Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi

(1)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV

PKS PABATU, TEBING TINGGI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari TUGAS SARJANA

Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh:

MUHAMMAD HARIZKI EKO NIM: 060423019

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.


(3)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.


(4)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

RINGKASAN

PTPN IV PKS Pabatu merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil) dengan kapasitas pengolahan 30 Ton/Jam.

Sebelummya PTPN IV PKS Pabatu belum pernah dilakukan pengukuran produktivitas perusahaan, Perusahaan hanya menghitung profit (keuntungan) dari hasil penjualan produksi sebagai ukuran baik atau tidaknya produktivitas perusahaan. Berdasarkan data biaya produksi pengolahan minyak sawit yang terdapat dalam laporan manajemen bulanan dilihat bahwa pengeluaran biaya produksi mengalami peningkatan, hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan produktivitas. Meningkatnya biaya yang dikeluarkan perusahaan disebabkan penurunan produktivitas pada beberapa input masukan seperti depresiasi, material, tenaga kerja, energi, maintenance Untuk dapat mengetahui produktivitas khususnya bagian produksi, maka perlu dilakukan pengukuran produktivitas yang bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan indeks produktivitas perusahaan selama periode pengukuran, serta sumber daya (input) yang menyebabkan penurunan dan peningkatan produktivitas pada PTPN IV PKS Pabatu.

Pada tugas sarjana ini penulis mengukur produktivitas perusahaan dengan menggunakan metode Marvin E Mundel. Pengukuran produktivitas meliputi produktivitas depresiasi, material, tenaga kerja, energi, mesin dan maintenence. Dari pengukuran yang dilakukan dengan menetapkan bulan januari 2006 sebagai periode dasar maka didapat indeks produktivitas energi, material, maintenence, depresiasi cenderung meningkat dibandingkan dengan periode dasarnya. Sedangkan indeks produktivitas tenaga kerja cenderung menurun bila dibandingkan dengan periode dasarnya, oleh karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Indeks tertinggi terjadi pada bulan oktober 2007 sebesar 231,24% dan indeks terendah terjadi pada bulan juni 2006 sebesar 59,83%. Selain itu peningkatan ataupun penurunan agregat output sebanding dengan peningkatan ataupun penurunan resources input, hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan antara pengeluaran dan masukan biaya relatif seimbang.


(5)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan karunia yang tak terhingga banyaknya dan atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana pada waktu yang telah ditentukan.

Penelitian ini dilakukan di PTPN IV PKS Pabatu yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil).

Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Analisis Pengukuran

Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada Tugas Sarjana ini, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk dapat menyempurnakan Tugas Sarjana ini.

Universitas Sumatera Utara Medan, Desember 2009


(6)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

UCAPAN TERIMA KASIH

Laporan ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Ketua Bidang

Manajemen Rekayasa dan Produksi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir.Poerwanto, MSc, sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

5. Ibu Ir.Khawarita Siregar, MT, sebagai Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

6. Pegawai Departemen Teknik Industri (Bang Mijo, Kak Dina, Bu Ani, Bang Numansyah dan terutama Bang Bowo) yang banyak membantu penulis dalam memberikan informasi tentang situasi kampus.


(7)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

7. Kedua Orang Tua (Sugeng Sucipto dan Lis Winarni) dan saudara-saudara (Dek Agung, Dek Imam, Dek Dinda), yang selalu memberikan dukungan yang luar biasa besar dalam hal materi, motivasi dan Do’a selama pengerjaan Tugas Sarjana ini.

8. Yuma Trisia yang selalu menjadi motivator dengan memberikan Do’a, semangat dan perhatian yang luar biasa kepada penulis.

9. Bapak Ir.Mohd Nur Hutabarat, selaku Manager Pabrik yang telah memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian.

10.Seluruh Staf dan karyawan PTPN IV PKS Pabatu yang telah memberikan bantuan berupa informasi dan dukungan moril selama penulisan tugas sarjana ini.

11.Teman-teman seperjuangan penulis khususnya anak-anak Ekstensi ’06 yang selalu hadir memberikan semangat untuk penulis.

12.Buat semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pembuatan laporan ini, terima kasih karena tanpa kalian penulis bukan siapa-siapa.

Demikian penulis sampaikan untuk memulai pembahasan Tugas Sarjana ini. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana yang disajikan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


(8)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIVIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

RINGKASAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3

1.3.1. Tujuan Umum ... I-3 1.3.2. Tujuan Khusus ... I-3 1.3.3. Manfaat Penelitian ... I-4 1.4. Batasan Masalah ... I-4 1.5. Asumsi asumsi yang Digunakan ... I-4


(9)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5 II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.3.1. Struktur Organisasi ... II-2 2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4 2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-9 2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang digunakan ... II-11 2.4. Proses Produksi ... II-13 2.4.1. Bahan bahan yang digunakan ... II-13 2.4.1.1. Bahan Baku ... II-13 2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-14 2.4.1.3. Bahan Penolong ... II-14 2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II-15 2.4.2.1. Proses Pengolahan Minyak Sawit ... II-15 2.4.2.2. Proses Pengolahan Inti Sawit ... II-27 2.4.3. Mesin dan Peralatan ... II-30 2.4.3.1. Mesin Produksi... II-30 2.4.3.2. Peralatan (Equipment) ... II-37


(10)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian produktivitas ... III-1 3.2. Hubungan Produktivitas Dengan Efisiensi dan Efektivitas ... III-2 3.3. Metode Pengukuran Produktivitas Perusahaan ... III-4 3.4. Manfaat Pengukuran Produktivitas ... III-6 3.5. Syarat Pengukuran Produktivitas ... III-8 3.6. Model Pengukuran Produktivitas berdasarkan Pendekatan

Rasio Output dan Input ... III-10 3.7. Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks III-12 3.8. Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks

Marvin E. Mundel ... III-13 3.9. Inflasi ... III-17 3.10. Evaluasi Produktivitas ... III-19 3.11. Perencanaan Strategi Peningkatan Produktivitas ... III-20

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Rancangan Penelitian ... IV-2 4.4. Objek Penelitian ... IV-2


(11)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

4.5. Pelaksanaan Penelitian... IV-2 4.6. Pengolahan Data menggunakan metode Marvin E Mundel ... IV-7 4.7. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-7 4.8. Kesimpulan dan Saran ... IV-7

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Metode Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel ... V-1 5.2. Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan

Metode Marvin E Mundel ... V-2 5.2.1. Data Biaya Depresiasi Mesin dan Peralatan... V-2 5.2.2. Data Biaya Material ... V-2 5.2.3. Data Biaya Tenaga Kerja ... V-3 5.2.4. Data Biaya Energi ... V-4 5.2.5. Data Biaya Maintenence ... V-5 5.2.6. Data Indeks Harga ... V-5

5.2.7. Jumlah Produksi Di PTPN IV PKS Pabatu Dari Januari 2006 Sampai Desember 2008 ... V-4 5.2.5. Harga Rata - Rata Minyak CPO dan Inti Sawit Di


(12)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.3. Pengolahan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode

Marvin E Mundel ... V-7 5.3.1. Perhitungan Deflator ... V-7 5.3.1.1. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Depresiasi ... V-7 5.3.1.2. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Material ... V-8 5.3.1.3. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Tenaga Kerja . V-9 5.3.1.4. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Energi ... V-10 5.3.1.5. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Maintenance . V-11 5.3.2. Perhitungan Harga Konstan ... V-12 5.3.2.1. Harga Konstan Masukan Biaya Depresiasi ... V-13 5.3.2.2. Harga Konstan Masukan Material ... V-13 5.3.2.3. Harga Konstan Masukan Biaya Tenaga Kerja ... V-14 5.3.2.4. Harga Konstan Masukan Biaya Energi ... V-15 5.3.2.5. Harga Konstan Masukan Biaya Maintenance ... V-15 5.3.3. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) ... V-16 5.3.4. Perhitungan Agregat Output ... V-17 5.3.5. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial ... V-22 5.3.6. Perhitungan Indeks Produktivitas Total ... V-24


(13)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa Hasil Pengukuran Produktivitas Dengan Metode

Marvin E Mundel ... VI-1 6.1.1. Analisa indeks produktivitas parsial ... VI-1 6.1.1.1.Produktivitas Depresiasi ... VI-2 6.1.1.2 Produktivitas Material ... VI-2 6.1.1.3.Produktivitas Tenaga Kerja ... VI-3 6.1.1.4 Produktivitas Energi ... VI-4 6.1.1.5.Produktivitas Maintenence ... VI-4 6.1.2. Indeks Produktivitas Total... VI-5 6.1.3. Analisa Pengaruh Agregat Output dan Resources Input

Partial ... VI-7 6.2. Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan ... VI-8

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(14)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu ... II-10 2.2. Kriteria Kematangan TBS, Persyaratan Mutu dan Komposisi

Panen yang Ideal ... II-13 5.1. Jam Olah Pabrik di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi ... V-2

5.2. Data Biaya Depresiasi PTPN IV PKS Pabatu,Tebing... V-3 5.3. Data Biaya Material PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi... V-3 5.4. Data Biaya Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi ... V-4 5.5. Data Biaya Energi PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi ... V-5 5.6. Data Biaya Maintenence PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi ... V-2 5.7. Data Indeks Harga Januari 2006 Sampai Desember 2008 ... V-3 5.8. Jumlah Produksi Selama Periode Pengukuran Produktivitas ... V-3

5.9. Harga Rata - Rata Minyak CPO dan Inti Sawit Di

PTPN IV PKS Pabatu Selama Tahun 2006 – 2008... V-4 5.10.Deflator untuk Biaya Depresiasi ... V-8 5.11 Deflator untuk Biaya Material ... V-9 5.12.Deflator untuk Biaya Tenaga Kerja... V-10 5.13. Deflator untuk Biaya Energi ... V-11 5.14 Deflator untuk Biaya Maintenance ... V-12 5.15 Harga Konstan Masukan Biaya Depresiasi ... V-13 5.16. Harga Konstan Masukan Biaya Material ... V-13


(15)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.17. Harga Konstan Masukan Biaya Tenaga Kerja ... V-14 5.18 Harga Konstan Masukan Biaya Energi ... V-15 5.19. Harga Konstan Masukan Biaya Maintenance... V-16 5.20. Hasil Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) ... V-17 5.21. Agregat Output Untuk Periode Pengukuran ... V-14

5.22 Indeks Produktivitas Penggunaan Depresiasi... V-15 5.23. Indeks Produktivitas Penggunaan Material ... V-16 5.24. Indeks Produktivitas Penggunaan Tenaga Kerja ... V-17 5.25. Indeks Produktivitas Penggunaan Energi ... V-15 5.26. Indeks Produktivitas Penggunaan Maintenence ... V-16 5.27. Indeks Produktivitas Total... V-17 6.1. Rekomendasi Upaya peningkatan Produktivitas ... VI-10


(16)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi ... II-3 2.2. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak ... II-18 2.3. Spesifikasi Mesin Di PKS Pabatu ... II-38 3.1. Siklus Produktivitas ... III-5 4.1. Gambar Blok Diagram Tahapan Penelitian ... IV-8 4.2. Flow Chart Pengolahan Data ... IV-8 6.1. Grafik Indeks Produktivitas Depresiasi ... VI-2 6.2. Grafik Indeks Produktivitas Material ... VI-3 6.3. Grafik Indeks Produktivitas Tenaga Kerja ... VI-3 6.4. Grafik Indeks Produktivitas Energi ... VI-4 6.5. Grafik Indeks Produktivitas Maintenence ... VI-4 6.6. Gabungan Indeks Produktivitas ... VI-5 6.7. Indeks Produktivitas PKS PTPN IV PKS Pabatu Dengan Metode

Marvin E. Mundel ………. VI-6 6.8. Grafik Perkembangan Agregat Output dan Resources Input Partial VI-7


(17)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Surat Penjajakan Pabrik ... L-1 2. Surat Balasan Pabrik ... L-2 3. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-3 4. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-4 5. Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu ... L-5


(18)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produktivitas sangat penting bagi perusahaan dalam rangka persaingan bisnis yang sangat kompetitif, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator keberhasilan perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya dalam perusahaan untuk menghasilkan suatu produk yang diinginkan sehingga banyak perusahaan berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitasnya.

Produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan suatu kegiatan terhadap nilai semua masukan yang digunakan dalam melakukan kegiatan tersebut. Pada tingkat perusahaan, produktivitas digunakan sebagai sarana manajemen menganalisa dan mendorong efisiensi produksi juga untuk mengetahui seberapa optimal perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dalam menghasilkan output yang ditargetkan, oleh karena itu dilakukan pengukuran produktivitas sebagai cara peningkatan/perbaikan produktivitas. L.Greenberg mendefinisikan produktifitas sebagai perbandingan antara totalitas penggeluaran pada waktu tertentu bagi totalitas masukan selama periode tersebut. 1

1

Drs. Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana ed.2. Jakarta:Bumi Aksara,2005 hal 12


(19)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

Produktivitas berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya (input) dalam memproduksi output. Efektivitas adalah merupakan derajat pencapaian output dari sistem produksi dan efisiensi adalah ukuran yang menunjuk sejauh mana sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output2

Inti kegiatan dalam industri adalah proses produksi. Untuk dapat mengetahui produktivitas khususnya bagian produksi, maka perlu dilakukan pengukuran produktivitas dengan metode deskriptif sehingga gambaran tingkat

.

Penelitian dilakukan di. PTPN IV PKS Pabatu, Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil). Ada beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit yang harus bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan pangsa pasar yang ada.

Sebelummya di PTPN IV PKS Pabatu belum pernah dilakukan pengukuran produktivitas perusahaan. Perusahaan hanya menghitung profit (keuntungan) dari hasil penjualan produksi sebagai ukuran baik atau tidaknya produktivitas perusahaan. Berdasarkan data biaya produksi pengolahan minyak sawit yang terdapat dalam laporan manajemen bulanan dilihat bahwa pengeluaran biaya produksi mengalami peningkatan, hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan produktivitas. Biaya (realisasi) yang dikeluarkan perusahaan meningkat, hal ini disebabkan penurunan produktivitas pada beberapa input produktivitas seperti tenaga kerja, material, energi, maintenance, depresiasi.

2

D.J.Summath. Productivity Enginering and Management (New York : Mc Graw Hill Book Company,1984)_


(20)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

produktivitas dapat diketahui dan dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana peningkatan produktivitas perusahaan dimasa mendatang.

PT. Mulia Keramik Indah Raya melakukan pengukuran produktivitas dalam proses produksi, produk yang dihasilkan yaitu keramik dinding. Dalam pasar global, cakupan persaingan telah berubah, pasar domestik menjadi bagian dari pasar dunia, oleh karena itu semakin banyak perusahaan yang merubah strateginya dan perusahaan yang berusaha memanfaatkan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan produktivitas. Perusahaan berusaha menemukan kombinasi optimal dari sumber daya perusahaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas produksi. Hanya produk bermutu yang akan memenangkan persaingan dan mempertahankan posisinya dipasar, dan memiliki nilai produktivitas yang tinggi. Untuk menjaga konsisten produk yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perusahaan melakukan pengukuran produktivitas menggunakan pendekatan angka indeks model Marvin E. Mundel atas aktivitas proses produksi yang dijalani. Produktivitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terus menerus (Countinous Improvement Process). Dengan sumber daya yang dapat diukur dan tujuan performansi nasional. Maka produktivitas sangat penting bagi suatu perusahaan, karena akan berdampak bagi perusahaan dalam hal reputasi perusahaan, penurunan biaya dan peningkatan pangsa pasar3

PT.Sukuntex merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri penenunan kain mori. Mesin produksi yang digunakan dalam memproduksi kain yaitu mesin kain mori. Untuk mengetahui apakah produksi kain mori pada

.

3


(21)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

PT.Sukuntex mengalami peningkatan atau penurunan, maka perusahaan melakukan pengukuran produktivitas dengan menggunakan model Marvin E. Mundel. Data yang diperlukan diambil dari tahun 2001 sampai 2002 antara lain: tenaga kerja langsung, energi, peralatan dan perawatan, kuantitas produksi. Data ini dianalisis dengan menggunakan model Marvin E. Mundel. Dari hasil analisis didapatkan tingkat indeks produktivitas di bulan september, oktober, november, dan desember tahun 2002 lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat indeks produktivitas tahun 2001. Peningkatan indeks produktivitas paling tinggi di bulan september 2002 dengan angka indeks mencapai 110,64%. Sedangkan penurunan indeks produktivitas terendah di bulan februari 2002 dengan angka indeksnya hanya sebesar 81,43%. Dengan kondisi indeks produktivitas yang tidak stabil dan cenderung banyak mengalami penurunan, maka diperlukan peningkatan output serta seefisien mungkin dalam penggunaan input untuk produksi4

1.2. Perumusan Masalah

.

Permasalahan yang ada adalah pengeluaran biaya produksi mengalami peningkatan, sehingga menyebabkan profit (keuntungan) perusahaan menurun. Hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan produktivitas. Berdasarkan hal diatas, maka sasaran yang ingin dicapai yaitu, ingin mengetahui sumber daya (input) yang menyebabkan penurunan dan peningkatan produktivitas di PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi.

4


(22)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan indeks produktivitas perusahaan selama periode pengukuran dengan menggunakan metode Marvin E. Mundel pada PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui input sumber daya yang berpengaruh terhadap produktivitas. 2. Mengetahui dan menganalisa pemborosan (waste) yang mungkin terjadi pada

lantai produksi.

3. Memberikan usulan - usulan peningkatan produktivitas

1.3.3. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mencegah terjadinya pemanfaatan sumber daya yang berlebihan dan tidak efektif sehingga biaya produksi menjadi tinggi.

2. Sebagai pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan dalam penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan agar diperoleh hasil yang optimum.


(23)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

3. Perusahaan dapat menilai efisiensi dari sumber dayanya sehingga dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi peningkatan sumber daya tersebut.

1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Pengukuran dilakukan pada bagian produksi PTPN IV PKS Pabatu 2. Periode pengukuran produktivitas penelitian tahun 2006 - 2008

3. Metode yang digunakan dalam pengukuran adalah metode Marvin E. Mundel. 4. Produktivitas yang diukur adalah produktivitas total dan parsial.

1.5. Asumsi-asumsi yang Digunakan.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Periode dasar yang digunakan dalam perhitungan deflator yaitu januari 2006 2. Kondisi perekonomian dan tingkat inflasi negara dalam keadaan stabil (harga

barang, nilai mata uang tidak mengalami penurunan).

3. Kegiatan produksi berjalan dengan normal sesuai prosedur operasional. 4. Tenaga kerja dianggap sudah menguasai pekerjaannya

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Agar lebih mudah dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:


(24)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, asumsi yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan secara singkat gambaran perusahaan secara umum meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses produksi, dan informasi lainnya.

BAB III : LANDASAN TEORI

Menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam pengambilan data maupun untuk mendapatkan pemecahan dari masalah yang diteliti. BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian. Metodologi penelitian menjelaskan tentang jenis penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengolahan data, serta metode analisis yang digunakan yang dijelaskan secara terperinci BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Memuat dan mengumpulkan data detail yang berasal dari perusahaan dan literatur mengenai penelitian yang dilakukan, serta pengolahan data yang dilakukan sebagai dasar pada pembahasan masalah.


(25)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Menganalisa hasil perhitungan dari pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya dan kemudian mendapatkan pemecahan masalah.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari hasil analisa data maka dapat diambil suatu kesimpulan dan saran yang bermanfaat bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(26)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pada mulanya Pabatu merupakan perkebunan tembakau dibawah kekuasaan Belanda BOCM (Bandar Olie Culture Maschapay) yang dikonversi menjadi perkebunan sawit. Pabatu berasal dari hak konsesi Pabatu gunung hataran dan dolok merawan milik Handless Vereninging Amsterdam yang diambil alih dan dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dari BOCM pada tahun 1957 dengan luas areal keseluruhan saat itu 6.173 hektar pada awalnya sampai dengan tahun 1938. Pada tahun 1978 berubah menjadi PNP-VI.

Berdasarkan konstatering No:110/-PPT/B, menteri dalam negeri. direktorat jendral agraria melalui surat keputusan No: 19/HGU/DA/-1976 tanggal 26 Juni 1976, memberikan hak guna usaha kepada PNP-VI atas areal seluas 5.770 hektar yang terdiri atas pemeriksaan yang dilakukan oleh panitia B yang menetapkan bahwa areal tersebut bebas dari penduduk rakyat. Pada tahun 2005 dan 2007 berdasarkan keputusan kepala BPN nasional dalam SK No:40/HGU/BPN/2005 tanggal 15 April 2005 dan No: 20-HGU-BPN RI-2007 tanggal 29 mei 2007 luas areal kebun Pabatu menjadi 5.754,04 hektar. Saat ini Pabatu merupakan salah satu unit dari PTPN IV (Persero) Medan - Sumatera Utara, yang bergerak dalam usaha perkebunan kelapa sawit.


(27)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PTPN IV PKS Pabatu adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil). Kemudian CPO dan PKO tersebut akan disalurkan kepada perusahaan yang membutuhkan seperti: PT MUSIM MAS, PT. SAN – Belawan, dan PT. PACIFIC PALMINDO sebagai bahan baku yang akan diolah lebih lanjut.

PTPN IV PKS Pabatu melaksanakan proses produksi dengan jaminan produksi yang memuaskan yang merupakan misi utama dari perusahaan tersebut serta memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan para karyawannya dan keharmonisan perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.

2.3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.3.1. Struktur Organisasi

Bentuk struktur organisasi yang diterapkan di PTPN IV PKS Pabatu adalah berbentuk fungsional-lini, dimana untuk posisi top manajerial menggunakan fungsional, sedangkan untuk level bawah menggunakan fungsi lini. Setiap personil diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya. Struktur organisasi PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada gambar 2.1


(28)

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

MANAJER

K.D. Teknik

Assisten Teknik Sipil Assisten

Teknik II Assisten

Teknik I Assisten Afd I

K.D.Tanaman

K.D. Pengolahan Kelapa Sawit

dan Inti

Assisten Pengolahan II Assisten

Transport

Assisten TU / Gudang Assisten AfdIII

Assisten AfdIV Assisten AfdV

Assisten AfdVII

Assisten Pengolahan I

Assisten AfdVI Assisten Afd II

Asisten SDM dan

Umum

Pa. Pam K.D. Tata Usaha

Sawit

Ket : Hubungan lini Fungsional


(29)

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan di PTPN IV PKS Pabatu secara garis besar:

1. Manajer

Adapun tugas-tugas Manajer yaitu :

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja perusahaan

b. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku.

c. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada kepala dinas dan asisten. d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada ke direksi.

e. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan sesuai dengan norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum.

2. Kepada Dinas Tanaman

Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Tanaman Sawit (KDTS)

a. Memberikan petunjuk dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di afdeling. b. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan norma dan instruksi atasan. c. Meneliti dan mengajukan permintaan bahan-bahan dan kebutuhan tanaman. d. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan anggaran belanja afdeling.

e. Mengajukan saran dan usulan peningkatan efesiensi guna penekanan biaya tanaman sawit.


(30)

3. Kepala Dinas Teknik

Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Teknik (KDT)

a. Mengkoordinir, memberikan petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan anggaran belanja di bidang teknik atau pengajuan permintaan kebutuhan bahan-bahan dan alat-alat keperluan teknik.

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan prasarana dan alat-alat produksi. c. Meningkatkan efesiensi dan mengawasi biaya di bidang teknik.

d. Meneliti, memberikan petunjuk dan mengajukan rencana serta perhitungan guna memelihara, rehabilitas dan pembangunan.

e. Mempertanggung jawabkann semua hasil kerja kepada manajer.

4. Kepala Dinas Pengolahan PKS

Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Pengolahan PKS yaitu :

a. Menilai dan mengendalikan mutu serta bertanggung jawab atas mutu hasil sepanjang masih dalam pabrik

b. Mengkoordinir, memberi petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan anggaran belanja pengolahan.

c. Meneliti dan mengajukan permintaan kebutuhan bahan-bahan alat pengolahan. d. Mengatur dan mengawasi penggunaan mesin-mesin pengolahan.

5. Kepala Dinas Pengolahan PPIS

Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Pengolahan PPIS yaitu :

a. Mengkoordinir, memberikan petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan anggaran belanja di bidang pengolahan PPIS yang meneliti dan mengawasi pembuatan laporan-laporan atau pengajuan permintaan kebutuhan bahan baku dan alat-alat keperluan pengolahan kelapa sawit.


(31)

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi.

c. Meningkatkan efesiensi dan mengawasi biaya di bidang pengolahan PPIS.

6. Tata Usaha

Adapun tugas-tugas Kepala Tata Usaha yaitu :

a. Membuat dan mengadministrasi faktur penjualan lokal/ekspor hasil jadi. b. Mengurus dan mempersiapkan surat-surat masuk dan keluar.

c. Mengkoordinasi dan mengawasi kelancaran juga mempersiapkan laporan manajemen dan laporan rugi-laba.

d. Bertanggung jawab mempersiapkan daftar barang-barang dan mengawasi kegiatan bidang kesejahteraan.

7. Asisten Sumber Daya Manusia (SDM)

Adapun tugas-tugas asisten Sumber Daya Manusia dan Umum yaitu : a. Membina hubungan kekeluargaan yang baik antara karyawan dan perusahaan b. Memberikan informasi perusahaan kepada instansi pemerintahan.

c. Bertanggung jawab kepada Manajer

8. Asisten Afdeling

Adapun tugas-tugas Asisten Afdeling yaitu :

a. Bertangung jawab kepada KDTS dan memberi petunjuk kepada bawahan. b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan di afdeling

c. Bertanggung jawab atas pemeliharaan perkebunan di afdeling

9. Asisten Teknik Pabrik


(32)

a. Memimpin serta melaksanakan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian peralatan pabrik.

b. Mengajukan permintaan bahan-bahan alat/mesin untuk kepentingan teknik sesuai perencanaan yang telah dibuat.

c. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan di pabrik.

d. Merencanakan pemeliharaan semua peralatan/mesin-mesin baik secara rutin maupun break down maintenance.

10. Asisten Teknik Umum

Adapun tugas-tugas Asisten Teknik Umum yaitu : a. Bertanggung jawab kepada kepala dinas PKS

b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik sesuai dengan prosedur mutu dan catatan mutu.

c. Memelihara semua dokumen prosedur mutu dan catatan-catatan mutu di bagian teknik.

d. Turut mengawasi pengoperasian semua mesin dan peralatan pabrik.

