Tingkat Bagi Hasil Indikasi Moral Hazard dan Adverse Selection dalam Penyaluran Dana Pihak Ketiga (Studi Kasus : Bank Syariah Periode Januari 2012 – Februari 2016)

37 yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang. 3 Inflasi Diimpor Imported Inflation Inflasi ini dapat juga bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang- barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan- perusahaan atau dalam setiap kegiatan produksi.

11. Tingkat Bagi Hasil

Menurut Veithzal 2008 Tingkat bagi hasil equivalen rate adalah rata-rata tingkat imbalan atas pembiayaan mudharabah dan musyarakah bagi bank syariah pada saat tertentu, dinyatakan dalam prosentase. Equivalen rate juga dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian atas investasi yang telah ditanamkan. Equivalent rate perannya hampir sama dengan bunga pada bank konvensional, yaitu memberikan gambaran seberapa besar tingkat pengembalian atas investasi yang ditanam. Bedanya, bunga langsung diperjanjikan diawal kontrak sebelum investasi berjalan. Sedangkan equivalent rate dihitung oleh pihak bank setiap akhir bulan setelah investasi yang dijalankan memberikan hasil. Nasabah dapat melihat berapa equivalent rate bank bulan lalu untuk memberikan perkiraan berapa equivalent rate bank pada bulan berjalan. Vera Susanti, 2015:114 Variabel tingkat bagi hasil dapat diukur dengan: 38 TBH = ℎ ℎ ℎ × Faktor yang mempengaruhi bagi hasil terdiri dari Antonio, 2001:139 adalah: a. Faktor Langsung 1 Investment rate merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana yang diperoleh LKS. Jika LKS menentukan investment rate 85, hal ini berarti 15 dari total dana adalah sisa dana yang tidak diinvestasikan merupakan dana yang dialokasikan untuk memenuhi likuiditas. 2 Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung menggunakan salah satu metode ini : a Rata-rata saldo minimum bulanan. b Rata-rata saldo harian. Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan, akan menghasilkan jumlah dana aktual yang digunakan. 3 Nisbah profit sharing ratio merupakan rasio yang harus di setujui dan ditentukan pada awal perjanjian antara pihak nasabah dengan pihak LKS. b. Faktor tidak langsung 1 Penentuan butir-butir pendapatan dan pembiayaan mudharabah 39 a LKS dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya. Pendapatan yang “dibagihasilkan” merupakan pendapatan yang diterima dikurangi dengan biaya-biaya lainnya b Jika semua biaya ditanggung LKS, maka hal ini disebut revenue sharing 2 Kebijakan akunting prinsip dan metode Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan kebijakan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan biaya.

