24
bangunan Keraton Kartasura. Pemberontakan baru dapat dipadamkan setelah Paku Buwono II dibantu pasukan VOC menyerbu laskar Cina. Paku Buwono
II berhasil merebut kembali Kerajaan Kartasura yang sebelumnya berhasil diduduki oleh laskar Cina.
Meskipun kembali bertahta, Paku Buwono II merasa Keraton Kartasura sudah tidak layak untuk menjadi pusat kerajaan, sebab menurut
kepercayaan Jawa, keraton yang sudah rusak telah kehilangan wahyu. Setelah melalui berbagai macam pertimbangan, maka desa Solo dipilih untuk menjadi
tempat pengganti Keraton Kartasura yang sudah rusak, Paku Buwono II memberi nama Keraton di Solo dengan nama Keraton Surakarta. Secara resmi
Keraton Surakarta berdiri pada 17 Februari 1745.
15
Setelah pindah dari Kartasura ke desa Sala, nama Sala-pun di ubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Paku Buwono II membangun Keraton secara
tergesa-gesa dan perpindahan ke Keraton Surakarta dilakukan ketika Keraton baru tersebut belum sepenuhnya selesai dibangun. Hanya berselang tiga tahun
setelah menemapati keraton baru tersebut, Paku Buwono II wafat, sehingga penyelesaian pembangunan Keraton Surakarta ditangani oleh raja-raja
selanjutnya. Hingga masa pemerintahan Paku Buwono X keraton Surakarta telah berusia hampir 1,5 abad. bangunan keraton mengalami perkembangan
secara terus-menerus, namun pembagian pelataran atau halaman tidak mengalami perubahan.
16
Setelah Paku Buwono II memindahkan Keraton dari Kartasura ke
15
Sri Winarti, Sekilas Sejarah Keraton Surakarta, Surakarta: Cendrawasih, 2004, hal 16.
16
Dwi Ratna Nurhajarini, dkk, Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta, hal 13.
25
Surakarta, Paku Buwono II harus menyerahkan seluruh daerah pesisir Jawa kepada VOC. Inilah awal terbentuknya keraton Kasunanan Surakarta, dan
sekaligus menandai awal penetrasi kolonial Belanda ke dalam wilayah inti Kerajaan Mataram Surakarta. Karena patih yang seharusnya mengurus
wilayah kerajaan mulai saat itu juga bekerja untuk kepentingan VOC.
17
Walaupun keraton sudah dipindahkan ke Surakarta, tetapi peperangan antara Mataram dengan VOC belum berakhir sampai Sunan Paku Buwono II wafat
dan digantikan oleh Paku Buwono III.
C. Biografi Paku Buwono X
Sri Susuhanan Paku Buwono X adalah putra dari Sinuhun Paku Buwono IX dari permaisuri Raden Ayu Kustijah atau Kanjeng Ratu Paku
Buwono IX. Paku Buwono X dilahirkan pada hari Kamis Legi tanggal 22 Rajab 1795 Jawi atau 29 November 1866 M jam 7 pagi. Nama kecilnya
adalah Raden Mas Gusti Sayidin Malikul Kusna.
18
Beliau dilahirkan sebagai putra ke 30 dari putra-putra Sunan Paku Buwono IX. Kraton menyambut
kelahirannya dengan perasaan bahagia dan penuh kemegahan, karena selama pemerintahan Paku Buwono V sampai dengan Paku Buwono VII, permaisuri
raja tidak melahirkan putra laki-laki. Untuk mengumumkan kelahiran agung ini dibunyikan segala macam bunyian, seperti dibunyikannya meriam di
Panggung Songgobuwono, para abdi dalem niyogo diperintahkan memainkan
17
Hari Mulyadi, dkk, Runtuhnya Kekuasaan “Keraton Alit”Studi Radikalisasi Sosial
“Wong Sala”dan Kerusuhan Mei 1998 di Surakarta. Surakarta: Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan, 1999, hal 20.
18
S. Puspaningrat, Mengenal Sri Susuhanan Paku Buwono X, Surakarta: Cendrawasih, 1996, hal 12.
26
gamelan kodok ngorek di Siti Hinggil.
19
Saat usianya tiga tahun, pada 4 Oktober 1869 beliau dinobatkan sebagai Pangeran Adipati Anom Putra
Mahkota. Setelah dinobatkan sebagai Pangeran Adipati Anom, sang Adipati diberi gelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengkunegoro
Sudibjo Rojo Putro Narendra Mataram Ingkang Kaping V, untuk Kerajaan Surakarta Hadiningrat.
Beliau adalah cucu dari Sinuhun Paku Buwono VI yang membantu Pangeran Dipongoro melawan Belanda. Sunan PB X naik tahta pada 30 maret
1893, Lalu gelarnya setelah naik tahta yaitu: Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Paku Buwono Senopati Ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayyidin
Panatagama Ingkang Kaping X. sebutan gelar “Sayyidin Panatagama” bukan
sebutan tempelan biasa saja tetapi terdapat makna, punya tugas serius bagi seorang raja yang menerima gelar itu. Hal ini berlangsung setelah zaman
kerajaan Demak.