11. Asisten Dinas Teknik Sipil

Adapun tugas-tugas Asisten Dinas Teknik Sipil yaitu :

a. Memimpin dan mengawasi pembuatan bangunan atau merenovasi afdeling Jembatan dan blok perawatan jalan di kebun, bangunan pabrik dan kantor. b. Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik.

12.Asisten Transport

Adapun tugas-tugas Asisten Transport yaitu :


(33)

b. Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik

c. Membimbing bawahan dan menjalankan tugas masing-masing serta memberi petunjuk.

13.Asisten Pengolahan PKS

Adapun Tugas-tugas Asisten Pengolahan PKS yaitu :

a. Mengawasi proses dan mutu kelapa sawit dan inti sawit membuat laporan-laporan kepada kepala dinas pengolahan PKS.

b. Bertanggung jawab kepada kepala dinas pengolahan PKS.

c. Bertanggung jawab kebersihan terhadap seluruh lingkungan pabrik.

d. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai bahan baku yang diterima.

e. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.

14.Asisten Tata Usaha dan Personalia

Tugas dan tanggung jawab Asisten Tata Usaha dan Personalia yaitu : a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek dan bidang

laporan peristiwa masalah umum.

b. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha mengerti, menerapkan dan memelihara kebijakan mutu yang telah ditetapkan oleh Top Management.

c. Menjamin bahwa semua aktifitas-aktifitas pelatihan dengan prosedur mutu dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai dengan efektif.

d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di bagian personalia.


(34)

15. Pengamanan

Adapun tugas-tugas Pengamanan yaitu :

a. Menciptakan kondisi aman agar PTPN IV PKS Pabatu dapat melaksanakan program peningkatan produksi semaksimal mungkin.

b. Memelihara keamanan dan ketertiban agar tercipta kondisi yang nyaman di lingkungan perusahaan

c. Melaksanakan pengamanan terhadap gangguan yang datang dari luar dan dalam perusahaan.

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.3.3.1.Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adapun jumlah karyawan di PTPN IV PKS Pabatu diklarifikasikan berdasarkan karyawan pimpinan, karyawan pelaksana. Data jumlah karyawan PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu

AFD/BAG

Karyawan Pimpinan

Karyawan

Pelaksana Total

Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh

Manajer 1 - 1 - - - 1

Kepala Dinas 4 - 4 - - - 4

I 1 - 1 65 96 161 162

II 1 - 1 96 58 154 155

III 1 - 1 90 71 161 162

IV 1 - 1 38 32 70 71

V 1 - 1 93 32 125 126

VI 1 - 1 106 29 135 136

VII 1 - 1 72 41 113 114

PKS 2 - 2 106 - 106 108

Pengaman 1 - 1 41 - 41 42


(35)

2.3.3.2. Jam Kerja

Sesuai dengan peraturan DEPNAKER (Departemen Tenaga Kerja) jam

kerja seseorang karyawan adalah 40 jam kerja per minggu, selebihnya diperkirakan jam lembur. Pengaturan jam kerja di PTPN IV PKS Pabatu adalah: 1. Semua karyawan kecuali bagian pengolahan dan pengamanan hari kerjanya

adalah senin – sabtu, dengan ketentuan jam kerja sebagai berikut: a. Senin – kamis

− Jam 06.30 – 09.30 WIB Waktu Kerja (dinas) − Jam 09.30 – 10.30 WIB Waktu Istirahat − Jam 10.30 – 15.00 WIB Waktu Kerja (dinas) b. Jum’at - Sabtu

− Jam 06.30 – 09.30 WIB Waktu Kerja (dinas) − Jam 09.30 – 10.30 WIB Waktu Istirahat − Jam 10.30 – 12.00 WIB Waktu Kerja (dinas)

2. Bagian pengolahan, jam kerja dibagi atas dua shift setiap harinya dan jam kerja ini melihat situasi buah (TBS) yang tersedia yaitu:

a. Jika buah banyak, diterapkan:

− Shift I : jam 06.30 – 16.00 WIB − Shift II : jam 16.00 – 06.30 WIB

3. Bagian pengamanan (security), jam kerja dibagi atas tiga shift setiap harinya: − Shift I : jam 06.00 – 14.00 WIB

− Shift II : jam 14.00 – 22.00 WIB − Shift III : jam 22.00 – 06.00 WIB


(36)

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan 2.3.4.1.Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan pada PTPN IV PKS Pabatu ditentukan menurut tingkat golongannya. Para karyawan mendapatkan gaji pada awal bulan dan dilakukan dalam sebulan sekali. Gaji pokok merupakan imbalan uang yang diterima setiap bulan oleh karyawan dari perusahaan atas pekerjaan yang dilakukan, tidak termasuk tunjangan, santunan sosial.

2.3.4.2.Fasilitas Lainnya

Insentif dan fasilitas pendukung ini hanya diberikan pada karyawan tetap. Untuk membuat karyawan lebih berprsetasi dalam berkerja maka diberikan beberapa insentif yang dapat memotifasi kerja diantaranya:

1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

PTPN IV PKS Pabatu memberikan asuransi jaminan sosial tenaga kerja jika terjadi sesuatu/kecelakaan yang menimpa tenaga kerja.

2. Pemberian Cuti

Perusahaan memberikan cuti tahunan/hari besar agama dan cuti sakit kepada karyawan.

3. Tunjangan Hari Besar Agama

Perusahaan memberikan tunjangan hari besar agama kepada karyawan. 4. Fasilitas Kerja

Fasilitas yang disediakan perusahaan diantaranya : a. Perumahan untuk karyawan


(37)

c. Listrik dan air d. Sekolah

Untuk menunjang kelancaran tugasnya perusahaan juga menyediakan peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk meningkatkan keselamatan kerja seperti safety shoes, hand gloves, alat pemadam api, helm, masker, kacamata pelindung, dll.

2.4. Proses Produksi

Proses produksi CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Oil Kernel) yang menggunakan bahan baku utama kelapa sawit pada PTPN IV PKS Pabatu sudah baik karena perusahaan menjaga kualitas produk dimulai dari hasil panen, pengolahan air, proses pengolahan bahan baku sampai dengan produk jadi.

2.4.1. Bahan-bahan yang Digunakan 2.4.1.1.Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama dalam kegiatan proses produksi yang sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimia, dimana bahan ini langsung ikut dalam proses produksi sampai dihasilkannya produk. Di PKS Pabatu, bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar (TBS). Kualitas bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk yang akan dihasilkan. Oleh karena itu bahan baku yang digunakan adalah TBS yang harus memenuhi standar mutu yang telah ditentukan pada tabel 2.2. berikut


(38)

Tabel 2.2. Kriteria Kematangan TBS, Persyaratan Mutu dan Komposisi Panen yang Ideal

Fraksi Kematangan Buah Luar

Memberondol

Komposisi Panen Ideal

Fraksi 00 Sangat Mentah Tidak ada Tidak boleh ada

Fraksi 0 Mentah 0 - 12,5% Tidak boleh ada

Fraksi 1 Kurang Matang 12,5% - 25% Max. 20% Fraksi 2 & 3 Matang 25% - 75% Min. 68% Fraksi 4 & 5 Lewat Matang

75% - 100% & buah dalam ikut memberondol

Max. 12% Sumber: PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi

Bahan baku tandan buah segar (TBS) yang dipakai untuk menghasilkan produk yang berkualitas adalah jenis buah jenis Tenera yang mempunyai tebal cangkang 0,5-4 mm dengan kandungan minyak 22-24 %. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah.

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dan ditambahkan pada

proses produksi untuk membantu menghasilkan produk, namun bahan tambahan tersebut tidak terlihat atau tidak terkandung pada produk akhir. Bahan tambahan ini dibutuhkan jauh lebih kecil dibanding bahan baku. Proses produksi di PTPN IV PKS Pabatu tidak menggunakan bahan tambahan.

2.4.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu

produk dan keberadaan dari bahan penolong ini tidak mengurangi nilai produk yang dihasilkan. atau dengan kata lain, bahan ini tidak terdapat pada produk. Bahan penolong yang dipergunakan dalam proses produksi adalah steam, air panas, caustik soda, tawas yang berfungsi sebagai penjernihan air.


(39)

2.4.2. Uraian Proses Produksi

2.4.2.1.Proses Pegolahan Minyak Sawit

Di PTPN IV PKS Pabatu proses produksi dilakukan melalui beberapa tahapan pengolahan, prosesnya adalah sebagai berikut:

1. Stasiun Penerimaan Buah Kelapa Sawit

a. Jembatan Timbang (Weighting Bridge)

Setiap truk pengangkut TBS yang tiba di pabrik ditimbang di jembatan timbang (Weighting Bridge). Penimbangan dilakukan 2 kali. Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan dalam keadaan berisi muatan. Kedua, untuk mengetahui berat kendaraan setelah dibongkar muatan.

b. Penumpukan buah (loading ramp)

Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk membongkar muatannya di loading ramp. Buah sawit yang sudah di sortasi kemudian dituang ke penampungan buah (fruit hoppers) yang dibuat kemiringan 1350 terhadap dasar alas kisi-kisi. Fruit hoppers dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan secara vertikal (turun naik) oleh tenaga elektris.

c. pemindahan buah (transfer carier)

TBS yang berada dalam lori rebusan diangkut dari stasiun penerimaan buah dengan bantuan transfer carier. Lori rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah. Badan lori tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 2 cm dan jarak antar luang 5 cm. Dengan adanya lubang pada lori, uap (steam) lebih mudah masuk dan dapat memasak secara merata.