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Gross Domestic Product GDP berpengaruh positif terhadap NPF. Penelitian Ranti Wiliasih 2005 menyatakan bahwa meningkatnya GDP mengakibatkan meningkatnya NPF dan didukung oleh penelitian Teti Rahmawati 2010 yang menyatakan bahwa GDP memiliki arah yang positif dan signifikan terhadap NPF. Pengaruh yang positif antara GDP dan NPF mengindikasikan adanya moral hazard, idealnya pada saat GDP meningkat maka terjadi peningkatan transaksi dan aktifitas ekonomi. Sehingga kondisi bisnis pada umunya berada pada kondisi yang lebih baik. Keadaan yang lebih baik tersebut seharusnya akan memberikan dampak positif terhadap hasil yang diperoleh, sehingga apabila meningkatnya GDP akan meningkatkan NPF maka hal tersebut 40 menunjukkan adanya ketidakhati-hatian dalam memberikan pembiayaan sehingga memberikan kesempatan terjadinya moral hazard di sisi nasabah. 2. Inflasi berpengaruh negatif terhadap NPF. Penelitian Teti Rahmawati 2010 menyatakan bahwa inflasi memiliki arah yang negatif signifikan terhadap NPF. Penelitian tersebut didukung oleh Mutamimah dan Siti Nur Zaidah 2012 yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF. Indikasi moral hazard terjadi jika NPF meningkat pada saat tingkat inflasi menurun. Idealnya, ketika harga- harga cenderung turun, maka para mudharib lebih mampu untuk melunasi kewajibannya. Jika pada kondisi ini terjadi kenaikkan NPF maka mengindikasikan adanya moral hazard pada bank syariah karena bank kurang berhati-hati atau kurang monitoring. 3. Kebijakan pembiayaan bank berdasarkan return pembiayaan murabahah MM terhadap pembiayaan mudharabah MPLS berpengaruh positif terhadap NPF, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati 2008 yang menyatakan bahwa return pembiayaan murabahah terhadap pembiayaan mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap NPF. Komposisi return murabahah lebih besar daripada return mudharabah. Hal ini menyebabkan bank syariah lebih fokus terhadap pembiayaan murabahah yang menghasilkan return tinggi. Sedangkan dengan fokusnya bank ke murabahah menyebabkan bank kurang berhati-hati dan kurang melakukan monitoring kepembiayaan mudharabah. Padahal 41 secara teori risiko murabahah lebih kecil dibandingkan dengan risiko mudharabah. Akibatnya, NPF di bank syariah akan meningkat akibat kontribusi NPF yang besar dari pembiayaan mudharabah. Peningkatan return yang diikuti dengan meningkatnya NPF mengindikasikan adanya moral hazard. Dimana adanya ketidakhati-hatian dari bank syariah atau sistem di bank syariah yang memberikan kesempatan terjadinya moral hazard. 4. Kebijakan pembiayaan bank berdasarkan alokasi pembiayaan yang direpresentasikan oleh rasio pembiayaan murabahah RM terhadap pembiayaan mudharabah FM berpengaruh positif terhadap NPF. Penelitian Setyowati 2008 yang menyatakan bahwa alokasi pembiayaan murabahah terhadap pembiayaan mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap NPF. Apabila bank lebih terkonsentrasi terhadap pembiayaan murabahah berdampak pada peningkatan NPF maka bank belum mampu mengatur dan belum optimal dalam melakukan monitoring sehingga pembiayaan yang berisiko rendah pun dapat menyebabkan kredit macet. Maka apabila rasio pembiayaan murabahah terhadap pembiayaan mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap NPF menggambarkan adanya indikasi moral hazard. 5. Tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap NPF, pengaruh yang positif antara bagi hasil dan NPF mengindikasikan adanya advesre selection. Menurut Misnen Ardiansyah 2014 Pemilik dana akan 42 menawarkan rasio bagi hasil yang lebih tinggi kepada mudharib yang memiliki karakteristik tinggi. Karena mudharib dengan karakteristik tinggi akan menghasilkan profit yang besar yang berdampak pada tingginya pendapatan bagi hasil yang akan diterima oleh pemillik dana. Sedangkan untuk mudharib dengan karakteristik rendah, hanya ditawarkan rasio bagi hasil yang rendah juga baginya. Dengan demikian, skema bagi hasil yang ditawarkan oleh shahibul maal merupakan suatu alat seleksi, yang apabila rasio bagi hasil tinggi akan meningkatkan NPF berarti bank tidak dapat mengidentifikasikan risiko terhadap usaha yang akan dibiayainya, dan bank tidak mengetahui secara pasti karakteristik mudharib dan usahanya sehingga memberikan pembiayaan kepada mudharib yang berkarakteristik buruk.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya merupakan kumpulan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya terhadap penelitian yang akan dilakukan ini. Hasil dari penelitian sebelumnya ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian yang akan dilakukan ini. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, ringkasan dari penelitian Tabel 2.2: Penelitian Terdahulu NoNNo Peneliti Judul Metode Variabel Keterangan 1. Mustafa Edwin, Ranti Wilasih Jurnal Ekonomi Profit Sharing dan Moral Hazard dalam Penyaluran Dana Pihak ketiga Bank Umum Error Correction Model ECM 1. Non Performing Financing NPF Y 1 2. Gross Domestic 1. Pada Bank Syariah Mandiri tidak ditemukan indikasi moral hazard dikarenakan pembiayaan BSM 43 dan Pembangun an Indonesia Vol 7, No22007 Syariah di Indonesia Product GDP X 1 3. Rasio rata-rata return PLS terhadap rata- rata return pembiayaan RplsRf X 2 4. Rasio piutang murabahah terhadap pembiayaan PLS X 3 lebih difokuskan pada pembiayaan murabahah sehingga lebih berhati-hati dalam melakukan maintenance terhadap pembiayaan ini.

2. Untuk Bank