25
sehingga keuntungan menjadi kecil Manzilati, 2011:289. Batasan yang diterapkan untuk meminimalisir terjadinya masalah keagenan maka
lembaga keuangan syariah menerapkan batasan tertentu baik dalam jangka waktu pembiayaan maupun jumlah pembiayaan.
5. Penyebab Konflik Keagenan
Pemilik harus mengendalikan konflik keagenan untuk menghindari permasalahan yang mengganggu kemajuan perusahaan di masa
mendatang. Permasalahan keagenan ditelusuri dari beberapa kondisi, seperti penggunaan arus kas bebas free cash flow pada aktifitas yang
tidak menguntungkan, peningkatan kekuasaan manajer dalam melakukan over investment, dan consumption of excessive perquisites Jensen, 1986.
Dalam hal ini yang dimaksud manajer atau agent adalah pengelola dana atau mudharib sedangkan pemilik perusahaan atau principal adalah
shahibul maal. Manajer berperan untuk memaksimalkan pemegang saham namun
manajer yang tidak signifikan dalam kepemilikan perusahaan memungkinkan untuk melakukan berbagai hal yang bukan untuk
kepentingan pemegang saham Duc Hong Vo dan Van Thanh-Yen Nguyen, 2014: 274. Masalah keagenan antara pemegang saham dengan
manajer, potensial terjadi jika manajer memiliki kurang dari 100 saham perusahaan. Karena tidak semua keuntungan akan dapat dinikmati oleh
manajer, maka mereka tidak berkonsentrasi pada maksimisasi kemakmuran pemegang saham Brigham dan Daves, 2001. Penunjukkan
26
manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan. Akan memunculkan perbedaan kepentingan dan informasi yang tidak lengkap
asymetry information antara pemilik perusahaan principal dengan agen agent. Perbedaan sangat mungkin terjadi karena para agen tidak perlu
menanggung resiko sebagai akibat adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis, begitu pula jika mereka tidak dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Resiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh principal. Karena tidak menanggung resiko dan tidak mendapat tekanan dari pihak
lain dalam mengamankan investasi para principal, maka agen cenderung membuat keputusan yang tidak optimal Jensen dan Meckling, 1976:5
Pembiayaan mudharabah rentan terhadap resiko kerugian karena 2 faktor yang pertama yaitu faktor internal yang berupa kurangnya SDM
yang ahli dalam penerapan pembiayaan syariah khususnya pada pembiayaanmudharabah dan yang kedua faktor eksternal yang berupa
kondisi masyarakat yang tingkat kejujurannya dan keamanahannya belum terjamin Muhammad, 2008:2. Dalam pembiayaan mudharabah ini
dibutuhkannya keterbukaan antara kedua belah pihak mengenai untung rugi suatu bisnis yang dijalankan, jika nasabah tidak menyampaikan secara
transparant tentang hasil yang diperoleh maka aktivitas tersebut menimbulkan masalah keagenan yang berupa adverse seletion maupun
moral hazard.
6. Identifikasi Risiko Bank Syariah