(40)

2. Stasiun Rebusan (Sterilizer)

Ketel rebusan adalah bejana uap yang digunakan untuk merebus buah. Di PTPN IV PKS Pabatu, sterilizier dirancang untuk dapat memuat 10 lori dalam sekali proses perebusan dengan tekanan kerja tertinggi 2,8 – 3 Kg/cm2 dan lama waktu perebusan ± 90 menit. Lori – lori yang sudah berisi TBS dimasukkan ke dalam ketel sesuai dengan kapasitasnya dengan bantuan alat penarik capstand yang digerakkan oleh electromotor. Lori rebusan ini berisi penuh dan merata dengan kapasitas rata 2,5 ton/lori. Tujuan perebusan ini adalah sebagai berikut :

a. Mengurangi peningkatan ALB (Asam Lemak Bebas) b. Mematikan enzim penghidrolisa minyak

c. Melunakkan daging buah dan memudahkan pelepasan brondolan dari tandan pada threser

d. Memudahkan inti lepas dari cangkang

PTPN IV PKS Pabatu mempunyai 3 unit sterilizer dan memakai sistem perebusan triple peak(tiga puncak). Siklus Perebusan Triple Peak sebagai berikut: 1) Persiapan Perebusan (5 menit)

Setelah lori-lori dimasukkan ke dalam rebusan selanjutnya pintu ditutup, kran uap bekas (outlet steam) dan kran kondesat ditutup.

2) Sistem Perebusan Peak pertama

a. Kran uap masuk (inlet steam) dibuka selama 9 menit sampai tekanan mencapai 2,0 kg/cm2

b. Selanjutnya inlet steam ditutup, sedangkan outlet steam dan kran kondensat dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2 dengan waktu 2 menit.


(41)

c. Kemudian semua kran ditutup kembali. 3) Sistem Perebusan Peak ke dua

a. Kran Uap masuk (inlet steam) dibuka selama 12 menit sampai tekanan mencapai 2,5 kg/cm2.

b. Selanjutnya inlet steam ditutup, sedangkan outlet steam dan kran kondensat dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2 dengan waktu 2 menit.

c. Kemudian semua kran ditutup kembali. 4) Sistem Perebusan Peak ke tiga

a. Kran Uap masuk (inlet steam) dibuka selama 8-10 menit sampai tekanan mencapai 2,8-3 kg/cm2.

b. Setelah tercapai tutup kran inlet steam dan tahan.

c. Selanjutnya kran outlet steam dan kran kondensat dan dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2 dengan waktu 5-10 menit. 5) Akhir proses (5 menit)

Pintu sterilizer dibuka dan dengan bantuan capstand, lori-lori dikeluarkan untuk di proses lebih lanjut.


(42)

96

33 88

2 (Kg/cm )

3.0 2.5 2.2

9 23

2.0

0 Tekanan

Waktu (menit)

Gambar 2.2 Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak

(Triple Peak Sterilization Cyle)

3. Stasiun Penebah (Threser)

Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke auto feeder dengan menggunakan hoisting crane, auto feeder berfungsi untuk menampung serta mengatur pemasakan buah ke dalam alat penebah (threser), buah yang masih melekat pada tandan akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Alat penebah ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan ± 23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke atas searah dengan perputarannya kemudian tandan akan jatuh terbanting sehingga buah atau brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi. Janjangan hasil pembantingan masuk menuju hopper tandan kosong sedangkan brondolan yang telah berhasil dipipil masuk ke fruit elevator untuk diangkut menuju proses selanjutnya.


(43)

Timba buah (fruit elevator) adalah alat untuk mengangkut buah dari konveyor silang bawah ke konveyor silang atas, untuk kemudian dibawa ke konveyor pembagi. Alat ini terdiri dari sejumlah timba yang diikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor.

4. Stasiun Pengempaan (Pressing)

Pada stasiun ini terjadi proses pemisahan daging buah dengan biji (nut) dan proses pengambilan minyak kasar dari daging buah. Alur proses stasiun kempa sebagai berikut :

a. Pengadukan (digesting)

Brondolan yang dihasilkan pada proses penebah dialirkan ke dalam digester, alat ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji dan menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak. Dalam waktu cepat agar minyak dapat diperas sebanyak-banyaknya pada saat pegempaan.

Alat ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan daging buah dan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak.

Pengadukan dilakukan dengan kondisi proses sebagai berikut: a. Ketel adukan selalu dalam keadaan penuh minimal ¾ dari volumenya. b. Temperatur pemanasan (uap) 90-950


(44)

d. Tekanan uap (steam) 2-3 kg/cm2

e. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit diproses pada saat pengempaan,akibatnya kehilangan minyak dalam ampas akan meningkat. b. Pengempaan ( pressing)

Masa adukan yang berasal dari alat pengaduk (digester) dialirkan ke dalam alat pengempa (Screw Press) berfungsi untuk memeras daging buah dari digester sehingga didapat hasil minyak kasar, serabut /fiber dan bijinya. Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimal mungkin dengan cara mengepress pada tekanan tertentu, tekanan kempa yang dibutuhkan 50-60 kg/cm2.

Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulir ganda (double screw press) alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang-lubang yang didalamnya terdapat 2 buah ulir (feet screw dan main screw) yang berputar yang berlawan arah dengan kecepatan yang sama. Mekanisme pengempaan adalah masuknya adonan ke dalam cylinder press dan mengisi worm, volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah ke ujung as screw volume semakin kecil, sehingga perpindahan massa akan menyebabkan minyak terperas.

5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO). Pada stasiun klarifikasi ini, minyak kasar (crude oil) hasil proses pemerasan di stasiun kempa diproses sehingga diharapkan minyak (CPO) terpisah dari air dan NOS (Non Oil Solid). Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan


(45)

minyak sawit mentah (crude palm oil) yang sudah dimurnikan dari kotoran lainnya..

Pemurnian minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi. Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan cukup banyak air demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa bahan organik dan anorganik seperti Fe dan Cu berperan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi yang cepat. Pada stasiun pemurnian/klarifikasi minyak, terjadi beberapa tahapan proses:

a. Pengenceran

Pengenceran bertujuan untuk mengencerkan minyak sehingga pemisahan pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik. Pengenceran berlangsung dengan baik bila suhu air pengenceran 80-900C. Jumlah air pengencer yang digunakan sangat bervariasi sehingga sulit diketahui jika tidak menggunakan flow meter. Jumlah air pengencer yang digunakan sebanding dengan crude oil yang keluar dari screw press.

b. Sand Trap Tank

Keberhasilan proses pengendapan tergantung pada retention timenya. Bentuk sand trap tank adalah silinder sedangkan mekanisme kerjanya adalah memberikan aliran sirkulasi yang dapat mempercepat proses pengendapan pasir atau padatan yang BC nya lebih besar dari minyak.

c. Saringan Bergetar (Vibro Sparator )

Vibro Separator berfungsi untuk menyaring crude oil dari serabut-serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Minyak dari Sand Trap Tank yang masih mengandung NOS disaring terlebih dahulu lewat Vibro Sparato.


(46)

Vibro Sparator mempunyai mekanisme pemisahan yang bekerja dengan cara getaran melingkar dan atas bawah, yang terdiri dari 2 tingkat ayakan dengan ukuran 30 dan 40 mesh.

d. Tangki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)

Crude oil tank (COT) berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Karena tangki ini berukuran kecil dapat dikatakan bahwa retention timenya relatif singkat sehingga lebih berfungsi untuk mengendapakan pasir atau lumpur partikel besar.

e. Oil Settling Tank

Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke oil settling tank untuk diendapkan. Fungsi dari settling tank adalah mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam minyak. Proses pegendapan ini dapat berlangsung secara sempurna apabila suhu minyak dapat dipertahantakan pada suhu 900C.

f. Oil Tank

Cairan yang berada di permukaan tangki CST dialirkan ke dalam oil tank. Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. COT dilengkapi dengan pipa coil pemanas yang digunakan untuk menaikkan suhu minyak hingga 900C. Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan, zat yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki. Suhu minyak dalam oil tank sangat berpengaruh pada perlakuan selanjutnya karena tidak terjadi lagi pemanasan, sehingga dianggap suhu pada oil tank adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti pada oil purifier dan vacum dryer.


