mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan, dan cara menghadapi tiap-tiap masalah.
7
Harun Nasution mendefinisikan agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap oleh panca indera, namun mempunyai pengaruh yang
besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
8
Agama ialah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan,
permohonan dan membentuk sikap hidup berdasarkan ajaran agama itu.
9
Arifin melihat Islam sebagai agama dari dua aspek, yaitu pertama, aspek subyektif pribadi manusia, ialah tingkah laku manusia yang dijiwai
oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan dengan
masyarakat, dan alam sekitarnya. Maka disini nilai-nilai keagamaan telah membudaya dalam batinnya, dan menjadi rujukan dari setiap orientasi
hidup sehari-hari. Kedua, aspek obyektif doktrinair, berupa peraturan yang bersifat Ilahi yang menuntun orang-orang berakal budi ke arah
ikhtiar, untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia, menuju kebahagiaan di akhirat. Agama Islam disini masih berbentuk doktrin Tuhan, yang
7
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental Jakarta: Bulan Bintang, 1982, cet. ke-3, h. 52.
8
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama Bandung: Pustaka Setia, 2008, h. 14.
9
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h.40.
belum membudaya pada diri manusia melalui tingkah laku dan sikap sehari-hari.
10
Dengan demikian, bisa dipahami bahwa agama adalah sebuah sistem kepercayaan serta praktis dalam mengatur kehidupan manusia supaya
hidup bermoral dengan norma-norma kemasyarakatan dan nilai-nilai kebenaran yang mereka yakini.
Sedangkan pengertian bimbingan agama adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan
dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
11
Bimbingan agama dilaksanakan dalam upaya memberikan kecerahan batin kepada seseorang dalam menghadapi segala
persoalan, dan bimbingan agama yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama individu.
12
Dengan demikian, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa bimbingan agama adalah suatu upaya untuk memberikan bantuan atau
pertolongan kepada seseorang dalam memecahkan segala persoalannya, dengan dilandasi nilai-nilai agama untuk memberikan keteguhan iman agar
seseorang dapat hidup sesuai dengan apa yang telah diajarkan agama Islam.
10
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 14.
11
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam Yogyakarta: UII Press, 2001, cet. Ke-2, h. 4.
12
H. M. Arifin, Pokok-Pokok Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama Jakarta: Bulan Bintang, 1976, h. 25.
2. Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan menurut Ainur Rahim Faqih dalam bukunya Bimbingan dan Konseling Islam dibagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus, a. Tujuan Umum
Membantu individu supaya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
13
b. Tujuan Khusus 1
Membantu individu agar tidak menghadapi masalah. Maksudnya pembimbing berusaha membantu mencegah jangan sampai
individu menghadapi atau menemui masalah.
14
2 Membantu mengatasi masalah yang dihadapi.
15
3 Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan
orang lain.
16
Menurut Hamdan Bakry Adz-Dzikry menjelaskan tujuan dari bimbingan dalam Islam adalah :
a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang dan mendapat pencerahan dari Allah
SWT.
13
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam Yogyakarta: UII Press, 2001, cet. ke-2, h. 36.
14
Ibid, h. 36.
15
Ibid, h. 36.
16
Ibid, h. 36.
b. Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungan
keluarga maupun sosial. c. Untuk menghasilkan kecerdasan emosi pada individu dan berkembang
rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang.
d. Untuk mendapatkan kecerdasan spiritual pada individu, sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada
Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan dalam menerima ujian-Nya.
e. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah sehingga fungsi diri sebagai khalifah dimuka bumi ini dapat terlaksana dengan baik dan benar.
17
Secara substansial tujuan bimbingan agama sifatnya hanya membantu individu atau orang lain dalam mewujudkan cita-cita hidupnya,
yakni kehidupan yang berguna, harmonis dan dinamis serta menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhannya. Oleh karena itu,
selama proses perjalanan hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa dan bermanfaat dalam setiap ruang kehidupan maka setiap
individu senantiasa memerlukan bimbingan dan pengarahan secara terus menerus hingga akhir hayatnya.
18
Dapat dipahami bahwa tujuan dari bimbingan agama adalah membantu individu untuk memahami potensi diri dan kemampuan dirinya
17
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002, h. 221.
18
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 100.
dalam mengatasi
segala permasalahannya
sehingga mampu
mengembangkan dan mengaktualisasi diri serta dapat mengadaptasikan diri dengan lingkungannya secara mandiri, sadar dan sesuai dengan ajaran
Islam.
3. Fungsi Bimbingan Agama
Menurut Dewa Ketut Sukardi, bila ditinjau dari sifat aslinya, layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai :
a. Fungsi Preventif atau Pencegahan, yaitu layanan bimbingan ini dapat berfungsi sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan
terhadap timbulnya masalah. b. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu. c. Fungsi Perbaikan yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan
terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami individu terbimbing.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan yaitu fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dapat membantu para individu dalam
memelihara dan mengembangkan pribadinya secara menyeluruh, mantap, terarah, dan berkelanjutan.
4. Materi Bimbingan Agama Islam
Bimbingan agama merupakan salah satu bidang terpenting seseorang di dalam menjalani kehidupannya baik yang sifatnya keimanan dan juga
kehidupan sehari-hari. Materi dalam bimbingan agama sebagai berikut :