20
Dalam mendidik putranya Sunan Paku Buwono IX sangat keras kepada sang putra digembleng dalam segala ilmu seperti, ilmu kebatinan, ilmu
menuntun ajaran-ajaran Jawa peninggalan leluhur, agar kelak putranya diharapkan tumbuh menjadi manusia yang berbudi luhur, berwatak adil dan
bijaksana, hal penting yang merupakan syarat menjadi seorang Raja. Pendidikan ilmu barat juga diberikan, dengan mendatangkan guru-guru di
19
Purwadi, dkk, Sri Susuhanan Pakubuwono X Perjuangan, Jasa dan Pengabdiannya untuk Nusa Bangsa, Jakarta: Bangun Bangsa, 2009, hal 3.
20
KRT. Kastoyo Ramelan, Sinuhun Paku Buwono X: Pejuang dari Surakarta Hadiningrat, hal 1-3.
27
Keraton, karena semua pendidikan diberikan didalam keraton.
21
Pendidikan yang diikuti Pangeran Adipati Anom diberikan secara Jawa, meliputi berbagai
bidang, antara lain: 1 pengetahuan mengenai kesusutraan, 2 kesenian, 3 keterampilan menggunakan senjata seperti keris, pedang, dan tombak secara
timur, pencak silat dan bermain pedang secar Barat, 4 olahraga seperti berenang dan menunggang kuda, 5 pendidikan dari buku-buku lama dan
ajaran dari ayahnya yang terkumpul dalam serat-serat piwulang Jawa, 6 pengetahuan psikologi, 7 pelajaran bahasa Arab, Melayu, Belanda.
22
Setiap putra-putri raja Mataram, diharuskan menjalani bimbingan dan pendidikan yang keras sejak belia, baik dari orang tua maupun para guru
terpilih yang didatangkan ke keraton. tradisi seperti itu telah terbentuk sejak dahulu, karena para putra raja adalah benteng penjaga kedaulatan kerajaan.
23
Demikian pula dengan Pangeran Adipati Anom. Pendidikan untuk putra mahkota itu dikerahkan kepadanya agar kelak ia dapat memanggku jabatannya
sebagai raja utama. Sunan Paku Buwono X menyadari bahwa syarat untuk menjadi
seorang Raja dituntut untuk menguasai segala ilmu, yang nantinya perlu untuk bekal dalam mengatur kerajaan yang dipimpinnya, baik itu ilmu kebatinan dan
ajaran-ajaran Jawa lainnya sebagai warisan dari leluhur. Segala ilmu-ilmu itu diajarkan didalam Keraton. Dan para guru baik guru yang mengajarkan ilmu
21
R.M Karno, Riwayat dan Falsafah Hidup ingkang Sinuhun Sri Susuhanan Pakubuwono X 1893-1939, hal 24-27.
22
Purwadi, dkk, Sri Susuhanan Pakubuwono X Perjuangan, Jasa dan Pengabdiannya
untuk Nusa Bangsa, hal 5.
23
Darsiti Soeratman, Istana Sebagai Pusat Kebudayaan Lampau dan Kini, Yogyakarta: Pidato pengukuhan Guru Besar UGM, hal 7.
28
Barat maupun ilmu ketimuran datang ke Keraton. Orang-orang yang dianggap sebagai guru yang menuntun hidupnya pertama-tama adalah ayahandanya
sendiri Sinuhun Paku Buwono IX. Jika ayahandanya Paku Buwono IX, digambarkan sebagai Prabu Balodewo, sakti mendroguno, teteg, teguh
pribadinya, maka Paku Buwono X digambarkan sebagai Prabu Yudhistira, asih paramarta lahir batin, wicaksono narendrotomo sang Jayen Katon.
Karena itu setelah Adipati Anom Paku Buwono X naik tahta menadi Raja, beliau menjadi raja yang arif, adil dan bijaksana, seorang Raja yang wicaksono
dan waskito.
24
Ayahanda Sunan Paku Buwono X yaitu Sunan Paku Buwono IX wafat pada hari Jum’at Legi 28 Ruwah Je 1822 atau 16 Maret 1893 M. Setelah
wafatnya Sunan Paku Buwono IX, maka pada hari Kamis Wage tanggal 30 Maret 1893 beliau menggantikan tahta kerajaan, dengan gelar Sinuwum
Kanjeng Susuhanan Paku Buwono X Senapati Ingalaga Abdul Rahman Sayidin Panatagama. Pada tahun 1924, Sunan Paku Buwono X naik pangkat
sebagai Mayor Jenderal oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pemberian pangkat militer diberiakan oleh Belanda kepada raja-raja Jawa telah diberikan sejak
masa pemerintahan Paku Buwono VII, raja pertama kerajaan Surakarta yang memerintah tanpa daerah mancanegara.
25
Paku Buwono X merupakan seorang yang elusif sukar difahami, membingungkan, dan dianggap enteng oleh serangkaian residen dan gubernur
24
R.M Karno, Riwayat dan Falsafah Hidup ingkang Sinuhun Sri Susuhanan Pakubuwono X 1893-1939, hal 35-42.
25
Purwadi, dkk, Sri Susuhanan Pakubuwono X Perjuangan, Jasa dan Pengabdiannya
untuk Nusa Bangsa, hal 7.