20
Hilgard dalam Susanto 2015: 3 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan
kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Selanjutnya, Hamalik
2013: 37 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan
lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan habit, sikap afektif, dan keterampilan psikomotorik.
Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan serangkaian proses perubahan tingkah laku. Perubahan
tingkah laku tersebut meliputi perubahan dalam aspek kognitif pengetahuan, afektif sikap, maupun psikomotor keterampilan yang
bersifat kekal. Hal ini dilakukan secara sadar dan terencana oleh siswa melalui sebuah pengalaman nyata.
2. Teori Belajar
Menurut Suprijono 2015: 17 terdapat beberapa jenis teori belajar. Teori-teori tersebut meliputi teori behaviorisme, teori belajar kognitif, dan
teori konstruktivisme.
a. Teori Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Thobroni Mustofa
2015: 66 mengemukakan bahwa pengertian belajar menurut teori belajar behaviorisme adalah perubahan perilaku yang dapat diamati,
diukur, dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui
21
rangsangan stimulans, yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif response. Berdasarkan hukum-hukum mekanistik, stimulans adalah
lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan response adalah akibat atau
dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Penerapan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran
tergantung dari beberapa hal, seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media, dan fasilitas pembelajaran yang
tersedia. Suprijono 2015: 18 menyebutkan bahwa tokoh-tokoh teori behaviorisme yang tergolong dalam pengondisian klasik adalah Ivan
Petrovich Pavlov, JB Watson, dan Edwin Guthrie. Tokoh-tokoh behaviorisme yang termasuk dalam pengondisian operan adalah
Edward Lee Thorndike dan Skiner.
b. Teori Belajar Kognitif
Suprijono 2015: 22 mengemukakan bahwa teori kognitif memandang belajar adalah peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral
meskipun hal-hal yang bersifat tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Perilaku individu bukan semata-mata respons
terhadap yang ada, melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Oleh karena itu, teori ini menekankan
belajar sebagai proses internal dan belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Teori belajar kognitif memiliki konsep-konsep terpenting. Thobroni Mustofa 2015: 95 mengemukakan bahwa konsep-konsep