commit to user 30
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Alam
1. Lokasi Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Klaten merupakan salah satu dari 35 daerah kabupatenkota di
Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Klaten berada antara
7
o
32’19”LS sampai 7
o
48’33”LS dan antara 110
o
26
’
14”BT sampai 110
o
47’51”BT yang berjarak + 113 km dari kota Semarang. Secara administratif, Kabupaten Klaten memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kabupaten Boyolali Sebelah Timur
: Kabupaten Sukoharjo Sebelah Selatan
: Kabupaten Gunung Kidul DIY Sebelah Barat
: Kabupaten Sleman DIY Secara administratif Kabupaten Klaten dibagi menjadi 26 Kecamatan
dan 391 desa. Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak adalah Kecamatan Cawas sebanyak 20 desa, sedangkan yang paling sedikit adalah Kecamatan
Kalikotes dan Kecamatan Kebonarum masing-masing tujuh desa. Luas wilayah Kabupaten Klaten keseluruhan seluas 65.556 ha 655,56 km
2
atau seluas 2,104 dari luas Provinsi Jawa Tengah yang luasnya 3.254.412 ha.
2. Topografi Wilayah Kabupaten Klaten diapit oleh Gunung Merapi dan
Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 76-160 m dpl diatas permukaan laut yang terbagi menjadi 3 tiga dataran:
a. Dataran Lereng Gunung Merapi membentang di sebelah utara, meliputi sebagian kecil sebelah utara wilayah Kecamatan Kemalang,
Karangnongko, Jatinom, dan Tulung. b. Dataran Rendah membujur di tengah, meliputi seluruh wilayah
kecamatan di Kabupaten Klaten, kecuali sebagian kecil wilayah merupakan dataran lereng Gunung Merapi dan Gunung Kapur. Wilayah
30
commit to user 31
datar ini meliputi wilayah kecamatan Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Utara, Klaten Selatan, Ngawen, Kebonarum, Wedi,
Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, Polanharjo.
c. Dataran Gunung Kapur yang membujur di sebelah selatan, meliputi sebagian kecil sebelah selatan Kecamatan Bayat dan Cawas dan
Gantiwarno. Melihat keadaan alamnya yang sebagian besar adalah daratan rendah,
maka daerah kabupaten klaten merupakan daerah pertanian yang berpotensi, di samping penghasil kapur, batu kali, dan pasir merapi yang bersumber dari
sungai yang berasal dari lereng gunung merapi. Ketinggian daerah di Kabupaten Klaten, sekitar 3,72 terletak diantara ketinggian 0-100 meter di
atas permukaan laut. Terbanyak 83,52 terletak diantara ketinggian 100- 500 meter diatas permukaan laut, dan sisanya 12,76 terletak diantara
ketinggian 500-2500 meter di atas permukaan laut. 3. Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Klaten terdiri dari 5 lima macam, meliputi: a. Litosol, merupakan bahan induk dari kristalin dan batu tulis, ada di
daerah Kecamatan Bayat. Tanah litosol merupakan tanah yang beraneka sifat dan warnanya, produktivitasnya rendah dan biasanya merupakan
tanah pertanian yang kurang baik atau padang rumput. b. Regosol Kelabu, merupakan tanah yang bersifat netral sampai asam
dengan warna putih coklat kekuning-kuningan, coklat atau kelabu. Produktivitasnya sedang sampai tinggi dan biasanya digunakan untuk
pertanian dan perkebunan. Tanah regosol kelabu berupa bahan induk abu dan pasir vulkanis intermediant, terdapat di Kecamatan Klaten Tengah,
Klaten Utara, Klaten Selatan, Ngawen, Kalikotes, Kebonarum, Trucuk, Cawas, Pedan, Karangdowo, Ceper, Juwiring Wonosari, Delanggu,
Polanharjo, Tulung, Jatinom, Karanganom, dan Kemalang dan Jogonalan.
commit to user 32
c. Grumusol Kelabu Tua, merupakan tanah yang agak netral berwarna kelabu sampai hitam, produktivitasnya rendah sampai sedang dan
biasanya untuk pertanian atau perkebunan. Bahan induk tanah grumusol kelabu tua berupa abu dan pasir vulkan intermediant, terdapat di daerah
Kecamatan Bayat dan Cawas sebelah Selatan. d. Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua, yaitu bahan induk berupa
batu kapur, terdapat di daerah Kecamatan Klaten Selatan dan Kebonarum.
