Analisis Data ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pertanyaan R Item-Total r tabel Keterangan Kinerja Pegawai Y Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 0.595 0.503 0.471 0.514 0.457 0.491 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2015 dengan SPSS 17.0 for Windows Dari tabel V.6 hasil uji validitas di atas dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dalam penelitian ini dinyatakan valid karena semua item pertanyaan memiliki nilai r item-total yang lebih besar dari nilai r tabel . Dengan demikian kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan valid dan dapat dilakukan penelitian. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang merupakan gabungan dari pertanyaan yang ada dinyatakan reliabel atau tidak. Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha dimana kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Alpha r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan 0,6. Tabel V.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach ’s Alpha r kritis Number of Items Keterangan Motivasi X 1 0.774 0.6 6 Reliabel Kedisiplinan X 2 0.732 0.6 7 Reliabel Kinerja Pegawai Y 0.758 0.6 6 Reliabel Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2015 dengan SPSS 17.0 for Windows 1. Uji Hipotesis Untuk mengetahui bahwa uji regresi linier berganda dapat digunakan atau tidak maka, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi : a. Uji Multikolinieritas Tabel V.8 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Collinearity Statistic Tolerance VIF Motivasi X1 0.908 1.101 Kedisiplinan X2 0.908 1.101 Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2015 dengan SPSS 17.0 for Windows Dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika nilai VIF variance inflation factor kurang dari 10 dan nilai tolerance 0,1, jika nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinieritas. Dari tabel V.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF variance inflation factor dari variabel X1 motivasi dan variabel X2 kedisiplinan kurang dari 10 yaitu sebesar 1,101 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 yaitu 0,908. Maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. b. Uji Heteroskedastisitas Analisis uji asumsi heteroskedastisitas dilihat melalui grafik scatterplot antara Z prediction ZPRED yang mempunyai variable bebas sumbu X=Y hasil prediksi dan nilai residualnya SRESID merupakan variable terikat sumbu Y=Y prediksi – Y rill. Hasil output pengujian heteroskedastisitas adalah se bagai berikut : Grafik V.1 Grafik Uji Heteroskedastisitas Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 -3 Regress ion Studentized Residual 2 -2 -4 Scatterplot Dependent Variable: Kinerja Dari grafik uji heteroskedastisitas analisis hasil output SPSS gambar scatterplot menunjukkan titik-titik menyebar di bawah dan di atas sumbu Y, dan tidak mempunyai pola yang teratur, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas di atas tidak terjadi heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas. Analisis dengan menggunakan grafik plots memiliki kelemahan, maka diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil salah satunya dengan menggunakan uji park. Tabel V.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Dari hasil output SPSS di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen motivasi dan kedisiplinan yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent. Hal ini dapat dilihat dari nilai X1 motivasi dan X2 kedisiplinan lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model Error Term Spearmans rho Motivasi Correlation Coefficient -.005 Sig. 2-tailed .966 N 63 Kedisiplinan Correlation Coefficient .083 Sig. 2-tailed .518 N 63 regresi linier berganda dalam penelitian ini tidak mengandung heteroskedastisitas. c. Uji Asumsi Klasik Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk menguji data variabel bebas X dan data variabel terikat Y pada persamaaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu : 1 Analisis Grafik Pengujian normalitas data dengan menggunakan analisis grafik dilakukan dengan melihat titik-titik sebaran data pada kurva. Uji normalitas data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik dengan melihat kurva Normal Probality Plots. Dalam grafik ini, data akan dinyatakan normal jika titik sebaran data tersebar tidak terlalu jauh atau mengikuti arah garis diagonal dan dinyatakan tidak normal jika terjadi keadaan sebaliknya. Grafik V.2 Normal Probality Plots Berdasarkan analisis grafik V.2 di atas dapat dilihat bahwa data pada variabel kinerja pegawai tersebar searah dengan garis diagonal pada kurva. Sesuai dengan ketentuan pada analisis grafik, maka dapat disimpulkan bahwa variabel terikat penelitian untuk pengujian hipotesis penelitian berdistribusi secara normal. 2 Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik tidak begitu akurat dan perlu berhati-hati. Guna memastikan apakah hasil analisis grafik cukup valid atau tidak sebagai dasar keputusan perlu dilakukan analisis statistik guna memastikan hasil yang telah telah diperoleh melalui analisis grafik. Pengujian normalitas data Observed Value 5.0 2.5 0.0 -2.5 -5.0 -7.5 Expected Norm al 3 2 1 -1 -2 -3 Normal Q-Q Plot of e Error Term hasil penelitian dengan menggunakan analisis statistik dilakukan menurut prosedur uji Kolmogorov-Smirnov Z dan Asymp. Sig. 2-tailed, dimana distribusi dikatakan normal jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih besar dari 0,05 untuk signifikansi 95. Hasil pengujian normalitas data variabel motivasi dan kedisiplinan kerja disajikan pada tabel berikut. Tabel V.10 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Error Term N 63 Normal Parametersa,b Mean .0000 Std. Deviation 2.60906 Most Extreme Differences Absolute .091 Positive .042 Negative -.091 Kolmogorov-Smirnov Z .719 Asymp. Sig. 2-tailed .679 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Berdasarkan hasil analisis statistik normalitas data variabel terikat sebagaimana terdapat pada tabel V.10 di atas dapat dilihat bahwa kinerja pegawai memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,719 dengan nilai Asymp.Sign. 2-tailed 0,679 pada variabel kinerja pegawai, dimana angka tersebut lebih besar dari alpha 0,05 pada derajat signifikansi 95 sehingga dengan dasar hasil tersebut dapat ditegaskan bahwa data variabel terikat penelitian terdistribusi secara normal dan memenuhi syarat untuk dilakukan analisis lanjutan. Hasil analisis statistik ini konsisten dengan hasil pengujian menurut metode analisis grafik. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui apa ada pengaruh dan bagaimana pengaruh variabel independent yaitu motivasi X1, kedisiplinan X2 terhadap variabel dependent yaitu kinerja pegawai Y. a. Hasil Uji T t-test Tabel V.11 Hasil Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.442 3.255 1.058 .295 X1 Motivasi .392 .095 .435 4.140 .000 X2 Kedisiplinan .362 .110 .346 3.295 .002 a Dependent Variable: Y Kinerja Berdasarkan hasil pengolahan regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 3,442 + 0,392X 1 + 0,362X 2 Dari tabel V.10 di atas juga diketahui t hitung variabel motivasi = 4,140 dan kedisiplinan sebesar 3,295. Pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan dk sebesar 60 n-1-k, maka diperoleh t tabel sebesar 2,00. Hal ini menunjukkan pada variabel X1 motivasi t hitung t tabel 4,140 2,00, maka H o ditolak, artinya variabel motivasi X 1 secara parsial sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Untuk variabel X2 kedisiplinan t hitung t tabel 3,295 2,00, maka H o ditolak, artinya variabel kedisiplinan X2 secara parsial sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. b. Hasil Uji F Tabel V.12 Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 281.034 2 140.517 19.977 .000a Residual 422.045 60 7.034 Total 703.079 62 a Predictors: Constant, X2 Kedisiplinan, X1 Motivasi b Dependent Variable: Y Kinerja Berdasarkan tabel V.12 diatas diketahui nilai F hitung sebesar 19,977 dengan menggunakan sig 0,05 maka dari tabel distribusi F diperoleh nilai 3,15. Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel maka F hitung 19,977 dari F tabel 3,15. Artinya adalah H o ditolak dan H a diterima, maka secara simultan bersamaan motivasi X1 dan kedisiplinan X2 berpengaruh secara siknifikan terhadap kinerja pegawai Y. c. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase sumbangan pengaruh variabel bebas motivasi dan kedisiplinan kerja secara serentak terhadap variabel terikat kinerja pegawai. Dari analisis regresi, hasil analisis determinasi pada output model summary disajikan sebagai berikut : Tabel V.13 Hasil Koefisien Determinasi R 2 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .632a .400 .380 2.652 a Predictors: Constant, X2 Kedisiplinan, X1 Motivasi b Dependent Variable: Y Kinerja Dari tabel V.13 diatas dapat diketahui koefisien determinasi R Square sebesar 0,400 atau 40. Hasil tersebut memberikan pengertian bahwa variabel dipenden yaitu kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel independen yang terdiri dari motivasi X1 dan kedisiplinan X2 dengan nilai sebesar 40, sedangkan sisanya sebesar 60 dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi Y = 3,442 + 0,392X 1 + 0,362X 2. Nilai a dari persamaan linier diatas sebesar 3,442 menunjukkan kinerja pegawai rumah tahanan negara kelas II B Wonosari. Sedangkan untuk nilai X 1 Motivasi dan X 2 Kedisiplinan bernilai positif, maka semakin tinggi motivasi dan kedisiplinan akan berpengaruh positif pada kinerja para pegawai. Penghargaan atas pekerjaan yang telah dilakukan atau bahkan kenaikan jabatan biasanya bisa memotivasi pegawai sehingga membuat kinerja yang dilakukan semakin baik. Dari hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS untuk menguji hipotesis dapat diketahui bahwa variabel motivasi X 1 berpengaruh pada variabel terikat yaitu kinerja pegawai Y. Pada analisis persamaan linier berganda untuk pengujian hipotesis diketahui t hitung variabel motivasi X 1 = 4,140 dengan taraf signifikansi 5 dan nilai derajat kebebasan dk sebesar 60 n-1-k, maka diperoleh t tabel sebesar 2,00. Hal ini menunjukkan pada variabel X 1 motivasi t hitung t tabel 4,140 2,00, maka H ditolak dan H a.1 motivasi berpengaruh terhadap kinerja diterima, artinya semakin tinggi motivasi yang diberikan kepada pegawai maka akan mempengaruhi tingkat kinerja pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari. Sedangkan untuk hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS untuk menguji hipotesis dapat diketahui bahwa variabel kedisiplinan X 2 juga berpengaruh pada variabel terikat yaitu kinerja pegawai Y. Pada analisis yang telah dilakukan diketahui t hitung variabel X 2 kedisiplinan sebesar 3,295 dengan taraf kesalahan 5 dan dk sebesar 60, maka diperoleh t tabel 2,00. Hal ini menunjukkan t hitung t tabel 3,2952,00, maka H ditolak dan H a.2 Kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja diterima. Artinya semakin tinggi kedisiplinan yang dilakukan oleh pegawai, maka akinerja pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosari juga semakin baik. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai F hitung sebesar 19,977, maka dari tabel distribusi F diperoleh nilai 3,15. Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel maka F hitung 19,977 dari F tabel 3,15. Artinya adalah H o ditolak dan H a motivasi dan kedisiplinan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai diterima. Artinya secara simultan bersamaan motivasi X 1 dan kedisiplinan X 2 berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Y. 74

BAB VI KESIMPULAN, SARAN

DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Motivasi pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi yang diberikan kepada pegawai maka kinerja para pegawai semakin baik pula. Sebaliknya jika semakin rendah motivasi pegawai, maka kinerja pegawai semakin kurang baik. 2. Kedisiplinan kerja pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari. Hal ini berarti semakin tinggi kedisiplinan kerja maka kinerja pegawai semakin baik. Begitu juga sebaliknya apabila kedisiplinan pegawai semakin rendah, maka kinerja pegawai akan menjadi kurang baik. 3. Ada pengaruh yang signifikan secara simultan bersamaan antara motivasi dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wonosari. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi dan kedisiplinan kerja pegawai, maka kinerja pegawai akan semakin baik. Namun apabila motivasi dan kedisiplinan kerja rendah, maka kinerja para pegawaipun juga akan kurang baik.