Analisis Wacana Teun A. van Dijk

kohesi di dalam kelompok. Dalam perspektif ini, ideology mempunyai beberapa implikasi penting. Pertama, ideology secara inheren bersifat sosial, tidak personal atau individual: ia membutuhkan share di antara anggota kelompok, organisasi atau kolektivitas dengan orang lainnya. Hal yang di- share-kan tersebut bagi anggota kelompok digunakan untuk membentuk solidaritas dan kesatuan langkah dalam bertindak dan bersikap. Sejumlah perangkat ideologi diangkat dan diperkuat oleh media massa, diberikan legitimasi oleh mereka dan didistribusikan secara persuasif, sering dengan menyolok, kepada khalayak yang besar jumlahnya. Dalam proses itu, konstelasi-konstelasi ide yang terpilih memperoleh arti penting yang terus menerus meningkat, dengan memperkuat makna semula dan memperluas dampak sosialnya Lull, 1998:4.

II.5 Analisis Wacana Teun A. van Dijk

Model ini sering disebut sebagai kognisi sosial, menurut van Dijk penelitian atas wacana tidak cukup jika didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus diamati. Perlu dilihat bagaimana sesuatu teks diproduksi sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa seperti itu. Oleh karena itu penelitian mengenai wacana tidak bisa mengeksklusi seakan-akan teks adalah bidang yang kosong. Sebaliknya dia adalah bagian kecil dari struktur masyarakat Eriyanto, 2001: 222. Teks bukan sesuatu yang datang dari langit, bukan juga suatu ruang hampa yang mandiri. Akan tetapi teks dibentuk dalam suatu praktek Universitas Sumatera Utara diskursus. Van Dijk tidak hanya membongkar teks semata, tapi ia melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisipikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tersebut. Wacana oleh van Dijk dibentuk oleh tiga dimensi: teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah Eriyanto, 2001:224. Model analisis van Dijk bisa digambarkan sebagai berikut : Konteks Kognisi sosial Teks a. Teks Teks terdiri dari beberapa struktur dan tingkatan yang saling mendukung. Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global umum dari suatu teks yang diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam suatu berita Universitas Sumatera Utara secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, frase dan gambar. Makna global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat dan proposisi yang dipakai. Pernyataan tema pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat, atau retorika tertentu. Pernyataan tema pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat, atau retorika tertentu. Kita tidak hanya mengerti apa isi dari suatu teks berita, tetapi juga elemen yang membentuk teks berita, kata, kalimat, paragraf dan proposisi. Kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut : Tabel II.1. Struktur Teks Struktur Makro Makna global dari suatu teks yang diamati dari topik atau tema yang diangkat dari suatu teks Superstruktur Kerangka dari suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan Struktur Mikro Makna lokal dari suatu teks yang diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks Eriyanto, 2001: 227 Universitas Sumatera Utara Pemakaian kata, kalimat, proposisi tertentu oleh media dipahami van Dijk sebagai bagian dari strategi wartawan. Pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara berkomunikasi, tetapi dipandang sebagai politik berkomunikasi, suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan, memperkuat legitimasi dan menyingkirkan lawan atau penentang. b. Kognisi Sosial Dalam kerangka analisis Teun A. van Dijk, perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial: kesadaran mental wartawan yang membentuk teks tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Eriyanto 2001: 261, peristiwa dimengerti dan dipahami didasarkan pada skema. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental dimana tercakup di dalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial dan peristiwa. Skema menunjukkan bahwa kita menggunakan struktur mental untuk menyeleksi dan memproses informasi yang datang dari lingkungan. Skema bekerja secara aktif untuk mengkonstruksi realitas. Membantu kita untuk memandu apakah yang harus kita pahami, maknai dan ingat tentang sesuatu. Universitas Sumatera Utara Ada beberapa macam skemamodel yang dapat digambarkan dalam tabel berikut ini: Tabel II.2 Macam-macam skema atau model Skema Person Person Schemas. Skema ini adalah bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain. Skema Diri Self Schemas. Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami dan digambarkan oleh seseorang. Skema Peran Role Schemas. Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat. Skema Peristiwa Events Schemas. Skema ini barangkali yang paling banyak dipakai, karena hampir tiap hari kita selalu melihat, mendengar peristiwa yang lalu lalang. Dan tiap peristiwa selalu kita tafsirkan dan maknai dalam skema tertentu. Umumnya skema peristiwa inilah yang paling banyak dipakai wartawan. Eriyanto, 2001:262 Wartawan menggunakan modelskema dalam memahami peristiwa yang diliputnya. Model itu memasukkan opini, sikap, perspektif dan informasi lainnya. Menurut van Dijk dalam Eriyanto, 2001: 269 ada beberapa strategi yang dilakukan. Pertama, seleksi yaitu menunjukkan bagaimana sumber, peristiwa, informasi diseleksi oleh wartawan untuk ditampilkan ke dalam berita.Kedua, reproduksi. Berhubungan dengan apakah informasi yang ditampilkan dikopi, digandakan, atau tidak dipakai sama sekali oleh wartawan. Ketiga, penyimpulan. Strategi besar dalam memproduksi berita yang berhubungan dengan mental wartawan adalah penyimpulan atau peringkasan informasi. Universitas Sumatera Utara c. Analisis Sosial Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam suatu masyarakat. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi. Menurut van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada dua hal yang penting: kekuasaan dan akses. Praktik kekuasaan berhubungan dengan kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok, satu kelompok untuk mengontrol kelompok lain. Biasanya didasarkan atas pemilikan sumber-sumber yang bernilai. Sedangkan akses, menunjukkan bagaimana kelompok yang berkuasa memiliki akses yang lebih besar ke media dan kesempatan yang lebih besar untuk mempengaruhi khalayak. Van Dijk menganalisis pada tiga tahap, yaitu teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Penelitian ini hanya membahas pada tahap teks. Analisis teks van Dijk dibagi pada tiga level, yaitu : 1. Struktur Makro merupakan makna globalumum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Universitas Sumatera Utara 2. Superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. 3. Struktur Mikro merupakan makna wacana yang dapat diamati dan bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar. Menurut van Dijk, meskipun terdiri atas berbagai elemen, semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Makna global dari suatu teks tema didukung oleh kerangka teks dan pada akhirnya pilihan kata dan kalimat yang dipakai. Berikut akan diuraikan elemen wacana van Dijk tersebut: 1. Tematik Menunjukkan gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. 2. Skematik Teks atau wacana mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga terbentuk suatu kesatuan arti. 3. Latar Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik arti yang ingin ditampilkan. Universitas Sumatera Utara 4. Detil Berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang untuk melakukan penonjolan dan menciptakan citra tertentu dan mengekspresikan sikapnya secara implisit. 5. Maksud Menunjukkan bagaimana wartawan secara eksplisit menonjolkan kebenaran tertentu dan secara implisit mengaburkan kebenaran lain. 6. Koherensi Adalah pertalian atau jalinan antar kata dan kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. 7. Koherensi Kondisional Ditandai dengan pemakaian tanda kalimat dengan jelas. Ada tidaknya anak kalimat tidak mempengaruhi arti. 8. Koherensi Pembeda Berhubungan dengan bagaimana dua peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat dibuat saling bertentangan dan berseberangan. Perlu diketahui bagian mana yang diperbandingkan dan dengan cara apa perbandingan itu dilakukan. 9. Pengingkaran Bagaimana wartawan menyembunyikan apa yang akan diekspresikan secara implisit. Universitas Sumatera Utara 10. Bentuk Kalimat Bentuk kalimat ini tidak hanya persoalan teknis di ketatabahasaan tapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat itu. 11. Kata Ganti Elemen ini untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan alat untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. 12. Leksikon Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. 13. Praanggapan Merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. 14. Grafis Merupakan bagian untuk memeriksa bagian yang ditekankan atau ditonjolkan, grafis dapat dilihat dari tulisan yang berbeda. 15. Metafora Penyampaian pesan melalui kiasan, ungkapan, metafora sebagai ornamen suatu berita yang menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Motif Etnis Tionghoa Bekerja sebagai Pegawai Negeri Studi Kasus pada PNS dan Polisi di Sumatera Utara)

