Latar Belakang Penyusunan Program
Praxis dalam pengertian suatu tindakan pengalaman hidup yang sudah direfleksikan. Praxis meliputi seluruh pengalaman hidup baik itu dalam bentuk
kegiatan fisik dan mental, kesadaran, tindakan personal dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik bersama. Praxis menekankan refleksi kritis terhadap tindakan
pribadi dan sosial dalam hidup bersama masyarakat serta terhadap “Tradisi” dan “Visi” iman kristiani. Selain itu praxis dibentuk dari perpaduan antara aktivitas
dan refleksi Sumarno, 2011 : 15. Refleksi kritis yaitu refleksi yang melibatkan kemampuan rasional akal
budi dan afektif rasa dari seluruh pribadi manusia. Refleksi melibatkan pengalaman dalam hidup pribadi dan bersama. Refleksi dimaksudkan untuk
mencari pemahaman tentang kenyataan masa kini pengalaman iman yang direfleksikan, mengkritisi dasar pemikiran yang ada, menilai baik-buruknya dari
praxis yang ada. Refleksi kritis mengandaikan suatu kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan yang benar, guna memahami dan merasakan
suatu pengalaman. Sumarno, 2011 : 15-16. Sharing berarti berbagi rasa, pengalaman, pengethauan serta saling
mendengarkan pengalaman orang lain. Sharing bisa terjadi bila ada sikap kerendahan hati mau menerima dan memberi pengalaman pribadi, pengalaman
iman secara jujur dan terbuka, saling mendukung, bijaksana terhadap hal yang akan di-sharing-kan dan yang diterima dari hasil sharing orang lain. Dengan
mendengarkan orang lain peserta diharapkan mampu menemukan menemukan kehendak Tuhan. Dalam sharing diharapkan bukan hanya terjadi dialog antar
peserta saja, tetapi juga dialog antar peserta dengan Tuhan Sumarno, 2011 : 17.
Tradisi dengan huruf besar T maksudnya seluruh pengalaman iman umat dalam bentuk apapun yang sudah terungkap dan sudah dibakukan oleh Gereja
dalam rangka menanggapi perwahyuan Allah di dunia ini. Tradisi Gereja meliputi seluruh corak kehidupan kristiani, kitab suci tertulis, ajaran Gereja resmi,
interpretasitafsir, penelitian para teolog, pratek suci, ibadat, sakramen, simbol, ritus, pestaperingatan, hiasan atau lukisan yang menjadi ekspresi iman umat akan
pengalamannya berhadapan dengan Allah, berdasarkan peristiwa historis, khususnya kehadiran Allah dalam hidup, mati dan kebangkitan Kristus Sumarno,
2011 : 17. Visi dengan huruf besar V dalam Gereja merupakan manifestasi konkrit
dari jawaban manusia terhadap janji Allah yang terwujud dalam sejarah atau Tradisi. Setiap manusia dalam menjalani hidupnya berusaha menanggapi janji
Allah dan merumuskannya dalam visi kristianinya atas dasar pengenalannya akan tradisi atau pengalaman yang dihayatinya. Dalam katekese, visi kristiani peserta
merupakan kritik atas praksis perbuatannya di masa kini dan menjadi ukuran keberimanan manusia Sumarno, 2011 : 17.
Interpretasi berarti memperjelas, menafsirkan, mengritik teks dari Tradisi sejauh diungkapkan oleh para ahli dalam rangka membimbing umat guna
menemukan kehendak Allah dalam hidup sehari-hari. Dalam interpretasi, peserta melihat kenyataan dari masa sekarang, memandang masa lampau dan masa depan
dengan kacamata masa sekarang. Dalam memahami teks Tradisi perlu diperhatikan 1 apa yang ditandaskan atau diakui; 2 apa yang terbatas atau apa
yang perlu dihindari dari pemikiran; 3 usaha peserta untuk memperoleh