BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta definisi
operasional dari istilah-istilah pokok yang digunakan dalam penelitian. Pada latar belakang masalah akan diapaparkan mengenai gambaran masalah yang
akan diteliti. Selain itu, dipaparkan juga mengenai fokus masalah yang akan diteliti.
A. Latar Belakang Masalah
HIV Human Immunodeficiency Virus adalah penyebab dari AIDS. Virus ini merusak tubuh dengan cara menyerang sistem imun atau
kekebalan tubuh seseorang. Sementara itu, pengertian AIDS Acquied Immune Defiency Syndrome adalah sejenis penyakit yang menyerang sistem
kekebalan tubuh dan disebabkan oleh virus HIV seperti yang dijelaskan sebelumnya. AIDS tersebut dapat disebarkan melalui beberapa hal seperti:
hubungan seksual yang beresiko yaitu berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan pengaman kondom, penularan dari ibu hamil yang terinfeksi
HIV-AIDS karena perilaku seks yang salah atau pengaruh suntik liar kepada calon bayinya, serta penggunaan jarum suntik secara bersamaan dengan
orang lain.
1
Proses perkembangan sejarah penyebaran HIV-AIDS ini dimulai dari Afrika Tengah sebelum merambah ke Amerika Serikat, Eropa serta Asia.
Penyebaran mengenai HIVAIDS di Indonesia ini termasuk meningkat secara cepat, hal ini dikarenakan pengetahuan masyarakat masih terbilang rendah
mengenai HIVAIDS. Berdasarkan data penelitian dari Komisi Penganggulan AIDS Nasional tahun 2013, jumlah penderita HIVAIDS mencapai 103759
orang http:aidsyogya.or.iddata-kasus-hiv-dan-aids-di-diy-2013.Diunduh
pada tanggal 3 Mei 2015. Sementara di Yogyakarta jumlahnya semakin hari semakin bertambah, berdasarkan data yang dimiliki oleh Komisi Penanggulan
AIDS KPAI kota Yogyakarta sampai dengan tahun 2013 berjumlah sekitar 677 orang yang terinfeksi AIDS, dengan rincian 458 orang mengidap HIV
dan 219
Orang Mengidap
AIDShttp:www.beritasatu.com kesehatanjumlah-penderita-hivaids-di-kota-yogyakarta-tahun-
2013.html.Dikutip pada tanggal 3 Mei 2015, pukul 20.47 WIB. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Komisi Penanggulan
AIDS provinsi Yogyakarta pada tahun 2001 menyatakan bahwa para penderita HIVAIDS merasa terkucilkan dari masyarakat bahkan bisa dari
pihak keluarganya sendiri. Hal ini dikarenakan telah menyandang status sebagai ODHA Orang Dengan HIV-AIDS yaitu sebutan untuk orang-orang
yang telah dinyatakan positif mengidap HIV-AIDS. Orang dengan status sebagai ODHA ini, membuat masyarakat umum menilai dan beranggapan
bahwa orang yang teridap AIDS sebagai aib dan harus diasingkan. Sementara perlakuan mengucilkan ODHA tersebut, juga dapat muncul dari pihak
keluarga pengidap ODHA itu sendiri, seperti : adanya rasa malu atas apa yang menimpa pada salah satu keluarganya yang mengidap AIDS dan
menyandang sebagai ODHA, merasa selalu jadi bahan pembicaraan negatif dari masyarakat sekitar tempat tinggalnya, dan lain sebagainya. Dengan
adanya perlakuan di atas, maka dapat mempengaruhi munculnya konsep diri. Konsep diri yang muncul dapat berupa konsep diri positif atau konsep diri
negatif. Perlakuan dan anggapan negatif dari masyarakat serta status sebagai ODHA, ODHA beranggapan bahwa dirinya seakan-akan seperti momok yang
harus diasingkan, dijauhkan, dikucilkan bahkan tidak boleh hidup berdampingan dengan orang lain. Hal diatas dapat terjadi karena wawasan
masyarakat maupun anggota keluarga ODHA masih sangat kurang. Perlakuan dan anggapan yang muncul dari masyarakat maupun
keluarga mengenai ODHA, membuat ODHA berharap agar kehadirannya diterima baik, berpartisipasi seperti orang normal dalam bersosialisasi serta
mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat. Dukungan dari keluarga dan masyarakat membuat ODHA merasa diterima. Hal ini akan
menumbuhkan konsep diri positif ODHA. Diharapkan pula kepada keluarga ODHA dan masyarakat agar dapat mengubah wawasan mengenai ODHA.
Hal-hal positif mengenai ODHA diatas berguna bagi Bimbingan dan Konseling karena berkaitan dengan mempelajari perubahan pribadi pada diri
seseorang, hal ini berkaitan dengan perubahan konsep diri dari positif ke negatif.
B. IDENTIFIKASI KASUS