Budaya Masyarakat Tradisional Kearifan Lokal

dengan pengeluaran tunai dan pengeluaran yang diperhitungkan termasuk bunga modal. 2. Penghasilan kerja petani operator’s farm labor earning, diperoleh dari pendapatan kerja petani ditambah penerimaan yang diperhitungkan untuk keluarga, misalnya tanaman dan hasilnya untuk keluarga. 3. Penghasilan kerja keluarga family farm labor earning, diperoleh dari penghasilan kerja petani ditambah dengan nilai tenaga keluarga. Ukuran terbaik jika usaha tani dikerjakan oleh petani dan keluarganya. 4. Penghasilan keluarga family income, yaitu penjualan total pendapatan keluarga dari berbagai sumber. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha tani menurut Hernanto 1988 adalah : 1. Luas usaha tani areal tanaman, luas penanaman 2. Tingkat produktivitas produksi perhektar 3. Intensitas pengelolaan jumlah tenaga kerja 4. Efisiensi tenaga kerja

2.6 Masyarakat Tradisional

Karakteristik masyarakat adat atau masyarakat tradisional yang membedakan dengan masyarakat lain yaitu: 1 mereka mendiami tanah-tanah milik nenek moyangnya baik seluruh atau sebagian, 2 mempunyai garis keturunan yang sama, yang berasal dari penduduk asli daerah tersebut, 3 mempunyai budaya yang khas menyangkut agama, sistem suku, pakaian, tarian, cara hidup, peralatan hidup sehari-hari, termasuk untuk mencari nafkah, 4 mempunyai bahasa tersendiri, 5 hidup terpisah dari kelompok lain dan menolak atau bersikap hati-hati terhadap hal-hal baru yang berasal dari luar komunitasnya Keraf 2002.

2.6.1 Budaya Masyarakat Tradisional

Menurut Nugraha dan Murtijo 2005 kearifan budaya masyarakat tradisional desa hutan harus tetap dipertahankan, jika perlu dikembangkan dengan mengakulturasikan sistem tata nilai modern yang arif dengan sistem tata nilai budaya masyarakat sebagai identitas bersama. Sistem budaya arif masyarakat desa hutan yang bisa diakulturasikan dengan konsep-konsep positif modernisasi adalah 1 Pelibatan kelembagaan lokal, 2 Pengadopsian tata nilai arif masyarakat kearifan tradisional, 3 Optimalisasi potensi sumber daya hutan yang didasarkan pada karakteristik setempat.

2.6.2 Kearifan Lokal

Menurut Syafaat 2008 konsep kearifan lokal berakar dari sistem pengetahuan tradisional. Pengetahuan tradisional merupakan informasi dalam suatu masyarakat, berdasarkan pengalaman dan adaptasi terhadap budaya lokal dan lingkungan, telah dikembangkan dari waktu ke waktu, dan terus berkembang. Pengetahuan ini digunakan untuk mempertahankan masyarakat dan budayanya serta untuk mempertahankan sumber daya genetik yang diperlukan untuk kelangsungan hidup masyarakat Hansen Vanfleet 2003. Pengetahuan tradisional juga mencakup sistem kepercayaan yang memainkan peran mendasar dalam kehidupan masyarakat, dimana pengetahuan local memiliki sifat yang dinamis Hansen Vanfleet 2003 . Menurut Damanik 2010 kearifan lokal merupakan hasil akumulasi dari pengamatan dan pengalaman masyarakat dalam proses interaksi yang terus menerus dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Kearifan lokal traditional wisdom adalah sistem sosial, politik, budaya, ekonomi, dan lingkungan dalam lingkup komunitas lokal serta memiliki sifat yang dinamis, berkelanjutan, dan dapat diterima. Kearifan lokal dimanfaatkan untuk menciptakan suatu keteraturan dan keseimbangan antara kehidupan sosial, budaya, dan kelestarian sumber daya alam. Dalam penerapannya, kearifan lokal biasa dalam bentuk hukum, pengetahuan, keahlian, nilai, dan sistem sosial dan etika yang hidup dan berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya Pattiselanno Mentansan 2010. Seluruh kearifan lokal dihayati, dipraktekkan, diajarkan, dan diwariskan dari generasi ke generasi lain yang sekaligus membentuk pola perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dari penjelasan ini maka dapat dirinci bahwa kearifan lokal adalah milik komunitas yang dimiliki dan disebarluaskan secara kolektif bagi semua anggota komunitas yang diketahui dan bahkan wajib diajarkan secara terbuka kepada semua anggota komunitas. Kearifan tradisional juga berarti pengetahuan tradisional yang bersifat praktis sehingga selalu ada berbagai aturan untuk menjalankan aktivitas kehidupan. Kearifan tradisional bersifat holistik karena menyangkut pengetahuan dan pemahaman tentang seluruh kehidupan dengan seluruh relasinya di alam semesta. Kearifan tradisional merupakan aktivitas moral yang dituntun dan didasarkan pada prinsip yang bersumber pada kearifan tradisional. Kearifan lokal bersifat lokal karena terkait dengan tempat yang partikular dan konkrit Keraf 2002.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN