Distilat asap Mie TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Tambahan Makanan

D. Distilat asap

Distilat asap didefinisikan sebagai kondensat cair alami dari asap kayu yang diperam dan difiltrasi untuk menghilangkan tar dan partikel-partikel endapan. Distilat asap mengandung lebih dari 400 komponen Hawley, 1952. Distilat asap ini memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri dan sangat aman sebagai pengawet alami. Cara memproduksi distilat asap seperti yang diamati Pszezola 1995 adalah sebagai berikut : bahan pengasap dikeringkan agar kadar airnya konsisten, kemudian dibakar dalam perapian dengan pengontrolan oksigen, kadar air, waktu dan suhu. Gas seperti metana dihilangkan dan digunakan ulang dalam proses pembakaran. Asap kemudian dikondensasi dan dicampur dengan air dingin. Produk kasar ini didiamkan dalam tangki stainless steel selama kurang lebih 10 hari untuk mengendapkan materi tak larut seperti benzopirena yang merupakan pembentuk senyawa PAHpolisiklik aromatik hidrokarbon melalui filtrasi multitahap. Produk-produk asap sintetik misalnya distilat asap, konsentrat, minyak, bubuk distilat asap terlarut dan distilat asap cair buffer. Asap memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenolat dan karbonil. Distilat asap mengandung senyawa fenol dengan titik didih tinggi yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri sehingga dapat digunakan sebagai pengawet. Proses pengawetan melalui distilat asap ini, sebenarnya sudah dimulai pada 1982 dan diproduksi tahun 1992, tapi peminatnya masih sedikit namun setelah ada isu formalin, banyak industri kecil mulai melirik distilat asap ini. Sokolov et.al. 1972 diacu oleh Daun 1989 menyatakan bahwa mencelupkan pangan dalam distilat asap akan mencegah pembentukan agregat protein pada saat pengeringan sehingga meningkatkan nilai biologis dari produk yang dihasilkan. Disamping itu karena asap memiliki efek antioksidan maka vitamin-vitamin larut lemak yang ada dalam bahan pangan juga dapat terhindar dari degradasi oksidasi Haras, 2004.

F. Mie

Mie adalah produk pangan yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mie Dewan Standardisasi Nasional, 1992. Saat ini mie telah digunakan sebagai salah satu pangan alternatif pengganti nasi. Hal ini tentu sangat menguntungkan ditinjau dari sudut pandang penganekaragaman konsumsi pangan. Dengan demikian, kita akan terhindar dari ketergantungan lepada satu bahan pangan pokok terpopuler saat ini, yaitu beras Astawan, 2002. Akhir-akhir ini konsumsi mie semakin meningkat. Hal ini didukung oleh berbagai keunggulan yang dimiliki mie, terutama dalam hal tekstur, rasa, penampakan dan kepraktisan penggunaannya. Dengan demikian peluang usaha industri pengolahan mie, baik dalam skala industri kecil maupun industri besar, masih sangat terbuka luas. Mie telah lama digunakan sebagai makanan pokok selain nasi oleh masyarakat Cina. Sekitar abad pertengahan, Marcopolo berhasil menjelajahi Cina dan mempelajari berbagai macam kebudayaan, termasuk pembuatan mie. Aplikasi dari hasil belajar tersebut adalah munculnya makanan khas Italia, spaghetti. Semenjak itu hingga saat ini, mie telah menjadi hidangan yang sangat familiar di berbagai belahan dunia Pagani, 1985. Jika ditinjau dari segi gizi, mie sarat akan karbohidrat dan zat tenaga energi dengan kandungan protein yang relatif rendah. Berdasarkan sumbangan energinya, sebungkus mie telah mencukupi kebutuhan untuk sarapan pagi, namun sangat tidak dianjurkan untuk makan siang. Asupan gizi mie dapat diperbaiki dengan mengkombinasikan bahan-bahan lain dalam penyajiannya Bahrudin, 1994.

III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT