2. Penentuan dosis asetosal
Dosis asetosal sebesar 325 mg per hari adalah dosis tertinggi yang direkomendasikan untuk terapi antitrombotik pada manusia. Dosis ini kemudian
dikonversikan ke dosis untuk tikus berat 200 gram dengan bilangan konversi 0,018. Perhitungan konversi tersebut adalah sebagai berikut:
Konversi dosis manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018
Dosis antitrombotik asetosal tikus 200 g = 0,018 X 325 mg
= 5,85
mg 200
g BB
= 29,25
mgkg BB.
3. Penyarian bawang putih
Siung bawang putih dilumat dengan blender kemudian diperas. Hasil perasan yang sudah terpisah dari ampaslah yang digunakan untuk perlakuan
perasan bawang putih selama penelitian. Dari hasil perasan tersebut dihitung konsentrasi bawang putih yang didapat untuk menentukan volume pemberian
bawang putih kepada hewan uji. Pembuatan bawang putih dilakukan dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok menggunakan siung bawang putih sebanyak
100 gram. Hasil sari bawang putih dari masing-masing kelompok adalah 21, 27 dan 30 ml. Rata-rata hasil sari bawang putih dari ketiga kelompok adalah
3 30
27 21
+ +
= 26 ml. Jadi 100 gram siung bawang putih setara dengan 26 ml sari bawang putih dan 1 ml bawang putih setara dengan 3,846 gram siung bawang
putih. Gambar 9 dan gambar 10 menunjukkan umbi bawang putih yang digunakan dan hasil perasan bawang putih yang digunakan untuk penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 9. Umbi Bawang Putih
Gambar 10. Hasil Perasan Bawang Putih
4. Penentuan dosis bawang putih
Dosis bawang putih menggunakan acuan dari hasil penelitian Banerjee dan Maulik tahun 2002 tentang efek antitrombotik bawang putih pada hewan uji
kelinci. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa penghambatan platelet maksimum terjadi pada dosis 25 dan 100 mgkg BB. Kedua dosis tersebut
dikonversikan ke dosis tikus dengan bilangan konversi 0,25 kemudian dicobakan. Hasil konversi dosis kelinci ke tikus adalah 46,87 mgkg BB dan 187,5 mgkg BB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada uji pendahuluan dengan dosis 187,5 mgkg BB terjadi perdarahan berlebihan pada ekor tikus. Uji pendahuluan dosis 46,87 mg kg BB memberikan hasil rata-
rata waktu perdarahan 112 detik. Berdasar hasil uji pendahuluan tersebut dipilih dosis 46,87 mg kg BB untuk diujikan pada hewan uji tikus pada penelitian ini.
Kemudian untuk mendapatkan peringkat dosis bawang putih dilakukan penurunan dan peningkatan dosis masing-masing sebesar 30. Hasilnya adalah peringkat
dosis 32,81 mgkg BB, 46,87 mgkg BB dan 60,94 mgkg BB.
5. Penentuan selang waktu pemberian asetosal