commit to user 21
D. Hipotesis
1. Diduga bahwa harga beras, harga jagung, harga telur, jumlah penduduk dan pendapatan penduduk berpengaruh terhadap permintaan beras di
Kabupaten Klaten. 2. Diduga bahwa beras bersifat inelastis, telur merupakan barang
komplementer beras jagung merupakan barang substitusi beras dan beras
merupakan barang normal. E.
Pembatasan Masalah
1. Data yang digunakan adalah data time series mulai dari tahun 1993 sampai tahun 2008.
2. Permintaan yang ingin dijelaskan adalah permintaan beras yang dikonsumsi masyarakat di Kabupaten Klaten.
3. Variabel yang berpengaruh terhadap permintaan beras di Kabupaten Klaten yang di teliti terbatas pada harga beras pada tahun t, harga rata-rata
jagung pada tahun t, harga telur pada tahun t, jumlah penduduk pada tahun t, dan pendapatan perkapita penduduk pada tahun t.
4. Harga beras yang diteliti adalah jenis beras IR 64. 5. Harga telur yang diteliti adalah jenis telur ayam ras.
6. Harga jagung yang diteliti adalah jenis jagung hibrida 7. Elastisitas permintaan beras di Kabupaten Klaten yang dimaksud adalah
elastisitas harga, elastisitas pendapatan, serta elastisitas silang permintaan.
F. Asumsi-asumsi
1. Variabel-variabel lain yang tidak diamati dianggap tetap. 2. Selera dan preferensi konsumen dianggap tetap selama periode penelitian.
G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Permintaan beras adalah jumlah beras yang dikonsumsi oleh masyarakat di Kabupaten Klaten, dinyatakan dalam satuan kgtahun. Permintaan beras
dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: Permintaan Beras
= Jumlah Penduduk ´ Jumlah Konsumsi Beras 2. Jumlah penduduk adalah semua penduduk yang tinggal di Kabupaten
Klaten per tahunnya, dinyatakan dalam satuan jiwa.
commit to user 22
3. Harga beras adalah harga rata-rata beras pada setiap tahunnya yang berlaku di Kabupaten Klaten, dinyatakan dalam satuan rupiahkg.
3. Harga jagung adalah harga rata-rata jagung pada setiap tahunnya yang berlaku di Kabupaten Klaten, dinyatakan dalam satuan rupiahkg.
4. Indeks harga konsumen adalah angka yang menunjukkan besarnya perubahan rata-rata dari harga-harga kelompok atau sekumpulan barang
dari satu waktu ke waktu lainnya. 5. Harga sebelum terdeflasi adalah besarnya harga pada tahun yang
bersangkutan. 6. Harga terdeflasi adalah besarnya perubahan harga-harga yang berlaku jika
dibandingkan dengan tahun dasar. Untuk menghilangkan pengaruh inflasi pada harga, harga dideflasi dengan
Indeks Harga Konsumen IHK tahun dasar 2002 = 100. Harga terdeflasi dapat dicari dengan rumus berikut ini :
Hx = Ht
IHKt IHKd
´ Keterangan :
H
x
= Harga yang terdeflasi IHK
d
= Indeks Harga Konsumen tahun dasar IHK
t
= Indeks Harga Konsumen tahun t H
t
= Harga sebelum terdeflasi Tahun dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2002, dengan
pertimbangan pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia dalam keadaan relatif stabil.
7. Pendapatan perkapita yang dimaksud adalah rata-rata pendapatan riil perkapita penduduk Kabupaten Klaten per tahun yang dinyatakan dalam
rupiah. Pendapatan riil perkapita didapatkan dengan melakukan pendeflasian terhadap PDRB perkapita tahun yang bersangkutan dengan
indeks implisit tahun dasar 2002 = 100. Tahun dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2002, dengan pertimbangan pada tahun
tersebut kondisi perekonomian Indonesia dalam keadaan relatif stabil. Pendapatan riil penduduk dihitung dengan rumus :
commit to user 23
Y
t
=
abt
Y IHt
IRd ´
Keterangan : Y
t
= pendapatan penduduk tahun t IR
d
= Indeks Implisit PDRB tahun dasar IH
t
= Indeks Implisit PDRB tahun t Y
abt
= PDRB perkapita sebelum terdeflasi
commit to user 24
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Menurut Surakhmad 1998, metode deskriptif
adalah metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang aktual sedangkan analitis adalah data yang dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan dan kemudian dianalisis. Data yang digunakan adalah data time series dari tahun 1993 sampai tahun 2008 meliputi data permintaan beras,
harga beras, harga jagung, harga telur, pendapatan penduduk dan jumlah penduduk di kabupaten Klaten.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian diambil secara sengaja atau purposive. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kabupaten Klaten dengan pertimbangan bahwa
Kabupaten Klaten memiliki tingkat konsumsi beras yang selalu bertambah tiap tahunnya lihat tabel 2. Adapun tingkat konsumsi padi-padian di
Kabupaten Klaten tahun 2003-2007 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 5. Proporsi Penegeluaran Konsumsi padi-padian dan jumlah
keseluruhan pengeluaran konsumsi untuk pangan. No
Tahun Proporsi Pengeluaran
Konsumsi Padi-Padian
Jumlah Keseluruhan Pengeluaran Konsumsi
untuk Pangan Rupiahkaptahun
1. 2003
19,11 107.074
2. 2004
16,11 112.781
3. 2005
14,37 139.708
4. 2006
19,06 145.234
5. 2007
18,99 163.453
Sumber: BPS Kabupaten Klaten, 2008 Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa jumlah konsumsi
padi-padian untuk Kabupaten Klaten paling tinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 19,11; sedangkan untuk konsumsi yang paling rendah adalah
sebesar 14,37 pada tahun 2005.
24