Lokasi dan Waktu Penelitian Importance Performance Analysis

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Solo, Jalan Slamet Riyadi No. 282 Solo 57141 Telepon: 0271 726930 Email: btn-slosia.meganet.id. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2007 sampai dengan bulan Mei tahun 2007.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Metode Pemilihan Sampel

Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga dan populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah BTN Cabang Solo pada tahun 2006 yaitu sebesar 12.052 orang. Metode pemilihan sampel yang digunakan yaitu metode non probability sampling dengan menggunakan teknik convenience sampling . Responden tersebut adalah nasabah yang datang ke BTN Cabang Solo dan bersedia menjadi responden. Pemilihan tersebut dilakukan setiap hari selama penelitian pada jam kerja BTN Cabang Solo. Jumlah responden dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin dalam Umar 2005, yaitu: Ne 1 N n 2 + = ……………………………….1 dimana: n = jumlah sampel N = ukuran populasi e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih bisa ditolerir 10. Diketahui jumlah nasabah BTN Cabang Solo pada tahun 2006 sebesar 12.052 orang, sehingga diperoleh sampel sejumlah: 10 99,177 12.0520,1 1 12.052 n 2 ≈ = + = responden

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama. Data primer tersebut meliputi pengisian kuesioner oleh nasabah BTN Cabang Solo dan wawancara baik kepada nasabah maupun pada karyawan BTN Cabang Solo, serta observasi pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas nasabah dan kegiatan operasional karyawan BTN Cabang Solo. Kuesioner yang merupakan alat pengumpul data pokok dalam penelitian ini memiliki tipe pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyataan yang berhubungan dengan kualitas pelayanan diperoleh dari buku pedoman layanan BTN. Dalam hal ini setiap pernyataan diberi bobot dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengetahui atau menganalisis kualitas pelayanan yang diberikan BTN Cabang Solo dengan kualitas pelayanan yang diinginkan oleh nasabah. Responden diminta memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban atas pernyataan-pernyataan atau peubah yang diamati. Untuk mengukur tingkat kualitas pelayanan BTN Cabang Solo, menyangkut harapan nasabah digunakan Skala Likert sebagai berikut: 1 = Tidak Penting TPt 2 = Kurang Penting KPt 3 = Cukup Penting CPt 4 = Penting Pt 5 = Sangat Penting SPt Untuk mengukur tingkat pelaksanaan kinerja dari kualitas pelayanan BTN Cabang Solo digunakan Skala Likert sebagai berikut: 1 = Tidak Puas TPs 2 = Kurang Puas KPs 3 = Cukup Puas CPs 4 = Puas Ps 5 = Sangat Puas SPs Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain, data ini digunakan untuk melengkapi data primer. Data sekunder diperoleh melalui internet dan studi kepustakaan yang sesuai dengan penelitian ini.

3.3.3. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi Product Moment , yakni untuk menghitung korelasi antara masing- masing pertanyaan dengan skor total Umar, 2005. ] Y Y ][n X X [n Y X XY n r 2 2 2 2 ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = …….2 dimana : r = angka korelasi n = jumlah contoh dalam penelitian X = skor pertanyaan Y= skor total responden n dalam menjawab seluruh pertanyaan

3.3.4. Uji Reliabilitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas data yang dihasilkan oleh suatu instrumen artinya menunjukkan kestabilan hasil pengukuran bila alat tersebut digunakan pada kelompok yang berbeda. Menurut Supranto 2001, untuk mengukur reliabilitas kuesioner dapat menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu: ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − = ∑ 2 2 δ δ 1 1 k k r ………………………….3 Jika: N N Xi Xi δi 2 2 2 ∑ ∑ − = ...………………….4 dimana: r = koefisien reabilitas yang dicari k = jumlah butir pertanyaan 2 i δ = varian butir-butir pertanyaan i δ = varian skor tes ∑ Xi = jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke n N = jumlah populasi Menurut George dan Malary dalam Gliem 2003 menyatakan bahwa nilai reliabilitas terbagi dalam beberapa kriteria, yaitu: α 0.9 artinya sempurna excellent, α 0.8 artinya baik good, α 0.7 artinya dapat diterima acceptable, α 0.6 artinya diragukan questionable, α 0.5 artinya lemah poor, α 0.5 artinya tidak dapat diterima inacceptable.

