Pengaruh motivasi dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai : studi kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari

Stevanus Jurid Gustara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2015

Motivasi dan kedisiplinan sangat berkaitan langsung dengan kinerja pegawai. Motivasi dan kedisiplinan yang dirasakan oleh pegawai dapat menurunkan kinerja ataupun meningkatkan kinerja pegawai. Pegawai yang merasa termotivasi dan disiplin kerja yang diperoleh akan berdampak pada meningkatnya kinerja instansi secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari yang seluruhnya berjumlah 74 orang, dengan sampel sebanyak 63 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik random (acak). Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan kedisiplinan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Dimana dari hasil tersebut juga dapat diketahui bahwa motivasi lebih besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari.


(2)

ABSTRACT`

INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK DISCIPLINE TO

EMPLOYEE PERFORMANCE

Case study on Class IIB of Wonosari State Prison

Stevanus Jurid Gustara Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2015

Motivation and work discipline are the most important thing in the employee performance. Those two factors will increase or decrease employee performance. They can increase their performance because of influence by those two factors in their environment. The objective of this research is to know the effectiveness of motivation and work discipline on the employee performance. The population of this research was the employees of Class IIB Wonosari State Prison. They were 63 respondent out of 74 employees. The sample was chosen using random sampling technique. The data were collected by using questionnaire and observation. Data analysis was done using multiple linear regression. The result of the research showed that motivation and work discipline influenced employee performance. The research also found that motivation had greater influence than work discipline.


(3)

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh:

Stevanus Jurid Gustara NIM : 082214115

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh:

Stevanus Jurid Gustara NIM : 082214115

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv Motto

Tuhan menaruhmu di tempat sekarang bukan karena kebetulan. Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka

dibentuk melalui kesukaran, tantangan, dan air mata. (Dahlan Iskan)

Jangan jadikan kegagalan sebagai alasan untuk menyerah. Karena akan selalu ada cara, akan selalu ada jalan jika kamu mau berusaha.

(Penulis)

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Bapak, Ibu dan adik tercinta, atas curahan segala cinta dan perhatiannya Rima De Villanova yang selalu memberi semangat dan doa


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 23 Juni 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 30 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

Stevanus Jurid Gustara NIM: 082214115


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Stevanus Jurid Gustara

Nomor Mahasiswa : 082214115

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Juni 2015 Yang menyatakan


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Diah Utari B R., M. Si. selaku Pembimbing I yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. P. Rubiyanto, M.M selaku Pembimbing II yang telah sabar membimbing penulis dan menyelesaikan skripsi ini.


(11)

viii

7. Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari yang telah memberikan ijin untuk melakukann penelitian, dan segenap staff pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari yang telah banyak membantu dengan memberi dan mencarikan data yang dibutuhkan.

8. Kedua orang tua bapak Yanuarius Ardiyana, ibu Yohana Fransisca Wartini, dan adik saya Kletus Yudit Avriano yang perduli pada saya dan banyak mendorong dan mendoakan saya hingga skripsi ini dapat selesai.

9. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan semangat. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 Juni 2015 Penulis

Stevanus Jurid Gustara NIM: 082214115


(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR GRAFIK ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Motivasi ... 9


(13)

x

B. Teori-teori Motivasi ... 9

C. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 16

D. Manfaat Motivasi ... 17

E. Teori Tentang Kedisiplinan ... 17

F. Teori Tentang Kinerja ... 24

G. Kerangka Konseptual ... 27

H. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 29

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

D. Variabel dan Skala Pengukuran ... 30

E. Definisi Operasional ... 32

F. Populasi dan Sampel ... 34

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 36

H. Sumber Data... 36

I. Teknik Pengumpulan Data ... 36

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 37

K. Teknik Analisis Data... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB WONOSARI A. Sejarah Singkat ... 49


(14)

xi

C. Organisasi dan Tata Kerja ... 50

D. Struktur Organisasi ... 51

E. Fasilitas Rumah Tahanan Negara ... 54

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 55

B. Analisis Data ... 60

C. Pembahasan ... 72

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

C. Keterbatasan ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja ... 56

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 58

V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Pekerjaan ... 59

V.5 Tabel Nilai Rata-rata Motivasi, Kedisiplinan, dan Kinerja ... 60

V.6 Tabel Hasil Uji Validitas ... 61

V.7 Tabel Hasil Uji Reliabilitas ... 63

V.8 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas ... 63

V.9 Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 65

V.10 Tabel Hasil Uji Normalitas ... 68

V.11 Tabel Hasil Uji t ... 69

V.12 Tabel Hasil Uji F ... 70


(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Kerangka Konseptual ... 27 IV.1 Struktur Organisasi ... 51


(17)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Judul

V.1 Grafik Uji Heteroskedastisitas ... 64 V.2 Grafik Normal Problity Plots ... 67


(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 79 Lampiran 2 Data Tabulasi Kuesioner dan Output Data SPSS ... 84


(19)

xvi

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Studi Kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari

Stevanus Jurid Gustara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2015

Motivasi dan kedisiplinan sangat berkaitan langsung dengan kinerja pegawai. Motivasi dan kedisiplinan yang dirasakan oleh pegawai dapat menurunkan kinerja ataupun meningkatkan kinerja pegawai. Pegawai yang merasa termotivasi dan disiplin kerja yang diperoleh akan berdampak pada meningkatnya kinerja instansi secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari yang seluruhnya berjumlah 74 orang, dengan sampel sebanyak 63 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik random (acak). Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan kedisiplinan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Dimana dari hasil tersebut juga dapat diketahui bahwa motivasi lebih besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari.


(20)

xvii

ABSTRACT`

INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORK DISCIPLINE TO

EMPLOYEE PERFORMANCE

Case study on Class IIB of Wonosari State Prison

Stevanus Jurid Gustara Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2015

Motivation and work discipline are the most important thing in the employee performance. Those two factors will increase or decrease employee performance. They can increase their performance because of influence by those two factors in their environment. The objective of this research is to know the effectiveness of motivation and work discipline on the employee performance. The population of this research was the employees of Class IIB Wonosari State Prison. They were 63 respondent out of 74 employees. The sample was chosen using random sampling technique. The data were collected by using questionnaire and observation. Data analysis was done using multiple linear regression. The result of the research showed that motivation and work discipline influenced employee performance. The research also found that motivation had greater influence than work discipline.


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemasyarakatan ialah usaha pemerintah untuk membina orang-orang yang melakukan tindak pidana dan oleh pengadilan dijatuhi hukuman masuk penjara. Hal ini dilakukan oleh pemerintah untuk mengembalikan orang-orang yang mendapat hukuman menjadi masyarakat yang baik. Pemikiran baru mengenai fungsi pemidanaan yang tidak sekedar penjara tetapi juga merupakan suatu usaha rehabilitasi dan reintegrasi warga binaan pemasyarakatan telah melahirkan suatu sistem pembinaan yang dinamakan sistem pemasyarakatan.

Pemasyarakatan memberi arah, bahwa sistem pemasyarakatan diarahkan pada pembinaan bimbingan dan perawatan terhadap warga binaan pemasyarakatan. Upaya pencapaian tersebut diperlukan langkah-langkah keamanan dan ketertiban sehingga program dan sasaran dapat tercapai secara maksimal. Keamanan dan ketertiban rumah tahanan merupakan pondasi sekaligus alat ukur untuk berhasilnya petugas rumah tahanan. Alat ukur yang dapat dijadikan ukuran aman atau tertibnya suatu rumah tahanan meliputi tingkat pelarian narapidana atau tahanan, perkelahian, pemberontakan, perjudian, perdagangan dan penyelundupan barang-barang terlarang (senjata, narkotika, dan obat terlarang lainnya). Oleh karena itu, rumah tahanan berupaya secara maksimal untuk dapat memantau, mencegah, dan menangkal gangguan keamanan dan ketertiban.


