Angkatan Pujangga Baru Angkatan 45

156 Bahasa Indonesia Kelas XII SMAMA Program IPA dan IPS k. Anak Agung Pandji Tisna – Ni Rawit Ceti Penjual Orang 1975 – Sukreni Gadis Bali 1965 – I Swasta Setahun di Bedahulu 1966 l. Said Daeng Muntu – Pembalasan – Karena Kerendahan Budi 1941 m. Marius Ramis Dayoh – Pahlawan Minahasa 1957 – Putra Budiman: Oerita Minahasa 1951 Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai Raja Pengarang Balai Pustaka, karena banyak karya yang ditulisnya pada masa tersebut. Ciri-ciri Angkatan Balai Pustaka antara lain sebagai berikut. a. Penggunaan bahasa Melayu yang sering disebut dengan bahasa Melayu Balai Pustaka. b. Tidak adanya unsur atau masalah yang berkaitan dengan politik dan ideologi dalam karya tersebut. c. Munculnya masalah yang berkaitan dengan pertentangan adat dan kehidupan modern yang mulai berkembang sejak awal abad 20.

2. Angkatan Pujangga Baru

Angkatan Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik, dan elitis menjadi bapak sastra modern Indonesia. Pada masa itu, terbit pula majalah Poedjangga Baroe yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka tahun 1930–1942, dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, dan kawan-kawan masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga Baru yaitu kalompok seni untuk seni dan seni pembangunan masyarakat. a. Kelompok Seni untuk Seni dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah. b. Kelompok Seni untuk Pembangunan Masyarakat dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, dan Rustam Effendi. 157 Nilai-Nilai Perjuangan Pengarang dan karya sastra yang menonjol pada Angkatan Pujangga Baru antara lain sebagai berikut. a. Sutan Takdir Alisjahbana – Layar Terkembang 1948 – Tebaran Mega 1963 b. Armijn Pane – Belenggu 1954 – Jiwa Berjiwa – Gamelan Jiwa – kumpulan sajak 1960 – Jinak – jinak Merpati – sandiwara 1950 – Kisah – Antara Manusia – kumpulan cerpen 1953 c. Tengku Amir Hamzah – Nyanyi Sunyi 1954 – Buah Rindu 1950 – Setanggi Timur 1939 d. Sanusi Pane – Pancaran Cinta 1926 – Puspa Mega 1971 – Madah Kelana 19311978 – Sandhyakala ning Majapahit 1971 – Kertadjaja 1971 e. Selasih – Kalau Tak Untung 1933 – Pengaruh Keadaan 1957 f. Roestam Effendi – Bebasari: Tonil dalam 3 pertunjukan 1953 – Percikan Permenungan 1953 158 Bahasa Indonesia Kelas XII SMAMA Program IPA dan IPS g. Muhammad Yamin – Indonesia, Tumpah Darahku 1928 – Kalau Dewi Tara Sudah Berkata – Ken Arok dan Ken Dedes 1951 – Tanah Air h. J.E.Tatengkeng – Lukisan puisi – Di Lereng Gunung puisi – Rindu Dendam puisi

3. Angkatan 45

Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan 45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga Baru yang romantik–idealistik. Pengarang dan karya sastra yang menonjol pada Angkatan 45 antara lain sebagai berikut. a. Chairil Anwar – Kerikil Tajam 1949 – Deru Campur Debu 1949 b. Asrul Sani, Rivai Apin, Chairil Anwar – Tiga Menguak Takdir 1950 c. Idrus – Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma 1948 – Aki 1949 – Perempuan dan Kebangsaan d. Pramoedya Ananta Toer – Bukan Pasar Malam 1951 – Di Tepi Kali Bekasi 1951 – Gadis Pantai – Keluarga Gerilja 1951 – Mereka Yang Dilumpuhkan 1951 159 Nilai-Nilai Perjuangan – Perburuan 1950 – Cerita dari Blora 1963 e. Mochtar Lubis – Tidak Ada Esok 1982 – Jalan Tak Ada Ujung 1958 – Si Djamal 1964 – Harimau-Harimau 1977 f. Achdiat K. Mihardja – Atheis - 1958 g. Trisno Sumardjo – Kata Hati dan Perbuatan 1952 – Terjemahan karya W. Shakespeare: Hamlet, Impian di tengah Musim, Macbeth, Raja Lear, Romeo dan Julia, Saudagar Venezia, dan lain-lain. h. M. Balfas – Lingkaran-Lingkaran Retak, kumpulan cerpen 1978 i. Utuy Tatang Sontani – Suling 1948 j. Tambera 1952 – Awal dan Mira – drama satu babak 1962

4. Angkatan 50–60-an