e. Regosol Coklat Kelabu, bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermediant, terdapat di daerah Kecamatan Kemalang, Menisrenggo,
Prambanan, Jogonalan, Wedi, Kebonarum dan Karangnongko. Berbagai jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Klaten akan
berpengaruh terhadap keragaman komoditi pertanian yang diusahakan masyarakat Kabupaten Klaten. Suatu komoditi pertanian tertentu hanya
dapat tumbuh dengan baik pada kondisi dan jenis tanah tertentu pula. Sebagian besar wilayah di Kabupaten Klaten memiliki jenis tanah regosol
kelabu yang merupakan tanah yang bersifat netral sampai asam, dimana tanah ini memiliki potensi untuk produktivitas yang sedang sampai tinggi
dan biasanya digunakan untuk lahan pertanian dan perkebunan. Keadaan tanah di Kabupaten Klaten tersebut cocok untuk tanaman
padi karena padi menghendaki tanah sawah atau lumpur yang subur dengan kandungan fraksi pasir, debu, dan lempung tertentu dan cukup air, ketebalan
lapisan atas tanah 18-22 cm dan pH tanah 4 – 7. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 m dpl dengan temperatur 19-27
C. 4. Keadaan Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu tempat tertentu dan dalam waktu tertentu. Secara langsung dan tidak langsung iklim di suatu
daerah akan mempengaruhi kegiatan di daerah tersebut khususnya kegiatan di bidang pertanian yang masih sangat tergantung dengan kondisi alam.
Wilayah Kabupaten Klaten memiliki iklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, dengan temperatur
commit to user 33
antara 28-30
o
C dan kecepatan angin rata-rata berkisar 20-25 kmjam. Kabupaten Klaten mempunyai hari hujan dalam satu tahun dengan rata-rata
di bawah 125 hari dengan curah hujan rata-rata di bawah 2.635 mm per tahun. Jadi secara umum wilayah di Kabupaten Klaten merupakan wilayah
yang memiliki banyak ketersediaan air yang digunakan untuk sarana irigasi lahan-lahan pertanian, sehingga akan mendukung untuk usaha dalam bidang
pertanian. Iklim yang kondusif menyebabkan usaha pertanian tanaman pangan khususnya padi berkembang dengan baik sehingga mampu
menghasilkan beras yang mampu mencukupi kebutuhan pasar. 5. Keadaan Lahan dan Tata Guna Lahan
Kabupaten Klaten yang memiliki luas lahan total 65.556 ha. Secara umum penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Klaten dibagi menjadi dua
yaitu penggunaan untuk lahan sawah dan lahan kering. Penggunaan lahan di Kabupaten Klaten yang relatif beragam disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Klaten Tahun 2005-2008
Penggunaan Lahan Luas ha
2005 2006
2007 2008
Lahan Sawah Irigasi Teknis
Irigasi ½ Teknis Irigasi Sederhana
Tadah Hujan 33.494
19.173 10.455
2.386 1.480
33.467
19.170 10.450
2.633 1.214
33.435
19.670 10.086
2.567 1.112
33.423 19.915
9.778 2.267
1.463
Lahan Kering Pekarangan
Tegalan KolamRawa
Hutan Negara Lain-lain
32.062
19.920 6.312
201 1.450
4.179 32.089
19.938 6312
201 1.450
4.188 32.121
19.995 6.287
202 1.450
4.187 32.133
20.022 6.272
202 1.450
4.187
Jumlah 65.556
Sumber: BPS Kabupaten Klaten, 2008 Tabel 6 menyatakan bahwa pada tahun 2008 lahan yang digunakan
untuk lahan sawah seluas 33.423 ha, yang terdiri dari sawah dengan irigasi teknis seluas 19.915 ha, irigasi
½
teknis seluas 9.778 ha, irigasi sederhana seluas 2.267 ha dan sawah tadah hujan seluas 1.463 ha. Luasnya lahan
untuk lahan sawah teririgasi menunjukkan bahwa tanah pertanian di Klaten
commit to user 34
subur dan banyak mengembangkan budidaya tanaman bahan makanan yang berupa padi.
Penggunaan lahan kering di Kabupaten Klaten terdiri dari lahan pekarangan, lahan tegalan, kolamrawa, hutan negara dan lainnya.
Berdasarkan jumlah lahan kering yang ada, penggunaan untuk lahan pekarangan memiliki adalah yang paling luas dan terlihat adanya
kecenderungan meningkat dari tahun 2004-2008, hal ini terjadi akibat semakin meningkatnya kebutuhan tempat tinggal seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Klaten. Sedangkan lahan kering yang digunakan untuk kegiatan pertanian dilakukan pada lahan
tegalan. Berbagai komoditi tanaman pangan seperti padi gogo, kedelai, jagung, ubi kayu dan kacang tanah cocok untuk lahan tegalan diusahakan
oleh sebagian besar petani di Kabupaten Klaten. Pengembangan budidaya tanaman pangan tersebut diusahakan terutama untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat di daerah Kabupaten Klaten dan apabila ada kelebihan produksi juga digunakan untuk memenuhi permintaan masyarakat di luar
daerah Kabupaten Klaten.
B. Keadaan Penduduk