Pendapatan Asli Daerah PAD Dana Perimbangan

Indonesia. Kutai Barat sebagai kabupaten yang baru dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 dan sesuai dengan prinsip penyelenggaraan Otonomi Daerah, perlu menata sistem kebijakan pemerintahannya termasuk dibidang kehutanan secara demokratis yang mengandung prinsip-prinsip transparansi, partisipatif dan bertanggung-jawab serta memiliki sejumlah kewenangan dibidang kepengurusan hutan.

2.5 Anggaran dan Pendapatan Daerah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Berdasarkan UU No.32 Tahun 2004 menyatakan bahwa penyelenggaaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah diarahkan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menopang kegiatan ekonomi masyarakat serta meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan sebagimana arah tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD. Pendapatan daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Sumber Pendapatan terdiri dari : 1. Pendapatan Asli Daerah PAD, yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan penerimaan lain-lain 2. Bagian dana perimbangan , yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus 3. Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat

2.5.1 Pendapatan Asli Daerah PAD

Pendapatan Asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh suatu daerah yang berasal dari sumber-sumber kekayaan di dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Adapun sumber PAD adalah sebagai berikut : 1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah 3. Bagian Laba Usaha Milik Daerah 4. Lain-lain dari PAD yang sah meliputi pendapatan dari penjualan kendaraan bermotor, pendapatan aset dari penjualan aset yang berlebih, pendapatan hasil penjualan barang milik daerah, pendapatan dari jasa giro dan lain-lain. Pajak daerah merupakan suatu bentuk iuran wajib yang dibebankan kepada perorangan dan atau kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah UU No.34 tahun 2000. Pajak daerah dapat berupa pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C, pajak sarang burung walet dan lain-lain. Sedangan retribusi daerah merupakan pungutan yang dilakukan sebagai pembayaran atas jasa untuk kepentingan pribadi. Jenis retribusi daerah yang dapat dimanfaatkan dan dikelola oleh Pemerintah Daerah antara lain retribusi pelayanan persampahankebersihan, parkir di tepi jalan umum, pelayanan pasar, tempat penginapanpesanggrahan villa dan lain-lain.

2.5.2 Dana Perimbangan

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri atas : 1. Dana Bagi Hasil, yang bersumber dari dana bagi hasil pajak dan dana bagi hasil non pajak Sumber daya alam. 2. Dana Alokasi Umum DAU, yang dialokasikan berdasarkan persentase tetentu dari pendapatan dalam negeri bersih yang ditetapakan dalam APBN. 3. Dana Alokasi Khusus DAK, yang dialokasikan dari APBN kepada daerah dalam rangka pendanaan pelaksanaan desentralisasi, untuk : a. Mendanai kegiatan khusus yang ditentukan pemerintah atas dasar prioritas nasional b. Mendanai Kegiatan khusus yang diusulkan daerah. Dana perimbangan ini adalah kelompok sumber pembiayaan pelaksanaan desentralisasi yang alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. dimana tujuan masing-masing jenis penerimaan tersebut saling mengisi dan melengkapi. Perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004. Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi dengan mempertimbangkan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dalam UU No. 33 Tahun 2004 diatur besarnya dana perimbangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dari pungutan sektor kehutanan, sebagai berikut: 1. Dana Bagi Hasil dari penerimaan PBB sebesar 90 sembilan puluh persen untuk daerah dengan rincian sebagai berikut: 16,2 untuk daerah provinsi yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Provinsi 64,8 enam puluh empat delapan persepuluh persen untuk daerah kabupatenkota yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah kabupatenkota, dan 9 sembilan persen untuk biaya pemungutan, 10 sepuluh persen bagian Pemerintah dari penerimaan PBB dibagikan kepada seluruh daerah kabupaten dan kota yang didasarkan atas realisasi penerimaan PBB tahun anggaran berjalan, dengan imbangan sebagai berikut 65 enam puluh lima persen dibagikan secara merata kepada seluruh daerah kabupaten dan kota; dan 35 tiga puluh lima persen dibagikan sebagai insentif kepada daerah kabupaten dan kota yang realisasi tahun sebelumnya mencapaimelampaui rencana penerimaan sektor tertentu. 2. Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 dan Pasal 29, dana bagi hasil dari penerimaan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 merupakan bagian daerah adalah sebesar 20 yang dibagi antara Pemerintah Daerah Provinsi dan KabupatenKota. Dimana 60 untuk KabupatenKota dan 40 untuk Provinsi. 3. Penerimaan Kehutanan yang berasal dari penerimaan Iuran Hak Pengusahaan Hutan IHPH dan Provisi Sumber Daya Hutan PSDH yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan dibagi dengan imbangan 20 dua puluh persen untuk Pemerintah dan 80 delapan puluh persen untuk Daerah. Dimana Dana Bagi Hasil dari penerimaan IHPH yang menjadi bagian Daerah dibagi dengan rincian: 16 enam belas persen untuk provinsi; dan 64 enam puluh empat persen untuk kabupatenkota penghasil. Dan Dana Bagi Hasil dari penerimaan PSDH yang menjadi bagian daerah dibagi dengan rincian: 16 enam belas persen untuk provinsi yang bersangkutan; 32 tiga puluh dua persen untuk kabupatenkota penghasil; dan 32 tiga puluh dua persen dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. 4. Penerimaan Kehutanan yang berasal dari Dana Reboisasi dibagi dengan imbangan sebesar 60 enam puluh persen untuk Pemerintah digunakan untuk rehabilitasi hutan dan lahan secara nasional dan 40 empat puluh persen untuk daerah digunakan untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di kabupatenkota penghasil.

2.5.3 Pendapatan Daerah Lainnya yang Sah