1 45 135

Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa (Identitas Etnis Mahasiswa Etnis Tionghoa dalam Kompetensi Komunikasi dengan Mahasiswa Pribumi di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknik stambuk 2009 dan 2010 Universitas Sumatera Utara).

5 75 211

Peran Partai Politik Dalam Pemenangan Pilkada (Studi Analisis Partai Golkar Sebagai Kendaraan Politik dalam Pilkada Kabupaten Rokan Hilir 2006)

2 42 102

Eksistensi Bisnis Etnis Tionghoa (Studi Deskriptif Terhadap Pedagang Etnis China Penjual Spare part Sepeda Motor di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun)

0 56 88

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

29 227 96

Kebudayaan Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

0 17 158

Analisis Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel 'Dimsum Terakhir' Karya Clara Ng : Tinjauan Psikologi Sastra.

0 3 9

REPRESENTASI STEREOTYPE TIONGHOA DALAM NOVEL CLARA NG BERJUDUL DIMSUM TERAKHIR (Studi Semiologi Representasi Stereotype Tionghoa Dalam Novel Clara Ng Berjudul Dimsum Terakhir).

3 7 93

DISKRIMINASI TOKOH PEREMPUAN ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR KARYA CLARA NG.

1 11 132

CLARA NG BERJUDUL DIMSUM TERAKHIR (Studi Semiologi Representasi Stereotype Tionghoa Dalam Novel Clara Ng Berjudul Dimsum Terakhir)

0 0 21