BIJI BUAH NANGKA NANGKA

Shogaol lebih pedas dibandingkan gingerol, merupakan komponen utama jahe kering Rahingtyas, 2008 Jahe kecil dengan aroma yang lebih tajam dari jahe gajah banyak digunakan sebagai rempah-rempah, penyedap makanan, minuman, dan banyak minyak atsiri. Jahe merah mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan jenis lainnya terutama jika ditinjau dari segi kandungan senyawa kimia dalam rimpangnya Lentera, 2002. Di dalam rimpang jahe merah terkandung zat gingerol, oleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi, sehingga lebih banyak digunakan sebagai bahan baku obat Lentera, 2002. Jahe banyak digunakan dalam ramuan obat tradisional yang berfungsi sebagai obat pencernaan dan perut kembung, sakit kepala, kerongkongan, mulas dan batuk kering Rukmana, 2001. Minyak atsiri jahe termasuk jenis minyak yang mudah menguap dan merupakan suatu komponen yang memberi bau harum khas jahe. Minyak atsiri jahe terdiri dari zingiberol , zingiberen , n-nonyl aldehida , d- camphen , dbphellandren , methyl heptanon , sineol , stral , borneol , linalool , asetat , kaprilat , phenol , dan chavicol Koswara, 1995. Jahe juga mengandung oleoresin yang lebih banyak mengandung komponen- komponen non-volatil yang merupakan zat pembentuk rasa pedas pada jahe. Umumnya oleoresin jahe tersusun oleh gingerol. Gingerol sebagai komponen utama jahe dapat terkonversi menjadi shogaol atau zingeron. Senyawa paradol sangat serupa dengan gingerol yang merupakan hasil hidrogenasi dari shogaol. Shogaol terbentuk dari gingerol selama proses pemanasan. Kecepatan degradasi dari [6]-gingerol menjadi [6]-shogaol tergantung pada pH, stabilitas terbaik pada pH 4, sedangkan pada suhu 100°C dan pH 1, degradasi perubahan relatif cukup cepat Bhattarai et al. dalam Hernani dan Winarti, 2011. Konsentrasi gingerol dari jahe kering akan berkurang dibandingkan dalam jahe segar, sedangkan shogaol akan meningkat. Pada Gambar 3 ditampilkan paradol, gingerdion dan zingiberol. Komponen lain adalah senyawa ingenol dan shogaol mempunyai aktivitas sebagai antivirus Lee et al dalam Untari, 2012. Komponen utama minyak atsiri jahe adalah seskuiterpen hidrokarbon, dan paling dominan adalah zingiberen, kurkumen, farnesen, dan sejumlah kecil bisabolen dan β-seskuifellandren. Sejumlah kecil termasuk 40 hidrokarbon monoterpen seperti 1,8-cineole, linalool, borneol, neral, dan geraniol. Komposisi seskuiterpen hidrokarbon, antara lain β- seskuifellandren, cis-kariofilen, zingiberene, α-farnesen, α- dan β- bisabolene dan lainnya. Selain itu, terkandung juga sejumlah kecil limonen, dimana zingiberene dan β-seskuiterpen sebagai komponen utama. Sekitar 50 komponen telah dikarakterisasi dari jahe, antara lain monoterpenoids [β-fellandren, +-kamfen, sineol, geraniol, kurkumen, sitral , terpineol, borneol] dan seskuiterpenoids [α-zingiberene, β- sesquiphellandrene, β-bisabolene, E-E-α-farnesene, ar-kurkumen, zingiberol]. Beberapa komponen merupakan hasil konversi akibat proses pengeringan. Theresia, 2006 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Manfaat Jahe Dalam Bidang Kesehatan

Jahe Zingiber officinale Rosc. mempunyai kegunaan yang cukup beragam, antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma ataupun sebagai obat Bartley dan Jacobs 2000. Secara tradisional kegunaannya antara lain untuk mengobati penyakit rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi Ali et al. 2008; Wang dan Wang 2005; Tapsell et al. 2006. Beberapa senyawa, termasuk gingerol, shogaol dan zingeron memberikan aktivitas farmakologi dan fisiologis seperti efek anti oksidan, anti inflamasi, analgesik, anti karsinogenik dan kardiotonik. Manju dan Nalini dalam Hernani dan Winarti, 1998 Rimpang jahe merah merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai banyak khasiat. Menurut Chrubasic dalam Untari et al., 2012, jahe merah mempunyai banyak manfaat diantaranya sebagai anti emesis, anti oksidan, anti tumor dan sebagai imunomodulator. Gingerol dari ekstrak jahe, dilaporkan dapat menghambat replikasi virus human immune deficiency virus- 1 HIV-1 pada kultur sel limfosit T manusia MT4. Ekstrak jahe 2 telah diketahui dapat menekan jumlah mikroba usus Lee et al dalam Untari et al., 2009. Penelitian efek antiviral influenza in vitro pada sel Madin Darby Canine Kidney MDCK telah dilakukan oleh Song et al dalam Untari et al 2009 dengan melihat kemampuan katekin untuk menghambat hemaglutinin virus terhadap eritrosit ayam. Gambar 1.3 A Tanaman jahe , B Rimpang jahe merah Sumber : Lukito, 2007 Menurut Chrubasic et al dalam Untari et al 2012, kandungan minyak atsiri pada jahe dilaporkan dapat merusak lipid amplop virus. Hemaglutinin merupakan protein pada amplop permukaan virus yang mampu menghemaglutinasi eritrosit, sehingga kerusakan pada struktur permukaan virus, mengakibatkan tidak terjadi replikasi. Minyak atsiri jahe mempunyai efek antiviral terhadap virus herpes simplex-type 1 pada manusia, karena jahe mengandung 5-10 sesquiterpenes zingiberene, b-bisabolene, sesquiphellandrene dan curcumen. Mekanisme kerja minyak atsiri jahe berbeda dengan mekanisme kerja antiviral seperti acyclofir. Acyclovir menghambat A B

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

PEMANFAATAN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus ) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN SUSU DENGAN PENAMBAHAN Pemanfaatan Biji Kecipir (Psophocarpus Tetragonolobus ) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Susu Dengan Penambahan Ekstrak Jahe Merah ( Zingiber Offici

0 1 14

PENDAHULUAN Pemanfaatan Biji Kecipir (Psophocarpus Tetragonolobus ) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Susu Dengan Penambahan Ekstrak Jahe Merah ( Zingiber Officinale) Dan Kayu Manis (Cinnamomum Burmanni).

0 3 8

PEMANFAATAN BIJI NANGKA ( Pemanfaatan Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Dengan Pewarna Alami Kunyit (Curcuma domestica).

0 1 15

PENDAHULUAN Pemanfaatan Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Dengan Pewarna Alami Kunyit (Curcuma domestica).

0 11 7

PEMANFAATAN BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM DENGAN PEWARNA ALAMI Pemanfaatan Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Dengan Pewarna Alami Kunyit (Curcuma domestica).

0 2 15

Pemanfaatan biji buah nangka (Artocarpus heterophyllus) sebagai bahan baku pembuatan susu nabati dengan penambahan perisa jahe (Zingiber officinale Rosc.).

1 32 124

Uji organoleptik dan kesukaan yoghurt susu biji nangka (artocarpus heterophyllus) dengan perisa alami buah nangka.

0 4 123