(47)

g. Pemurnian Minyak (Oil Purifier)

Oil Purifier berfungsi untuk memurnikan minyak dengan prinsip kerja gaya sentrifugal, dimana dengan putaran diharapkan minyak dengan berat jenis lebih ringan (BJ < 1) berada di tengah sedangkan air yang berat jenisnya lebih besar (BJ =1)berada di pinggir. Minyak yang berada di bagian tengah dialirkan ke Vacuum Dryer, sedangkan kotoran, air akan keluar dan selanjutnya akan dibuang ke parit. h. Tangki Apung (Float Tank)

Minyak yang telah dimurnikan dipompakan ke Float Tank sebelum masuk ke Vacuum Dryer. Fungsi dari tangki ini adalah untuk menjaga pengumpanan Vacuum Dryer agar tetap vacuum sehingga dapat bekerja optimal.

i. Pengeringan Minyak (Oil Vacuum Dryer)

Oil Vacum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam kandungan minyak, karena minyak yang keluar dari oil purifier masih berkadar air 0,3 %. Pada Oil Vacum Dryer, minyak diuapkan dengan sistem mengabutkan minyak. Alat ini terdiri dari tabung hampa udara. Ujung pipa yang masuk ke dalam vacuum dryer dibuat sempit berbentuk nozzle-nozzle sehingga akibat ke vacuman dalam tangki vacuum dryer, minyak tersedot dan mengabut di dalam vacuum dryer. Temperatur minyak dibuat 90-950C supaya kadar air cepat menguap (mengabut) dan uap air tersebut akan terhisap oleh injection steam dan vacuum pump, selanjutnya dibawa ke luar. Minyak yang telah bersih akan dipompakan oleh Vacuum Pump ke tangki transfer dan dari tangki transfer dialirkan ke tangki timbun.


(48)

j. Oil Storage Tank (Tangki Timbun)

Minyak yang telah selesai diproses kemudian ditampung di Oil Storage Tank. Tangki ini merupakan tempat penimbunan terakhir minyak yang telah siap di proses. Di dalam tangki ini temperatur minyak tetap dijaga dengan suhu 400-600C. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar minyak tidak beku sampai masa pengiriman dan menjaga kandungan ALB pada minyak tidak meningkat agar minyak mudah diolah sesuai dengan standart kualitas pasar saat dilakukan pengiriman.

k. Sludge Tank

Sludge Tank berfungsi untuk menampung Sludge (lumpur) yang ke luar dari CST yang masih mengandung minyak akan diolah kembali. Lumpur yang berasal dari oil settling tank dipompakan pada sludge tank melalui desander, untuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat pada sludge. Lumpur yang berasal dalam sludge tank mendapatkan pemanasan dengan menggunakan pipa uap tertutup suhu dalam tangki 800 - 900 C.

l. Pre Cleaner

Cairan yang keluar dari saringan berputar masih mengandung pasir, untuk membuang pasir itu digunakan Pre Cleaner. Alai ini pada bagian atas berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk konus yang terbuat dari bahan keramik. Di bawah konus terdapat tabung pengendapan pasir. Cairan dipompakan pada bagian samping atas dengan sistem siklus sehingga cairan berputar dalam tabung dan konusnya yang mengakibatkan timbulnya gaya sentrifugal. Gaya ini menyebabkan pasir turun ke bawah dengan cepat melalui konus untuk dibuang, sedangkan cairan tanpa pasir bergerak ke atas dan keluar melaui poros.


(49)

m. Saringan Berputar (Strainer)

Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada dalam sludge sebelum diolah dalam sludge separator. Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang halus dengan sikat yang berputar bersama poros di tengah - tengah silinder tersebut. Cairan yang telah tersaring keluar dari bagian atas untuk menuju ke pre cleaner, sedangkan serabut/sampah dibuang dari bagian bawah.

n. Balance Tank (Tangki Tunggu)

Tangki ini berfungsi untuk menampung cairan minyak yang mengandung lumpur yang berasal dari sludge tank yang telah dilewatkan melalui pre cleaner dan srainer dan selanjutnya akan dimasukkan kedalam sludge separator, fungsi alat ini adalah untuk mengatur pemasukan minyak yang masih bercampur dengan lumpur tadi kedalam sludge separator dengan menggunakan gaya grafitasi.

0. Sludge Separator

Setelah melalui pre cleaner, cairan sludge lalu dimasukkan ke dalam sludge separator ini untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar melalui sudu – sudu ke ruang pertama tangki pisah (CST). Air dan ampas yang mempunyai massa jenis lebih berat terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozel. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan kotoran, dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenisnya. p. Bak Penampung Sludge (Fat Pit)

Bak ini dipergunakan untuk menampung lumpur yang masih mengandung minyak, dari parit yang berasal dari stasiun pemurnian minyak dan dari air


(50)

kondensat rebusan untuk kemudian diendapkan selanjutnya dipompakan kembali kedalam sandt trap tank.

q. Limbah

Cairan yang hampir tidak mengandung minyak akan ditempatkan kedalam kolam limbah guna pengendapan yang mana tujuannya adalah membersihkan cairan tersebut sehingga didapat cairan yang bersih (tidak berbahaya terhadap lingkungan). Hasil pengolahan dari kolam ini adalah air yang bersih yang akan dikembalikan kedalam sungai.

2.4.2.2. Proses Pegolahan Inti Sawit

a. Cake Breaker Conveyor (CBC)

Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang masih

mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan, oleh sebab itu perlu dipecah dengan alat pemecah ampas yang disebut dengan cake breaker Conveyor (CBC). Alat ini berfungsi untuk memecah gumpalan ampas dan mengangkutnya ke fibre cyclone.

b. Pemisah Ampas dan Biji (Depericarper)

Alat ini berfungsi untuk memisahkan ampas (fibre) dengan nut berdasarkan luas penampang dimana fibre terhisap pompa ke Fibre Cyclone, kemudian diangkut oleh Conveyor untuk bahan bakar Boiler, sedangkan nut yang lebih berat jatuh ke Nut Polishing Drum. Nut dan serat ampas yang dipecah/dipisah gumpalannya di CBC akan terbawa ke depericarper. Depericarper ini adalah alat


(51)

yang berbentuk corong laluan yang dihisap oleh blower dan digerakkan oleh elektromotor.

c. Polishing Drum

Polishing drum adalah alat yang digunakan untuk membersihkan nut. Polishing drum adalah suatu drum mendatar yang berputar yang di dalamnya terdapat sikat- sikat yang berfungsi membersihkan serabut- serabut yang masih melekat pada nut. d. Destoner.

Destoner adalah alat yang digunakan untuk memindahkan biji biji telah bersih akan keluar melalui lubang – lubang polishing drum. Destoner merupakan blower yang menghisap biji - biji yang telah bersih dari serabut untuk dipindahkan menuju nut hopper.

e. Nut Hopper

Nut hopper adalah merupakan tempat penyimpanan sementara sebelum diolah pada proses berikutnya. Di Nut hopper juga diberi injeksi uap agar biji tetap dalam keadaan kering agar mudah dalam proses selanjutnya.

f. Ripple Mill (Pemisah Biji)

Ripple Mill berfungsi untuk memecah cangkang yang terdapat pada nut (biji). Dari ripple mill ini akan dihasilkan inti dan cangkang . Biji (nut) masuk ke dalam ripple mill melalui corong pemasukan kemudian disambut oleh rotor dan stator. Akibat dari tekanan biji masuk dan juga putaran rotor dan stator yang tinggi akan menimbulkan tekanan antara biji dengan biji dan biji dengan dinding yang dipasang resisten. Kemudian hasil pecahan biji tersebut yang berupa inti dan cangkang dikeluarkan melalui corong pengeluaran.


(52)

g. LTDS I dan LTDS II

LTDS I dan LTDS II merupakan alat pemisah inti dan cangkang. Inti dan Cangkang yng keluar dari ripple mill akan dimasukkan kedalam LTDS I dan II dengan perantaraan Crassel/timba-timba. Proses pemisahan ini berlangsung berdasarkan sifat kevakuman (hisapan) sehingga inti dapat terpisah dari cangkang. Pada LTDS I dan LTDS II pecahan Biji (nut) dimasukkan selanjutnya akibat adanya isapan maka cangkang yang berat jenisnya yang lebih ringan akan terhisap sedangkan inti yang berat akan jatuh kebagian bawah.

h. Hydrocyclone

Dari sekat kedua, cangkang yang masih bercampur dengan inti oleh pompa dihisap dan ditekan ke tabung pemisah. Inti naik keatas melaui vortex finder dikembalikan ke bak air sekat, sedangkan cangkang melalui konus masuk ke dalam bak air sekat.

i. Kernel Drier (Silo Inti)

Inti (kernel) yang telah terpisah dari cangkang selanjutnya dimasukkan ke dalam silo inti. Alat ini berfungsi untuk mengeringkan inti yang berasal dari hydrocyclone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan (± 7%). Pengeringan dilakukan dengan cara peniupan udara oleh kipas dengan suhu yang digunakan:

1) Tingkat I (paling bawah) = 50 - 60 ºC 2) Tingkat II (tengah) = 70 - 80 ºC 3) Tingkat III ( atas) = 60 - 70 ºC j. Kernel Bunker (Tempat Penimbunan Inti)

Alat ini berupa tangki berbentuk silinder dan pada bagian bawahnya berbentuk kerucut yang kontruksinya sama dengan silo inti, alat ini berfungsi sebagai tempat


(53)

penampungan inti sebelum dikirim ke pasaran. Inti yang telah dikeringkan di kernel drier selanjutnya dikirim ke kernel bunker dan dijaga suhunya sampai masa pengiriman.

