pertama, menunjukkan bahwa ukuran kinerja nonfinansial berhubungan dengan kenaikan kerja karyawan yang terkait dengan hasil termasuk meningkatnya kejelasan peran, meningkatnya keadilan procedural, dan meningkatnya prestasi kerja. Kedua, penggunaan ukuran kinerja nonfinansial sebagai evaluasi kinerja memiliki efek yang spositif signifikan terhadap kejelasan peran karyawan. Ketiga, penggunaan ukuran kinerja nonfinansial juga memiliki pengaruh signifikan terhadap keadilan prosedural. Keempat, ukuran kinerja nonfinansial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial.

Hu et.a.l (2004) melakukan penelitian untuk menguji dampak kepemimpinan transformasional manajer penjualan terhadap kepuasan kerja karyawan bagian penjualan. Penelitian dilakukan dengan melakukan survey terhadap 123 karyawan bagian penjualan dalam industri barang rumah tangga


(50)

commit to user

di Taiwan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara kepemimpinan transformasional manajer dan kepuasan kerja karyawan bagian penjualan. Selain itu, uji empiris menunjukkan bahwa inspirasi motivasi dari manajer, stimulasi intelektual, dan pertimbangan individual secara signifikan dapat memprediksi kepuasan kerja karyawan bagian penjualan.

Kosteas (2009) melakukan penelitian untuk menguji dampak promosi dan harapan promosi jabatan terhadap kepuasan kerja. Survey dilakukan terhadap 5.388 responden yang terangkum dalam National Longitudinal Surveys of Youth 1979 (NLSY79) dalam rentang tahun 1994-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi jabatan yang dilakukan perusahaan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebesar 90%.

Arbiyani (2004) melakukan penelitian untuk menguji apakah

partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran, pendidikan dan pengalaman kerja mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja manajer pada perusahaan manufaktur. Survei dilakukan terhadap 58 orang manajer pada perusahaan manufaktur yang memiliki aktiva bersih lebih dari satu milyar rupiah dengan jumlah karyawan lebih dari 100 orang. Hasil uji empiris menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran, pendidikan dan pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer.


(51)

commit to user

Parwanto dan Wahyudin (2005) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh faktor-faktor kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian dilakukan terhadap 45 orang karyawan pusat pendidikan Komputer Akuntansi IMKA Surakarta. Penelitian tersebut menunjukkan hasil sebagai berikut. Pertama, faktor kepuasan kerja, gaji, kepemimpinan, dan sikap rekan sekerja mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Kedua, Sikap rekan sekerja merupakan faktor kepuasan kerja yang mempunyai pengaruh paling dominan besar dibandingkan variabel lain terhadap kinerja. Ketiga, Faktor kepuasan kerja, gaji, kepemimpinan, dan sikap rekan sekerja dapat menjelaskan variasi kinerja karyawan sebesar 99,5 % sedangkan sisanya 0,5 % dijelaskan oleh faktor kepuasan kerja lain di luar model

2.9. Perumusan Hipotesis

2.8.1. Karakteristik Balanced Scorecard terhadap kepuasan kerja

manajer.

Balanced scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1996) merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Kepuasan kerja adalah variabel penting untuk memahami efektivitas organisasi secara keseluruhan (Rusbult et al, 1988). Pada dasarnya, kepuasan kerja mencerminkan bagaimana seorang individu merasa tentang pekerjaannya. Penelitian sebelumnya mendukung


(52)

commit to user

hubungan positif antara karakteristik balanced scorecard dengan

kepuasan kerja akuntan manajer (Burney dan Swanson, 2010). Kepemimpinan transformasional manajer dan kepuasan kerja karyawan bagian penjualan mempunyai hubungan yang positif signifikan (Hu et

al, 2004). Promosi jabatan yang dilakukan perusahaan dapat

meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebesar sembilan puluh persen (Kosteas, 2009). Partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran, pendidikan dan pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer (Arbiyani, 2004). Faktor kepuasan kerja, gaji, kepemimpinan, dan sikap rekan sekerja mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan (Parwanto dan Wahyudin, 2005).