3.3.5. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dalam penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12,0 for Windows dan program Microsoft Excel 2003.

a. Importance Performance Analysis

Metode diskriptif kualitatif-kuantitatif digunakan dalam mengolah dan menganalisis data penelitian ini. Untuk menjawab masalah mengenai sejauh mana tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan BTN Cabang Solo, maka digunakan analisis importance dan performance Rangkuti, 2003 atau analisis tingkat kepentingan dan kinerja karyawan. Total penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja masing-masing atribut diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala dengan jumlah responden yang memilih pada Skala Likert. Kisaran untuk tiap skala menurut adalah: Pengukuran Skala Banyaknya Xik Xib − ……………5 dimana: Xib = Skor terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban sangat penting atau sangat baik skor 5 terhadap setiap unsur i kualitas pelayanan. Xik = Skor terkecil yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban tidak penting atau tidak baik skor 1 terhadap setiap unsur i kualitas pelayanan. Maka besarnya kisaran untuk tiap kelas yang diteliti adalah: 80 5 ] 100 1 100 5 [ = − x x Pembagian kelas berdasarkan tingkat kepentingan adalah: a. 100 – 179 tidak penting b. 180 – 259 kurang penting c. 260 – 339 cukup penting d. 340 – 419 penting e. 420 – 500 sangat penting Pembagian kelas berdasarkan tingkat kinerja adalah: a. 100 – 179 tidak baik b. 180 – 259 kurang baik c. 260 – 339 cukup baik d. 340 – 419 baik e. 420 – 500 sangat baik Untuk mengetahui apakah hasil jasa yang diterima nasabah sudah sesuai dengan kepentingan nasabah digunakan tingkat kesesuaian. Tingkat kesesuaian merupakan perbandingan antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Perbandingan tersebut dapat diketahui dengan melakukan perbandingan antara total skor tingkat kinerja Xi dan total skor tingkat kepentingan Yi. Adapun rumus yang digunakan adalah: 100 Yi Xi Tki x = ………………………….6 dimana : Tki = Tingkat kesesuaian Xi = Total skor penilaian kinerja perusahaan Yi = Total skor penilaian kepentingan pelanggan Tingkat kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kepuasan nasabah. Jika nilai kesesuaian berada diatas rataan total 100, maka dapat dikatakan nasabah merasa sangat puas. Apabila nilai kesesuaian berada sama dengan rataan total, maka dapat dikatakan pelanggan merasa tidak puas. Setelah diperoleh nilai tingkat kesesuaian, selanjutnya memetakan nilai rata- rata dari masing-masing atribut kualitas pelayanan ke dalam diagram kartesius. Diagram kartesius merupakan diagram yang terbentuk dari dua sumbu. Kedua sumbu tersebut selanjutnya disebut sumbu mendatar x akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan, dan sumbu tegak y akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Nilai yang digunakan untuk mengisi masing-masing atribut merupakan nilai rata-rata yang diperoleh dengan membagi total skor tingkat kepentingan dengan total responden yang dinotasikan dengan Yi dan Xi merupakan hasil pembagian total skor tingkat kinerja dengan total responden, dengan rumus: n Xi Xi ∑ = …………………………………7 n Yi Yi ∑ = …………………………………8 dimana: Xi = Skor rata-rata tingkat kinerja setiap atribut i Yi = Skor rata-rata tingkat kepentingan setiap atribut i n = Total responden Selain itu diagram kartesius merupakan bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik X ,Y , dimana X merupakan rata-rata dari total rata-rata skor tingkat kinerja berdasarkan seluruh atribut dan Y adalah rata-rata dari total rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh atribut. Seluruhnya ada K faktor dimana K = 19, sehingga dapat dihitung dengan rumus: K Xi X n i ∑ = = 1 …………………………………9 K Yi Y n i ∑ = = 1 …………………………………10 dimana: K = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius yang menunjukkan bahwa kuadran I adalah prioritas utama, kuadran II adalah pertahankan prestasi, kuadran III adalah prioritas rendah dan kuadran IV adalah berlebihan. Keempat kuadran tersebut disajikan pada Gambar 2 dibawah ini: Penting A B Prioritas Utama Pertahankan Prestasi Kepentingan C D Kurang Prioritas Rendah Berlebihan Penting Kurang Baik Kinerja Baik Gambar 2. Diagram Kartesius Importance and Performance Matrix Supranto, 2001 X X Y Y Berdasarkan diagram tersebut, maka perusahaan dapat merumuskan strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing atribut pada keempat kuadran tersebut yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Kuadran A Prioritas Utama Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi atau diatas nilai rata-rata sedangkan nilai kinerjanya dinilai rendah. Atribut- atribut kualitas pelayanan yang termasuk ke dalam kuadran ini kinerja perusahaannya harus lebih ditingkatkan. Kuadran B Pertahankan Prestasi Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi atau di atas nilai rata-rata. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk ke dalam kuadran ini harus terus dikelola dengan baik, karena memiliki keunggulan di mata nasabah. Kuadran C Prioritas Rendah Wilayah ini memuat atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah atau di bawah nilai rata-rata. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk ke dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh nasabah dan pihak perusahaan hanya melaksanakannya biasa-biasa saja. Sehingga pihak perusahaan tidak perlu melakukan alokasi investasi yang berlebihan untuk atribut kualitas pelayanan yang termasuk dalam kuadran ini. Kuadran D Berlebihan Wilayah ini memuat atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki tingkat kepentingan yang rendah, sedangkan tingkat kinerja yang tinggi. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk dalam kuadran ini dalam pelaksanaannya dianggap berlebihan oleh nasabah.

b. Customer Satisfaction Index CSI