Pertimbangan Hakim Posisi Kasus

Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa, yang mengambil keuntungan dari pembangunan dan pengelolaan Pasar Sentra Antasari pemerintah kota Banjarmasin mengalami kerugian sebesar Rp. 7. 650. 143. 645, 00 tujuh milyar enam ratus lima puluh juta seratus empat puluh tiga ribu enam ratus empat puluh lima rupiah, yang seharusnya masuk ke kas daerah. Selain itu, terdakwa juga mengambil keuntungan dari kredit modal kerja KMK yang berasal dari Bank Mandiri dan menyebabkan kerugian bagi Bank Mandiri karena terdakwa tidak melunasi kreditnya. Dengan demikian, unsur merugikan keuangan negara atau perekonomian negara telah terpenuhi dan terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.

5. Perbuatan tersebut dilakukan secara berlanjut.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di Persidangan baik dari keterangan saksi-saksi maupun berdasarkan bukti-bukti yang diajukan di Persidangan, terdakwa telah mengambil keuntungan dari pembangunan dan pengelolaan Pasar Sentra Antasari Banjarmasin sejak tahun 1998 sampai tahun 2008. Hal ini dilakukan dengan tidak membayar subsidi pengganti retribusi, subsidi penggantian uang sewa selama 25 tahun, dan juga hasil pengelolaan Pasar Sentra Antasari. Selain itu, terdakwa juga melakukan kredit modal kerja KMK dari Bank Mandiri yang tidak dilunasi. Kredit itu dilakukan dengan beberapa tahapan permohonan kredit. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbuatan itu merupakan serangkaian perbuatan yang berhubungan yang harus dipandang sebagai satu perbuatan yang berlanjut. Berdasarkan penjelasan dan pertimbangan di atas, maka unsur-unsur Pasal pidana sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan primair telah terpenuhi. Sehingga unsur-unsur Pasal pidana yang didakwakan didalam dakwaan subsidair tidak perlu dibuktikan lagi. Maka jika diperhatikan secara seksama kasus yang diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Banjarmasin, dapat disimpulkan bahwa Majelis Hakim telah menerapkan hukum sebagaimana mestinya sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap di Persidangan, karena telah memenuhi unsur-unsur Pasal yang didakwakan. Majelis hakim telah menyatakan bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut dan menjatuhkan pidana denda kepada terdakwa, yaitu sebesar Rp. 1. 317. 728.129, 00 satu milyar tiga ratus tujuh belas juta tujuh ratus dua puluh delapan ribu seratus dua puluh sembilan rupiah, dan pidana tambahan berupa penutupan sementara PT. Giri Jaladhi Wana selama 6 enam bulan. Denda yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim lebih tinggi jika dibandingkan dengan tuntutan Jaksa Penutut Umum. Hakim dapat menjatuhkan pidana melebihi tuntutan pidana yang diajukan oleh penuntut umum. Hal ini tentu terkait dengan praktek bahwa seringkali tuntutan pidana yang diajukan oleh penuntut umum tidak selalu sama dengan maksimal ancaman pidana berikut pemberatannya yang tercantum dalam bunyi pasal perundangan yang mengancamkan pidana bagi yang melanggarnya. Berdasarkan hal tersebut, tentu dengan memperhatikan fakta

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

1 140 155

Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Dilakukan Oleh Korporasi Menurut UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

2 82 117

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan MA No. 1384 K/PID/2005)

1 65 124

Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Tindak Pidana Korupsi

0 61 4

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pelaku Tindak Pidana Perusakan dan Pencemaran Lingkungan (Studi Putusan MA RI No. 755K/PID.SUS/2007)

1 50 100

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

3 98 139

BAB II PENGATURAN KORPORASI SEBAGAI SUBJEK HUKUM DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI A. Sejarah Korporasi Sebagai Subjek Hukum Pidana - Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banj

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

0 0 35