Melalui komunikasi strategi, balanced scorecard diharapkan dampak kepuasan kerja dalam dua cara. Pertama, komunikasi ini harus membantu para manajer memahami perilaku yang diinginkan oleh perusahaan. Memiliki informasi peran meningkatkan pemahaman peran kerja individu (Viator, 2001). Penelitian sebelumnya menemukan bahwa klarifikasi harapan kerja melalui informasi peran mengarah ke tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi (Ameen et al, 1995 dalam Burney dan Swanson, 2010). Mengingat temuan ini sebelumnya,

penyediaan umpan balik balanced scorecard akan diharapkan

mempengaruhi kepuasan kerja manajer pada bank syariah di Surakarta. Untuk menguji perdebatan ini, studi ini mengkaji efektivitas balanced


(53)

commit to user

scorecard dengan menguji apakah masing-masing karakteristik balanced scorecard berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer bank syariah di Surakarta. Hipotesis formal untuk kepuasan kerja manajer adalah:

H1 : Perhatian manajer pada kepuasan pelanggan berpengaruh

terhadap kepuasan kerja manajer.

H2: Perhatian manajer pada langkah-langkah proses bisnis internal

berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer.

H3: Perhatian manajer pada tindakan pembelajaran dan

pertumbuhan berpengaruh terhadap kepuasan kerja

manajer.

2.8.2. Komunikasi strategi dan kepuasan kerja manajer

Tujuan utama dari setiap sistem pengukuran kinerja ini adalah untuk memotivasi para manajer untuk membuat keputusan yang konsisten dengan strategi keseluruhan perusahaan (Kaplan dan Norton, 1996). Membangun komunikasi antara strategi perusahaan dan

mengukur kinerja balanced scorecard membedakan dari sistem

tradisional dan merupakan karakteristik kedua kepentingan dalam studi saat ini (Kaplan dan Norton, 1996). Komunikasi ini mencerminkan strategi sebab akibat hubungan, yang berkembang dari strategi perusahaan. Ketika pengukuran kinerja dipilih dengan cara ini, tujuan manajer didorong untuk dilaksanakan sejalan dengan tujuan perusahaan (Kaplan dan Norton, 1996). Selain itu, komunikasi strategi balanced


(54)

commit to user

scorecard memungkinkan manajer untuk memahami bagaimana ukuran hasil dipengaruhi oleh tindakan mereka (Atkinson, 2006; Burney dan Widener, 2007; Kaplan dan Atkinson, 1 998; Maïga dan Jacobs, 2003 dalam Burney dan Swanson, 2010). Dengan demikian, manajer didorong untuk mengejar tujuan perusahaan daripada membuat keputusan berdasarkan pada tujuan individu atau departemen (Kaplan dan Norton, 1996).

Penelitian pada komunikasi strategi menunjukkan bahwa

sebagian besar balanced scorecard perusahaan adalah memilih

kombinasi beragam langkah-langkah untuk sistem pengukuran kinerja mereka (Sandhu et al., 2008;. Towers Perrin, 1996 dalam Burney dan Swanson, 2010). Karyawan di perusahaan yang menerapkan balanced scorecard juga memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai tujuan perusahaan daripada mereka di bawah sistem pengukuran kinerja tradisional (Ittier dan Larcker, 1998). Pada akhirnya, ketika langkah-langkah yang manajer anggap penting atau membantu termasuk dalam evaluasi kinerja, mereka melaporkan perubahan dalam tindakan mereka (Malina dan Selto, 2001; Van der Stede et al, 2006 dalam Burney dan Swanson, 2010). Hipotesis berikutnya untuk penelitian ini adalah:

H4: Kekuatan dari komunikasi strategi berpengaruh terhadap


(55)

commit to user

2.10. Kerangka Teoritis

Sesuai dengan yang telah diuraikan diatas mengenai hubungan antara perhatian manajer terhadap karakteristik balanced scorecard dalam pembuatan keputusan dan kepuasan kerja manajer serta hubungan antara komunikasi strategi dan kepuasan kerja manajer, maka model penelitian yang diajukan dapat dilihat pada gambar II.1 berikut ini.

Gambar II. 1. Kerangka Pemikiran Penelitian. Karaktristik balanced

scorecard:

· Kepuasan Pelanggan · Proses Bisnis Internal · Pertumbuhan dan

pembelajaran

Kepuasan kerja manajer

Kekuatan komunikasi strategi Karaktristik balanced

scorecard:

· Kepuasan Pelanggan · Proses Bisnis Internal · Pertumbuhan dan


(56)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing study) yaitu menjelaskan sifat hubungan-hubungan tertentu atau

menetapkan perbedaan-perbedaan antara dua faktor (kelompok)

independen atau lebih dalam sebuah situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan antara karakteristik balanced scorecard nonkeuangan yang terdiri atas perspektif konsumen, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran dengan kepuasan kerja manajer. Selain itu, penelitian ini menjelaskan hubungan antara kekuatan dari komunikasi strategi dengan kepuasan kerja manajer.