(22)

Sikap dan perilaku petugas yang baik dapat mencegah situasi kehidupan penghuni menjadi buruk. Sikap dan perilaku yang baik bisa meminimalisasi tingkat pelarian narapidana atau tahanan, dapat memelihara keharmonisan kehidupan dalam rumah tahanan, dapat menjaga dan memelihara seluruh sarana dan prasarana kantor, dan dapat melaksanakan sistem administrasi. Keamanan dan ketertiban yang baik merupakan kewajiban sekaligus tanggung jawab petugas teknis pengamanan.

Yang menjadi dasar dari pelaksaan sistem pemasyarakatan adalah pembinaan kepada narapidana yang dilandasi dengan prinsip pemasyarakatan, yaitu: (1) orang yang tersesat harus dibimbing dengan memberikan kepadanya bekal hidup sebagai warga yang baik dan berguna dalam masyarakat; (2) penjatuhan pidana bukan tindakan balas dendam dari negara; (3) tobat tidak dapat dicapai dengan penyiksaan melainkan dengan bimbingan; (4) negara tidak berhak membuat seseorang lebih buruk atau lebih jahat dari pada sebelum ia masuk lembaga pemasyarakatan; (5) selama kehilangan kemerdekaan bergerak, narapidana harus dikenalkan kepada masyarakat dan tidak boleh diasingkan; (6) pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh bersifat pengisi waktu atau hanya diperuntukkan bagi kepentingan negara; (7) bimbingan dan pendidikan harus berdasarkan Pancasila; (8) tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai manusia meskipun telah tersesat; (9) narapidana hanya dijatuhi pidana kehilangan kemerdekaan.

Untuk mencapai tujuan pemasyarakatan yang baik maka telah ditetapkan rumusan sasaran yang hendak dicapai berupa sasaran umum dan khusus. Sasaran


(23)

umum pelaksanaan sistem pemasyarakatan yaitu: (1) isi rumah tahanan lebih rendah dari kapasitas; (2) menurunnya secara bertahap dari tahun ke tahun angka pelanggaran dan gangguan keamanan serta ketertiban; (3) meningkatnya secara bertahap jumlah narapidana yang bebas sebelum waktunya; (4) semakin menurunnya dari tahun ke tahun angka kejahatan; (5) biaya perawatan sama dengan kebutuhan minimal manusia Indonesia pada umumnya; (6) unit pelaksana teknis pemasyarakatan dalam kondisi bersih dan terpelihara; dan (7) semakin terwujudnya lingkungan pembinaan yang menggambarkan proyeksi nilai-nilai masyarakat ke dalam lembaga pemasyarakatan dan sebaliknya nilai-nilai subkultur penjara di dalam rumah tahanan.

Keberhasilan dari pencapaian sasaran tergantung pada partisipasi yang seimbang dari pembina, yang dibina, dan masyarakat sehingga kinerja dari para pembina yang disebut sebagai petugas pemasyarakatan sangat diharapkan untuk dapat mempengaruhi hasil akhir dari tujuan pemasyarakatan.

Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari merupakan bagian dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang sangat menerapkan disiplin tinggi dalam bekerja. Sebagai rumah tahanan seharusnya hanya menerima tahanan saja, tetapi karena di Wonosari belum ada Lembaga Pemasyarakatan maka Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari juga menerima tahanan dan narapidana. Beban tugas yang besar itulah mengharuskan penerapan displin dan motivasi yang tinggi dalam bekerja sangat diperlukan untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal.


(24)

Secara umum situasi dan kondisi di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari kurang kondusif untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang menjadi beban tugasnya karena kurangnya dukungan fasilitas serta sumberdaya manusia yang kurang memadai sehingga kurang optimalnya dalam menjalankan tugas. Untuk itu perlu diadakan penilaian tentang kinerjanya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin membuktikan ada atau tidaknya pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk memilih judul penelitian “Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Kerja terhadap Kinerja Pegawai”. Studi kasus pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari?

2. Apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari?

3. Apakah motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh bersama-sama terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari?


(25)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang akan diteliti serta keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penulis membatasi penelitian ini :

1. Pegawai yang menjadi responden penelitian ialah seluruh pegawai yang bekerja di rumah tahanan negara.

2. Variable kinerja yang diteliti terdiri dari beberapa sub variabel yaitu: kualitas pekerjaan, supervisi, dan kehadiran pegawai rumah tahanan negara.

3. Dalam penelitian ini persepsi pegawai meliputi motivasi dan kedisiplinan. Motivasi yaitu keinginan melakukan sesuatu, menyelesaikan pekerjaan tanpa disuruh atasan dan ingin mendapatkan penghargaan. Sedangkan kedisiplinan yaitu ketepatan menyelesaikan pekerjaan, ketepatan masuk dan pulang kerja, tidak bolos atau meningalkan lingkungan kerja tanpa ijin.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari.

2. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari.

3. Untuk mengetahui apakah motivasi kerja dan kedisiplinan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari.


(26)

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu :

1. Bagi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan bagi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari dalam peningkatan kinerja pegawai baik dalam motivasi maupun kedisiplinan, dan nantinya diharapkan dapat menjadi pilihan strategi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari dalam meningkatkan kinerja pegawai.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan berguna sebagai salah satu referensi bagi pembaca yang tertarik untuk meneliti topik yang serupa dalam bidang sumber daya manusia.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis sebagai sarana penerapan teori-teori sekaligus menambah pengetahuan dan wawasan.


(27)

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusanmasalah, pembatasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian dansistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisikan teori-teori tentang pengertian motivasi, kedisiplinan kerja dan teori tenantang kinerja sebagai dasar penentuan diadakannya penelitian ini.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan dan membahas tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian dan alat pengukurannya, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data.

BAB IV: Gambaran Umum

Bab ini memberikan gambaran serta informasi tentang Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari yang menjadi tempat dilakukannya penelitian.


(28)

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang hasil pengolahan data, analisis data, pembahasan dan jawaban dari masalah yang diajukan.

BAB VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang diambil dari penelitian dan saran-saran untuk instansi pemerintahan disertai pernyataan penulis akan keterbatasan yang dilakukannya.


(29)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Motivasi

Menurut pepatah tua : “ manajer dapat dengan mudah menggiring kuda ke dalam air, tetapi manajer tidak dapat memaksanya untuk minum”. Mengapa

demikian, karena kuda baru akan minum kalau ia sedang haus dan begitu pula dengan manusia. Mereka baru akan mengerjakan sesuatu kalau ada yang mereka inginkan atau kalau ada motivasi un tuk mengerjakannya. Motivasi itu timbul tidak hanya saja karena ada unsure di dalam dirinya, tetapi juga karena adanya stimulus dari luar. Seberapapun tingkat kemampuan yang dimiliki seseorang, pasti butuh motivasi. Dengan perkataan lain, potensi sumber daya manusia adalah suatu yang terbatas. Dengan demikian, kerja seseorang merupakan fungsi dan faktor-faktor kemampuan dan motivasi dirinya. Motivasi diibaratkan sebagai jantungnya manajemen karyawan. Motivasi merupakan dorongan yang membuatkaryawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu. (Sjafri Mangkuprawira, 2007).

B. Teori-Teori Motivasi

Teori motivasi dapat dikelompokan menjadi dua kategori umum, yaitu motivasi sebagai dorongan internal yang oleh para ahli sering disebut internal


(30)

theory dan motivasi di sisi lain sebagai dorongan eksternal atau akibat dari proses belajar yang sering disebut external theory.

