Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

b. Heteroskedastisitas Dalam persamaan regresi linier berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan jika varians-nya tidak sama atau berbeda disebut heteroskedastisitas. persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Misalkan: 1 Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70 cenderung lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya kecil, kejadian ini disebut homokedastisitas. 2 Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40 cenderung tidak seragam atau sangat bervariasi karena selisihnya besar, kejadian ini disebut heteroskedastisitas. Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction ZPRED yang mempunyai variabel bebas sumbu X = Y hasil prediksi dan nilai residualnya SRESID merupakan variabel terikat sumbu Y = Y prediksi – Y riil. Homokedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin angka 0 pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang. c. Uji Asumsi Klasik Normalitas Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan Heteroskedastisitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data variabel bebas X dan data variabel terikat Y pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1 Cara Statistik Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai kemiringan kurva skewness = α3 atau nilai keruncingan kurva kurtosis = α4 diperbandingkan dengan nilai Z tabel. a Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva skewness : Z skewness = skewness √6 N atau Zα3 = α3 √6 N b Rumus nilai Z untuk kerucingan kurva kurtosis : Z kurtosis = kurtosis √24 N atau Zα4 = α4 √24 N Dimana N = banyak data Ketentuan analisis: 1 Variabel bebas atau terikat berdistribusi normal jika Z hitung Zα3 atau Zα4 Z tabel. Misal diketahui Z 5 = 1,96 Z tabel lebih besar dari Z hitung atau dengan kata lain Z hitung lebih kecil dari Z tabel 1,96, dapat dituliskan Z hitung 1,96. 2 Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung Zα3 atau Zα4 Z tabel. Misal nomor a, dapat ditulis Z hitung 1,96. 2 Cara Grafik Normal Probality Plots Cara normal probality plots lebih handal daripada cara grafik histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan data distribusi normal otomatis oleh komputer secara kumulatif. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan bagaimana pengaruh variabel independent yaitu motivasi , kedisiplinan terhadap variabel dependen yaitu kinerja Y. Untuk melihat adanya pengaruh antara variabel independent dan variabel dependen ditunjukkan dalam persamaan regresi berikut: 2 2 1 1 X b X b a Y Keterangan: Y : kinerja a : konstanta X1: skor variabel motivasi b1: koefisien regresi X1 X2: skor vaiabel kedisiplinan b2: koefisien regresi X2

a. Uji t t-test

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua. Apakah motivasi dan kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja, maka dilakukan uji signifikan variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut : 1 Perumusan hipotesis 1 1 . : b H = 0, motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja. : 1 1 . b H a , motivasi berpengaruh terhadap kinerja. 2 2 . : b H = 0, kedisiplinan tidak berpengaruh terhadap kinerja. : 2 2 . b H a , kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja. 2 Menentukan nilai kritis level of significance α Nilai kritis dalam hal pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat ditentukan dengan tabel distribusi normal dengan memperhatikan tingkat signifikan α. Dipilih level of significance α = 5 artinya taraf kesalahan atau taraf kekeliruan hanya 5, sedangkan besarnya derajat kebebasan dk dicari dengan rumus n-1-k diman n adalah besarnya sampel dan k adalah banyaknya variabel bebas. Dengan menggunakan pengujian 2 sisi diperoleh besarnya t tabel adalah α2; dk. 3 Menentukan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi Sb b t Dimana : t = distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n-k b = koefisien regresi sampel β = koefisien regresi populasi Sb = standar error koefisien regresi sampel 4 Menentukan kriteria pengujian Jika hitung t tabel t , maka dapat diartikan bahwa hipotesis alternatif diterima dengan kata lain H ditolak dan a H diterima. Hal ini dapat diartikan sebagai variabel-variabel penelitian yaitu: motivasi dan kedisiplinan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Jika tabel hitung t t , maka hipotesis alternatif ditolak atau dengan kata lain H diterima dan a H ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel-variabel penelitian motivasi dan kedisiplinan, secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja. Secara ringkas dapat ditulis: Hipotesis nol ditolak bila : hitung t tabel t Hipotesis nol diterima bila : hitung t ≤ tabel t b. Pengujian dengan uji F Uji F digunakan untuk menguji hipotesis simultan. Secara ringkas dapat dituliskan apakah motivasi dan kedisiplinan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja. Langkah-langkah dalam uji F adalah sebagai berikut : 1 Perumusan hipotesis Ho: b1 = b2 = b3 = b4 = 0, maka motivasi dan kedisiplinan tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja. Ho: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, maka motivasi dan kedisiplinan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja. 2 Menentukan nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikan α sebesar 5 dengan derajat kebebasan df pembilang numerator sebesar k-1 dan df penyebut denominator sebesar n-k. 3 Menghitung nilai F hitung, dengan rumus : 1 1 2 2 k n R k R F Dimana : F = harga F baris yang dicari n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas dan variabel terikat R = koefisien korelasi 4 Kriteria penerimaan dan penolakan Jika hitung F tabel F , maka dapat diartikan bahwa hipotesis alternatif diterima atau dengan kata lain H ditolak dan a H diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa motivasi dan kedisiplinan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Jika hitung F ≤ tabel F , maka hipotesis alternatif ditolak atau dengan kata lain H diterima dan a H ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa motivasi dan kedisiplinan secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Secara ringkas dapat ditulis : Hipotesis nol diterima bila : hitung F ≤ tabel F Hipotesis nol ditolak bila : hitung F tabel F 49

BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB

WONOSARI A. Sejarah Singkat Rumah Tahanan Negara Wonosari Berdiri tahun 1957, dengan fasilitas pertama adalah bangunan kantor, bangunan untuk penghuni pada lahan milik pemerintah Republik Indonesia. Bangunan Rumah Tahanan Negara Wonosari berbentuk segi empat, di setiap sudutnya terdapat menara penjaga. Sedangkan untuk tempat tinggal penghuni berbentuk leter “U”. Luas tanah yang dimiliki seluas 59.803 m 2 . Luas bangunan 4.671,32 m 2 dengan kapasitas 180 orang. Letak bangunan Rumah Tahanan Negara Wonosari tepatnya menghadap ke selatan ke arah jalan raya dengan batas- batas sebagai berikut: 1. Sebelah utara, sungai kecil dan pemakaman umum Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul 2. Sebelah selatan, jalan Mgr. Sugiyopranoto 3. Sebelah barat, perumahan dinas pegawai Rumah Tahanan Negara Wonosari dan jalan menuju makam umum Baleharjo 4. Sebelah timur, jalan Ki Hajar Dewantara

B. Visi, Misi, Dan Motto Rumah Tahanan Negara Wonosari

Visi Rutan Wonosari ialah menjadi unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang profesional secara transparan akuntabel guna mewujudkan reformasi birokrasi didukung oleh petugas yang berwibawa, berwawasan, dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misi Rutan Wonosari ialah mewujudkan pelayanan prima terhadap warga binaan pemasyarakatan dan masyarakat secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka menegakan supremasi hukum. Motto utan Wonosari ialah BERKARYA Bersih, Kreatif, dan Yakin

C. Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara Wonosari

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: 04-PR. 07.03 Tahun1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehakiman antara lain: 1. Kedudukan Rumah Tahanan Negara Wonosari yang beralamat di Jalan Mgr. Sugiyopranoto Nomor 35 Wonosari adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang pemasyarakatan yang berada serta bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Tugas dan Fungsi Melaksanakan perawatan tahanan agar tahanan selalu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dalam memperlancar proses penyidikan penuntutan dalam pemeriksaan sidang pengadilan guna memenuhi asas peradilan yang cepat, murah, dan sederhana. Melaksanakan pembinaan terhadap narapidana berdasarkan sistem pemasyarakatan agar warga binaan menyadari akan kesalahannya, sehingga dapat diterima kembali oleh masyarakat dan dapat berperan aktif dalam pembangunan serta hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

D. Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara Wonosari

Rumah Tahanan Negara Wonosari di bawah pimpinan Kepala Rumah Tahanan Negara Wonosari dalam melaksanakan tugasnya. Kepala Rutan dibantu oleh pegawai-pegawai yang terdiri dari: Gambar IV.1 Kepala Rumah Tahana Negara Wonosari Pelayanan Tahanan Rumah Tahana Negara Pengelolaan Rumah Tahanan Negara Kesatuan Pengamanan Rumah Tahanan Negara Tata Usaha