2.4.3. Mesin dan Peralatan 2.4.3.1. Mesin Produksi

Mesin dan peralatan adalah salah satu faktor utama dalam proses produksi, peralatan yang tepat akan meningkatkan produktivitas dan meminimumkan biaya. Mesin dan peralatan yang dipergunakan dalam proses produksi pada umumnya pada kondisi yang baik, hal ini disebabkan karena pengawasan dan pemeliharaan yang baik selama pelaksanaan proses produksi. Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan oleh PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada tabel 2.3. beriukut :


(54)

Tabel 2.3. Spesifikasi Mesin Di PKS Pabatu

No Nama Mesin Jumlah Mesin Merk Kapasitas

1 Loading Ramp 12 Bays SAS 60 Ton

2 Transfer Carriage 1 Unit SAS 7,5 Ton

3 Capstand 5 Unit TECO 40 Ton

4 Sterilizer 3 Unit SAS 30 Ton

5 Compressor Rebusan 1 Unit SWAN 10 kg/cm

6 Hosting Crane 2 Unit SAS 5 Ton

7 Auto Feeder 2 Unit SUMITOMO 30 Ton / Jam

8 Thresher 2 Unit TSUBAKI 30 Ton / Jam

9 Empty Bunch Conveyor 4 unit SAS 30 Ton / Jam

10 Fruit Elevator 2 Unit TECO 30 Ton / Jam

11 Top Cross Conveyor 1 Unit TECO 30 Ton / Jam

12 Digester 4 Unit PMTD/D.ilir 10 Ton / Jam

13 Screw Press 4 Unit CB.10,VICKERS 10-12 Ton / Jam

14 Cake Breaker Conveyor 1 Unit BREVINI 30 Ton / Jam

15 Depericarper 1 Unit PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam

16 Nut Polishing Drum 1 Unit PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam

17 Fibre Cyclone 1 Unit PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam

18 Nut Grading Drum 1 Unit PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam

19 Nut Hooper 1 Unit Eriez 55 m3

20 Ripple Mill 2 Unit Hendra Jaya 6 Ton / Jam

21 LTDS 1&2 2 Unit PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam

22 Hydro Cyclone 3 Unit KEW,WARMAN 40 Ton / Jam

23 Kernel Dryer 4 Unit NOVENCO 10 Ton

24 Silo Inti 1 Unit SAS 35 Ton

25 Vibro Separator 2 Unit SWECO 30 Ton / Jam

26 CST 2 Unit PMT 90 m3

27 Sludge Tank 2 Unit LOKAL/PMT 20 m3

28 Oil Tank 2 Unit STORK 6 m3

29 Balance Water Tank 1 Unit WARMAN 3 m3

30 Tangki Timbun 3 Unit STORK 1500 ton

31 Bak Fat Fit 3 Unit WARMAN 30 m3/Jam

32 Turbin Uap 3 Unit TURBODYNE 600 kw


(55)

2.4.3.2. Peralatan (Equipment)

1. Jembatan Timbang

Fungsi : Mengetahui berat kendaraan dalam keadaan berisi muatan. Kapasitas : 50 Ton

Merk : Tunas Jaya Jumlah : 2 Unit 2. Lorri

Fungsi : Tempat buah untuk direbus Kapasitas : 2,5-3 ton

Jenis : Metal

Panjang : 3 m

Tinggi : 2 m

Jumlah : 80 buah 3. Hoisting Crane

Fungsi : Membawa hasil rebusan ke alat bantingan Jumlah : 2 unit

Kapasitas : 5 ton

Jenis : Elmot angkat, jalan, dan tuang

Merk : SAS

4. Fork Lift

Fungsi : Membawa hasil debu dari sisa pembakaran boiler

Merk : Komatsu


(56)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian produktivitas

Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan,5

Profitabilitas merupakan konsep finansial yang diperoleh dengan mengurangi nilai penjualan dengan nilai biaya. Karena dinyatakan dalam ”nilai”(rupiah) maka nilai profitabilitas sangat dipengaruhi oleh variabel harga. Pada umumnya faktor yang menentukan tingkat harga berada diluar kontrol perusahaan. misalnya, kalau dalam pasar barang terjadi perubahan permintaan terhadap suatu barang tertentu maka perusahaan yang membuat barang tersebut

dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan. Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai ukuran seberapa optimal sumber daya yang digunakan secara bersama-sama dalam sebuah perusahaan. Produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu: sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output (barang dan jasa).

Vincen Gasverz menyatakan hubungan antara profitabilitas dan produktivitas. “Jika perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi sedangkan tingkat produktivitasnya rendah, maka yang akan terjadi adalah tingkat profitabilitas tidak akan berlanjut dalam jangka panjang, dalam jangka panjang produktivitas yang rendah akan menggerogoti keuntungan perusahaan”.

5


(57)

cenderung mengalami laba (windfall profit), kenaikan laba tadi disebabkan faktor eksternal perusahaan yang tidak dapat dikuasai oleh perusahaan sedangkan konsep produktivitas memfokuskan pada hubungan output dan input yang dipakai.6

6

Drs. Muchdarsyah Sinungan. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta, PT Bumi Aksara ,2005 Berdasarkan Piagam Produktivitas Oslo tahun 1994, antara lain:

1. Produktivitas adalah konsep yang universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan semakin banyak orang dengan menggunakan sumber daya yang sesedikit mungkin. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan, rencana, pengembangan, dan pelaksanaan cara-cara produktif, dengan menggunakan sumber daya secara efisien namun tetap mempertahankan kualitas.

2. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan ketrampilan, modal, teknologi, manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber daya lainnya, untuk perbaikan mutu kehidupan yang baik bagi seluruh manusia, melalui pendekatan konsep produktivitas secara total. 3. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk :

a. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan sumber daya (input) yang sama.

b. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit. c. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan jauh lebih besar diperoleh


(58)

4. Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia.

Produktivitas merupakan suatu istilah yang seringkali disama artikan dengan kata produksi. Antara produktivitas dan produksi mempunyai arti yang berbeda karena pada saat produksi tinggi belum tentu produktivitasnya juga tinggi, bisa jadi produktivitasnya malah semakin rendah. Tinggi rendahnya suatu produktivitas berkaitan dengan efisiensi dari sumber-sumber daya (input ) dalam menghasilkan suatu produk atau jasa (Output ). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi Output (barang dan/atau jasa).

3.2 Hubungan Produktivitas Dengan Efisiensi dan Efektivitas

Whitmore memandang bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran atas penggunan sumber daya dalam organisasi biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan. Dengan kata lain pengertian produktivitas memiliki dua dimensi, yakni efektivitas dan efisiensi.

Dimensi pertama berkaitan dengan pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Penjelasan tersebut mengutarakan produktivitas total atau secara keseluruhan, artinya keluaran yang dihasilkan diperoleh dari keseluruhan masukan yang ada dalam organisasi. Masukan (Input) tersebut dinamakan faktor produksi, masukan atau faktor produksi dapat berupa tenaga


(59)

kerja, material, teknologi dan energi. Salah satu masukan seperti tenaga kerja, dapat menghasilkan keluaran yang dikenal dengan produktivitas individu, yang dapat juga disebut sebagai produktivitas parsial.

Efektivitas beorientasi pada hasil atau keluaran (output ) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi kepada Input dan sering digunakan secara bersamaan, sehingga sering mengaburkan arti sesungguhnya. Beberapa definisi dari efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah merupakan derajat pencapaian output dari sistem produksi dan efisiensi adalah ukuran yang menunjuk sejauh mana sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output .

Jika efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output ) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi pada masukan (input), maka produktivitas berorientasi pada keduanya. Jika efektivitas membandingkan hasil yang dicapai, dan efisiensi membandingkan masukan sumber daya yang digunakan, maka produktivitas membandingkan hasil yang dicapai dan sumber daya yang digunakan, yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Produktivitas =

an dipergunak yang Input dihasilkan yang Output = daya sumber penggunaan Efisiensi n tugas pelaksanaa s Efektivita = Efisiensi s Efektivita

3.3. Metode Pengukuran Produktivitas Perusahaan

Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio Output /input dan angka indeks. Langkah-langkah pengukuran produktivitas model Summanth:7

7


(60)

1. Menetapkan jumlah periode pengukuran dan memilih periode dasar 2. Mengklasifikasi variabel pengukuran output dan input.

3. Mentabulasi data seluruh variabel selama periode yang telah ditetapkan. 4. Menghitung produktivitas total dan produktivitas parsial per periode. 5. Mengindekskan nilai produktivitas total dan produktivitas parsial

masing-masing periode berdasarkan indeks produktivitas periode dasar.