1. Motivasi Sebagai Dorongan Internal

Motif atau dorongan sebagai kata kunci suatu motivasi dapat muncul sebagai akibat dari keinginan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan di dalam kebutuhan itu muncul sebagai dorongan internal atau dorongan alamiah (naluri). Kebutuhan yang tidak terpuaskan dari seseorang mengakibatkan suatu situasi yang tidak menyenangkan. Situasi yang tidak menyenangkan tersebut mendorong seseorang untuk memenuhinya yang kemudian akan menimbulkan suatu tujuan dimana untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tindakan. Beberapa model atau teori tentang motivasi yang lebih condong dengan pandangan di atas dikemukakan beberapa ahli sebagai berikut:

1.1 Teori Motivasi Kebutuhan

Teori ini dikemukakan oleh Abraham A. Maslow yang menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yangcenderung bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dalam pemenuhan, yaitu:

a. Kebutuhan fisik (physiological needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan diri sebagai makhluk fisik


(31)

seperti kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, seks, dan lain-lain. karena ini merupakan kebutuhan biologis, maka kebutuhan ini akan didahulukan pemenuhannya oleh manusia, diaman bila belum terpenuhi atau belum terpuaskan, makan individu tidak akan tergerak untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebuh tinggi.

b. Kebutuhan rasa aman (safety needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan rasa aman dari ancaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi seperti keamanan dari ancaman orang lain, ancaman alam, atau ancaman bahwa suata saat tidak dapat bekerja karena faktor usia dan faktor lainnya. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan pertama terpenuhi.

c. Kebutuhan sosial (social needs)

Kebutuhan ini berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain, dan mencintai orang lain. kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan tingkat pertama dan kedua terpenuhi. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan seseorang menjadi bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan keinginan membantu orang lain.


(32)

d. Kebutuhan pengakuan (esteem needs)

Kebutuhan yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh dari itu, yaitu diakui/dihormati/dihargai orang lain karena kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan untuk mengembangkan diri, meningkatkan kemandirian, dan kebebasan.

e. Kebutuhan yang berhubungan dengan aktualisasi/ penyaluran diri dalam arti kemampuan/minat/potensi diri dalam bentuk nyata dalam kehidupan merupakan kebutuhantingkat tinggi dari teori Maslow. Ini ditandai dengan hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginannya.

1.2 Teori X dan Y

Teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri dari dua jenis. Pencetusnya McGregor, mengatakan bahwa ada jenis manusia X dan jenis manusia Y yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Jenis manusia X adalah manusia yang selalu ingin menghindari pekerjaan bilamana mungkin, sementara jenis manusia Y menunjukan sifat yang senang bekerja yang diibaratkan bahwa bekerja baginya seperti bermain. Kemudian jenis manusia tipe X tidak punya inisiatif dan senang diarahkan, sedangkan jenis manusia Y sebaliknya.


(33)

1.3 Three Needs Theory

Teori ini dikemukakan oleh David McClelland, yang mengatakan bahwa ada tiga kebutuhan manusia, yaitu:

a. Kebutuhan berprestasi (need for achievment), yaitu keinginan untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya

b. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power), yaitu kebutuhan untuk lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain.

c. Kebutuhan afiliasi (need for affiliation), yaitu kebutuhan untuk disukai, mengembangkan, atau memelihara persahabatan dengan orang lain.

1.4 ERG Teori

Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer, yang sebenarnya tidak jauh beda dengan teori dari A. Maslow, yang mengatakan bahwa teori ini merupakan revisi dari teori tersebut. Teori ini mengatakan bahwa ada tiga kelompokkebutuhan manusia, yaitu:

a. Existence berhubungan dengankebutuhan untuk mempertahankan keberadaan seseorang dalam hidupnya. Dikaitkan dengan pennggolongan dari Maslow, ini berkaitan dengan kebutuhan fisik dan keamanan.


(34)

b. Relatedness berhubungan dengan kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. dikaitkan dengan penggolongan kebutuhan dari Maslow ini meliputi kebutuhan sosial dan pengakuaan.

c. Growth berhubungan dengan kebutuhan pengembangan diri, yang identik dengan kebutuhan self-actualization yang dikemukakan oleh Maslow.

1.5 Teori Dua Faktor

Teori ini disebut juga motivation-hygiene theory dan dikemukakan oleh Frederick Herzberg. Teori ini mengatakan bahwa suatu pekerjaan selalu berhubungan dengan dua aspek, yaitu pekerjaan itu sendiri seperti mengajar, merakit sebuah barang, mengkoordinasi suatu kegiatan, menunggu langanan, membersihkan ruangan-ruangan, dan lain-lain yang disebut job content, dan aspek-aspek yang berkaitan dengan pekerjaan seperti gaji, kebijaksanaan orgaisasi, supervise, rekan sekerja, dan lingkungan kerja yang disebut job context.

2. Motivasi Sebagai Dorongan Eksternal

Beberapa model/teori motivasi tidak semata-mata dipengaruhi tuntutan kebutuhan yang bersifat internal, tetapi dipengaruhi juga oleh faktoe eksternal, yaitu:


(35)

2.1 Expectancy Theory

Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh Vector Vroom yang mengatakan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor atau situasi, yaitu:

a. Hubungan tingkat usaha dengan tingkat tampilan kerja (performance), dalam arti keyakinan seseorang untuk dapat memenuhi tingkat performance yang diharuskan dalam suatu pekerjaan. Ini disebut dengan sxpectancy. Situasi yang mungkin muncul di sini adalah seseorang dapat melihat pekerjaan terlalu sukar atau pekerjaan tidak terlalu sukar, tetapi kecil kemungkinannya karena fasilitas yang diberikan organisasi kurang memadahi.

b. Hubungan antara tampilan kerja dan suatu outcome/reward, yang artinya kemungkinan atau keyakinan seseorang akan mendapat ganjaran bilamana memenuhi tingkat performance tertentu. Ini disebut instrumentality.

c. Nilai yang diberikan seseorang terhadap reward yang akan didapat oleh seseorang dari pekerjaannya disebut valance. Situasi yang muncul di sini adalah satu reward dapat diberi nilai yang berbeda oleh seseorang, misalnya bagi seseorang uang menjadi reward yang paling diharapkan.


(36)

2.2. Equity Theory (Teori Keseimbangan/Kendali)

Setiap orang memasuki dunia kerja mengharakan hasil (outcome) yang diterima sesuai dengan yang telah diberikan buat organisasi (input) dan dengan yang telah diterima orang lain di lingkungan pekerjaan atau organisasi lain.

2.3.Goal-Setting Theory

Goal-setting theory mengatakan bahwa yang mengaktifkan atau mendorong perilaku tertentu terhadap pekerjaan adalah tujuan/sasaran (goals), dan proses penentuan tujuan itu sendiri.

2.4.Reinforcemen Theory

Teori ini berpendapat bahwa faktor yang emotivasi seseorang dalam melakukan pekerjaan adalah reward yang akan diterima dari pelaksanaan suatu pekerjaan. (dalam Marihot Tua Efendi Hariandja, 2009:323).

C. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi karyawan/pegawai untuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi ini melibatkan faktor individual dan faktor-faktor organisasional. Yang tergolong pada faktor-faktor-faktor-faktor yang sifatnya individual adalah kebutuhan (needs), tujuan (goals), sikap (attitudes), dan


(37)

kemampuan (abilities). Sedangkan yang tergolong pada faktor-faktor yang berasal dari organisasi meliputi pembayaran atau gaji (pay), keamanan pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers), pengawasan (supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job itself) (Kadarisman, 2012).

D. Manfaat Motivasi

Manfaat motivasi yang pokok adalah menciptakan semangat kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan tepat sasaran. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang ditetapkan dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang senang melakukan dalam pekerjaannya.

E. Teori Tentang Kedisiplinan

Dalam buku yang berjudul : “Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia” menurut Sjafri Mangkuprawira (2007) kedisiplinan karyawan adalah sifat seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan organisasi tertentu. Kedisiplinan sangat mempengaruhi kinerja karyawan dan perusahaan. kedisiplinan seharusnya dipandang sebagai bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan. semakin disiplin


(38)

semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dan kinerja perusahaan, ceteris paribus. Kedisiplinan karyawan dapat dilihat dari berbagai komponen berikut.

a. Kedisiplinan sebagai suatu aspek budaya perusahaan/ organisasi.

b. Kedisiplinan terkait dengan kemungkinan terjadinya penyimpangan atau masalah kinerja perusahaan.

c. Timbul karena kesadaran diri karyawan atau dapat juga karena dengan paksaan.

d. Motif keinginan karyawan untuk diakui sebagai orang yang baik atau karyawan teladan.

e. Tidak semua karyawan memiliki derajat kedisiplinan seratus persen, ada pengaruh faktor-faktor intrinsic dan ekstrinsik.

f. Kedisiplinan karyawan tidak selalu terkait dengan produktivitas kerjanya. Artinya, kedisiplinan harus diimbangi dengan kecerdasan.

g. Terkait dengan tindakan perusahaan berupa konsekuensi pemberian imbalan/penghargaan atau hukuman kepada karyawan.


(39)

1. Pengertian Disiplin Kerja

Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.

Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengertian disipln adalah: “sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”.

Sedangkan menurut Sutopo Yuwono di dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Produksi, diungkapkan bahwa: “disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan.

Selanjutnya Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine telah memberikan definisi antara lain, disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.

Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di atas, A.S. Moenir mengemukakan bahwa: “disiplin adalah ketaatan yang


(40)

sikapnya impersonal, tidak memakai perasan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi.

Kaitannya dengan kedisiplinan, Astrid S. Susanto juga mengemukakan sesuai dengan keadaan di dalam setiap organisasi, maka disiplin dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :

1. Disiplin yang bersifat positif 2. Disiplin yang bersifat negative

Merupakan tugas seorang pemimpin untuk mengusahakan terwujudnya suatu disiplin yang mempunyai sifat positif, dengan demikian dapat menghindarkan adanya disiplin yang bersifat negatif. Disiplin positif merupakan suatu hasil pendidikan, kebiasaan atau tradisi dimana seseorang dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan, adapun disiplin negatif sebagai unsur di dalam sikap patuh yang disebabkan oleh adanya perasaan takut akan hukuman.

Adapun ukuran tingkat disiplin pegawai menurut I.S. Levine adalah sebagai berikut: “apabila pegawai datang dengan teratur dan tepat waktu, apabila mereka berpakaian serba baik dan tepat pada pekerjaannya, apabila mereka mempergunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila menghasilkan jumlah dan cara kerja yang ditentukan oleh kantor atau perusahaan, dan selesai pada waktunya.”


(41)

Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka tolak ukur pengertian kedisiplinan kerja pegawai adalah sebagai berikut:

1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja.

2. Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata tertib yang berlaku.

3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.

4. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan penuh hati-hati.

5. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.

Selanjutnya untuk lebih memperjelas arti dan makna displin kerja, Alex S. Nitisemito antara lain mengemukakan, bahwa kedisiplinan lebih dapat diartikan suatu sikap atau perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau instansi yang bersangkutan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

Adapun menurut peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagimana telah dimuat di dalam Bab II Pasal (2) UU No.43 Tahun 1999, ada beberapa keharusan yang harus dilaksanakan yaitu:

1. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, serta melaksanakan perintah-perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berhak.


(42)

2. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya serta memebrikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Menggunakan dan memelihara barang-barnag dinas dengan sebaik-baiknya.

4. Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil dan atasannya.

2. Jenis-jenis Disiplin Kerja

Menurut Handoko (2001) jenis-jenis disiplin kerja dibagi 2 (dua), yaitu: 1. Self discipline

Disiplin ini timbul karena seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya dan telah menjadi bagian dari organisasi, sehingga orang akan tergugah hatinya untuk sadar dan secara sukarela mematuhi segala peraturan yang berlaku.

2. Command discipline

Disiplin ini tumbuh bukan dari perasaan ikhlas, akan tetapi timbul karena adanya paksaan atau ancaman orang lain. Dalam setiap organisasi, yang diinginkan pastilah jenis disiplin yang pertama, yaitu datang karena kesadaran dan keinsyafan. Akan tetapi kenyataan selalu menunjukkan bahwa disiplin itu lebih banyak di sebabkan oleh adanya semacam paksaan dari luar. Disiplin mengacu pada pola tingkah laku dengan ciri-ciri sebagai berikut:


(43)

1. Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma, etika, kaidah yang berlaku.

2. Adanya perilaku yang terkendali. 3. Adanya ketaatan.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya disiplin kerja seorang pegawai atau karyawan dapat dilihat dari:

1. Kepatuhan karyawan/pegawai terhadap peraturan yang berlaku, termasuk tepat waktu dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya. 2. Bekerja sesuai prosedur yang ada.

3. Pemeliharaan sarana dan perlengkapan kantor dengan baik.

3. Tipe-tipe Disiplin Kerja

Menurut Handoko (2001) pembentukan disiplin kerja dapat dilakukan dengan 2 (dua) tipe, yaitu:

1. Disiplin preventif (preventive discipline)

Merupakan tindakan yang diambil untuk mendorong para pekerja mengikuti atau mematuhi norma-norma dan aturan-aturan sehingga penyelewengan-penyelewengan tidak terjadi.

2. Disiplin korektif (corrective discipline)

Merupakan suatu kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.


(44)

F. Teori Tentang Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja pada dasarnya merupakan perilaku nyata yang dihasilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Untuk mendapatkan kinerja yang baik dari seorang karyawan pada sebuah organisasi harus dapat memberikan sarana dan prasarana sebaga penunjang dalam penyelesaian pekerjaan. Istilah kinerja sendiri merupakan tujuan dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Menurut Mangkunegara (2005) “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan demikian kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan”.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Mathis dan Jackson (2002) menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja, yaitu kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi. Selanjutnya


(45)

Prawirosentono (1999) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : efektivitas dan efisiensi, wewenang, disiplin, inisiatif, motivasi, semangat kerja. Menurut Suprihanto (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai antara lain : bakat, pendidikan dan latihan, lingkungan dan fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemampuan hubungan industrial, teknologi manajemen, kesempatan berprestasi dan lain sebagainya.

3. Mengidentifikasi dan Mengukur Kinerja

Pada hakikatnya masalah pelaksanaan penilaian dan pengukuran kinerja itu terletak pada unsur yang harus menilai, yang dinilai dan seluruh aparat yang tersangkut dengan manajemen sumber daya manusia, (Buchari 2000). Menurut Istijanto (2005), untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi kerja karyawan dapat dilakukan pengukuran terhadap aspek-aspek kerja karyawan yang meliputi kualitas kerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan, kerja sama, motivasi kerja dan inisiatif. Penilaian unsur-unsur ini memberi informasi yang sangat berharga bagi pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi.

Menurut Umar dalam Mangkunegara (2005) untuk mengukur kinerja pegawai dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain : 1). Mutu pekerjaan, 2). Kejujuran, 3). inisiatif, 4). kehadiran, 5). Sikap, 6).Kerjasama, 7). Kehandalan, 8). Pengetahuan tentang pekerjaan, 9). Tanggung jawab, 10) Pemanfaatan waktu.


(46)

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajad kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu, kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

4. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan. Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan balik kinerja memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik mereka bekerja apabila dibandingkan dengan standar organisasi. Sekiranya penilaian kinerja dilakukan secara benar, para karyawan, penyelia mereka, departemen sumber daya manusia, dan akhirnya organisasi akan diuntungkan dengan memastikan bahwa upaya individu member kontribusi kepada focus strategic organisasi (Henry Simamora, 2004).

5. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Nasution (2005) tujuan penilaian kinerja adalah :1).Untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan selama periode waktu tertentu (dibandingkan dengan standar). 2).Untuk mengetahui tentang diri karyawan (baik sikap, watak, kekuatan, maupun kelemahannya),


(47)

sehubungan dengan pekerjaannya di perusahaan. Untuk mengetahui apakah karyawan mempunyai potensi untuk menduduki jabatan lain (dengan/tanpa training lebih lanjut).

G. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah kerangka berpikir yang dibuat penulis untuk menggambarkan hubungan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Dalam kerangka konseptual menyertakan indikator-indikator yang akan dipakai penulis sebagai acuan untuk menyusun pertanyaan dalam kuesioner yang akan dibagikan kepada responden.

Gambar II.1

H1

H3

H1

Keterangan :

: Berpengaruh secara sendiri

: Berpengaruh secara bersama Motivasi

Kedisiplinan


(48)

Dari gambar kerangka tersebut, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan tingkat kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai.

H. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang diajukan dan jawaban itu masih akan diuji kebenarannya. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Tingkat motivasi kerja dan kedisiplinan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.


(49)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya. Penelitian ini hanya dilakukan pada obyek tertentu dan kesimpulan yang ditarik hanya berlaku pada obyek yang diteliti.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dan obyek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Subyek penelitian adalah orang yang menjadi sasaran dalam penelitian dan yang akan memberikan informasi kepada penulis. Subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dijadikan responden yaitu pegawai yang bekerja di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari.

2. Obyek penelitian ini adalah variabel-variabel motivasi, kedisiplinan, dan kinerja di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari.


(50)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu dan tempat penelitian ini adalah :

1. Tempat Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari yang terletak di Jl. Mgr. Soegiyopranoto No. 35 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan September 2014 s/d Oktober 2014

D. Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau segala sesuatu atau gejala yang akan diselidiki.

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat atau dependent variable. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi dan kedisiplinan.


(51)

Dalam penelitian ini motivasi dan kedisiplinan dilihat dari jawaban kuesioner dari para pegawai Rumah Tahanan Kelas IIB Wonosari.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja.

Dalam penelitian ini kinerja pegawai diukur dari jawaban kuesioner dari seluruh pegawai yang terpilih sebagai sampel.

2. Definisi Variabel

a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel (X) dalam penelitian ini adalah: 1) Motivasi

Yang dimaksud adalah seberapa tinggi pengaruh motivasi dalam bekerja guna mendapatkan hasil yang memuaskan.

2) Kedisiplinan

Yang dimaksud adalah seberapa tinggi pengaruh kedisiplinan dalam bekerja guna mendapatkan hasil yang memuaskan.

b. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variable Y dalam penelitian ini adalah meningkatnya kinerja pegawai. Meningkatnya kinerja pegawai yang dimaksud adalah


(52)

peningkatan kinerja pegawai yang dipengaruhi oleh motivasi dan kedisiplinan.

3. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut apabila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Untuk tujuan analisis, maka ditetapkan jawaban dari responden dan masing-masing dari responden mendapat skor, yang terbagi dalam kategori penelitian, yaitu: jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 5, setuju (S) diberi nilai 4, netral (N) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi nilai 2, dan jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1.

E. Definisi Oprasional

1. Motivasi

Morivasi adalah gambaran dari dorongan-dorongan yang ada pada tiap-tiap individu pegawai untuk berprestasi sesuai dengan tingkatan dan kemampuannya masing-masing.

Indikator motivasi:

a. Kebutuhan akan kekuasaan, yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang


(53)

itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

b. Kebutuhan akan persahabatan, yaitu hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.

c. Kebutuhan akan prestasi, yaitu dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses

2. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah sifat pegawai yang secara sadar mematuhi aturan dan perturan organisasi untuk mendukung pekerjaannya.

Indikator kedisiplinan:

a. Kepatuhan pada peraturan, yaitu Menaati semua peraturan-peraturan yang sudah di tetapkan dan disetujui.

b. Efektif dalam bekerja, yaitu memanfaatkan waktu dengan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal.

c. Tindakan korektif, yaitu mekanisme yang harus dilakukan untuk kesuksesan operasional dan pengendalian sebuah perusahaan/ organisasi modern.


(54)

3. Kinerja

Kinerja adalah prestasi kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Indikator kinerja:

a. Kualitas pekerjaan, yaitu hasil kerja yang dicapai seorang pegawai sesuai standar yang sudah ditetapkan.

b. Supervisi, yaitu pekerjaan pengawasan tetapi sifatnya lebih “human, manusiawi”.

c. Kehadiran, yaitu jumlah presensi seorang pegawai dan kehadirannya tepat waktu dalam bekerja.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2001).

Populasi dari penelitian ini adalah pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari yang berada di wilayah Wonosari yang berjumlah 74 pegawai.


(55)

2. Sample

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi (Sugiyono, 2001). Dalam penelitian ini, sampel akan diambil dengan cara menggunakan rumus Yamane.

Keterangan:

n : Jumlah Sampel N : Populasi

d : Persen kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (dalam hal ini ditentukan 5%) Berdasarkan data yang diperoleh jumlah populasi yaitu 74 dapat ditentukan jumlah sampel untuk penelitian ini adalah:

63 orang responden

Oleh karena itu, dalam penelitian ini jumlah sampelnya sebanyak 63 orang responden


(56)

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik memilih dan mengambil individu-individu masuk ke dalam sampel yang representatif disebut teknik sampling. Di sini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu random (acak, probabilitas).

H. Sumber Data

1. Data primer pada penelitian ini diambil melalui kuisioner yang disebarkan kepada sampel yang terpilih secara random. Data primer diperoleh dari kuisioner tentang variabel-variabel motivasi, disiplin, dan kinerja pegawai. Kuisioner digunakan metode utama, sedangkan observasi dan wawancara digunakan sebagai metode pelengkap.

2. Data sekunder diperoleh dari internet, buku- buku yang ada kaitannya, dam bagian kepegawaian kantor rumah tahanan negara kelas IIB Wonosari, yang mencakup data dokumentasi tentang pegawai, struktur organisasi, dan lain-lain.

I. Teknik Pengumpilan Data

1. Kuesioner

Teknik kuesioner yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang ditulis kepada responden yang terpilih, dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah pegawai rumah tahanan negara kelas IIB Wonosari.


(57)

Dari teknik kuesioner ini peneliti hendak mendapatkan data tentang variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Diantaranya pengaruh motivasi, pengaruh kedisiplinan, dan peningkatan kinerja pegawai.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung dengan mencatat apa yang penulis ketahui tentang pola perilaku orang dan kejadian-kejadian dalam suatu cara sistematis untuk mendapatkan informasi tentang objek yang diteliti, misalnya data tentang gambaran umum kantor. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat yang akan diteliti.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum menganalisis perlu terlebih dahulu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas dari kuesioner sebagai alat pengukur untuk mengetahui apakah pertanyaan yang disebarkan sudah layak digunakan atau belum.


(58)

1. Uji Validitas

Untuk pengujian validitas instrument digunakan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

]

)

(

.

][

)

(

.

[

)

)(

(

.

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total

X : skor jawaban tiap bitir Y : skor total

N : jumlah responden

Apabila rhitung ≥ rtabel , maka kuesioner sebagai alat pengukuran

dikatakan valid. Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel.

2. Uji Relibilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Rumus yang digunakan sebagai berikut:


(59)

rtt =

t x

v V M

M 1 1 Keterangan:

rtt : Reliabilitas instrumen

Vx : Variansi butir

Vt : Varians total

M : Jumlah butir

Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Alpha > rkritis product

moment.

K. Teknik Analisis Data

1. Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan atau tidak. Uji asumsi klasik meliputi :

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau independent variable, dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih dari 0,60 (pendapat lain : 0,50


(60)

dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60).

