TAHAP IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA

B. TAHAP IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA

Pada tahap ini dilakukan analisis kimia untuk mengetahui kandungan kimia dari distilat asap hasil penyulingan. Kandungan kimia ini kemudian akan digunakan untuk menentukan kualitas distilat asap yang dihasilkan. Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya, kandungan kimia yang paling berpengaruh dalam penentuan kualitas distilat asap adalah senyawa fenol. Selain itu juga akan dilakukan pengukuran total asam organik, serta kandungan alkohol. Berdasarkan hasil analisis kimia di laboratorium, dihasilkan data kandungan kimia distilat asap tempurung kelapa pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 5. Hasil analisis komponen kimia distilat asap tempurung kelapa No Komponen kimia Kandungan Persentase 1 Total Fenol 5,5 gr 100 gr 5,5 2 Methyl Alkohol 0,37 gr 100 gr 0.37 3 Total Asam 7,1 ml 100 ml 7,1 Seperti yang terlihat pada tabel di atas, kandungan fenol dalam distilat asap tempurung kelapa pada penelitian ini sebesar 5,5. Kandungan methyl alkoholnya sebesar 0,37 dan total asam yang terdapat dalam distilat asap tempurung kelapa ini adalah sebesar 7,1. Dari ketiga senyawa yang dianalisis tersebut, fenol dapat digunakan sebagai patokan dalam menentukan efektivitas pengasapan, karena sifatnya yang bakterisidal, sehingga mempunyai daya pengawet. Fenol juga berperan dalam menimbulkan rasa dan aroma yang khas dari produk asap. Selain itu, asam-asam organik asam asetat dan asam format yang melekat dan masuk ke dalam produk asap dapat menurunkan pH sehingga suasana pH produk akan menjadi rendah dan pertumbuhan bakteri akan terhambat Nurhayati, 2000. Penelitian tentang komposisi asap pertama kali dilakukan oleh Pettet dan Lane pada tahun 1940. Mereka mendapati sekitar 1000 jenis senyawa kimia yang terkandung di dalam asap, 300 diantaranya telah dapat diidentifikasi. Senyawa- senyawa yang dapat dideteksi diantaranya: 85 jenis fenol dalam kondensat dan 20 jenis dalam asap, 45 jenis karbonil, keton, aldehid, 35 jenis asam, 11 macam furan, 15 macam alkohol dan ester, 13 macam lakton serta hidrokarbon alifatik sebanyak 1 jenis dalam kondensat dan 20 jenis dalam asap Djatmiko,1985. Maga 1988 menyebutkan bahwa komposisi distilat asap adalah sebagai berikut: Tabel 6. Komposisi distilat asap menurut Maga 1988 Komposisi Kimia Persentase Air Fenol Asam Karbonil Ter 11 - 92 0.2 - 2.9 2.8 – 4.5 2.6 – 4.6 1 - 17 Trenggono,dkk 1996 menyatakan bahwa distilat asap mengandung 7 komponen dominan yakni fenol, 3-metil-1,2-siklopentadion, 2-metoksifenol, 2- metoksi-4-metilfenol, 4-etil-2-metoksifenol, 2,6-dimetoksifenol, 2,5-dimetoksi benzil alkohol. Mereka juga menemukan bahwa dari beberapa jenis kayu lain jati, lamtorogung, mahoni, kamper, bangkirai, kruing dan glugu asap cair yang dihasilkan memiliki kandungan sebagai berikut: Tabel 7. Komposisi distilat asap menurut Trenggono,dkk.1996 No Komponen kimia Persentase 1 Fenol 2,10 – 5,13 2 Senyawa karbonil 8,56 – 15,23 3 Total Asam 4,27 – 11,3 Yulistiani 1997 menemukan kandungan fenol dalam distilat asap tempurung kelapa sebesar 1,28 . Sedangkan Hanendyo 2005 mendapatkan dua hasil pengukuran kadar fenol, masing-masing pada panjang kondensor yang berbeda, yakni 1,38 pada panjang kondensor 2,5 meter dan 1,41 pada panjang kondensor 4 meter. Hasil penelitian terbaru dari Febriani 2006 dalam menganalisis komponen volatil distilat asap tempurung kelapa dengan menggunakan metode GCMS Gas Chromatography Mass Spectrometry adalah sebagai berikut: Tabel 8. Komposisi fenol distilat asap tempurung kelapa menurut Febriani 2006 Komponen kimia Fenol Rumus Molekul Jumlah 2-methoxy-4-methyl 4-ethyl-2-methoxy-CASp-ethylguaiacol 2-6-dimethoxy 2-methoxy-4-2-propenyl-CAS-eugenol C 8 H 10 O 2 C 9 H 12 O 2 C 8 H 10 O C 10 H 12 O 2 14,44 5,89 10,50 0,86 Keempat senyawa fenol di atas merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap cita rasa asap dan juga sebagai antibakteri. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas dan dalam beberapa penelitian terdahulu, dapat dibandingkan kualitas distilat asap tempurung kelapa yang dihasilkan berdasarkan kandungan fenol yang dimiliki. Hal ini dikarenakan kandungan fenol sangat berpengaruh terhadap daya awet distilat asap. Makin tinggi kandungan fenol maka pH produk akan semakin rendah yang akhirnya menurunkan aktivitas bakteri. Tabel 9 . Perbandingan hasil pengukuran kandungan fenol distilat asap tempurung kelapa No. Penelitian Kandungan fenol 1 Febriani 2006 2-methoxy-4-methyl = 14,44 4-ethyl-2-methoxy-CASp-ethylguaiacol = 5,89 2-6-dimethoxy = 10,50 2-methoxy-4-2-propenyl-CAS-eugenol = 0,86 2 Tim Fateta IPB 2006 5,5 3 Trenggono,dkk 1996 2,10 – 5,13 4 Maga 1988 0.2 - 2.9 5 Hanendyo 2005 1,38 hingga 1,41 6 Yulistiani 1997 1,28 . Dilihat dari perbandingan di atas, hasil penelitian ini Tim Fateta IPB menghasilkan distilat asap dengan kandungan fenol yang cukup tinggi. Sehingga, distilat asap tempurung kelapa yang dihasilkan termasuk distilat asap dengan kualitas yang cukup baik, dengan kandungan fenol yang di atas rata-rata kandungan fenol distilat asap tempurung kelapa pada penelitian sebelumnya. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh besarnya kandungan zat-zat mudah terbakar yang terdapat pada bahan baku tempurung kelapa yang digunakan. Karena, kualitas maupun kuantitas unsur kimia dalam distilat asap sangat tergantung pada jenis bahan baku yang digunakan, tepatnya pada kandungan zat- zat yang mudah terbakar seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, resin protein dan abu Daun,1989. Secara khusus, Daun 1989 menyebutkan bahwa perbedaan kandungan fenol sangat ditentukan oleh banyaknya lignin yang terkandung dalam bahan baku distilat asap tersebut. Semakin tinggi kandungan lignin dalam bahan baku maka kandungan fenol dalam distilat asap akan semakin tinggi pula Firmansyah,2004. Data kandungan kimia tempurung kelapa dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 10. Komposisi kimia sabut kelapa dan batok kelapa Hanendyo,2005. Komposisi Sabut Kelapa Tempurung Kelapa Pektin Hemiselulosa Lignin Selulosa Mineral Komponen larut air Komponen tidak larut air 14,06 7,69 30,02 18,42 5 5,8 19,19 15,07 8,8 35,02 19,24 7,1 6,4 20,1

C. TAHAP PENGKAJIAN PENGGUNAAN ASAP CAIR SEBAGAI PENGAWET MIE BASAH