28
kalsitonin. Aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid mengatur fungsi kelenjar tiroid dan pertumbuhan. Produksi dan pelepasan hormon tiroid diatur oleh thyroid-releasing
hormone TRH dari hipotalamus. TRH mencapai hipofisis anterior melalui sistem portal, dimana sel tirotropik dirangsang untuk menghasilkan thyroid-
stimulating hormone TSH atau thyrotropin. TSH dilepaskan ke aliran darah sistemik kemudian dibawa sampai ke kelenjar tiroid. Di sini, TSH merangsang
pengambilan iodida, dan semua proses yang mendorong pembentukan dan pelepasan T4 dan T3. Di dalam darah, tubuh kita hanya memiliki sejumlah kecil
thyroxine-binding globulin TBG sekitar 10 mgL, tetapi afinitasnya terhadap T4 sangat tinggi. T4 total sekitar 10-
7 molL setara dengan 77,7 μgL serum darah, karena 777 gram T4 sama dengan 1 mol dari total. Kurang lebih 70 dari T4 dan
T3 berikatan pada TBG, dan sisanya terikat pada thyroxine-binding albumin TBA dan transthyrenin. Estrogen merangsang sintesis TBG.
2.1.2.3.2. Fisiologi Tiroid Pada Kehamilan
Hormon tiroid tiroksin T4 dan triiodotironin T3 disintesis di dalam folikel tiroid. Tiroid-stimulating hormone TSH merangsang sintesis dan
pelepasan T3 dan T4, yang sebelumnya didahului dengan pengambilan iodide yang penting untuk sintesis hormon tiroid. Selama kehamilan normal kadar tiroid
binding globulin TBG dalam sirkulasi meningkat dan juga akhirnya T3 dan T4 ikut meningkat.
29
Tabel 2.1. Kadar Normal Pemeriksaan FT4, FT3, TSH Dan Masa Kehamilan
Sumber : Frances K 2003 Hormon tiroid sangat penting untuk perkembangan otak bayi dan sistem
saraf. Selama trimester pertama kehamilan, fetus bergantung pada ibu untuk menyediakan hormon tiroid melalui plasenta karena fetus tidak dapat
menghasilkan hormon tiroid sendiri sampai trimester kedua. Pada minggu ke-10- 12, kelenjar tiroid fetus mulai berfungsi namun fetus tetap membutuhkan iodin
dari ibu untuk menghasilkan hormon tiroid. Selama kehamilan, fungsi kelenjar tiroid maternal bergantung pada tiga faktor yaitu
: 1.
Peningkatan “Tyroxin Binding Globulin” TBG dalam serum. 2.
Efek dari peningkatan kadar “Human Chorionic Gonadotropin hCG terhadap
“Thyroid Stimulating Hormon” TSH dan kelenjar tiroid.
3. Penurunan aviabilitas iodida terhadap tiroid ibu.
a. Human Chorionic Gonadtropin hCG
Human Chorionic Gonadtropin hCG adalah hormon peptida yang bertanggung jawab memproduksi progesteron secara adekuat pada awal
kehamilan, sampai produksi progesteron diambil alih oleh plasenta yang sedang berkembang. Konsentrasi hCG meningkat drastis pada kehamilan
Gestation FT4pmoll
FT3pmoll TSHmUI
Non Pregnant 1
st
Trimester 2
nd
Trimester 3
rd
Trimester
11-23 11-22
11-19 7-15
4-9 4-8
4-7 3-5
0-4 0-1.6
0.1-1.18 0.7-7.3
30
trimester pertama dan menurun secara perlahan pada trimester dua dan tiga. Sedangkankadar TSH turun selama kehamilan trimester pertama, hal
ini berbanding terbalik dengan peningkatan hCG walaupun hCG hanya sebagai stimulant kelenjar tiroid. Pada kondisi ibu hamil yang normal efek
perangsangan hCG pada kehamilan tidak signifikan dan ditemui pada pertengahan awal kehamilan. Pada awal kehamilan ke-12 atau keadaan
patologis, seperti hiperemesis gravidarum dan tumor trofoblastik, konsentrasi hCG mencapai kadar paling maksimal yang akan merangsang
peningkatan T3, T4 dan kadar TSH ditekan. b.
Ekskresi Iodin Selama Kehamilan Konsentrasi iodine plasma mengalami penurunan selama
kehamilan, akibat peningkatan filtrasi glomerulus GFR. Peningkatan GFR menyebabkan meningkatnya pengeluaran iodine lewat ginjal yang
berlangsung pada awal kehamilan. Ini merupakan faktor penyebab turunnya konsentrasi iodine dalam plasma selama kehamilan.
c. Thyroxine Binding Globulin TBG
Peningkatan TBG menyebabkan peningkatan ikatan tiroksin, TBG adalah faktor ketiga yang mempengaruhi fungsi tiroid selama kehamilan.
Hormon tiroid dalam serum diangkut oleh tiga protein, yaitu Thyroxine Binding Globulin TBG, albumin, dan Thyroxine Binding Prealbumin
TBPA atau transtiretin. Dari ketiga protein tersebut, TBG memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap tiroksin. Pada pasien tidak hamil,
31
sekitar 23 dari hormon tiroksin diikat oleh TBG. Pada kehamilan normal, terjadi peningkatan dari konsentrasi TBG sekitar dua kali lipat dari normal
selama kehamilan sampai 6-12 bulan setelah bersalin. Hal ini menggambarkan peningkatan kadar hormon tiroksin total TT4 pada
semua wanita hamil, namun kadar tiroksin bebas FT4 dan indeks tiroksin total FTI normal. Peningkatan konsentrasi TBG merupakan efek
langsung dari meningkatnya kadar estrogen selama kehamilan.
2.1.2.4.Etiologi Hipertiroid Pada Kehamilan
Hipertiroid pada kehamilan dapat disebabkan oleh beberapa keadaan berikut :
1. Penyakit Graves 2. Gestational Transient Thyrotoxicosis GTT
3. Mola hidatidosa 4. Multinoduler goiter
5. Adenoma toksik 6. Tiroiditis subakut
7. Hyperthroidism iatrogenik 8. TSH - producing pituitary tumor
9. Struma ovari Dari beberapa etiologi hipertiroid pada kehamilan, etiologi yang
terbanyak dilaporkan adalah Penyakit Graves’ dan GTT.
a. Penyakit Graves
32
Menurut Dimitry Garry 2013: 501, penyebab tersering penyakit hipertiroid hampir 95 adalah penyakit Graves, suatu penyakit autoimun yang
antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormon yang berlebihan. Prevalensi hipertiroid di Amerika Serikat diperkirakan sebesar 1. Penyebab
tersering adalah penyakit Graves, yang 5-10 kali lebih sering dialami wanita dengan puncaknya pada usia reproduktif. Prevalensi hipertiroid dalam kehamilan
0,1-0,4, 85 dalam bentuk penyakit Graves. Sama halnya seperti penyakit hiperemesis tidak memiliki gejala penyakit Graves ataupun antibodi tiroid.
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif hormon tiroid terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis
memberikan gambaran kadar hormon tiroid dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari hormon tiroid dan TSH. Hipertiroidisme
akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan hormon tiroid yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan Dini Sulistyani 2013:7.
b.Gestational Transient Thyrotoxicosis GTT Terdapat 2-3 GTT pada seluruh kehamilan. Keadaan GTT yang selalu
ditandai dengan mual dan muntah berat membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Terdapat penurunan berat badan lebih dari 2,27 kg, ketonuria dan
gangguan elektrolit terutama hipoglikemi. Kadar FT4 meningkat 2-3 kali diatas normal dengan penurunan kadar TSH. FT3 juga ikut meningkat akan tetapi tidak
33
terlalu bermakna dibanding FT4. Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan tremor ringan dan tidak didapatkan oftalmopati Darman R, 2011.
2.1.2.5.Patofisiologi Hipertiroid
Pada hipertiroidisme, kontrol pengaturan sekresi hormon tiroid yang normal tidak ada sehingga mengakibatkan produksi hormon tiroid meningkat
sehingga menyebabkan hipermetabolisme dengan peningkatan aktivitas saraf simpatis. Peningkatan jumlah hormon tiroid yang berlebihan akan
merangsang system cardiac dan meningkatkan sejumlah reseptor beta adrenergik yang mengakibatkan meningkatkan denyut nadi dan peningkatan
cardiac output, stroke volume dan aliran darah perifer sebagai usaha tubuh untuk berkompensasi. Peningkatan metabolisme yang besar menyebabkan
nitrogen balance negatif, penurunan lipid dan defisiensi nutrisi. Pada sistem pencernaan terjadi peningkatan peristalatik usus sehingga terjadi diare.
Peningkatan metabolisme pada sistem neurologi menyebabkan keterlambatan kelopak mata untuk mengikuti gerakan mata sehingga otot -otot mata
diinfiltrasi oleh limfosit dan sel mast menyebabkan eksoftalmus atau penonjolan pada mata.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan
laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
34
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik,
sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid
pada sistem kardiovaskuler Dini Sulistyani 2013:8.
2.1.2.6.Diagnosa Hipertiroid 2.1.2.6.1 Manifestasi Klinis
a. Kardiovaskuler: palpitasi, sesak napas, angina, gagal jantung, nyeri dada,
takikardi pada saat istirahat maupun aktifitas. b.
Neuromuskular: gugup, agitasi, tremor, mudah tersinggung, terus merasa kuatir, susah tidur.
c. Gastrointestinal: berat badan menurun tetapi nafsu makan meningkat,
diare, muntah, kelelahan otot, suhu meningkat. d.
Kulit: pruritus, rambut tipis, kulit teraba hangat, lunak dan basah, kemerahan flushing.
e. Mata: adanya penonjolan eksoftalmus, proptosis, kemosis edema
konjungtiva, penglihatan kabur. f.
Nadi basal 100 kali per menit Tanda dan gejala hipertiroid pada kehamilan sulit dikenali karena sering
tertutupi dengan tanda dan gejala kehamilan sehingga sulit dilakukan deteksi dini. Menurut Dimitry Garry 2013: 502, menyarankan ada beberapa manifestasi klinis
yang perlu diperhatikan pada ibu hamil dengan hipertiroid yaitu kenaikan berat
35
badan yang rendah selama hamil dengan nafsu makan baik, adanya tremor, dan manuver valsava tanpa akselerasi laju jantung. Dicari tanda-tanda oftalmopati
Grave tatapan melotot, kelopak tertinggal saat menutup mata, eksoftalmus dan bengkak tungkai bawah pretibial myxedema.
2.1.2.6.2. Pemeriksaan Laboratorium