Dalam menentukan multikolinieritas dapat menggunakan cara lain yaitu :

1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik (α).

2) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.

Nilai tolerance (α) dan nilai VIF dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :

1) Besar nilai tolerance (α) : α = 1 / VIF

2) Besar nilai VIF (variance inflation factor) : VIF = 1 / α

Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika: α hitung < α dan VIF hitung > VIF.

Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika: α hitung > α dan VIF hitung < VIF


(61)

b. Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi linier berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan jika varians-nya tidak sama atau berbeda disebut heteroskedastisitas. persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Misalkan:

1) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70 cenderung lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya kecil, kejadian ini disebut homokedastisitas.

2) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40 cenderung tidak seragam atau sangat bervariasi karena selisihnya besar, kejadian ini disebut heteroskedastisitas.

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang mempunyai variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi – Y riil).

Homokedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak


(62)

mempunyai pola teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.

c. Uji Asumsi Klasik Normalitas

Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan Heteroskedastisitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1) Cara Statistik

Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai kemiringan kurva (skewness = α3) atau nilai keruncingan kurva (kurtosis = α4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.

a) Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) : Z skewness = skewness / √6 / N atau Zα3 = α3 / √6 / N


(63)

b) Rumus nilai Z untuk kerucingan kurva (kurtosis) : Z kurtosis = kurtosis / √24 / N atau Zα4 = α4 / √24 / N

Dimana N = banyak data

Ketentuan analisis:

(1) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung (Zα3 atau Zα4) < Z tabel. Misal diketahui Z 5% = 1,96 (Z tabel) lebih besar dari Z hitung atau dengan kata lain Z hitung lebih kecil dari Z tabel (1,96), dapat dituliskan Z hitung < 1,96.

(2) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau Zα4) > Z tabel. Misal nomor (a), dapat ditulis Z hitung > 1,96.

2) Cara Grafik Normal Probality Plots

Cara normal probality plots lebih handal daripada cara grafik histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan data distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara kumulatif. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan bagaimana pengaruh variabel independent


(64)

yaitu motivasi ( ), kedisiplinan ( ) terhadap variabel dependen yaitu kinerja (Y).

Untuk melihat adanya pengaruh antara variabel independent dan variabel dependen ditunjukkan dalam persamaan regresi berikut:

2 2 1

1

X

b

X

b

a

Y

Keterangan:

Y : kinerja

a : konstanta

X1: skor variabel motivasi

b1: koefisien regresi X1

X2: skor vaiabel kedisiplinan

b2: koefisien regresi X2

a. Uji t (t-test)

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua. Apakah motivasi dan kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja, maka dilakukan uji signifikan variabel independen secara individu


(65)

terhadap variabel dependen. Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

1) Perumusan hipotesis

1 1 . 0 :b

H = 0, motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja.

0 : 1

1 . b

Ha , motivasi berpengaruh terhadap kinerja.

2 2 . 0 :b

H = 0, kedisiplinan tidak berpengaruh terhadap kinerja.

0 : 2

2 . b

Ha , kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja.

2) Menentukan nilai kritis (level of significance (α))

Nilai kritis dalam hal pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat ditentukan dengan tabel distribusi normal dengan memperhatikan tingkat signifikan (α). Dipilih level of significance (α) = 5% artinya taraf kesalahan atau taraf kekeliruan hanya 5%, sedangkan besarnya derajat kebebasan (dk) dicari dengan rumus n-1-k diman n adalah besarnya sampel dan k adalah banyaknya variabel bebas. Dengan menggunakan pengujian 2 sisi diperoleh besarnya t tabel adalah (α/2; dk).


(66)

3) Menentukan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi

Sb

b

t

Dimana :

t = distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n-k

b = koefisien regresi sampel

β = koefisien regresi populasi

Sb = standar error koefisien regresi sampel

4) Menentukan kriteria pengujian

Jika

t

hitung >

t

tabel, maka dapat diartikan bahwa hipotesis

alternatif diterima dengan kata lain H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan sebagai variabel-variabel penelitian yaitu: motivasi dan kedisiplinan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Jika

tabel

hitung

t

t

, maka hipotesis alternatif ditolak atau dengan

kata lain H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel-variabel penelitian motivasi dan kedisiplinan, secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja. Secara ringkas dapat ditulis:


(67)

Hipotesis nol ditolak bila :

t

hitung >

t

tabel

Hipotesis nol diterima bila :

t

hitung

t

tabel

b. Pengujian dengan uji F

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis simultan. Secara ringkas dapat dituliskan apakah motivasi dan kedisiplinan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja. Langkah-langkah dalam uji F adalah sebagai berikut :

1) Perumusan hipotesis

Ho: b1 = b2 = b3 = b4 = 0, maka motivasi dan kedisiplinan tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja.

Ho: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, maka motivasi dan kedisiplinan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja.

2) Menentukan nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5% dengan derajat kebebasan df pembilang (numerator) sebesar k-1 dan df penyebut (denominator) sebesar n-k.


(68)

3) Menghitung nilai F hitung, dengan rumus :

1

/

1

/

2 2

k

n

R

k

R

F

Dimana :

F = harga F baris yang dicari n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas dan variabel terikat R = koefisien korelasi

4) Kriteria penerimaan dan penolakan

Jika

F

hitung >

F

tabel, maka dapat diartikan bahwa hipotesis

alternatif diterima atau dengan kata lain H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa motivasi dan kedisiplinan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.

Jika

F

hitung

F

tabel, maka hipotesis alternatif ditolak atau

dengan kata lain H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa motivasi dan kedisiplinan secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Secara ringkas dapat ditulis :

Hipotesis nol diterima bila :

F

hitung

F

tabel


(69)

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB

WONOSARI

A. Sejarah Singkat

Rumah Tahanan Negara Wonosari Berdiri tahun 1957, dengan fasilitas pertama adalah bangunan kantor, bangunan untuk penghuni pada lahan milik pemerintah Republik Indonesia. Bangunan Rumah Tahanan Negara Wonosari berbentuk segi empat, di setiap sudutnya terdapat menara penjaga. Sedangkan untuk tempat tinggal penghuni berbentuk leter

“U”. Luas tanah yang dimiliki seluas 59.803 m2

. Luas bangunan 4.671,32 m2 dengan kapasitas 180 orang. Letak bangunan Rumah Tahanan Negara Wonosari tepatnya menghadap ke selatan ke arah jalan raya dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah utara, sungai kecil dan pemakaman umum Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul

2. Sebelah selatan, jalan Mgr. Sugiyopranoto

3. Sebelah barat, perumahan dinas pegawai Rumah Tahanan Negara Wonosari dan jalan menuju makam umum Baleharjo


(70)

B. Visi, Misi, Dan Motto Rumah Tahanan Negara Wonosari

Visi Rutan Wonosari ialah menjadi unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang profesional secara transparan akuntabel guna mewujudkan reformasi birokrasi didukung oleh petugas yang berwibawa, berwawasan, dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Misi Rutan Wonosari ialah mewujudkan pelayanan prima terhadap warga binaan pemasyarakatan dan masyarakat secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka menegakan supremasi hukum.

Motto utan Wonosari ialah BERKARYA (Bersih, Kreatif, dan Yakin)

C. Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara Wonosari

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: 04-PR. 07.03 Tahun1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehakiman antara lain:

1. Kedudukan

Rumah Tahanan Negara Wonosari yang beralamat di Jalan Mgr. Sugiyopranoto Nomor 35 Wonosari adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang pemasyarakatan yang berada serta bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta.


(71)

2. Tugas dan Fungsi

Melaksanakan perawatan tahanan agar tahanan selalu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dalam memperlancar proses penyidikan penuntutan dalam pemeriksaan sidang pengadilan guna memenuhi asas peradilan yang cepat, murah, dan sederhana.

