Teknik Pengambilan Sampel Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas Untuk pengujian validitas instrument digunakan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut: ] . ][ . [ . 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Keterangan: r xy : koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total X : skor jawaban tiap bitir Y : skor total N : jumlah responden Apabila r hitung ≥ r tabel , maka kuesioner sebagai alat pengukuran dikatakan valid. Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel . 2. Uji Relibilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha . Rumus yang digunakan sebagai berikut: r tt = t x v V M M 1 1 Keterangan: r tt : Reliabilitas instrumen V x : Variansi butir V t : Varians total M : Jumlah butir Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Alpha r kritis product moment .

K. Teknik Analisis Data

1. Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan atau tidak. Uji asumsi klasik meliputi : a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau independent variable , dimana akan diukur tingkat asosiasi keeratan hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran korelasi r. Dikatakan terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih dari 0,60 pendapat lain : 0,50 dan 0,90. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 r ≤ 0,60. Dalam menentukan multikolinieritas dapat menggunakan cara lain yaitu : 1 Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik α. 2 Nilai Variance Inflation Factor VIF adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat. Nilai tolerance α dan nilai VIF dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut : 1 Besar nilai tolerance α : α = 1 VIF 2 Besar nilai VIF variance inflation factor : VIF = 1 α Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika: α hitung α dan VIF hitung VIF. Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika: α hitung α dan VIF hitung VIF b. Heteroskedastisitas Dalam persamaan regresi linier berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan jika varians-nya tidak sama atau berbeda disebut heteroskedastisitas. persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Misalkan: 1 Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70 cenderung lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya kecil, kejadian ini disebut homokedastisitas. 2 Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40 cenderung tidak seragam atau sangat bervariasi karena selisihnya besar, kejadian ini disebut heteroskedastisitas. Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction ZPRED yang mempunyai variabel bebas sumbu X = Y hasil prediksi dan nilai residualnya SRESID merupakan variabel terikat sumbu Y = Y prediksi – Y riil. Homokedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin angka 0 pada sumbu Y dan tidak