76
Dari segi penyaluran dana perbankan syariah dalam bentuk pembiayaan setiap tahunnya mengalami peningkatan meskipun
peningkatan pembiayaan pada 2 tahun terkahir kian melambat. Dapat dilihat pada grafik dibawah pada tahun 2012 bank syariah menyalurkan
pembiayaan sebesar 147.505 Miliar rupiah, kemudian pada tahun 2013 meningkat sebesar 184.122 Miliar rupah, lalu pada tahun 2014 dan 2015
pembiayaan yang disalurkan yaitu sebesar 199.330 Miliar ripiah dan 212.996 Miliar rupiah.
Gambar 4.2: Perkembangan Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah
Sumber : Otoritas jasa Keuangan data diolah
2. Perkembangan Non Performing Financing NPF
NPF merupakan Indikator yang menunjukkan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non perfoming financing NPF.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan, dapat dilihat grafik Pertumbuhan NPF di bawah ini:
100,000 200,000
300,000
2012 2013
2014 2015
147,505 184,122
199,330 212,996
Pembiayaan yang Diberikan
Pembiayaan yang Diberikan
77
Gambar 4.3: Pertumbuhan NPF
Sumber : Otoritas jasa Keuangan data diolah
Meningkatnya pembiayaan bermasalah NPF menunjukkan adanya perlambatan ekspansi pembiayaan. Grafik di atas menunjukkan bahwa
NPF perbankan syariah cenderung naik setiap tahunnya, dari awal tahun 2014 hingga awal tahun 2016 terjadi peningkatan NPF yang cukup tinggi.
Pada tahun 2013 Triwulan IV tingkat NPF sebesar 3,08 meningkat menjadi 4,86 pada tahun 2014 Triwulan IV, kemudian pada Triwulan
2015 NPF turun menjadi 4,30 . Pembiayaan bermasalah biasanya bergerak secara proporsional dengan pertumbuhan pembiayaan itu sendiri.
Perlambatan pertumbuhan pembiayaan selain dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi juga karena adanya masa transisi pergantian pemerintah
sehingga terdapat kebijakan-kebijakan yang harus disesuaikan pada pemerintahan yang baru. Kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh
bank syariah terhadap nasabah juga menjadi pemicu meningkatnya pembiayaan bermasalah karena size perbankan syariah yang masih kecil
sehingga apabila terdapat satu nasabah yang jatuh maka akan mempengaruhi secara keseluruhan.
78
3. Perkembangan Gross Domestic Product GDP
Gross Domestic Product GDP merupakan ukuran produksi total barang dan jasa dalam suatu perekonomian. GDP yang tumbuh dengan
cepat menunjukkan perekonomian yang berkembang dengan peluang yang melimpah bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Bank Indonesia, dapat dilihat grafik perkembangan GDP dibawah ini:
600,000 640,000
680,000 720,000
760,000 800,000
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I 2012
2013 2014
2015 2016
GDP
Gambar 4.4: Perkembangan Gross Domestic Product
Sumber : Eviews 8 data diolah
Berdasarkan grafik di atas, dapat diihat bahwa perkembangan gross domestic product GDP selalu mengalami peningkatan yang lambat setiap
bulannya, dapat dilihat pada Triwulan IV tahun 2012 GDP menunjukkan angka Rp 647.995,10 lalu meningkat menjadi Rp 683.708,7 pada Triwulan
IV tahun 2013, dan terus meningkat di Triwulan IV tahun 2014 sebesar Rp 717.858,3 hingga pada awal 2016 jumlah GDP mencapai Rp 754.213,2.
Bank Indonesia menyebutkan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2015 terutama didorong oleh peningkatan permintaan
79
domestik, di tengah kontribusi sektor eksternal yang menurun. Dari sisi permintaan domestik, peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama
didorong oleh meningkatnya peran Pemerintah, baik dalam bentuk konsumsi pemerintah maupun investasi infrastruktur.
4. Perkembangan Inflasi