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memakai metode survei untuk mendapatkan data, karena alasan berikut. Pertama, metode survei dapat mengumpulkan informasi secara langsung dari responden sehingga dapat menambah validitas hasil penelitian. Kedua, survei mengizinkan responden untuk tidak mencantumkan nama (anonim) sehingga mereka dapat lebih tersembunyi ketika memberikan jawaban (Brownell, 1995 dalam Burney dan Swanson, 2010).


(57)

commit to user

Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin diteliti (Sekaran, 2006). Populasi adalah keseluruhan nilai yang mungkin, hasil pengukuran ataupun perhitungan, kualitatif atau kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kelompok yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga (Singarimbun dkk, 2008 dalam Rahmawati, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah bank syariah di Surakarta.

Sampel adalah bagian populasi yang akan dipelajari secara detail (Sekaran, 2006), yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Teknik pemilihan sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Menurut

Jogiyanto (2004) dalam Rahmawati (2010), purposive sampling dilakukan

dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan atau jatah tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur jabatan responden dalam struktur organisasi bank syariah, yaitu responden yang berada pada posisi manajer tingkat menengah. Hal ini dikarenakan responden pada posisi tersebut mempunyai peran dalam pengambilan keputusan. Sampel dalam penelitian ini adalah kepala bagian, dan kepala subbagian yang berada pada bank syariah di Surakarta. Sampel manajer perbankan syariah dipilih karena dalam industri perbankan syariah, peran sumber daya manusia sangat besar. Hal tersebut disebabkan sebagian besar


(58)

commit to user

operasi industri ini dijalankan oleh manusia. Sektor syariah dengan manajemen Islami dipilih karena industri ini mempunyai karakteristik yang unik yang mana mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam lima tahun terakhir.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama (Sekaran, 2006). Data diperoleh dengan cara menyebarkan form kuesioner yang diperuntukkan bagi manajer menengah pada bank syariah di Surakarta. Data primer diperoleh dari jawaban responden atas beberapa item pertanyaan yang berhubungan dengan balanced scoercard, kekuatan komunikasi strategi, dan kepuasan kerja. Survei dilakukan dengan memberikan kuesioner yang bersifat tertutup. Sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia atas beberapa item pertanyaan yang diberikan. Penelitian ini menggunakan dimensi waktu cross-sectional dimana data hanya sekali dikumpulkan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian (Sekaran, 2006). Data diambil pada tahun penelitian 2010.

3.4. Variabel dan Pengukurannya

Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen (karakteristik balanced scorecard dan kekuatan komunikasi strategi)


(59)

commit to user

terhadap variabel dependen (kepuasan kerja manajer). Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala penilaian 1-7 sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Burney dan Swanson (2010). Masing-masing item pernyataan dinilai dengan retntang nilai antara 1 hingga 7. Nilai 1 merepresentasikan tidak setuju, dan nilai 7 merepresentasikan sangat setuju. Variabel yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah:

1) Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja manajer. Item pertanyaan mengenai kepuasan kerja diadopsi dari Burney dan Swanson (2010) yang kemudian dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia. Variabel kepuasan kerja manajer diukur dengan menggunakan enam item pertanyaan mengenai sejauh mana tingkat kepuasan responden terhadap pekerjaannya.

2) Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah karaktristik balanced scorecard dalam perspektif nonkeuangan, yaitu perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran serta komunikasi strategi. Item pertanyaan dalam perspektif pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, dan komunikasi strategi diadopsi dari Burney dan Swanson (2010) yang kemudian dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia.


(60)

commit to user

Perspektif pelanggan dalam penelitian ini diukur dengan melihat seberapa besar perhatian manajer terhadap kepuasan pelanggan. Variabel ini diukur dengan menggunakan dua item pertanyaan yang menggambarkan seberapa besar pertimbangan manajer terhadap kepuasan pelanggan dalam pembuatan keputusan. b) Proses bisnis internal

Perspektif proses bisnis internal dalam penelitian ini diukur dengan melihat seberapa besar perhatian manajer terhadap proses bisnis internal. Variabel ini diukur dengan menggunakan tiga item pertanyaan yang menggambarkan seberapa besar pertimbangan manajer terhadap proses bisnis internal dalam pembuatan keputusan.

c) Pembelajaran dan pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam

penelitian ini diukur dengan melihat seberapa besar perhatian manajer terhadap pembelajaran dan pertumbuhan. Variabel ini diukur dengan menggunakan empat item pertanyaan yang menggambarkan seberapa besar pertimbangan manajer terhadap pembelajaran dan pertumbuhan dalam pembuatan keputusan.

d) Komunikasi strategi

Komunikasi ini mencerminkan strategi sebab akibat hubungan, yang berkembang dari strategi perusahaan. Komunikasi


(61)

commit to user

strategi ditujukan untuk membangun komunikasi antara strategi perusahaan dan mengukur kinerja balanced scorecard. Variabel ini diukur dengan menggunakan sepuluh item pernyataan yang menggambarkan sejauh mana manfaat dan konsekuensi atas pengembangan hubungan antara strategi perusahaan dengan pengukuran kinerja balanced scorecard.

3.5. Metode Analisis Data

1. Uji Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel konstruk atau variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dibentuk melalui indikator-indikator yang diamati (Ghozali, 2009). Hair et al (1998) dalam Rahmawati (2010) menjelaskan bahwa kualitas data yang dihasilkan dari peggunaan instrumen penelitian dapat dianalisis menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas untuk menguji apakah data yang digunakan valid dan reliabel. Hal ini perlu dilakukan pada penelitian dengan metode pengumpulan data melalui kuesioner (Sekaran, 2006). Pengujian ini meliputi dua hal:

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menentukan valid atau tidaknya kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila


(62)

commit to user

pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Penelitian ini menguji validitas dengan melakukan uji korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator (skor item pertanyaan) dengan skor konstruk (skor total) atau lebih dikenal dengan uji korelasi ”Pearson Product Moment”. Dikatakan valid jika rhitung > rtabel (Ghozali, 2009).

b. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas juga merupakan prosedur pengujian statistik yang dianggap relevan untuk mengukur sejauh mana konsistensi dari data penelitian yang dihasilkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Menurut Sekaran (2006) klasifikasi nilai Cronbach’s Alpha, sebagai berikut :

· Nilai Cronbach’s Alpha : 0,80 - 1,0 = reliabilitas baik.

· Nilai Cronbach’s Alpha : 0,60 - 0,79 = reliabilitas dapat diterima.


(63)

commit to user

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien. Pengujian asumsi klasik terdiri dari beberapa macam pengujian sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi dalam model regresi pada variabel pengganggu atau variabel residual (Ghozali, 2009). Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas data dalam

penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov Smirnov, dengan

membandingkan nilai p value dengan tingkat signifikansi 5%. Jika p value > 5%, maka data berdistribusi normal. Uji ini dapat juga dilakukan dengan analisis grafik plot.

b. Uji Multikolinieritas

Merupakan uji yang dilakukan dengan tujuan menguji apakah model regresi terdapat korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independen Jika terjadi korelasi antar

variabel independen maka dikatakan terjadi problem


(1)

commit to user

seperti aktivitas inovasi, proses operasi, dan proses layanan purna jual. Semakin tinggi pertimbangan manajer terhadap langkah-langkah, maka akan semakin meningkatkan kepuasan kerja mereka. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Burney dan Swanson (2010) yang menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara perhatian manajer pada langkah-langkah proses bisnis internal perusahaan terhadap kepuasan kerja manajer.

3. Pengaruh perhatian manajer terhadap tindakan pembelajaran

terhadap pertumbuhan dan kepuasan kerja manajer.

Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan

bahwa perhatian manajer pada aktivitas pembelajaran dan

pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer. Hal ini terbukti dengan nilai signifikansi pada 0,001 sehingga hipotesis ketiga dapat diterima. Artinya, jika manajer memberikan perhatian terhadap terhadap tindakan pembelajaran dan pertumbuhan seperti keterampilan dan kepuasan karyawan, maka akan dapat meningkatkan kepuasan kerja manajer.

Perhatian manajer terhadap aktivitas pertumbuhan dan pembelajaran mengacu pada sejauh mana para manajer dalam membuat keputusan mempertimbangkan aktivitas pertumbuhan dan pembelajaran dalam perusahaan seperti kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi, motivasi, pemberdayaan dan keselarasan (Kaplan dan Norton, 2000). Semakin tinggi pertimbangan manajer


(2)

commit to user

terhadap tindakan pembelajaran dan pertumbuhan, maka kepuasan kerja manajer juga akan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Burney dan Swanson (2010) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh antara perhatian manajer terhadap aktivitas pembelajaran dan pertumbuhan dengan kepuasan kerja manajer.

4. Pengaruh kekuatan dari komunikasi strategi terhadap kepuasan

kerja manajer.

Pengujian hipotesis keempat dalam penelitian ini

menyatakan bahwa kekuatan dari komunikasi strategi perusahaan berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer. Hal ini terbukti dengan nilai signifikansi pada 0,000 sehingga hipotesis keempat dapat diterima. Artinya, jika perusahaan mampu membangun hubungan atau komunikasi antara strategi perusahaan dengan pengukuran kinerja, maka akan dapat meningkatkan kepuasan kerja manajer.

