Kepuasan Kerja TINJAUAN PUSTAKA

commit to user Fungsi manajer yang menentukan tugas mana yang akan dikerjakan, cara pelaksanaannya, dan siapa yang melaksanakan. 3. Memimpin. Fungsi manajer yang mengarahkan dan memotivasi semua pihak yang terlibat dan memecahkan pertentangan. 4. Mengawasi. Fungsi manajer yang memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan diselesaikan seperti yang direncanakan.

2.3. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas suatu organisasi secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung Muhaimin, 2004. Kepuasan kerja menurut Gibson 1991 dalam Puspaningsih 2004 merupakan sikap seseorang terhadap kerja. Beberapa ahli memberikan definisi mengenai kepuasan kerja. Devis dan Newstrom 1985:109 dalam Muhaimin 2004 mengemukakan: “Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with which employees view their work.” Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang pekerja terhadap pekerjaannya. Definisi lain tentang kepuasan kerja dikemukakan oleh Wexley dan Yukl 1977:98 dalam Muhaimin 2004, yang mengatakan: “Is the way an employee feel about his or her job, it is a generalized attitude toward the job based on evaluation of different aspect of the job. A person’s attitude toward his job reflect plesant and unpleasant experiences in the job and his expectation about future experiences.” Kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. commit to user Kepuasan kerja secara umum merupakan sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda bagi pekerja. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut mengambarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan-harapan mengenai pengalaman mendatang. Sementara itu, Kreitner dan Kinicki 2005 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Faktor Penyebab Kepuasan Kerja Kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki 2005 dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut. 1. Pemenuhan kebutuhan. Model-model ini menjelaskan bahwa kepuasan ditentukan oleh karakteristik dari sebuah pekerjaan memungkinkan seorang individu untuk memenuhi kebutuhannya. 2. Ketidakcocokan. Model-model ini menjelaskan bahwa kepuasan adalah hasil dari harapan yang terpenuhi. Harapan yang terpenuhi mewakili perbedaan antara apa yang diharapkan oleh seorang individu dari sebuah pekerjaan, seperti upah dan kesempatan promosi yang baik, dan apa yang pada kenyataannya diterimanya. commit to user 3. Pencapaian nilai. Gagasan yang melandasi pencapaian nilai adalah bahwa kepuasan berasal dari persepsi bahwa suatu pekerjaan memungkinkan untuk pemenuhan nilai-nilai kerja yang penting dari seorang individu. 4. Persamaan. Kepuasan kerja dalam model ini adalah suatu fungsi bagaimana seorang individu diperlakukan secara adil di tempat kerja. Kepuasan berasal dari persepsi seseorang bahwa output pekerjaan relatif sama dengan inputnya, perbandingan yang mendukung outputinput lain yang signifikan. 5. Komponen WatakGenetik Model watakgenetik didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja merupakan sebagian fungsi dari sifat pribadi maupun faktor genetik. Oleh karenanya, model ini menunjukkan bahwa perbedaan individu yang stabil adalah sama pentingnya adalam menjelaskan kepuasan kerja dengan karakteristik lingkungan kerja. Paryoto dan Wahyudin 2005 menyimpulkan faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam rangka peningkatan kinerjanya adalah: a faktor psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; b faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungandengan interaksi sosial baik sesama karyawan, commit to user dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya; c faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya; d faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya.

2.4. Bank

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu

5 22 148

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia).

0 2 16

PENILAIAN KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK KONVENSIONAL DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT Penilaian Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank Konvensional Dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Pt Bank Central Asia)

0 1 12

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 0 10

ANALISIS KINERJA BANK UMUM SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN PRESPEKTIF BALANCED SCORECARD Analisis Kinerja Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Dengan Prespektif Balanced Scorecard (Studi Pada Bank Mandiri Dan Bank Syariah Mandiri.

0 4 15

Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard terhadap Kinerja Manajer.

1 1 26

Pengaruh Persiapan Balanced Scorecard Terhadap Perilaku Kinerja Manajer.

0 0 29

PENGARUH SPIRITUAL LEADERSHIP TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA MANAJER BANK SYARIAH DI SURABAYA.

0 0 14

STRATEGI KOMUNIKASI DAN PENGENDALIAN : STUDI EMPIRIS DARI EFEKTIVITAS BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PT.X)

0 0 14