c. Perceived Behavioral Control
Ismail dan Zain 2008 mengatakan bahwa Perceived Behavioral Control merupakan persepsi individu mengenai
kontrol yang dimiliki individu yang berhubungan dengan tingkah laku tertentu. Ajzen 2005 menegaskan bahwa
perilaku seseorang tidak hanya dikendalikan oleh dirinya sendiri, tetapi juga membutuhkan kontrol, misalnya berupa
ketersediaan sumber
daya dan
kesempatan bahkan
keterampilan tertentu. Perceived Behavioral Control ditentukan oleh dua faktor
yaitu kepercayaan
mengenai kemampuan
dalam mengendalikan serta perceived power yaitu persepsi mengenai
kekuasaan yang dimiliki untuk melakukan suatu perilaku Ajzen, 2005. Jika seseorang memiliki control beliefs yang
kuat mengenai sumber atau kesempatan untuk melakukan suatu perilaku maka seseorang tersebut memiliki persepsi
yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu perilaku. Persepsi ini dapat mencermikan pengalaman di masa lalu
untuk antisipasi terhadap situasi yang akan datang, dan sikap terhadap norma-norma yang berpengaruh di sekitar individu
Achmat, 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berikut merupakan skema terbentuknya intensi menurut Ajzen 2005:
Skema 1. Skema Theory of Planned Behavior
1.2 Aspek-aspek Intensi
Menurut Fishbein dan Ajzen 1975, intensi memiliki empat aspek yaitu:
a. Perilaku Behavior
Intensi akan menimbulkan suatu perilaku dimana sebuah
perilaku yang spesifik yang akan dilakukan oleh individu.
b. Target Target
Sebuah perilaku memiliki objek yang dijadikannya sebagai target.Objek tersebut digolongkan menjadi tiga yaitu orang tertentu
particular object, kelompok a class of object, orang pada umumnya any object.
Behavioral Beliefs Sikap Terhadap
Perilaku
Normative Beliefs Subjective Norm
Control Beliefs Perceived
Behavioral Control Intensi
Behavior
c. Situasi Situation
Lokasi terjadinya perilaku, bagaimana dan dimana perilaku akan diwujudkan serta situasi yang mendukung dilakukannya
sebuah perilaku. d.
Waktu Time Waktu terjadinya perilaku meliputi satu periode terbatas atau
satu periode yang tidak terbatas, seperti waktu yang spesifik di hari, tanggal dan jam tertentu, periode tertentu atau bulan tertentu serta
waktu yang tidak terbatas atau waktu yang akan datang.
2. Definisi Pensiun Dini
Pensiun dini adalah pensiun sebelum usia pensiun yang telah ditetapkan Dwinanda, 2008. Menurut Haryani 2013 pensiun dini adalah
salah satu bentuk pensiun yang terjadi atas kemauan karyawan itu sendiri atau dorongan organisasi yang dilakukan lebih awal dari ketetapan pensiun
yang seharusnya Haryani, 2013. Indonesia menetapkan usia normal untuk pensiun pada usia 56 tahun Dwinanda, 2008.Karyawan mengikuti
pensiun dini atas perhitungan –perhitungan tertentu dan sesuai persyaratan
yang berlaku Pratiwi, 2013. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut mengenai pensiun dini
dapat disimpulkan bahwa pensiun dini adalah salah satu bentuk pensiun dimana pensiun terjadi lebih awal sebelum usia 56 tahun yang dilakukan