Komunikasi strategi dalam hal ini mengacu pada sejauh mana hubungan antara strategi dengan sistem pengukuran kinerja perusahaan. Komunikasi ini mencerminkan hubungan sebab akibat yang terjadi atas strategi perusahaan (Burney dan Swanson, 2010). Pemahaman terhadap strategi organisasi memungkinkan manajer untuk membuat keputusan yang sejalan dengan tujuan perusahaan (Kaplan dan Norton, 2010; Malina et al, 2007 dalam Burney dan Swanson,2010), sehingga, komunikasi strategi memungkinkan


(3)

commit to user

manajer untuk memahami bagaimana pengukuran kinerja dipengaruhi oleh tindakan mereka (Atkinson, 2006; Burney dan Widener, 2007; Kaplan dan Atkinson, 1998; Maïga dan Jacobs, 2003 dalam Burney dan Swanson,2010). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Burney dan Swanson (2010) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh antara kekuatan dari komunikasi strategi dan kepuasan kerja manajer.


(4)

commit to user BAB V

PENUTUP

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik balanced

scorecard non-keuangan dan pengaruh antara pengukuran kinerja dengan strategi

terhadap kepuasan kerja manajer pada perusahaan yang dijalankan dengan manajemen Islami. Bab ini menjelaskan kesimpulan, keterbatasan, dan saran yang dapat peneliti sampaikan atas penelitian ini

A. KESIMPULAN

Hasil pengujian empiris menunjukkan bahwa:

1. Perhatian manajer terhadap kepuasan pelanggan pada saat pengambilan keputusan berpengaruh terhadap kepuasan kerja manajer. Jika manajer memberikan perhatian terhadap sikap dan kepuasan pelanggan yang datang lepada perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepuasan kerja manajer. 2. Perhatian manajer terhadap langkah-langkah proses bisnis internal pada saat

pembuatan keputusan berhubungan positif dengan kepuasan kerja manajer. Jika manajer memberikan perhatian terhadap langkah-langkah proses bisnis internal seperti aktivitas inovasi, proses operasi, dan proses layanan purna jual sebagaimana dalam model rantai nilai generic (Kaplan dan Norton, 2000), maka akan dapat meningkatkan kepuasan kerja manajer.

3. Perhatian manajer terhadap tindakan pembelajaran dan pertumbuhan pada saat pembuatan keputusan berhubungan positif dengan kepuasan kerja


(5)

commit to user

manajer. Jika manajer memberikan perhatian terhadap terhadap tindakan pembelajaran dan pertumbuhan seperti keterampilan dan kepuasan karyawan, maka akan dapat meningkatkan kepuasan kerja manajer.

4. Kekuatan dari komunikasi strategi perusahaan berhubungan positif dengan kepuasan kerja manajer. Jika perusahaan mampu membangun hubungan atau komunikasi antara strategi perusahaan dengan pengukuran kinerja, maka akan dapat meningkatkan kepuasan kerja manajer.

B. KETERBATASAN

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan sebagai berikut.

1. Penelitian ini menggunakan asumsi bahwa sampel yang diambil adalah perusahaan yang telah sepenuhnya mengadopsi balanced scorecard.

2. Penelitian ini tidak mengukur pengukuran kinerja dalam persektif Islami, walaupun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan dengan manajemen Islami.

C. SARAN

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, maka saran yang peneliti berikan adalah sebagai berikut.

1. Penelitian berikutnya sebaiknya tidak menggunakan asumsi semua

perusahaan sampel telah sepenuhnya mengadopsi balanced scorecard.


(6)

commit to user

yang telah sepenuhnya mengadopsi balanced scorecard untuk dijadikan sampel.

2. Sebaiknya penelitian ini mengukur pengukuran kinerja dalam persektif Islami, karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan dengan manajemen Islami.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu

5 22 148

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia).

0 2 16

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia)

0 1 12

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 0 10

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 4 15

Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard terhadap Kinerja Manajer.

1 1 26

Pengaruh Persiapan Balanced Scorecard Terhadap Perilaku Kinerja Manajer.

0 0 29

PENGARUH SPIRITUAL LEADERSHIP TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA MANAJER BANK SYARIAH DI SURABAYA.

0 0 14

STRATEGI KOMUNIKASI DAN PENGENDALIAN : STUDI EMPIRIS DARI EFEKTIVITAS BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PT.X)

0 0 14