H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati Sugiyono, 2011:102,
sedangkan dalam konteks penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan
penelitian Nasehudin dan Ghazali, 2012:131. Menurut Arikunto 2006:160 instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk
diolah. Bentuk instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar pengamatan guru dan angket untuk mengetahui minat dan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran outdoor study serta soal pre-test
dan post-test untuk mengetahui hasil belajar IPS. Menurut Sugiyono 2011:103 titik tolak dalam penyusunan instrumen
adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Variabel- variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya
ditentukan indikator yang akan diukur, dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
I. Analisis Instrumen
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Validitas Validitas merupakan suatu ukuran kevalidan suatu instrumen yang
akan digunakan. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan mendapatkan data mengukur itu valid, valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2011:121.
Untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal menggunakan rumus korelasi point biserial dengan rumus sebagai berikut:
pbis
= √
Keterangan:
pbis
: Analisis validitas M
P
: Rata-rata dari skor subjek yang menjawab benar M
t
: Rata-rata skor total S
t
: Standar deviasi dari skor total p
: Proporsi siswa yang menjawab benar q
: Proporsi siswa yang menjawab salah Arikunto, 2009:79
Untuk menentukan valid tidaknya item soal adalah dengan mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi point biserial r
dengan r tabel pada taraf signifikansi 5 . Kriteria validitas instrumen adalah apabila t
hitung
˃ t
tabel
maka instrumen valid Arikunto, 2010:274.
2 Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan ketetapan hasil suatu tes. Suatu tes
dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya apabila tes dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada lain
waktu, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal tes uraian adalah rumus Alpha
dalam Arikunto 2009:109, yaitu: Dalam menentukan reliabilitas digunakan rumus K-R 21, sebagai
berikut:
r
11
=
Keterangan:
r
11
: Reliabilitas tes M
: Rata-rata skor total k
: Banyaknya butir soal Vt
: Varian total Sugiyono, 2010:361
Dengan diperolehnya r
11
sebenarnya baru diketahui tinggi rendahnya koefisien tersebut. Untuk mengetahui reliable atau tidak, hasil perhitungan
r
11
disesuaikan dengan tabel r product moment dengan taraf signifikan = 5 . Jika r
11
r
tabel
maka soal tersebut reliabel. 3 Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah sebagai berikut:
P =
Keterangan: P
: Indeks kesukaran B
: Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan betul JS
: Jumlah peserta didik tes Kriteria tingkat kesukaran soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:
- Soal dengan P 0,01
– 0,30 adalah sukar -
Soal dengan P 0,31 – 0,70 adalah sedang
- Soal dengan P 0,71
– 1,00 adalah mudah Arikunto, 2012:222-223. 4 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan
siswa yang bodoh berkemampuan rendah Arikunto, 2012:226. Soal yang dijawab benar oleh siswa pintar ataupun siswa bodoh, maka soal itu
tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dijawab benar oleh siswa yang pandai saja.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah : a. Seluruh peserta tes diurutkan dari nilai tertinggi sampai terbawah.
b. Seluruh peserta tes dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkan nilai mereka.
c. Menghitung daya pembeda indeks diskriminasi soal dengan rumus sebagai berikut:
D
=
Keterangan : D : Indeks deskriminasi
J
A
: Banyaknya peserta kelompok atas J
B
: Banyaknya peserta kelompok bawah B
A
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B
B
: Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar Kriteria daya pembeda soal menurut Arikunto 2012:232 adalah:
- D
: 0.00 - 0.20 : jelek -
D : 0.21 - 0.40 : cukup
- D
: 0.41 - 0.70 : baik -
D : 0.71 - 1.00 : sangat baik
- D
: negatif -, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang saja.
J. Teknik Analisis Data