32
2 Persyaratan kembali reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan Pembiayaan tanpa menambah sisa pokok
kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank, antara lain meliputi: Perubahan jadwal pembayaran, perubahan jumlah angsuran,
perubahan jangka waktu, perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah atau musyarakah, perubahan proyeksi bagi hasil dalam
pembiayaan mudharabah dan musyarakah, dan pemberian potongan. 3 Penataan kembali restructuring, yaitu perubahan persyaratan
pembiayaan yang antara lain meliputi: penambahan dana fasilitas pembiayaan bank, konversi akad pembiayaan, konversi pembiayaan
menjadi surat berharga syariah berjangka waktu menengah, dan konversi pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara pada
perusahaan yang disertai dengan rescheduling atau reconditioning
9. Gross Domestic Product GDP
GDP adalah produk barang dan jasa total yang dihasilkan dalam perekonomian suatu negara di dalam masa satu tahun. GDP didalamya
merupakan pendapatan faktor produksi milik bangsa Indonesia yang berada di dalam negeri ditambah milik bangsa asing di dalam negeri.
GDP dihitung biasanya dengan menggunakan dua keterangan menurut patokan harga yang dipakai, yaitu :
a. Harga Konstan � ℎ
=
× �� ℎ�� ��
b. Harga Berlaku
33
� ℎ =
�� ℎ�� × ��
Hkx = Harga konstan Hbx = Harga berlaku
IHK = Indeks harga konsumen 100 = Indeks harga konsumen tahun dasar
X = Tahun tertentu GDP nominal atau disebut GDP atas dasar harga berlaku merujuk
kepada nilai GDP tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan GDP riil atau disebut GDP atas dasar harga konstan mengoreksi angka
GDP nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga. GDP dapat dipahami melalui cara perhitungan pendapatan nasional berikut dibawah
ini Triyant o, 1983: 16.
�� = � +
��� = �� − �� = ��� − �
Dimana : GNP = Produk nasional bruto
GDP = Produk domestik bruto NNP = Produk nasional neto
F = Pendapatan neto terhadap luar negeri atas faktor-faktor produksi D = Penyusutan
Nit = Pajak tidak langsung neto, yaitu selisih antara pajak tidak langsung dengan subsidi
34
NI = Pendapatan nasional Y Jika persamaan digabungkan maka didapat persamaan sebagai berikut:
� = �� + � + −
10. Inflasi
Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barang komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi
dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas Karim, 2010:
135 Laju inflasi merupakan tingkat perubahan harga secara umum untuk
berbagai jenis produk dalam rentang waktu tertentu misalnya per bulan, per triwulan atau per tahun. Inflasi diukur dengan tingkat inflasi rate of
inflation yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum Murni, 2006:203.
Persamaannya adalah sebagai berikut: Tingkat harga
t
– Tingkat harga
t-1
x 100 = Rate of Inflation Tingkat harga
t-1
Adapun jenis inflasi dapat dibedakan berdasarkan pada tingkat-tingkat laju inflasi, yaitu Murni, 2006:204:
a. Moderat Inflation Laju inflasinya antara 7 sampai dengan 10 adalah inflasi yang
ditandai dengan harga-harga yang meningkat secara lambat. Umumnya disebut sebagai “inflasi satu digit”. Pada tingkat inflasi
35
seperti ini orang-orang masih mau untuk memegang uang dan menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam bentuk
aset riil. b. Galloping Inflation
Adalah inflasi ganas yang tingkat laju inflasinya antara 20 sampai dengan 100. Yang dapat menimbulkan gangguan-gangguan
serius terhadap perekonomian dan timbulnya distorsi-distorsi besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan uang kehilangan
nilainya dengan cepat, sehingga orang tidak suka memegang uang atau lebih baik memegang barang. Kredit jangka panjang di dasarkan
pada indeks harga atau menggunakan mata uang asing seperti Dollar serta kegiatan investasi masyarakat lebih banyak di luar negeri.
c. Hyper Inflation Adalah inflasi yang tingkat inflasinya sangat tinggi di atas
100. Inflasi ini sangat mematikan kegiatan perekonomian masyarakat. Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan
harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk Berikut Sukirno, 2011:333:
1 Inflasi Tarikan Permintaan Demand Pull Inflation Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian
berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya
menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi
36
mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi. Inflasi tarikan permintaan juga dapat
berlaku pada masa perang atau ketidakstabilan politik yang terus menerus. Dalam masa seperti ini pemerintah berbelanja jauh
melebihi pajak yang dipungutnya. Untuk membiayai kelebihan pengeluaran tersebut pemerintah terpaksa mencetak uang atau
meminjam dari bank sentral. Pengeluaran pemerintah yang berlebihan tersebut menyebabkan permintaan agregat akan
melebihi kemampuan ekonomi tersebut menyediakan barang dan jasa. Maka keadaan ini akan mewujudkan inflasi.
2 Inflasi Desakan Biaya Cost Push Inflation Inflasi ini terutama berlaku dalam masa perekonomian
berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Inflasi ini terjadi bila biaya produksi mengalami kenaikan
secara terus menerus. Kenaikan biaya produksi dapat berawal dari kenaikan harga input seperti kenaikan tarif listrik, kenaikan
BBM, dan kenaikan input lainnya yang mungkin semakin langka dan harus diimpor dari luar negeri. Apabila perusahaan-
perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara
memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran pembayaran yang lebih
tinggi ini. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi meningkat,
37
yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang.
3 Inflasi Diimpor Imported Inflation Inflasi ini dapat juga bersumber dari kenaikan harga-harga
barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang- barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai
peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan- perusahaan atau dalam setiap kegiatan produksi.
11. Tingkat Bagi Hasil