commit to user 6
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Endang Wiwin 2006 mengenai Analisis Permintaan Beras Di Kabupaten Pati. Dengan data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan metode OLS Ordinary Least Square dengan fungsi logaritma berganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa harga
beras, harga tepung gandum, harga telur ayam ras, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk secara bersama-sama berpengaruh nyata pada permintaan
beras di Kabupaten Pati. Berdasarkan analisis uji-t diketahui bahwa variabel harga tepung gandum dan jumlah penduduk berpengaruh nyata pada
permintaan beras di Kabupaten Pati pada tingkat kepercayaan 99. Variabel harga beras dan pendapatan perkapita berpengaruh nyata terhadap permintaan
beras pada tingkat kepercayaan 95. Sedangkan harga telur ayam ras tidak berpengaruh nyata pada permintaan beras di Kabupaten Pati. Variabel yang
memberikan pengaruh paling besar terhadap permintaan beras di Kabupaten Pati adalah jumlah penduduk yang mempunyai nilai koefisien regresi terbesar
yaitu 0,86710. Berdasarkan elastisitas harga, harga beras bersifat inelastis yang menunjukkan bahwa jumlah beras yang diminta berubah dengan
persentase yang lebih kecil daripada perubahan harga. Harga tepung gandum memiliki nilai elastisitas silang positif dan merupakan barang subtitusi bagi
beras. Sedangkan harga telur ayam memliki elastisitas negatif dan merupakan barang komplementer.
Penelitian Hendriani 2005 mengenai Analisis Permintaan Beras Di Kabupaten Karawang menggunakan data sekunder yang berupa data time
series runtun waktu selama 15 tahun 1989 – 2003. Sedangkan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode OLS Ordinary Least
Square dengan fungsi logaritma berganda. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa tingkat permintaan beras di Kabupaten Karawang
dipengaruhi oleh harga beras, harga jagung, jumlah penduduk dan pendapatan per kapita. Dari perhitungan diperoleh besarnya angka elastisitas harga beras
6
commit to user 7
adalah sebesar –0,024 yang berarti bahwa harga beras bersifat inelastis. Pada penelitian ini elastisitas harga silang harga jagung adalah sebesar 0,008 ,
artinya jika harga jagung naik 1 , maka jumlah permintaan beras akan naik sebesar 0,008 . Nilai elastisitas harga silang yang positif ini menandakan
bahwa jagung merupakan barang subtitusi untuk beras. Pada penelitian ini nilai elastisitas pendapatan adalah sebesar 0,227 , artinya jika pendapatan
per kapita naik 1 , maka jumlah permintaan beras akan naik sebesar 0,227 .
Berdasarkan kedua penelitian di atas dapat diketahui bahwa faktor- faktor bebas yang berpengaruh antara lain harga jagung sebagai harga barang
substitusi, harga telur sebagai harga komplementer dan pendapatan perkapita. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui bahwa melalui uji F, variabel-
variabel bebasnya mempengaruhi secara bersama-sama variabel tak bebasnya. Sedangkan melalui uji t, diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh
adalah pendapatan perkapita. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diteliti telah tepat sebagai variabel prediktor dalam
memprediksi permintaan beras, sehingga menjadi acuan bagi penelitian permintaan beras dalam menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dan
faktor yang memberikan pengaruh terbesar serta elastisitas permintaan beras di Kabupaten Klaten.
B. Tinjauan Pustaka