6. Menginterpretasikan indeks produktivitas total dan parsial selama periode pengukuran.

Sumanth memperkenalkan suatu konsep yang disebut sebagai siklus produktivitas (productivity cycle) untuk digunakan dalam peningkatan produktivitas terus menerus. Pada dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap yaitu pengukuran, penilaian, perencanaan, dan peningkatan produktivitas.

Pengukuran Produktivitas

Perencanaan Produktivitas

Penilaian Produktivitas Peningkatan

Produktivitas

Gambar 3.1. Siklus Produktivitas

Dari gambar 3.1. tampak bahwa siklus produktivitas merupakan suatu proses yang kontiniu, yang melibatkan aspek-aspek pengukuran, penilaian, perencanaan dan peningkatan produktivitas. Berdasarkan konsep siklus produktivitas, program peningkatan produktivitas harus dimulai dari pengukuran produktivitas dari sistem Company,1984)_


(61)

industri itu sendiri. Untuk keperluan ini berbagai teknik pengukuran dapat dipergunakan dan dikembangkan dari memilih indikator pengukuran yang sederhana sampai yang lebih kompleks.

Apabila produktivitas dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual untuk dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dan rencana (productivity gap) merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas tersebut. Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

3.4. Manfaat Pengukuran Produktivitas

Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan itu beroperasi, agar dapat membandingkan produktivitas standard yang ditetapkan manajemen, mengukur tingkat produktivitas dari waktu ke waktu, dan membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan produk serupa. Hal ini penting agar perusahaan dapat membandingkan daya saing dari produk yang dihasilkannya di pasar global yang kompetitif.

Manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain:8

1. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas antara tingkat produktivitas yang

8


(62)

direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur.

2. Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat dirubah kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas.

3. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang.

4. Pengukuran tingkat produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.

5. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas. Perusahaan dapat menilai efisiensi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya itu.

6. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus (continuous productivity improvement).

Hasil pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan perbaikan produktivitas secara keseluruhan dalam proses bisnis, kondisi-kondisi berikut sangat diperlukan untuk mendukung pengukuran produktivitas yang valid. Beberapa kondisi itu adalah :


(63)

1. Pengukuran harus dimulai pada permulaan program perbaikan produktivitas. Berbagai masalah yang berkaitan dengan produktivitas serta peluang untuk memperbaikinya harus dirumuskan secara jelas.

2. Pengukuran produktivitas dilakukan pada sistem industri. Fokus dari pengukuran produktivitas adalah sistem industri secara keseluruhan.

3. Pengukuran produktivitas seharusnya melibatkan semua individu yang terlibat dalam proses industri itu. Dengan demikian pengukuran produktivitas bersifat parsitipatif.

4. Pengukuran produktivitas seharusnya dapat memunculkan data, dimana nantinya data itu dapat ditunjukkan atau ditampilkan dalam bentuk peta-peta, diagram-diagram, tabel-tabel, hasil-hasil perhitungan statistik dan lain-lain. 5. Perlu adanya komitmen secara menyeluruh dari manajemen dan karyawan

untuk pengukuran produktivitas dan perbaikannya.

3.5. Syarat Pengukuran Produktivitas

Syarat utama yang harus diikuti oleh setiap organisasi atau perusahaan dalam melakukan pengukuran produktivitas yang benar, yaitu :9

1. Keabsahan (validity)

Keabsahan (validity) yaitu ukuran yang dapat menggambarkan perubahan tingkat produktivitas yang sebenarnya secara tepat.

2. Kelengkapan (completeness)

9


(64)

Keikutsertaan seluruh faktor yang berpengaruh baik dari segi masukan maupun keluaran akan memberikan ketelitian yang tinggi pada hasil pengukuran produktivitas.

3. Dapat dibandingkan (comparability)

Syarat utama dalam pengukuran tingkat produktivitas adalah ketersediaan data dan data yang tersedia harus dapat dibandingkan. Perbandingan dilakukan terhadap hasil pengukuran produktivitas di dalam periode yang berbeda. 4. Ketermasukan (inclusiveness)

Pengukuran tingkat produktivitas menyatukan banyak kegiatan dalam fungsi-fungsi organisasi perusahaan.

5. Efektivitas ongkos (cost effectiveness)

Disamping manfaat yang diperoleh, pengukuran tingkat produktivitas juga memerlukan ongkos di luar ongkos produksi. Agar ongkos yang dikeluarkan untuk kegiatan pengukuran tingkat produktivitas tidak mengurangi nilai manfaat yang dihasilkan, perlu dilakukan analisis rugi dalam pengukuran ini. 6. Tepat waktu (timeliness)

Agar informasi yang diperoleh dari pengukuran produktivitas tepat guna maka periode waktu pengukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

3.6. Model Pengukuran Produktivitas berdasarkan Pendekatan Rasio Output dan Input


(65)

Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio input dan output akan mampu menghasilkan tiga jenis ukuran produktivitas, yaitu produktivitas parsial, produktivitas total faktor dan produktivitas total.

a. Produktivitas Parsial

Produktivitas parsial sering juga disebut dengan produktivitas faktor tunggal (single factor productivity) yang merupakan rasio dari output terhadap salah satu jenis input. Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial bagi input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input tenaga kerja

Produktivitas Parsial Tenaga Kerja =

tertentu periode kerja ga Input tena tertentu periode Output

b. Produktivitas Total Faktor

Produktivitas total faktor merupakan rasio dari output bersih terhadap banyaknya input modal dan tenaga kerja yang digunakan. Output bersih (net output ) adalah hasil pengurangan total output dengan barang-barang dan jasa antara (input) yang digunakan dalam proses produksi. Berdasarkan defenisi tersebut, maka jenis input yang dipergunakan dalam pengukuran produktivitas total faktor adalah hanya faktor modal dan tenaga kerja.

Produktivitas Total Faktor (PTF) =

Modal kerja ga Input tena bersih Output + Modal kerja ga Input tena jasa & Material -al Output tot +


(66)

Produktivitas total merupakan rasio dari output total terhadap input total (semua input yang digunakan dalam proses produksi). Berdasarkan defenisi tersebut, tampak bahwa ukuran produktivitas total merefleksikan dampak penggunaan semua input secara bersama dalam memproduksi output .

Produktivitas Total =

) (tangiable input

Total

) (tangiable Output

Total

Total output (tangible) diartikan sebagai semua output yang dihasilkan oleh perusahaan yang jumlahnya dapat diukur.

Total output (tangible) = nilai produk jadi + nilai produk setengah jadi + bunga dari saham + pendapatan lain-lain

Sedangkan total input (tangible) terdiri dari : 1. Depresiasi mesin.

2. Material yang digunakan. 3. Tenaga kerja (karyawan).

4. Energi seperti listrik, air dan gas. 5. Maintenance mesin

Beberapa metode pengukuran produktivitas menggabungkan ketiga konsep tersebut, seperti :

a) Model produktivitas David J. Summanth

Model ini dikembangkan oleh Summanth pada tahun 1979 untuk ruang lingkup perusahaan dengan mempertimbangkan seluruh faktor input dan faktor output . Model ini dapat digunakan untuk mengukur produktivitas total, produktivitas total faktor, dan produktivitas parsial.


(67)

Kendrick – Creamer melihat posisi dari perubahan produktivitas perusahaan dicapai dari pengukuran dan penganalisaan indeks total produktivitas dengan produktivitas parsial.

3.7. Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks

Angka indeks adalah suatu bilangan atau angka yang secara statistik dapat menunjukkan perubahan atau perbedaan harga dari suatu atau beberapa macam barang tertentu. Pada dasarnya angka indeks merupakan suatu besaran yang menunjukkan variasi perubahan dalam waktu atau ruang mengenai suatu hal tertentu. Penggunaan angka indeks yang telah umum dilakukan terutama dalam bidang ekonomi adalah indeks harga dan indeks produksi yang biasanya dipergunakan untuk mengukur perubahan harga atau perubahan produksi sepanjang waktu tertentu. Agar dapat mengukur laju perubahan itu, sederet angka harga atau produksi dibakukan berdasarkan periode tahun dasar dengan demikian angka indeks yang diperoleh dapat diperbandingkan terhadap keadaan periode dasar itu. Disini akan terlihat apakah perubahan bersifat meningkat, tetap atau menurun.

Menurut DR. Winardi, angka indeks merupakan sebuah alat angka matematik yang digunakan untuk menyatakan tingkat harga, volume perniagaan dan sebagainya dalam periode tertentu, dibandingkan dengan tingkat harga, volume perniagaan suatu periode dasar, yang nilainya dinyatakan dengan 100 Dalam menghitung angka indeks, waktu atau tahun yang lalu disebut sebagai tahun dasar (base periods), yaitu waktu atau tahun yang dijadikan dasar untuk menentukan perkembangan suatu harga atau berfungsi sebagai waktu atau tahun


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)