Penyebab Konflik Keagenan Indikasi Moral Hazard dan Adverse Selection dalam Penyaluran Dana Pihak Ketiga (Studi Kasus : Bank Syariah Periode Januari 2012 – Februari 2016)

25 sehingga keuntungan menjadi kecil Manzilati, 2011:289. Batasan yang diterapkan untuk meminimalisir terjadinya masalah keagenan maka lembaga keuangan syariah menerapkan batasan tertentu baik dalam jangka waktu pembiayaan maupun jumlah pembiayaan.

5. Penyebab Konflik Keagenan

Pemilik harus mengendalikan konflik keagenan untuk menghindari permasalahan yang mengganggu kemajuan perusahaan di masa mendatang. Permasalahan keagenan ditelusuri dari beberapa kondisi, seperti penggunaan arus kas bebas free cash flow pada aktifitas yang tidak menguntungkan, peningkatan kekuasaan manajer dalam melakukan over investment, dan consumption of excessive perquisites Jensen, 1986. Dalam hal ini yang dimaksud manajer atau agent adalah pengelola dana atau mudharib sedangkan pemilik perusahaan atau principal adalah shahibul maal. Manajer berperan untuk memaksimalkan pemegang saham namun manajer yang tidak signifikan dalam kepemilikan perusahaan memungkinkan untuk melakukan berbagai hal yang bukan untuk kepentingan pemegang saham Duc Hong Vo dan Van Thanh-Yen Nguyen, 2014: 274. Masalah keagenan antara pemegang saham dengan manajer, potensial terjadi jika manajer memiliki kurang dari 100 saham perusahaan. Karena tidak semua keuntungan akan dapat dinikmati oleh manajer, maka mereka tidak berkonsentrasi pada maksimisasi kemakmuran pemegang saham Brigham dan Daves, 2001. Penunjukkan 26 manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan. Akan memunculkan perbedaan kepentingan dan informasi yang tidak lengkap asymetry information antara pemilik perusahaan principal dengan agen agent. Perbedaan sangat mungkin terjadi karena para agen tidak perlu menanggung resiko sebagai akibat adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis, begitu pula jika mereka tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Resiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh principal. Karena tidak menanggung resiko dan tidak mendapat tekanan dari pihak lain dalam mengamankan investasi para principal, maka agen cenderung membuat keputusan yang tidak optimal Jensen dan Meckling, 1976:5 Pembiayaan mudharabah rentan terhadap resiko kerugian karena 2 faktor yang pertama yaitu faktor internal yang berupa kurangnya SDM yang ahli dalam penerapan pembiayaan syariah khususnya pada pembiayaanmudharabah dan yang kedua faktor eksternal yang berupa kondisi masyarakat yang tingkat kejujurannya dan keamanahannya belum terjamin Muhammad, 2008:2. Dalam pembiayaan mudharabah ini dibutuhkannya keterbukaan antara kedua belah pihak mengenai untung rugi suatu bisnis yang dijalankan, jika nasabah tidak menyampaikan secara transparant tentang hasil yang diperoleh maka aktivitas tersebut menimbulkan masalah keagenan yang berupa adverse seletion maupun moral hazard.

6. Identifikasi Risiko Bank Syariah