Melaksanakan pembinaan terhadap narapidana berdasarkan sistem pemasyarakatan agar warga binaan menyadari akan kesalahannya, sehingga dapat diterima kembali oleh masyarakat dan dapat berperan aktif dalam pembangunan serta hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

D. Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara Wonosari

Rumah Tahanan Negara Wonosari di bawah pimpinan Kepala Rumah Tahanan Negara Wonosari dalam melaksanakan tugasnya. Kepala Rutan dibantu oleh pegawai-pegawai yang terdiri dari:

Gambar IV.1

Kepala Rumah Tahana Negara Wonosari

Pelayanan Tahanan Rumah Tahana Negara

Pengelolaan Rumah Tahanan Negara

Kesatuan Pengamanan Rumah Tahanan Negara Tata Usaha


(72)

1. Kepala Sub Seksi Pelayanan Tahanan Rumah Tahanan Negara

a. Bertugas melakukan pendaftaran, pengambilan sidik jari, pemberian nomor register bagi narapidana baru, mencatat dan menyimpan barang-barang milik narapidana, mencatat pentahapan pelaksanaan hukuman narapidana dan pengusulan pemberian pemotongan hukuman (remisi) serta melakukan proses administrasi pemindahan narapidana dan pemulangan narapidana yang bebas.

b. Melakukan penyiapan dan pemberian makan, minum, dan pakaian serta perlengkapan bagi narapidana. Mengatur jadwal petugas penyiapan dan pemberian makan dan minum, dan pengawasan narapidana yang bertugas dalam proses penyiapan dan pemberian makan dan minum.

c. Bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan bagi narapidana baru dan pelayanan kesehatan bagi narapidana. Melakukan pemeriksaan badan, lingkungan, pengobatan secara berkala kepada narapidana. Melakukan rujukan bagi narapidana yang sakit dan harus dirawat di Rumah sakit luar Rutan. Mengatur dan mengawasi jadwal olah raga, perpustakaan, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan baik formal maupun non formal, bimbingan mental rohani dan keagamaan bagi narapidana. d. Melakukan seleksi terhadap narapidana yang akan mengikuti bimbingan kerja berdasarkan minat dan bakat. Melakukan


(73)

persiapan dan pelaksanaan pelatihan bimbingan kerja bagi narapidana. Melakukan bimbingan dan motivasi kerja, serta penilaian hasil kerja bagi narapidana pekerja. Melakukan pembagian tugas/ kerja berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh narapidana pekerja sebagai bentuk pelatihan praktek.

2. Kepala Sub Seksi Pengelolaan Rumah Tahanan Negara

a. Bertugas melaksanakan administrasi pelaksanaan anggaran, perbendaharaan, pembayaran gaji pegawai, penatausahaan keuangan dan laporan keuangan dalam rangka pelayanan administratif dan fasilitatif.

b. Bertugas melaksanakan pengajuan usulan formasi pegawai, menyiapkan daftar urut kepangkatan, bezzeting, bahan pengajuan usulan mutasi, promosi jabatan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, usulan penghargaan, hukuman disiplin, pensiun dan pelantikan/ pengambilan sumpah pegawai/ pejabat sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tercapai tertib administrasi kepegawaian.

3. Kepala Kesatuan Pengamanan Rumah Tahanan Negara a. Menyusun konsep jadwal tugas pengamanan narapidana.

b. Membuat surat permohonan penggunaan perlengkapan pengamanan.


(74)

c. Membuat konsep surat permohonan ijin dan perpanjangan pemakaian senjata api.

d. Memelihara perlengkapan/ peralatan dan sarana pengamanan. e. Mencatat administrasi pelanggaran narapidana.

f. Mencatat administrasi pelaksanaan pengawalan bagi narapidana yang keluar rutan dengan alasan tertentu.

E. Fasilitas Dalam Rumah Tahanan Negara Wonosari

Demi terselengaranya tujuan sistem pemasyarakatan tentunya diperlukan sarana atau fasilitas yang memadahi antara lain: kebutuhan dasar (makan, tempat tidur, pakaian), kebutuhan sekunder (pendidikan). Untuk kebutuhan kesehatan disediakan poliklinik tersendiri. Sarana olahraga antara lain : bola volly, badminton, tenis meja. Untuk menambah pengetahuan dan sekaligus hiburan melalui media elektronik disediakan televisi, untuk media cetak disediakan perpustakaan, dalam bidang keterampilan tersedia alat pertukangan kayu, alat pembuatan konblok, dan alat perbengkelan.


(75)

55

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Data

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai hasil pengumpulan data dan hasil pengolahan data. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis membuat kuesioner yang kemudian dibagikan pada pegawai bagian pengamanan, pelayanan tahanan, dan pengelolaan. Penulis melakukan penelitaian di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari. Berikut ini adalah tabel dari karakteristik responden dan nilai rata-rata motivasi, kedisiplinan, dan kinerja:

1. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja

Berdasarkan lama bekerja, penulis ingin mengetahui berapa lama kerja responden di Rumah Tahanan. Hasil analisis data berdasarkan lama kerja responden dapat ditunjukkan pada tabel berikut :


(76)

Tabel V.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Presentase

1 tahun 0 0%

1-2 tahun 0 0%

2-3 tahun 2 3.2%

>3 tahun 61 96.8%

Total 63 100%

Sumber:Data Primer, Diolah Tahun 2015 dengan SPSS 17.0 for Windows

Dari tabel V.1 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki lama masa kerja lebih dari 3 tahun sebanyak 61 orang atau 96,8% dan sisanya pada rentang lama masa kerja 2-3 tahun sebanyak 2 orang atau 3,2%.

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi pria dan wanita. Hasil analisis data berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukkan pada tabel berikut:


(77)

Tabel V.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 51 81%

Wanita 12 19%

Total 63 100%

Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2015 dengan SPSS 17.0 for Windows

Dari tabel V.2 di atas menunjukan bahwa jumlah responden pria sebanyak 51 orang atau 81% sedangkan responden wanita sebanyak 12 orang atau 19%.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan umur, penulis membagi karyawan dalam penelitian ini dalam lima klasifikasi usia. Hasil analisis data berdasarkan umur dapat ditunjukkan pada tabel berikut:


(78)

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Presentase

20-24 tahun 1 1.6%

25-29 tahun 3 4.8%

30-24 tahun 9 14.3%

35-39 tahun 18 28.6%

≥40 tahun 32 50.8%

Total 63 100%

Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2015 dengan SPSS 17.0 for Windows

Dari tabel V.3 di atas menunjukan bahwa pegawai yang berusia 20-24 tahun sejumlah 1 orang atau 1,6%, usia 25-29 tahun sejumlah 3 atau 4,8%, usia 30-34 tahun sejumlah 9 orang atau 14,3%, usia 35-39 tahun sejumlah 18 orang atau 28,6%, dan yang berusia ≥40 tahun sejumlah 32 orang atau 50,8%.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan, penulis membagi responden dalam penelitian ini dalam 4 golongan pekerjaan. Hasil analisis data berdasarkan pekerjaan dapat ditunjukkan pada tabel berikut :


(79)

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Pekerjaan Posisi Pekerjaan Jumlah Presentase

Pengamanan 37 58.7%

Pelayanan Tahanan 14 22.2%

Pengelolaan 11 17.5%

Lain-lain 1 1.6%

Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2015 dengan SPSS 17.0 for Windows

Pada tabel V.4 di atas dapat diketahu bahwa 37 orang atau 58% responden bekerja pada posisi pengamanan, 14 orang atau 22,2% responden bekerja pada posisi pelayanan tahanan, 11 orang atau 17,5% responden bekerja pada posisi pengelolaan, dan 1 orang atau 1,6% responden bekerja pada posisi lain-lain.


(1)

104

α = 0,05 df1=(k-1) df2

=(n-k-1) 1 2 3 4 5 6 7 8 51 4.030 3.179 2.786 2.553 2.397 2.283 2.195 2.126 52 4.027 3.175 2.783 2.550 2.393 2.279 2.192 2.122 53 4.023 3.172 2.779 2.546 2.389 2.275 2.188 2.119 55 4.016 3.165 2.773 2.540 2.383 2.269 2.181 2.112 56 4.013 3.162 2.769 2.537 2.380 2.266 2.178 2.109 57 4.010 3.159 2.766 2.534 2.377 2.263 2.175 2.106 58 4.007 3.156 2.764 2.531 2.374 2.260 2.172 2.103 59 4.004 3.153 2.761 2.528 2.371 2.257 2.169 2.100 60 4.001 3.150 2.758 2.525 2.368 2.254 2.167 2.097 61 3.998 3.148 2.755 2.523 2.366 2.251 2.164 2.094 62 3.996 3.145 2.753 2.520 2.363 2.249 2.161 2.092 63 3.993 3.143 2.751 2.518 2.361 2.246 2.159 2.089 64 3.991 3.140 2.748 2.515 2.358 2.244 2.156 2.087 65 3.989 3.138 2.746 2.513 2.356 2.242 2.154 2.084 66 3.986 3.136 2.744 2.511 2.354 2.239 2.152 2.082 67 3.984 3.134 2.742 2.509 2.352 2.237 2.150 2.080 68 3.982 3.132 2.740 2.507 2.350 2.235 2.148 2.078 69 3.980 3.130 2.737 2.505 2.348 2.233 2.145 2.076 70 3.978 3.128 2.736 2.503 2.346 2.231 2.143 2.074 71 3.976 3.126 2.734 2.501 2.344 2.229 2.142 2.072 72 3.974 3.124 2.732 2.499 2.342 2.227 2.140 2.070 73 3.972 3.122 2.730 2.497 2.340 2.226 2.138 2.068 74 3.970 3.120 2.728 2.495 2.338 2.224 2.136 2.066 75 3.968 3.119 2.727 2.494 2.337 2.222 2.134 2.064 76 3.967 3.117 2.725 2.492 2.335 2.220 2.133 2.063 77 3.965 3.115 2.723 2.490 2.333 2.219 2.131 2.061 78 3.963 3.114 2.722 2.489 2.332 2.217 2.129 2.059 79 3.962 3.112 2.720 2.487 2.330 2.216 2.128 2.058 80 3.960 3.111 2.719 2.486 2.329 2.214 2.126 2.056 81 3.959 3.109 2.717 2.484 2.327 2.213 2.125 2.055 82 3.957 3.108 2.716 2.483 2.326 2.211 2.123 2.053 83 3.956 3.107 2.715 2.482 2.324 2.210 2.122 2.052 84 3.955 3.105 2.713 2.480 2.323 2.209 2.121 2.051 85 3.953 3.104 2.712 2.479 2.322 2.207 2.119 2.049 86 3.952 3.103 2.711 2.478 2.321 2.206 2.118 2.048 87 3.951 3.101 2.709 2.476 2.319 2.205 2.117 2.047 88 3.949 3.100 2.708 2.475 2.318 2.203 2.115 2.045 89 3.948 3.099 2.707 2.474 2.317 2.202 2.114 2.044 90 3.947 3.098 2.706 2.473 2.316 2.201 2.113 2.043 91 3.946 3.097 2.705 2.472 2.315 2.200 2.112 2.042 92 3.945 3.095 2.704 2.471 2.313 2.199 2.111 2.041 93 3.943 3.094 2.703 2.470 2.312 2.198 2.110 2.040 94 3.942 3.093 2.701 2.469 2.311 2.197 2.109 2.038 95 3.941 3.092 2.700 2.467 2.310 2.196 2.108 2.037 96 3.940 3.091 2.699 2.466 2.309 2.195 2.106 2.036 97 3.939 3.090 2.698 2.465 2.308 2.194 2.105 2.035 98 3.938 3.089 2.697 2.465 2.307 2.193 2.104 2.034 99 3.937 3.088 2.696 2.464 2.306 2.192 2.103 2.033 100 3.936 3.087 2.696 2.463 2.305 2.191 2.103 2.032


(2)

105

Tabel Uji t

df=(n-k) α = 0.05 α = 0.025 df=(n-k) α = 0.05 α = 0.025 1 6.314 12.706 51 1.675 2.008 2 2.920 4.303 52 1.675 2.007 3 2.353 3.182 53 1.674 2.006 4 2.132 2.776 54 1.674 2.005 5 2.015 2.571 55 1.673 2.004 6 1.943 2.447 56 1.673 2.003 7 1.895 2.365 57 1.672 2.002 8 1.860 2.306 58 1.672 2.002 9 1.833 2.262 59 1.671 2.001 10 1.812 2.228 60 1.671 2.000 11 1.796 2.201 61 1.670 2.000 12 1.782 2.179 62 1.670 1.999 13 1.771 2.160 63 1.669 1.998 14 1.761 2.145 64 1.669 1.998 15 1.753 2.131 65 1.669 1.997 16 1.746 2.120 66 1.668 1.997 17 1.740 2.110 67 1.668 1.996 18 1.734 2.101 68 1.668 1.995 19 1.729 2.093 69 1.667 1.995 20 1.725 2.086 70 1.667 1.994 21 1.721 2.080 71 1.667 1.994 22 1.717 2.074 72 1.666 1.993 23 1.714 2.069 73 1.666 1.993 24 1.711 2.064 74 1.666 1.993 25 1.708 2.060 75 1.665 1.992 26 1.706 2.056 76 1.665 1.992 27 1.703 2.052 77 1.665 1.991 28 1.701 2.048 78 1.665 1.991 29 1.699 2.045 79 1.664 1.990 30 1.697 2.042 80 1.664 1.990 31 1.696 2.040 81 1.664 1.990 32 1.694 2.037 82 1.664 1.989 33 1.692 2.035 83 1.663 1.989 34 1.691 2.032 84 1.663 1.989 35 1.690 2.030 85 1.663 1.988 36 1.688 2.028 86 1.663 1.988 37 1.687 2.026 87 1.663 1.988 38 1.686 2.024 88 1.662 1.987 39 1.685 2.023 89 1.662 1.987 40 1.684 2.021 90 1.662 1.987 41 1.683 2.020 91 1.662 1.986 42 1.682 2.018 92 1.662 1.986 43 1.681 2.017 93 1.661 1.986 44 1.680 2.015 94 1.661 1.986 45 1.679 2.014 95 1.661 1.985 46 1.679 2.013 96 1.661 1.985 47 1.678 2.012 97 1.661 1.985 48 1.677 2.011 98 1.661 1.984 49 1.677 2.010 99 1.660 1.984 50 1.676 2.009 100 1.660 1.984

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

BIOGRAFI PENULIS

1.

Nama

: Stevanus Jurid Gustara

2.

Tempat dan tanggal lahir

: Gunungkidul, 2 Agustus 1989

3.

Jenis kelamin

: laki-laki

4.

Agama

: katolik

5.

Nama orang tua

: Y. Ardiyana dan YF. Wartini

6.

Pekerjaan orang tua

: PNS

7.

Alamat

: Jl. Mgr. Sugiyopranoto No. 34 Rejosari

RT 01/ RW 04, Baleharjo, Wonosari,

Gunungkidul

8.

Riwayat pendidikan

a.

TK

: Santa Theresia Wonosari (1996)

b.

SD

: Kanisius II Wonosari (2002)

c.

SMP

: Negeri 1 Wonosari (2005)

d.

SMA

: Negeri 2 Playen (2008)

9.

Hobby

: olahraga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI